Home / Rumah Tangga / Ibu Susu untuk Madu Suamiku / 182. Tidak Ada Perceraian

Share

182. Tidak Ada Perceraian

last update Last Updated: 2025-05-18 15:06:00

“Kira….” Suara Kai kembali terdengar lirih. “Aku tahu aku banyak salah. Tapi percayalah, aku menyesal. Aku nggak pernah benar-benar ingin kehilanganmu.”

Kira tercenung sesaat, tapi kemudian ia mengembuskan napas kasar sambil menaruh sendok ke atas mangkuk hingga menimbulkan suara yang cukup kencang.

“Aku sudah kenyang,” ucap Kira sambil berdiri, ia mengeluarkan selembar uang lima puluh ribuan dari dalam dompetnya, dan menaruhnya tepat di hadapan Kaisar. “Untuk buburku. Aku nggak minta kamu yang bayar.”

Setelah mengatakan kalimat tersebut, Kira pun bergegas pergi meninggalkan Kaisar yang termenung.

Seketika itu juga Kai bangkit dan berseru, “Kira, tunggu!” Lalu menyusul Kira tanpa sempat menyantap buburnya dan ia mengabaikan rasa lapar di perut.

Kira tidak menghiraukan Kai dengan terus berjalan tanpa menoleh ke belakang barang sedikit pun. Namun tiba-tiba Kai menarik tangan Kira, hingga tubuh Kira berbalik menghadap pria itu.

“Apa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (9)
goodnovel comment avatar
lullaby dreamy
kak ocha hr ini 2 bab aja ? 1 bab lg dong kak, biar 3 bab kaya biasanya ^^ penasaran bgt ini sm hasil lab nya .
goodnovel comment avatar
lullaby dreamy
iyaa ku jg kepo bgt sm hasil lab nya . itu yg paling ditunggu-tunggu
goodnovel comment avatar
fauziah Zie
setuju!!!!!
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   183. Terbongkar

    Kata-kata Kai membuat Violet seketika menangis. Isak tangisnya terdengar kencang, memenuhi lorong yang sunyi itu. Tangisan yang memilukan, tapi hal itu tidak membuat keputusan Kai berubah.“Nggak!” Violet menggelengkan kepalanya dengan cepat. “Kalau kamu mengingkari janjimu, lebih baik aku mati saja! Kamu lihat nanti, aku akan melakukan hal yang sama seperti yang aku lakukan waktu itu!” tegas Violet, mengancam Kai bahwa dirinya akan melompat dari atap gedung seperti yang akan dilakukannya tempo hari.Kai mendengus kecil. “Vi, apa kamu mencintaiku?”“Tentu saja,” bisik Violet di sela-sela isak tangisnya. Ia memukuli dadanya dengan keras. “Kamu nggak tahu seberapa besar rasa cintaku untukmu, Kai. Aku bahkan rela mati demi kamu!”“Bukan, Vi.” Kai menggelengkan kepalanya pelan. “Yang kamu rasakan padaku itu bukan cinta, melainkan obsesi. Kamu terobsesi padaku hingga membuatmu kehilangan logika dan menyakiti dirimu sendiri.” Suara Kai terdengar rendah tapi tegas. “Itu bukan cinta, Vi. Cint

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   182. Tidak Ada Perceraian

    “Kira….” Suara Kai kembali terdengar lirih. “Aku tahu aku banyak salah. Tapi percayalah, aku menyesal. Aku nggak pernah benar-benar ingin kehilanganmu.”Kira tercenung sesaat, tapi kemudian ia mengembuskan napas kasar sambil menaruh sendok ke atas mangkuk hingga menimbulkan suara yang cukup kencang.“Aku sudah kenyang,” ucap Kira sambil berdiri, ia mengeluarkan selembar uang lima puluh ribuan dari dalam dompetnya, dan menaruhnya tepat di hadapan Kaisar. “Untuk buburku. Aku nggak minta kamu yang bayar.”Setelah mengatakan kalimat tersebut, Kira pun bergegas pergi meninggalkan Kaisar yang termenung.Seketika itu juga Kai bangkit dan berseru, “Kira, tunggu!” Lalu menyusul Kira tanpa sempat menyantap buburnya dan ia mengabaikan rasa lapar di perut.Kira tidak menghiraukan Kai dengan terus berjalan tanpa menoleh ke belakang barang sedikit pun. Namun tiba-tiba Kai menarik tangan Kira, hingga tubuh Kira berbalik menghadap pria itu.“Apa

