Share

72. Temani Aku

last update Huling Na-update: 2025-04-07 17:00:00

Keesokan paginya, Kira berangkat pagi-pagi sekali. Ia tidak ingin satu mobil dengan Kai setelah pertengkaran mereka tadi malam.

Namun, saat Kira tiba di luar rumah, ia terkejut kala mendapati Kai tengah berdiri bersandar pada pintu mobil yang terparkir di halaman. Pria itu sudah rapi dengan setelan kerjanya.

“Sudah kuduga, kamu akan berangkat pagi-pagi sekali,” komentar Kai sembari melirik arloji.

Kira mendengus dan membuang muka. Ia pikir, Kai masih tidur sebab saat ini belum genap pukul enam. Namun ternyata ia kecele. Pria itu justru sudah siap pergi lebih dulu ketimbang dirinya.

Tanpa banyak bicara, Kira berjalan melewati Kai, hendak pergi. Namun, Kai berhasil meraih tangan Kira dan menahannya.

“Mau ke mana kamu?” tanya Kai dengan santai, seolah-olah tidak pernah ada yang terjadi di antara mereka malam tadi.

Kira menarik tangannya dari genggaman Kai. Ia menatap pria itu dengan datar. “Aku mau pergi ke kantor, sendiri,” jawabny
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (8)
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
nanti pasti ketemu di pesta...dan ya berakhir kira juga pulang bareng KAI....mungkin
goodnovel comment avatar
fauziah Zie
nunggu bab malam mingguannya Kira Julian wkwkwk
goodnovel comment avatar
Langit
kak ga up kah
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   211. Memasak untuk Mertua

    Grace tidak mau makan. Setiap makanan yang masuk ke mulutnya selalu dimuntahkan lagi. Kira jadi tidak tega melihatnya. Wanita yang selalu tampil menarik dan anggun itu kini terlihat lemah dan pucat.Kira berpikir cukup lama seraya memandangi wajah Grace–yang tampak malas menatap Kira. Lantas, Kira pamit pada Kai yang berdiri di sampingnya, untuk keluar dari kamar tersebut.Kira menyeret langkahnya menuju dapur. Seorang kepala pelayan menyambutnya dengan ramah.“Apa sejak sakit, Tante Grace nggak mau makan?” tanya Kira pada wanita paruh baya di hadapannya.Wanita itu menganggukkan kepalanya. “Betul, Non. Setiap kali penyakitnya kambuh, Nyonya Grace selalu sulit makan. Setiap makanan yang kami buat selalu dimuntahkannya lagi.”Kira terdiam sejenak, lantas ia kembali berkata. “Em… boleh aku pinjam dapurnya sebentar?”Kening wanita paruh baya itu mengernyit, lalu ia mengangguk kembali. “Boleh, Nona. Silahkan.”“Terima kasih.” Kira lalu masuk lebih dalam ke dapur yang sedikit lebih luas di

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   210. Kehilangan Kendali Diri

    “Maksudnya… kamu terlalu manis untuk didiamkan,” bisik Kai dengan suara berat dan serak, seraya menyapukan jemarinya di garis rahang Kira.Kira menggigit bibir bawahnya, menahan senyum malu-malu. “Mas, kita lagi di mobil, lho.”Satu sudut bibir Kai terangkat. “Kaca mobilnya gelap. Jalannya sepi. Nggak akan ada yang lihat kita,” katanya dengan senyuman penuh arti.Mata Kira mendelik seraya memukul pelan dada bidang suaminya. “Nanti kita bisa ditilang kalau ketahuan bermesraan di dalam mobil.”“Memangnya siapa yang berani menilangku?” timpal Kai dengan pongah, yang membuat Kira merotasi matanya dengan malas.Kira lalu terkekeh-kekeh. “Ya… ya… baiklah, aku akui memang tidak akan ada yang berani macam-macam pada tuan yang satu ini.”Kai kembali tersenyum, senyuman yang membuat Kira sempat menahan napasnya sesaat. Senyum itu terlalu menawan hingga mampu meruntuhkan pertahanan Kira.Kai mendaratkan ciuman di pipi Kira satu persatu.

