Share

404. Lipstik Merah Terang

Author: prasidafai
last update Huling Na-update: 2025-07-28 13:17:46
“Tidak ada siapa pun di sini?” Morgan bertanya ke udara kosong.

Mata pria itu menyisir cepat setiap sudut ruang belajar anak yang sepi dan terlalu rapi untuk ukuran tempat yang biasa dipakai Jade dan Jane bermain.

Tidak ada suara maupun tawa. Bahkan, tidak ada remah biskuit di karpet.

Ruangan yang Morgan siapkan sendiri sejak si kembar pertama masuk komunitas batita itu, kini hanya menyisakan sunyi dan perasaan tidak menyenangkan yang menghantam dadanya.

Morgan memijat pelipis, mencoba berpikir jernih, tetapi amarahnya sudah lebih dulu menguasai kepala.

Langkah-langkah tergesa terdengar dari arah lorong.

Layla muncul dengan napas sedikit memburu.

“Tuan Morgan,” sapa Layla sopan, meskipun wajahnya menunjukkan kegelisahan.

Morgan menoleh cepat.

Begitu melihat Layla, Morgan bertanya, “Di mana Sydney dan anak-anak? Apa mereka ada di kamar?!”

Layla menunduk, tidak berani menatap pria itu. “Maaf, Tuan. Tidak. Mereka ... tidak ada di mansion sejak satu jam lalu.”

“Apa?!”
prasidafai

~3 Hari Lagi~ Giveaway Spesial Pembaca Setia Cara ikutan giveaway: Buat postingan di igeh tentang kesan-kesan kamu selama membaca cerita Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa, lalu tag aku @prasidafai. Akun kamu jangan diprivat ya, biar notif tag-nya masuk di aku. Periode giveaway 11-31 Juli 2025, pemenang akan diumumkan di igeh aku. Berhadiah total 300 ribu untuk 3 pemenang (masing-masing pemenang mendapatkan 100 ribu). Sayang banget kalau gak ikutan, kan? Good luck yaw! :)

| 2
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   406. Kartu Keluarga

    “Tapi Mami Sydney adalah ibu yang memberikan kalian kehidupan sejak hari pertama kalian dilahirkan. Jika Mami tidak datang, kita mungkin tidak akan melihat Sereia dan Zaleia juga,” lanjut Morgan sambil menatap si kembar pertama.“Adik?” sahut Jade dan Jane pelan hampir bersamaan.Morgan mengangguk.Kata-kata Morgan seketika meluruhkan udara yang tadinya penuh ketegangan.Napas Sydney tercekat. Matanya berkaca-kaca.Kalimat Morgan bukan hanya menyelamatkan hati anak-anak, tetapi juga hati Sydney yang sudah terlalu sering disayat masa lalu.Sydney menunduk, tidak sanggup berkata apa-apa.Morgan mendekat dan dengan gerakan lembut, mengambil Jane dari pelukan Sydney.“Ke sini, Sayang,” ucap Morgan seraya mengangkat tubuh mungil Jane ke gendongannya.Gadis kecil itu langsung menyembunyikan wajahnya di dada sang ayah.Sementara itu, Jade tanpa suara mendekat dan memeluk kaki Sydney dengan sekuat tenaga.Tubuh kecil Jade masih gemetar, tetapi wajahnya terlihat lega.Sydney membungkuk dan men

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   405. Seperti Binatang Liar

    "Awww, sakit, Jane!" Erica berteriak kencang sambil berusaha melepaskan gigitan kecil di pahanya. Tangan Erica meraba-raba udara, mencari keseimbangan, tetapi tetap kehilangan kendali atas emosi dan tubuhnya sendiri. Sydney menghela napas panjang. Dia tahu ini harus segera dihentikan. Sydney mengulurkan tangan dan menyentuh bahu Jane dengan lembut. "Cukup, Sayang,” pinta Sydney sambil menahan darah dalam tubuhnya yang juga sudah mendidih. Namun Jane tidak bergeming. Tubuh mungil itu tetap menempel pada Erica seperti lem. Napas Jane terdengar berat dan wajahnya merah padam. Jane biasanya selalu mendengar perkataan Sydney, tetapi karena anak itu terlalu emosi, dia tidak mendengar kalau sang ibu memintanya berhenti. Erica yang sudah kalang kabut, akhirnya melayangkan tangan untuk mencubit lengan Jane. "Cepat lepaskan!" desis Erica. "Jane!