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   181. Tidak Mau Kehilanganmu

    Mata Kira dan Kai sempat saling pandang satu sama lain, sebelum akhirnya pintu lift menutup dengan sendirinya. Kira tertegun seraya menatap pantulan dirinya di pintu lift. Barusan ia sempat melihat sorot mata Kai yang tampak kacau.Sementara itu di luar sana, Kai mengumpat ketika ia menekan call button tapi pintu lift tak kunjung terbuka. Alhasil, ia bergegas menuruni anak tangga dari lantai 10 menuju lobi dengan langkah setengah berlari.Napasnya terengah-engah begitu ia sampai di lobi, keringat bercucuran di dahi. Mata elangnya mengedar ke sekeliling lobi demi menemukan sosok Kira. Namun, ia tidak menemukan Kira di manapun. Kai mengerang pelan sambil menjambak rambutnya sendiri.Tak ingin menyerah, Kai lantas bergegas keluar lobi dan matanya seketika melebar tatkala melihat Kira sedang menyeberangi jalan. Ia mempercepat langkah karena tak ingin kehilangan jejaknya lagi.“Kira, tunggu!” seru Kai.Namun, Kira seakan tidak ingin memperdulikan Kaisar. Wanita itu terus berjalan cepat hin

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   180. Pertahanan Yang Hampir Runtuh

    Kira sedang duduk melamun di depan televisi yang tidak benar-benar ia tonton saat mendengar bel berbunyi, yang mengeluarkan Kira dari lamunannya.Kira ingat, bahwa tadi pagi Julian berkata akan menemuinya sore hari. Kira pun beranjak dari tempat duduknya dan sempat terdiam sesaat di depan pintu. Entah mengapa Kira merasa khawatir jika yang ada di luar sana bukanlah Julian.Bel kembali berbunyi untuk kedua kalinya. Kira akhirnya berseru, “Siapa?”“Aku,” jawab pria itu. “Aku ingin bicara denganmu.”Seketika itu juga punggung Kira menegang kala mendengar suara berat Kai di luar sana. Tubuh Kira tiba-tiba menggigil, dan jantungnya berdebar-debar. Mendengar suara pria itu seolah menghidupkan kembali semua luka dan rindu yang selama ini Kira coba kubur dalam-dalam.“Kira, buka pintunya! Kita selesaikan masalah ini secara baik-baik!” Suara Kai tiba-tiba berubah sedikit meninggi.Hening. Kira tidak menjawab. Kira tidak mau membuka pintu. Sebab Kira khawatir, jika ia bertemu dengan Kai secara

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   179. Jangan Mimpi Bisa Lepas

    Siang itu Kai masuk ke kantor setelah menemani Luna sejak pagi. Kepala Kai terasa berat, hatinya dipenuhi kekhawatiran akan kondisi Luna yang sangat serius. Bayi malang itu harus menanggung beban yang begitu berat di usianya yang masih empat bulan. Dan hal itu membuat Kai terguncang.Kai melewati Lia yang menyapanya begitu saja. Ia masuk ke dalam ruangannya, melepas jas hitamnya dan menaruhnya di standing hanger, lalu ia mendaratkan tubuhnya di kursi kebesarannya.Tangan Kai memijat pelipis, matanya terpejam dan bayangan wajah Kira kembali memenuhi benaknya. Membuat rasa rindu di hati Kai semakin tak terkendali.Sedang apa wanita itu sekarang?Apa Kira sedang berduaan dengan Julian?Mengingat Kira tinggal di apartemen Julian, seketika itu juga rahang Kai mengeras. Rasa cemburu tiba-tiba menguasai dirinya.Kai membuka mata, ia menekan interkom dan berkata pada Lia tanpa basa-basi, “Lia, cari tahu di mana alamat rumah Julian!”“Maksud Anda… Pak Julian dari Nusantara Hospital?”“Benar.”

