Share

Bab 88

Author: A mum to be
last update Last Updated: 2025-09-23 14:51:03

"Pergi saja," ulang Sean dengan suara lebih tegas, tatapannya menusuk ke arah Adrian.

Alya membelalak, kaget mendengar ucapan suaminya. Ia refleks meraih lengan Sean, mencoba mencari kejelasan di balik keputusan yang terdengar aneh itu.

"Sean?" bisik Alya dengan suara nyaris tak terdengar.

Sean menatap Alya dalam-dalam, mencoba menyalurkan ketenangan lewat matanya. Ada luka yang berputar dalam sorotnya, namun di atas semua itu, ada ketegasan yang tak tergoyahkan.

Sementara Adrian, yang semula sempat terdiam sejenak, kini tersenyum lebar. Wajahnya berbinar penuh kemenangan, seolah baru saja mengalahkan musuh bebuyutannya dalam sebuah pertarungan tak kasatmata. Ia bahkan tertawa kecil, menepuk ringan bahu Rey yang berdiri di sampingnya sambil menggenggam boneka kecil di tangannya.

"Bagus," gumam Adrian, suaranya terdengar puas. "Akhirnya kau mengerti juga, Sean."

Alya masih terpaku, masih menggenggam lengan Sean dengan erat, mencari sandaran di tengah kebingungan yang membanjiri pikiran
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Ibu Susu Untuk Bayi Tuan Sean   Bab 155

    “Ruelle, sayang… Mama di sini, ya. Dengar suara Mama, kan?” Suara Alya bergetar, hampir tenggelam oleh bunyi mesin infus yang berdetak pelan di sisi ranjang. Udara ruang ICU anak itu dingin, menusuk hingga ke tulang. Namun bagi Alya, yang kini menggenggam tangan kecil putrinya erat-erat, dunia serasa berhenti berputar. Malam sudah berganti pagi. Cahaya matahari menembus tirai tipis di balik kaca besar, membentuk semburat lembut di wajah pucat Ruelle. Anak itu masih lemah, tapi tidak lagi demam. Oksigen sudah dilepas, dan matanya sempat terbuka sesaat sebelum kembali terlelap. Alya belum tidur sedikit pun. Rambutnya acak-acakan, mata sembab, tapi ia tidak peduli. Setiap napas kecil Ruelle adalah doa baginya.&n

  • Ibu Susu Untuk Bayi Tuan Sean   Bab 154

    Suara alarm monitor masih terngiang di kepala Alya bahkan setelah ruangan mendadak sunyi. Ia tak tahu sudah berapa lama waktu berlalu sejak perawat dan dokter berlarian masuk. Tangannya gemetar hebat, sementara Sean berdiri di sampingnya dengan wajah tegang, rahangnya terkunci, matanya menatap kosong ke arah pintu.Ketika akhirnya suara langkah kaki keluar dari dalam ruangan, Alya hampir tak bisa berdiri. “Bagaimana anak saya, Dok?” suaranya parau, hampir tak terdengar.Dokter menatap mereka dengan ekspresi lelah. “Kami sudah berhasil menstabilkan kondisinya. Tapi untuk saat ini, kami pindahkan ke ruang ICU anak agar bisa dipantau lebih intensif.” Kedua bahu Alya langsung ambruk dalam pelukan Sean. Napasnya terputus-putus di antara tangis lega yang sekaligus masih menyimpan ketakutan besar.&nb