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   404. Lipstik Merah Terang

    “Tidak ada siapa pun di sini?” Morgan bertanya ke udara kosong. Mata pria itu menyisir cepat setiap sudut ruang belajar anak yang sepi dan terlalu rapi untuk ukuran tempat yang biasa dipakai Jade dan Jane bermain. Tidak ada suara maupun tawa. Bahkan, tidak ada remah biskuit di karpet. Ruangan yang Morgan siapkan sendiri sejak si kembar pertama masuk komunitas batita itu, kini hanya menyisakan sunyi dan perasaan tidak menyenangkan yang menghantam dadanya. Morgan memijat pelipis, mencoba berpikir jernih, tetapi amarahnya sudah lebih dulu menguasai kepala. Langkah-langkah tergesa terdengar dari arah lorong. Layla muncul dengan napas sedikit memburu. “Tuan Morgan,” sapa Layla sopan, meskipun wajahnya menunjukkan kegelisahan. Morgan menoleh cepat. Begitu melihat Layla, Morgan bertanya, “Di mana Sydney dan anak-anak? Apa mereka ada di kamar?!” Layla menunduk, tidak berani menatap pria itu. “Maaf, Tuan. Tidak. Mereka ... tidak ada di mansion sejak satu jam lalu.” “Apa?!”

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   403. Berbagi dengan Adil

    Sydney tahu Morgan tidak bisa melihat ekspresinya di seberang sana, tetapi wanita itu tetap mengangguk pelan.Gerakan kecil itu seperti sedang menjawab pertanyaan yang hanya Sydney sendiri yang mengerti.Dengan lembut, Sydney menepuk-nepuk punggung Sereia yang sudah tertidur di pelukannya, berharap keresahannya tidak sampai menular ke bayi mungil itu.“Akhir-akhir ini banyak yang kita bicarakan sebelum tidur.” Morgan membuka suara, terdengar berat, seperti baru saja meneguk sesuatu yang pahit. “Tentang perusahaan kita, konflik-konflik bodoh di sekitar kita, dan semua tekanan yang kita hadapi ... dan untuk hal ini, aku memang lupa. Aku minta maaf, Darling.”Sydney menarik napas dalam-dalam, seolah sedang mencoba mendorong jauh-jauh sesak yang menempel di dadanya.Sydney mendengar suara gaduh di latar Morgan meredup perlahan.Tampaknya, pria itu menyingkir dari keramaian.“Miss Erica,” lanjut Morgan setelah jeda singkat. “

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   402. Guru Les

    Sementara itu di mansion, Sydney sedang menemani Jade dan Jane menyiram tanaman hias di halaman belakang.“Jangan terlalu banyak menyiram mereka, Sayang. Secukupnya saja,” ucap Sydney sambil berjongkok di antara Jade dan Jane yang sibuk mengguyur bunga dengan penyiram tanaman kecil mereka.Sereia dan Zaleia duduk manis di stroller, diletakkan tidak jauh dari pagar tanaman rambat di sudut halaman belakang mansion.“Kenapa?” tanya Jade dengan dahi berkerut, suara kecilnya terdengar kritis, seperti sedang mempertanyakan logika hidup.Sydney menggigit bibir bawahnya, berpikir sejenak untuk mencari analogi yang mudah dimengerti oleh anak usia hampir tiga tahun itu.“Umm …” Sydney mulai perlahan, lalu tersenyum. “Bayangkan jika Mami terus menyuruhmu makan, padahal perutmu sudah penuh. Makanan yang masuk hanya akan membuatmu sakit, bukan?”Jade membulatkan mulutnya dan mengangguk mantap, seperti baru menemukan penemuan besar dalam hidup

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   401. Hanya Kau yang Bertahan

    “Si Tua sengaja melakukan itu, Morgan,” ucap Jerry dengan tatapan menusuk. “Jika kau sadar, beberapa anak yang tumbuh bersamamu di Keluarga Draxus merupakan darah dagingnya, dari beberapa wanita berbeda.” Morgan mematung. Urat di pelipisnya menegang. Pria itu menyipitkan mata dan bertanya lantang, “Apa?!” “Ini rencana jangka panjang Si Tua.” Jerry melanjutkan dengan lirih sekaligus tajam. “Tapi mereka semua gugur. Tidak satu pun mencapai standar minimum Keluarga Draxus. Mereka berakhir di pemakaman yang ada di belakang rumah Si Tua.” Jerry menyeringai penuh kegetiran yang mulai merayap ke dadanya setiap dia membahas Si Tua. “Hanya kau yang bertahan. Bahkan saat aku datang dan berusaha menjadi murid terbaiknya, dia bilang aku tetap tidak bisa melampauimu.” Jerry sedikit memiringkan kepalanya. “Sialan! Si Tua memang pantas mati!” Morgan berdiri tiba-tiba dan melangkah menjauh beberapa langkah. Suasana ruangan itu mendadak sesak meski udara dingin terus dipompa dari ventilas

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status