Share

248. Harapan yang Busuk

Penulis: prasidafai
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-23 22:24:33

Untuk sesaat Sydney membeku, kemudian dia segera menyadarkan dirinya.

“Apa kau menanyakan hal yang sama seperti ini pada Vienna sebelum menceraikanku yang sedang koma? Dan, kau masih memiliki muka untuk kembali padaku?” cibir Sydney, menyayat dan menampar tanpa ampun. “Kau menjijikkan, Lucas!”

Tanpa menunggu balasan dari seberang, Sydney langsung mematikan telepon.

Lalu detik berikutnya, Sydney mengetuk layar ponsel beberapa kali untuk memblokir nomor Lucas dengan tangan bergetar.

Sydney membanting ponsel ke sofa. Darah dalam tubuhnya sudah mendidih sampai ke ubun-ubun.

Dada wanita itu naik-turun cepat dan urat di lehernya menegang. Untuk beberapa saat, Sydney hanya berdiri mematung di tengah ruangan.

Baru kali ini Sydney merasa murka meluap melebihi batas kesadarannya selama dia hidup.

“Pertanyaanmu itu sama saja seperti kau sedang melempar kotoran ke wajahku!” seru Sydney seolah Lucas ada di hadapannya.

Kepala Sydney terasa berputar, dan perlahan, kilasan masa lalu menghantam balik
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   248. Harapan yang Busuk

    Untuk sesaat Sydney membeku, kemudian dia segera menyadarkan dirinya.“Apa kau menanyakan hal yang sama seperti ini pada Vienna sebelum menceraikanku yang sedang koma? Dan, kau masih memiliki muka untuk kembali padaku?” cibir Sydney, menyayat dan menampar tanpa ampun. “Kau menjijikkan, Lucas!”Tanpa menunggu balasan dari seberang, Sydney langsung mematikan telepon.Lalu detik berikutnya, Sydney mengetuk layar ponsel beberapa kali untuk memblokir nomor Lucas dengan tangan bergetar.Sydney membanting ponsel ke sofa. Darah dalam tubuhnya sudah mendidih sampai ke ubun-ubun.Dada wanita itu naik-turun cepat dan urat di lehernya menegang. Untuk beberapa saat, Sydney hanya berdiri mematung di tengah ruangan.Baru kali ini Sydney merasa murka meluap melebihi batas kesadarannya selama dia hidup.“Pertanyaanmu itu sama saja seperti kau sedang melempar kotoran ke wajahku!” seru Sydney seolah Lucas ada di hadapannya.Kepala Sydney terasa berputar, dan perlahan, kilasan masa lalu menghantam balik

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   247. Panjang Umur

    “Jangan lupa yang tadi aku katakan, Zya. Tolong proses pengunduran diri Pak Roman sesuai SOP. Tidak perlu perlakuan khusus, cukup sesuai porsinya,” pesan Sydney di ujung panggilan telepon dengan tegas. Begitu telepon ditutup, Sydney mendesah pelan dan meletakkan ponsel di atas meja. Lalu, dia menyandarkan punggung ke kursi kerja. Ruangan itu sunyi, hanya suara jam dinding yang berdetak pelan menemani Sydney berpikir. Wanita itu menatap langit senja di luar jendela, semburat oranye menyapu kaca dengan lembut. Sydney masih terusik di dalam hati. Belum ada kabar tentang Vienna. Apakah wanita yang tengah berada di rumah sakit itu tahu bahwa Roman telah mengundurkan diri? Atau mungkin Roman juga tidak memberitahunya? Sydney mendengkus kasar. Kalau benar begitu, lucu sekali. Selama ini mereka kompak dalam merencanakan hal busuk. Lalu salah satunya justru ditinggal diam-diam oleh rekan sekutu sendiri. “Apa yang akan kau lakukan, Vienna?” tanya Sydney pada dirinya sendiri, seolah

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   246. Meniru Siapa?

