Kai duduk di kursi kemudi mobilnya. Mata elangnya memperhatikan bagaimana Violet digiring ke dalam mobil polisi.
Tangan Kai mengepal, amarahnya pada Violet semakin tak terbendung lagi. Kai tak menyangka bahwa wanita yang dulu sempat ia beri segalanya, ternyata malah menjadi sumber penderitaan istrinya.Demi obsesi gilanya, Violet sampai berani melakukan tindakan kriminal yang dapat membahayakan tiga nyawa sekaligus. Dan kali ini Kai tidak akan melepaskan Violet begitu saja.Violet menangis histeris sebelum akhirnya dimasukkan ke dalam mobil polisi. Namun, pemandangan itu tak membuat Kai iba sama sekali.Setelah mobil polisi tersebut pergi, Kai terdiam sejenak, lalu menghela napasnya dengan kasar.Ya, pada akhirnya Kai memutuskan untuk melibatkan polisi dalam masalah ini. Karena jika tidak begitu, Kai yakin Violet tidak akan berhenti begitu saja untuk mencelakai Kira. Pengendara motor yang menabrak Kira pun sudah ditangkap.Kai akhirnya turSatu foto terkirim.[Mas, aku lagi brunch sama Mami.] Kira.[Nggak ada laki-laki yang lirik-lirik kamu, ‘kan?] Kai.[Astaga, Mas. Kamu tahu? Mami sengaja reservasi beberapa meja di dekat kita, biar nggak ditempati orang. Jadi bisa kami pastikan di sini sepi.] Kira.[Baiklah, Baby. Aku harus berterima kasih sama Mami kalau begitu.] Kai.Setengah jam kemudian.Satu foto terkirim.[Mas, sekarang aku sama Mami baru sampai mall.] Kira.[Okay. Andai aku ada di sana, aku akan menjaga kamu.] Kai.[Di sini ramai, Mas. Nggak bakal ada orang jahat.] Kira.[Tapi laki-laki hidung belang itu ada di mana-mana, Baby.] Kai.“Akhir bulan ini, kamu sama Kai akan ke Paris, ‘kan?” Pertanyaan Grace membuat Kira seketika mendongak, dan urung untuk membalas pesan dari Kai.Kira tersenyum, mengangguk. “Iya, Mi,” jawabnya sambil memasukkan ponsel ke dalam sling bag.Grace balas tersenyum, senyuman yang penuh arti. Wanita yang masih cantik di usianya yang tak lagi muda itu pun menggandeng tangan Kira, membuat K
“Baby, aku boleh ikut?” tanya Kai sambil memeluk Kira dari belakang, mengikuti Kira berjalan menuju dapur.“Nggak boleh, Mas,” timpal Kira dengan blak-blakan. “Hari ini pokoknya girl’s time. Cowok nggak boleh ikut.”“Nanti gimana kalau ada laki-laki lain yang menggoda kamu? Aku jadi nggak bisa melindungi kamu kalau nggak ikut.”Kira merotasi matanya dengan malas. Ia memukul pelan punggung tangan Kai yang melingkar di depan perutnya. “Mas, mana ada sih cowok yang mau sama wanita yang udah bersuami?” Ia lalu menunjukkan cincin pernikahan mereka yang tersemat di jari manisnya. “Mas nggak lihat ini? Sebelum mereka menggoda, mereka udah mundur duluan pas lihat cincin ini di jari aku.”Kai berdecak lidah. Ia melepaskan pelukannya, lalu memutar tubuh Kira agar menghadapnya. Kai menangkup pipi Kira hingga bibir wanita itu membentuk huruf o.“Baby, kamu nggak mengerti. Kamu itu cantik, seksi, dan mempesona. Laki-laki ganjen nggak akan peduli kamu sudah menikah atau belum, mereka akan tetap mel