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   178. Kabar Mengejutkan

    Kai pikir, setelah bertemu dengan Kira rasa rindunya akan terobati. Namun, kenyataannya justru sebaliknya. Rasa rindu di hati Kai malah semakin menggebu-gebu dan tak terbendung. Hingga rasanya ia nyaris gila. Kini Kira sulit tergapai olehnya dan semakin menjauh. Kai menghela napas panjang. Setelah pertemuannya dengan Kira beberapa saat yang lalu di apartemen Julian, kini Kai masih berdiam diri di dalam mobilnya, di parkiran apartemen tersebut. Kai masih berharap ia bisa bertemu Kira lagi malam ini. Namun, sepertinya Kira yang sudah mengusirnya itu enggan bertemu dengannya. Tapi tidak apa-apa, pikir Kai. Setidaknya untuk saat ini ia sudah tahu di mana keberadaan Kira. Sehingga Kai tidak perlu lagi gelisah mencari Kira kesana kemari. Sialan, Julian! Kai memukul kemudi dengan kasar. Bisa-bisanya Julian membantu menyembunyikan Kira di saat Kai kelimpungan mencari wanita itu. Lagi-lagi Kai mengembuskan napas panjang. Ia memejamkan mata, dan wajah Kira kembali terbayang di benaknya. I

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   177. Keputusan Kira

    “Mas, lepasin!” Kira memberontak. Ia memukul-mukul punggung pria itu yang memeluknya dengan erat. “Aku benci kamu! Aku benar-benar benci kamu, Mas!” desis Kira dengan napas memburu.“Aku merindukanmu, Kira,” ucap Kai tiba-tiba dengan suara lembut. “Aku sangat merindukanmu.”Pengakuan Kai tersebut membuat Kira sempat terdiam sesaat, ini pertama kalinya ia mendengar kata rindu keluar dari mulut Kaisar.Namun, Kira tak ingin terlena. Ia segera mendorong Kai dengan kasar saat pria itu sedang lengah. “Jangan pernah menyentuhku lagi, Mas! Aku nggak sudi disentuh olehmu!” desis Kira lagi sambil menatap Kai tajam.Kai membeku, tapi tatapannya tak pernah lepas barang sedetik pun dari Kira, membuat Kira secara spontan membuang muka ke arah lain.“Kira, maafkan aku,” bisik Kai, “maaf aku sudah mengecewakanmu.”Kira tersenyum sinis mendengarnya. “Kamu sudah sering meminta maaf padaku, Mas, tapi kamu tetap saja mengecewakanku. Maaf untuk kali ini aku nggak akan tertipu lagi!”“Kira–”“Kamu punya p

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   176. Ketemu

    Malam itu Kira pergi ke mini market di dekat apartemen Julian untuk membeli beberapa keperluannya. Ia tidak sadar bahwa ada sepasang mata yang terkejut melihatnya. Bobby. Pria itu langsung mengikuti Kira secara diam-diam saat Kira keluar dari mini market tersebut. Lantas Bobby menghubungi Kai dan mengabarkan bahwa ia telah menemukan Kira.Sementara itu, Kira berjalan sendirian sambil sesekali menatap langit. Tangannya yang tidak memegangi kantong belanjaan, mengusap perut yang masih rata sambil bergumam, “Kamu kuat, Nak. Kita berdua bisa hidup bahagia.”Raut muka Kira tiba-tiba berubah sendu, ia menunduk, menatap jalan di hadapannya dengan tatapan menerawang. Lalu menghela napas berat seolah ingin meringankan beban yang menggelayuti hatinya.Sudah tiga hari ia tinggal di apartemen Julian. Dan selama itu Kira merasa kesepian, tidak ada handphone, tidak ada Kaisar.Kaisar?Mengingat nama pria itu, Kira tersenyum kecut. Hatinya tiba-tiba dirundung perasaan nyeri yang sulit ia enyahkan be

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   175. Sudah Menemukannya

    Kalut, merasa bersalah dan takut kehilangan Kira.Itulah yang dirasakan Kai pagi, siang dan malam. Ia juga dihantui perasaan gelisah setiap kali ingatannya tertuju pada Aksa. Sudah tiga hari berlalu sejak kepergian Kira. Dan selama itu pula Kai tidak bisa terlelap barang sedetik pun.Sampai saat ini Kai belum berhasil menemukan Kira, padahal Kai sudah mencarinya ke manapun dengan bantuan Bobby.Kini, Kai tengah duduk termenung di tepian ranjang kamar Kira sambil memandangi foto pernikahan mereka dalam bingkai ukuran sedang, dengan mata yang memerah.Ada rasa rindu yang menggebu di dalam dadanya pada Kira. Juga rasa kehilangan yang teramat sangat.“Ke mana aku harus mencarimu, Kira?” gumam Kai seolah sedang berbicara pada dirinya sendiri.Jemarinya menyentuh wajah Kira dalam foto tersebut. Ia tak pernah merasa kehilangan seseorang seperti ini sebelumnya. Sampai-sampai ia merasakan dada kirinya nyeri dan ngilu.Saat Kai tengah sibuk memandangi foto pernikahan mereka, tiba-tiba saja pons

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status