    “Oh, Jade, tiduran yang benar! Bagaimana bisa kau menyusu dengan posisi badan seperti itu!” tegur Morgan, suaranya menggema pelan di kamar si kembar yang diterangi cahaya siang yang lembut.Sydney menoleh dari balik rambutnya yang tergerai ke bantal dan menatap pemandangan paling lucu sekaligus kacau dalam hidupnya.Dua bayi kembar yang sibuk menyusu di dadanya sambil melakukan gerakan akrobatik ala toddler.Mereka berempat tengah bersantai bersama setelah Sydney dan Morgan pulang dari kantor saat jam makan siang.“Dan kau, Jane, jangan menarik rambut mamimu seperti itu, apalagi mencakar wajahnya!” Morgan menambahkan sambil mengangkat alis, menunjuk si kembar yang kini malah terlihat makin senang bermain-main dengan wajah Sydney.Jade dan Jane justru tertawa cekikikan. Si sulung, Jade, bahkan memiringkan kepalanya dengan posisi kaki nyaris di kepala adiknya, membuat Morgan memutar bola mata sambil geleng-geleng.“Kalian ini menir

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   245. Bermesraan dengan Pasangan

    Keesokan harinya.“Kau tidak perlu minta maaf atas tindakan Vienna kemarin, Darling. Apalagi sampai perlu repot datang ke sini, saat kita bisa menikmati pagi bersama di ranjang,” gerutu Morgan sambil membuka pintu ruang rapat Zahlee Entertainment.“Tentu saja perlu, Honey.” Sydney yang berjalan di sebelah Morgan langsung menepuk lengan suaminya pelan. “Ini Zahlee Entertainment, bukan Poseidon Exports, apalagi La Lancia Nera. Aku harus meluruskan kesalahpahaman.”Sydney mengedipkan sebelah matanya.Tak ayal, Morgan menunduk menyembunyikan senyum karena Sydney terlihat sangat cantik pagi ini. Kemudian pria itu mendorong pintu lebih lebar. “Ada apa dengan perusahaanku?” Morgan terkekeh kecil penuh tatapan jahil.Sydney mendengkus kasar dan menggeleng. Alih-alih menjawab Morgan, wanita itu segera masuk ke ruang rapat.Kehadiran mereka berdua langsung menyita perhatian seluruh jajaran direk

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   244. Bukti Rekaman

    “Aku tidak akan membiarkan kau menyentuh Sydney walaupun itu hanya satu jari kotormu!” kecam Morgan menunjuk Vienna yang masih merintih kesakitan di lantai. Kemudian pria itu perlahan berlutut di depan Sydney yang masih duduk tenang di atas sofa, seolah ingin memastikan wanita itu sungguh baik-baik saja. Morgan mengangkat tangan besarnya dan menangkup rahang Sydney dengan lembut. Dia menatap lekat dan tidak berkedip, menelusuri setiap jengkal wajah wanita yang baru saja hampir disakiti di depan matanya sendiri. Namun Morgan terdiam sesaat. Pria itu tidak mendapati apa yang sempat dia takutkan. Tidak ada trauma di mata Sydney, maupun luka dan ketakutan. Hanya ketenangan yang bahkan membuat dada Morgan sedikit sesak karena kagum. “Kau wanita yang sangat kuat, Darling. Aku saksi betapa tangguhnya dirimu selama ini. Kau tidak selemah yang mereka katakan,” ucap Morgan penuh kebanggaan. Sydney tersenyum tipis. “Aku sudah bilang pada Bibi Layla untuk tidak menghubungimu,” balas

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   243. Jangan Takut

    “Duduklah. Pilih saja sofa yang menurut kalian paling nyaman.” Sydney mempersilakan. “Asal jangan merebut milik orang lain.” Vienna menoleh tajam sambil mengernyitkan dahi. Dan Sydney membalas tatapan tidak ramah itu dengan tersenyum lebar. Tidak ingin terlalu lama di mansion yang mengeluarkan aura gelap ini, Roman menarik Vienna untuk duduk. Mereka memilih sofa di hadapan Sydney. Masih terlihat jelas amarah dan kesal yang menghiasi wajah keduanya. Sementara Sydney duduk dengan tenang. Dia bersandar santai di kursi besar berwarna abu gelap sambil melipat tangan di depan dada. Sydney memberikan tatapan menusuk pada Vienna dan Roman, menunggu siapa di antara mereka yang cukup berani untuk mulai bicara lebih dulu. Roman sibuk merogoh tas kulit yang diletakkan di lantai. Kemudian dia menarik sebuah map tebal berwarna hitam, lalu melemparkannya kasar ke atas meja kaca. Brak! Sydney berkedip pelan. Dia menundukkan pandangan untuk menatap map itu tanpa mengubah posisi duduk.

