Share

33. Selalu Salah

last update Huling Na-update: 2025-03-19 17:08:58

“Aku juga harus pulang, Vi. Untuk memastikan Kira aman sampai rumah,” ujar Kai pada Violet, yang membuat Kira cukup terkejut mendengarnya.

Kira mengepalkan kedua belah telapak tangannya. “Nggak usah, Mas. Aku bisa pulang sendiri. Kamu di sini aja temani Violet,” ucapnya dengan tenang, akan tetapi jauh di lubuk hati Kira merasakan sakit yang teramat perih.

Setelah mengatakan kalimat tersebut, Kira pun pergi meninggalkan mereka berdua.

“Tunggu, Kira!” ucap Kai dengan suara baritonnya, akan tetapi Kira tidak menghiraukan.

Kai akan pergi menyusul Kira, akan tetapi Violet menahan tangan Kai.

“Honey, kamu dengar ‘kan apa kata Kira? Dia bisa pulang sendiri,” ucap Violet dengan lembut. “Lagi pula sekarang sudah mulai siang, kok.”

Violet benar, pikir Kai. Kira bukan anak kecil lagi yang perlu ditemani pulang. Dan untuk apa juga Kai peduli pada Kira?

Namun, ada satu bagian dari dalam diri Kai yang merasa khawatir, dan Kai tidak bisa mengabaikan hal itu. Sial. Entah apa yang terjadi pada dirinya
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (6)
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
lihat interaksi mereka kayak pasutri lagi berantem biasa aja....
goodnovel comment avatar
~kho~
masih selalu sakit membacanya... hahahaha dr bab atu ampe ni bab 33, emosi ajah eikehh dibuatnya sm kai nih
goodnovel comment avatar
Etris Tresnawsti
lanjut thor penasaran..
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   192. Pembelaan Kaisar

    Kira mengamati wajah Kai yang tengah terlelap dengan damai. Saat sedang terlelap seperti ini, rasanya Kira tidak sampai hati untuk terus marah pada pria itu. Kira menghela napas berat. Lalu menyelimuti tubuh Kaisar.Kira mendaratkan bokongnya di tepian ranjang, ia terdiam melamun memikirkan penjelasan Kai tadi malam mengenai kenyataan bahwa Luna bukan anak kandungnya.‘Laki-laki sesempurna Mas Kaisar, kenapa tega sekali Violet membohonginya?’ batin Kira seraya kembali menatap wajah Kai yang polos seperti anak kecil tak berdosa.Kira tahu, seberapa besar pengorbanan Kai untuk Violet dan Luna, tapi pada akhirnya karena kebodohannya, Kai harus mendapati kenyataan bahwa ia dibohongi habis-habisan oleh wanita yang dicintainya.Saat Kira sedang sibuk dengan pikirannya sendiri, tiba-tiba saja Kira mendengar pintu kamar diketuk pelan. Kira bangkit dan bergegas membukakan pintu. Terlihat Ani berdiri di hadapannya, wanita itu mengabarkan bahwa ada Grace yang baru saja datang.Kira terdiam sesaa

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   191. Couvade Syndrom

    Kira sesekali menatap Kai yang terkulai lemas di atas tempat tidurnya. Ia menggigit bibir bawahnya dengan gamang. Di satu sisi Kira tidak ingin memperdulikan Kaisar, tapi di sisi lain Kira tidak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa ia mengkhawatirkan kondisi suaminya. Pria itu terus saja muntah-muntah sampai Kira tak tega melihatnya.“Kira…,” panggil Kai dengan suara lemah, persis seperti orang yang sedang sakit parah. “Kemarilah, aku butuh kamu.”Kira mengembuskan napas pelan, ia menatap pria itu dengan datar lalu mendekati ranjang tanpa berkata-kata.Tangan Kai terulur meminta digenggam, tapi Kira mengabaikannya. Akhirnya tangan Kai kembali terkulai pasrah ke sisi tubuhnya.“Bisa tolong pijitin kepalaku? Aku pusing sekali.”Bibir Kira sedikit merengut, bukan karena tidak suka diperintah, tapi ia kesal karena Kai persis seperti anak kecil yang manja ketika sedang sakit. Sementara rasa marah di hati Kira mulai luntur karena sikap pria itu yang terlihat mengkhawatirkan.Akhirnya Kira