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   209. Terlalu Manis untuk Didiamkan

    “Ya, sudah kembali. Dan aku cemburu melihat kalian bersama,” bisik Kai di dekat telinga Kira.Kira merotasi matanya dengan malas. Sementara itu, Julian menaikkan satu sudut bibirnya ke atas, tersenyum geli melihat tingkah Kaisar.“Wah! Kamu terlalu posesif, Kai,” kekeh Julian sambil meraih cangkir espressonya. “Jangan khawatir, aku bukan tipe orang yang akan mengganggu rumah tangga orang lain. Kecuali kalau kamu… berulah seperti tempo hari.”Kai menoleh, menyipitkan mata pada Julian. Lalu mendengus pelan. “Aku nggak akan memberimu celah untuk merebut Kira dariku.”“Bagus.” Julian menyeruput minumannya sesaat, ia sempat melirik Kira sejenak, sebelum menatap Kai lagi. “Karena Kira terlalu berharga untuk disia-siakan.”Kira menunduk dengan pipi yang merona-rona. Ucapan Julian terdengar tulus dan ia merasa dihargai.Sedangkan Kai sempat tertegun. Sebelum akhirnya ia menggenggam tangan Kira dengan erat. Ia tidak menimpali ucapan Julia

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   208. Cemburu Melihat Kalian Bersama

    Langkah kaki Kira seketika terhenti. Begitu juga dengan Violet. Mata keduanya kini bertemu.Kira terkejut melihat penampilan dan kondisi Violet yang tampak berantakan. Mata Violet sembab dan ada lingkaran hitam di bawah matanya. Rambut yang biasa tertata rapi kini terlihat kusut. Tidak ada make up yang melekat di wajahnya, membuatnya terlihat pucat.“Kira?” desis Violet.“Violet….” Kira melihat ke sekeliling, dan ia tidak melihat keberadaan Rina serta Luna di sekitar wanita itu. “Luna masih dirawat?” tanyanya, penasaran.Violet tersenyum masam. Ia mendekati Kira dengan tatapan tajam. Alih-alih menjawab pertanyaan Kira, Violet justru malah berkata dengan sinis, “Puas kamu sekarang?”Kening Kira berkerut. “Apa maksudmu?”“Jangan pura-pura bodoh!” desis Violet lagi. Satu sudut bibirnya kembali terangkat. “Kamu pasti puas dan bahagia lihat aku hancur, ‘kan? Dari awal kamu menginginkan kehancuran hubungan aku dan Kai!”Mendengarnya, tangan Kira pun mengepal. Tatapan Kira kini berubah tajam

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   207. Kai Yang Masih Menyesal

    Kira terbangun dari tidurnya saat ia merasakan sesuatu yang lembab dan dingin mendarat di perutnya bertubi-tubi.Kira menggeliatkan tangannya ke atas, lalu membuka matanya yang terasa lengket. Saat ia menundukkan pandangannya ke arah perut, ia tersenyum kala melihat Kai sedang mengecup perutnya itu sambil menggumamkan sesuatu, seolah-olah sedang mengajak ngobrol janin di dalam sana.Tangan Kira terulur, mengusap rambut Kai yang tampak acak-acakan, membuat pria itu seketika mendongak hingga pandangan mereka bertemu.“Selamat pagi, Baby,” ucap Kai sembari mensejajarkan wajah mereka lalu mengecup bibir Kira dengan mesra.Kira tersenyum, melingkarkan lengannya di leher Kai. “Pagi,” sapa Kira dengan suara serak khas orang bangun tidur. “Kamu ngomong apa barusan ke calon anak kita, Mas?” tanyanya penasaran, senyuman masih tersungging di bibirnya.Kai menyugar rambut Kira dengan jari jemarinya. “Cuma ngasih tahu dia, kalau aku nggak sabar menanti dia hadir di tengah-tengah kita.”“Kamu nggak

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   206. Kai Ngidam

    Kai mengerang pelan saat Kira menjauhkan bibir mereka. Pria itu merasa kehilangan. Lantas ditatapnya wajah Kira dengan tatapan memerotes.“Baby, berhenti menggodaku. Atau aku nggak akan tinggal diam,” ancam Kai dengan tatapan lembut.Kira tergelak pelan. “Aku nggak pernah bermaksud menggodamu, Mas,” bantahnya, “ciuman barusan cuma sebagai bentuk rasa terima kasihku, karena kamu ngizinin aku ketemu Luna.”“Aku tahu.” Kai mengesah panjang dan merangkul pinggang Kira, membawanya kembali masuk ke dalam kamar. “Tapi sikap kamu itu membuat aku tergoda.”Kira menyikut perut Kai sambil terkekeh kecil. Kini, pagi hari Kira terasa tenang dan menyenangkan. Kira tak pernah berani bermimpi bahwa hubungannya dengan Kai akan sampai di titik ini. Dulu, jangankan menjadi suami istri sungguhan seperti sekarang, bahkan mengobrol tanpa urat saja menjadi sesuatu yang sangat mustahil.Siang harinya, Kai menyuruh beberapa orang untuk memindahkan barang-barang d

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status