Mata Kai mengerjap. “Jadi… yang bikin kamu tersipu-sipu itu… Mami? Bukan laki-laki lain?” tanyanya seraya menatap Kira yang masih berada di bawah kungkungannya.Kira merotasi matanya dengan malas. Lantas ia terkekeh-kekeh seraya menganggukkan kepala. “Iya,” jawabnya ringan.“Astaga, Kira…,” erang Kai dengan gemas. Ia mengecup dahi, hidung dan pipi Kira satu persatu. “Kenapa kamu nggak bilang dari tadi? Kamu mengerjaiku, ya?”Tawa Kira seketika meledak di ruangan itu. Tawa yang terdengar renyah dan menular, hingga Kai pun ikut tertawa.“Kamu belum percaya sama aku berarti, Mas,” timpal Kira, “kalau kamu sudah percaya sepenuhnya sama aku, kamu nggak akan mengira aku punya sesuatu dengan laki-laki lain.” Bibir Kira sedikit mengerucut.Kai mengembuskan napas panjang. Ia lalu bangkit dari atas tubuh Kira yang sudah memberinya kepuasan dan kebahagiaan beberapa saat yang lalu. “Kamu tahu sendiri, Baby, bukannya aku nggak percaya, aku cuma mudah
Tiga hari kemudian, Kira sudah keluar dari rumah sakit dan hari ini adalah hari pertamanya kembali bekerja sebagai asisten pribadi Kaisar.Setelah kejadian hari itu, Kai semakin protektif pada Kira. Kai selalu menemani Kira ke manapun wanita itu pergi, menjaganya dengan baik seolah-olah Kira adalah barang antik yang paling berharga di dunia.Seharian ini Kira bekerja di dalam ruangan Kaisar, memastikan segala kebutuhan sang CEO terpenuhi. Ia selalu sigap di kala Kai membutuhkan sesuatu.Kini, saat Kira sedang menyelesaikan tugasnya membuat laporan di laptop, ia tiba-tiba mendapat pesan dari ibu mertuanya.Kira terlonjak kaget begitu melihat nama Grace di layar. Kalau Kira tidak salah ingat, ini adalah pertama kalinya Grace menghubunginya. Dulu, jangankan mengirim pesan, berbicara langsung dengan Kira saja Grace tampak enggan.[Akhir pekan ini, kamu ada acara?] Itu isi pesan dari Grace.Kira mengingat-ingat sejenak. Dan kebetulan akhir pekan ini ia dan Kai belum memiliki acara apapun.
Kai duduk di kursi kemudi mobilnya. Mata elangnya memperhatikan bagaimana Violet digiring ke dalam mobil polisi.Tangan Kai mengepal, amarahnya pada Violet semakin tak terbendung lagi. Kai tak menyangka bahwa wanita yang dulu sempat ia beri segalanya, ternyata malah menjadi sumber penderitaan istrinya.Demi obsesi gilanya, Violet sampai berani melakukan tindakan kriminal yang dapat membahayakan tiga nyawa sekaligus. Dan kali ini Kai tidak akan melepaskan Violet begitu saja.Violet menangis histeris sebelum akhirnya dimasukkan ke dalam mobil polisi. Namun, pemandangan itu tak membuat Kai iba sama sekali.Setelah mobil polisi tersebut pergi, Kai terdiam sejenak, lalu menghela napasnya dengan kasar.Ya, pada akhirnya Kai memutuskan untuk melibatkan polisi dalam masalah ini. Karena jika tidak begitu, Kai yakin Violet tidak akan berhenti begitu saja untuk mencelakai Kira. Pengendara motor yang menabrak Kira pun sudah ditangkap.Kai akhirnya tur
Violet menuangkan anggur merah ke dalam gelas kaca. Lalu dengan gerakan anggun ia menyesap minuman itu perlahan-lahan. Ia duduk di sofa dengan ekspresi tenang, seolah-olah kejadian hari ini tidak menyisakan perasaan bersalah sedikit pun. Samar-samar ia mendengar tangisan Luna di dalam kamar, tapi ia seakan tidak mau peduli.“Mengganggu ketenanganku saja,” gumam Violet sambil mendengus kasar.Violet menaruh gelas yang sudah kosong ke atas meja dengan kasar, hingga menimbulkan bunyi ‘tak!’ yang menggema di ruangan itu. Saat ini Violet ada di apartemennya. Ia pindah ke apartemen lamanya ini setelah diusir oleh Kai dari rumah mewah itu.“Kira, aku harap kamu kehilangan anakmu lagi.” Grace tersenyum puas setelah mengingat bagaimana ia melihat Kira terpental setelah ditabrak motor, pagi tadi.Ya, Violet memang menyuruh seseorang untuk membuntuti dan mencelakai Kira. Itu semua ia lakukan demi membalaskan dendamnya pada Kira yang telah merebut Kai darinya