  • Ibu Susu Untuk Bayi Tuan Sean   Bab 153

    Seharusnya jadwal kepulangan Alya dari Lombok adalah lusa. Namun, rasa rindunya pada rumah sudah tak terbendung lagi. Jadilah dia memohon pada panitia untuk merampungkan kegiatan lebih cepat. Entah kenapa perasaannya kali ini tidak baik-baik saja. Mungkin karena memang pertama kali meninggalkan keluarga barangkali. Alya meletakkan jari telunjuknya di depan bibir begitu melihat Bu Rina menyambut kedatangannya di balik pagar rumah. Perempuan itu memberikan kode agar asisten rumah tangganya tersebut tidak terlalu terkejut.“Mereka di mana, Bu?” tanya Alya setengah berbisik.Sambil tersenyum Bu Rina menjawab, “Masih seliweran di ruang tamu, Nyonya.”Alya mengangguk lalu menyerahkan kopernya pada petugas keamanan yang sedang berjaga lalu berkata, “Nanti oleh-oleh kalian di plastik biru ya. Kopernya

  • Ibu Susu Untuk Bayi Tuan Sean   Bab 152

    “Aku berangkat dulu, ya, Sayang.” Suara Alya terdengar dari depan pintu ruang kerja Sean. Ia berdiri sambil memegang map tebal berisi proposal kegiatan universitas yang akan ia presentasikan. Rambutnya diikat rapi, wajahnya tampak segar meski semalaman ia begadang menyusun materi.Sean yang duduk di depan laptop, menoleh pelan. “Meeting lagi?”“Ya, kali ini sama pihak universitas dan sponsor lokal. Kalau lancar, minggu depan aku ke Lombok buat survei lokasi.”Sean menghela napas kecil. “Padahal kau baru dua minggu sibuk terus. Aku bahkan lupa terakhir kali kita sarapan bersama.”Alya tersenyum lembut, lalu mendekat dan mencium pipi suaminya. “Nanti malam aku akan masak yang kau suka, janji.”“Kalau aku tidak ketiduran sebelum makan malam,” gumam Sean, setengah menggoda, setengah sungguh-sungguh.&n

  • Ibu Susu Untuk Bayi Tuan Sean   Bab 151

    “Kami mau ikut!” rengek Ruelle. “Kata Mama malam tadi boleh ikut!”Alya menunduk, mencoba menenangkan dengan senyum lembut. “Sayang, Mama belum bisa bawa kalian kali ini. Lagian mama Cuma ke kampus. Tidak pergi jauh.”“Tapi Mama bilang janji!” seru Renzo dengan mata berkaca-kaca.Sean menghampiri, berjongkok di depan mereka. “Renzo, Ruelle, dengar Daddy ya. Mama pergi cuma sebentar. Kalian tunggu di rumah sama oma dan Nenek Rina, nanti Mama pulang bawa oleh-oleh.”“Tapi aku tidak mau Mama pergi…” suara Ruelle makin pelan, nyaris seperti bisikan. Alya berlutut, memeluk keduanya erat. Aroma tubuh mereka menyesak di dadanya, membuat matanya berair. “Mama harus pergi menolong teman-teman kecil yang sedang sedih, Sayang. Kalian anak baik, kan?”Renzo mengangguk pelan, tapi air matanya jatuh

  • Ibu Susu Untuk Bayi Tuan Sean   Bab 150

    “Mama, Daddy, lihat ini!” seru Rey, suaranya riang tapi napasnya agak tersengal. Bocah itu berlari kecil ke arah mereka, membawa kertas gambar yang penuh warna.Alya tersenyum dan menepuk pahanya, mempersilakan Rey duduk di pangkuannya. “Gambar apa ini, Sayang?” tanyanya lembut.Rey membentangkan kertasnya dengan bangga. “Keluarga kita! Nih, yang ini Mama dan Daddy,” ujarnya sambil menunjuk dua sosok paling besar di tengah halaman. “Terus ini aku, Leon, Renzo, Ruelle.”Sean yang berdiri di belakang Alya mencondongkan tubuhnya, menatap hasil gambar putranya itu dengan senyum tipis. “Wah, bagus sekali. Kau gambar sendiri semua ini?”“Iya!” jawab Rey antusias. “Oh, ini juga ada kakek buyut, oma, opa, dan tante Sel.” Alya nyaris meneteskan air mata melihat betapa lengkapnya keluarga kecil itu di atas sel

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status