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   242. Itu Tindakan Ilegal

    “Di kamar, Nyonya,” jawab Layla bersikap waspada. “Saya sudah meminta Celia dan Miran untuk tidak membawa mereka keluar. Saya juga sudah menyuruh semua pekerja mansion untuk tidak memanggil Nyonya Sydney dengan panggilan ‘Nyonya’ selama Ibu Vienna dan Pak Roman ada di sini.” Bukan tanpa alasan Layla menjadi senior dan dipercaya cukup lama oleh Morgan. Wanita paruh baya yang kadang bermulut pedas itu memang cepat tanggap. Sydney mengangguk-angguk, sedikit lega. Walaupun masih bingung dengan situasi yang tengah terjadi, setidaknya si kembar aman. “Terima kasih, Bibi,” ucap Sydney pelan. “Aku akan menemui mereka sebentar lagi.” Wanita itu menarik napas panjang, mencoba mengatur detak jantung yang melambung. Sydney sadar tekanan yang dia rasakan bukan hanya datang dari dua tamu tidak diundang itu, tetapi juga dari apa pun yang mereka bawa bersama niat kedatangan mereka. “Apa ada lagi yang bisa saya bantu, Nyonya? Tuan Morgan menitipkan Anda pada saya. Lagi pula … bisa-bisanya w

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   241. Tidak Sepenuhnya

    Dua hari kemudian sekitar pukul sembilan. Zya yang baru saja mengawasi ruangan Vienna, menelepon Ken sambil berjalan menjauh.Sesekali mata wanita itu melirik ke sana ke mari, memastikan tidak ada yang sedang mengawasinya. Di dunia kerja, seseorang tidak pernah tahu siapa yang sebenarnya teman dan lawan.Ken mengangkat panggilan Zya, tepat setelah wanita itu masuk ke dalam ruang kerjanya yang sudah pasti aman. Meskipun begitu, Zya masih saja berbicara pelan berbisik.“Pak Ken,” sapa Zya sambil duduk di kursinya dan membuka layar komputer. “Ibu Vienna mendapat alamat mansion Ravenfell setelah mendesak Pak Lucas. Dia sedang bersiap-siap pergi ke sana. Saya tidak bisa memberitahu ini langsung pada Nona Sydney.”Sejak pertemuan mereka malam itu di restoran, Zya dan Ken memang semakin ketat mengawasi pergerakan Vienna. Cukup sekali Sydney harus menghadapi Vienna sendirian.Zya juga tidak akan mampu menangani kemarahan Morgan jika dia melakukan

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   240. Tidak Punya Ibu

    “Apakah Jade dan Jane juga selucu ini saat masih di kandungan?” tanya Sydney tiba-tiba sambil menatap lekat potret hasil USG yang masih dia genggam sejak keluar dari ruang dokter. Cahaya senja menyelinap lewat jendela mobil, menyorot lembut gambar dua janin mungil yang tampak seperti tengah saling bersandar. Mereka sedang dalam perjalanan menuju mansion. Morgan tidak langsung menjawab. Dia hanya menoleh dengan raut wajah datar, tidak seperti biasanya. “Bukan untuk membandingkan, Honey. Aku hanya ingin tahu, selucu apa mereka saat masih dalam kandungan.” Sydney segera mengubah kalimat pertanyaannya, seolah menyadari bahwa ada yang salah dengan kalimat sebelumnya. “Aku tahu,” sahut Morgan akhirnya. Tanpa berkata lagi, pria itu merangkul Sydney dan menarik tubuh sang istri agar bersandar di bahunya. Morgan menarik napas panjang sebelum bersuara lagi. “Hanya saja, pertanyaanmu mengingatkanku betapa Jade dan Jane tidak diinginkan oleh ibu kandungnya sendiri.” Sydney membisu. D

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status