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   190. Mual-Mual

    Kira terbangun pagi itu dengan suasana hati yang jauh lebih baik. Sejak awal kehamilannya, ia tidak mengalami morning sickness, tidak seperti saat ia hamil Aksa. Jadi Kira bangkit dari tempat tidur dengan tubuh yang lebih segar.Entah mengapa, di kamarnya yang ada di rumah Kaisar, terasa lebih hangat dibanding ruangan manapun. Mungkin karena kamar ini telah menjadi saksi bisu perjuangan Kira selama ini.Selesai mandi beberapa saat kemudian dan mengganti pakaiannya dengan dress bunga-bunga selutut dan tanpa lengan, Kira turun ke dapur untuk memasak sarapan. Ia sudah rindu dengan dapur di rumah ini. Padahal ia cuma pergi beberapa hari saja.Saat melewati ruangan keluarga, Kira terkejut karena mendapati Kai tengah terlelap di atas sofa dengan televisi yang masih menyala.Kira menghela napas panjang, lalu meraih remote dari atas meja dan mematikan televisi. Ia menatap Kaisar dengan tatapan campur aduk. Pria itu terlihat nyenyak sekali, meski tanpa selimut dan hanya tidur di sofa. Satu tan

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   189. Makan Berdua

    Suasana di dalam mobil itu terasa hening. Kira lebih memilih sibuk dengan pikirannya sendiri. Sementara Kai berkali-kali mencuri pandang ke arah Kira sambil mengulas senyum penuh kebahagiaan.Di tengah kesunyian itu, tiba-tiba saja perut Kai berbunyi, cukup jelas terdengar di telinga Kira.Kira mengerjap, ia ingin bertanya apakah Kai belum makan? Namun, egonya masih menggunung hingga pertanyaannya hanya berakhir di pikiran saja.“Sebenarnya aku belum makan beberapa hari ini,” ujar Kai tiba-tiba sambil meringis dan satu tangannya mengusap perutnya.Sontak, Kira menoleh pada Kai. Kira sempat melirik tangan kanan Kai yang diperban, sesaat. “Kamu… belum makan sama sekali?”“Mm.” Kai bergumam sembari mengangguk. “Kita makan malam dulu, ya. Aku lapar.”Kira terdiam, ia juga merasakan perutnya lapar karena sejak siang belum makan. Akhirnya Kira mengangguk tanpa berkata-kata.“Mau makan di mana, hm?” tanya Kai, menoleh ke arah Kira.Kira mengusap perutnya sejenak, mendadak nasi goreng di peda

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   188. Keputusan Kira

    “Kamu boleh mengabaikan aku, boleh mendiamkan aku, tapi aku mohon tarik gugatan cerai kamu dan kita tinggal satu rumah lagi.”Kira tertegun mendengarnya. Tak bisa dipungkiri bahwa hatinya tersentuh oleh kata-kata Kai yang terdengar tulus itu. Kira berusaha mencari-cari kebohongan dalam sorot mata Kaisar, akan tetapi hanya kesungguhan yang Kira dapati dari sana.Kira menunduk, menggigit bibir bawahnya yang bergetar. Matanya semakin terasa memanas.“Kira…,” panggil Kai seraya mencapit dagu Kira dan mengangkatnya agar mereka bersitatap. Namun, dengan cepat Kira menepis tangan Kai dari dagunya. Kai tertegun sesaat. “Kumohon, beri aku kesempatan satu kali lagi saja,” pinta Kai dengan wajah memelas sembari mengacungkan jari telunjuknya. “Kali ini aku janji akan menggunakan kesempatan yang kamu berikan padaku dengan baik. Aku nggak akan menyia-nyiakannya, Kira.”Kira merasa bimbang. Ia mengalami pergolakan batin antara menerima permintaan Kai atau menola

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   187. Butuh Waktu

    Kai duduk bersandar pada pintu apartemen Julian. Ia menunggu Kira dengan sukarela mau membukakan pintu untuknya. Namun, hingga malam menjelang, Kira tak kunjung membuka pintu itu barang satu kali pun. Kai kedinginan di luar, tubuhnya yang hanya mengenakan kemeja putih dan celana bahan panjang, yang sudah kusut, terasa menggigil. Dan perutnya terasa lapar, entah sudah berapa hari tidak ada makanan yang masuk ke perutnya. Namun, Kai tidak memedulikan semua itu. Yang ia pedulikan hanya Kira. Ia tidak bisa makan dan tidur dengan tenang sebelum Kira kembali ke rumahnya dan menarik gugatan cerai itu. Sementara itu di dalam sana, Kira mengabaikan perutnya yang terasa perih. Sejak siang ia tetap duduk bersandar di pintu sambil memeluk lutut dan sesekali meneteskan air mata. Kira tidak mendengar Kai bersuara lagi sejak tadi siang. Mungkin pria itu sudah pergi dan menyerah, pikirnya. Dada Kira terasa sesak, ia butuh udara segar. Akhirnya Kira bangkit dengan perlahan-lahan, lalu membuka pint

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   186. Cinta

    Kira melihat kepergian Kaisar dengan dada yang terasa sesak. Pria itu terlihat kacau sekali. Bahkan jauh lebih kacau daripada yang terakhir kali Kira lihat saat ia makan bubur kemarin pagi.Dan Kira sempat tercenung saat melihat tangan kanan Kai yang diperban. Ada apa dengan tangan pria itu? Apa dia terluka?Namun, sedetik kemudian Kira menggelengkan kepalanya pelan, berusaha menepis rasa khawatir yang tiba-tiba memenuhi relung hatinya.“Kira, kamu baik-baik saja?” Julian akhirnya bersuara melihat Kira yang tampak sendu.Kira buru-buru menyunggingkan senyum samarnya. “Aku… mau masuk dulu. Terima kasih sudah datang, Julian.”Julian mengangguk, ia mengerti bahwa saat ini Kira butuh waktu untuk sendiri. “Baiklah, hati-hati. Kalau kamu butuh bantuan, jangan segan hubungi aku.”“Mm-hm.” Kini Kira yang mengangguk. Sebelum akhirnya Kira melangkah pergi meninggalkan Julian yang terdiam memandangi kepergiannya.Masuk ke dalam apartemen Julian, Kira duduk di sofa dengan tatapan menerawang ke ar

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   185. Jangan Sentuh Istriku!

    Kira sedang duduk di bangku taman apartemen sambil memperhatikan air mancur di hadapannya. Ia termenung sendiri, mengingat betapa rumitnya hubungannya dengan Kai saat ini.Setiap kali mengingat Kaisar, dada Kira selalu berdenyut nyeri dan sesak. Bahkan tak jarang matanya berkaca-kaca, seperti saat ini.Kira menunduk, satu tetes air matanya terjatuh.Tiba-tiba, tangan seseorang terulur memberikan sapu tangan sambil berkata, “Aku rasa kamu butuh ini.”Kira tidak perlu mendongak untuk tahu siapa yang datang. Dari suaranya yang familiar ia sudah mengenalinya. Kira mengambil sapu tangan tersebut dan menyeka air matanya.“Terima kasih,” gumam Kira sambil berusaha menyunggingkan senyuman kecil. “Kamu nggak ke kantor?”Julian duduk di samping Kira. “Sebentar lagi,” jawabnya, lalu ia menoleh, menatap Kira dengan tatapan dalam. “Kira, kamu menangisi suamimu?”Kira terdiam, ia kembali menunduk meremas sapu tangan dalam genggamannya. “Aku… nggak tahu,” gumamnya lagi, “kadang aku nggak tahu, apaka

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   184. Penyesalan

    “Aaarghhh…!!!” Kai berteriak marah sambil membanting barang-barang yang ada di atas meja kerjanya ke lantai. Ia benar-benar marah. Sangat marah hingga rasanya ia ingin menghabisi apapun dan siapapun yang ada di hadapannya. Sialan, Violet! Wanita itu telah berhasil membohongi dan membodohi dirinya. Kai tidak akan pernah bisa memaafkan wanita itu. Selama ini Kai rela memberikan apapun yang Violet inginkan demi memenuhi tanggung jawabnya sebagai ayah kandung Luna. Namun, sialan! Bahkan dalam hal sepenting itu pun Violet membohonginya. Harga diri Kai terlukai. Dan itulah yang membuat dirinya sangat murka. Kini Kai membanting vas bunga dengan kasar hingga serpihannya berceceran di lantai. Ia menyapu habis berkas-berkas di atas meja. Sekali lagi Kai berteriak marah seraya menonjok dinding. Darah menetes dari buku-buku jari tangannya. Dadanya naik turun, napasnya memburu penuh emosi. Sorot matanya menyala-nyala. Kai ingat, ia bahkan rela mengabaikan Kira yang sedang melahirkan hanya d

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status