Home / Romansa / Ibu Untuk Anak Tuan Mafia / 01: Ingin Bertemu Ibu

Share

Ibu Untuk Anak Tuan Mafia
Ibu Untuk Anak Tuan Mafia
Author: OH HA LU

01: Ingin Bertemu Ibu

Author: OH HA LU
last update Huling Na-update: 2024-08-02 11:01:22

***Happy reading***

Di sebuah rumah yang megah nan mewah, ada sebuah anak kecil yang malang.

"Aku tidak mau makan!." Teriak bocah itu lantang.

"Tapi Tuan Tacka pasti akan marah jika anda tidak mau makan." Bujuk pelayan itu dengan sabar.

"Pokoknya aku tidak mau makan sebelum aku ketemu Ibu!."

Brak!!!

Syiga menutup pintu dengan bantingan yang cukup keras, lalu setelah itu menguncinya dari dalam.

"Aku kangen Ibu!." Gumam Syiga seraya duduk di lantai seraya bersandar di daun pintu.

"Kenapa aku tidak punya Ibu? Aku ingin seperti teman-teman yang selalu di buatkan bekal Ibunya, Ingin sekolah di anterin Ibunya, dan ingin tidur di peluk oleh Ibunya. Kenapa hanya aku yang tidak punya ibu?."

Bocah kecil itu melipat tangannya di atas kedua lututnya yang di tekuk, dan kemudian menangis sambil menyembunyikan wajahnya di atas lipatan tangan tersebut.

***

Tepat pukul jam delapan malam, Tacka baru sampai rumah.

"Di mana dia?."

Tacka yang baru saja pulang dari kantor, langsung menanyakan keberadaan putranya kepada pelayan.

"Tuan muda sedang mengunci dirinya di dalam kamar, Tuan." Jawab pelayan tersebut menunduk takut.

"Apa dia sudah makan malam?."

"Belum. Tuan muda tidak mau makan sebelum di pertemukan oleh Ibunya."

Huh!

Tacka mendesah marah. Lelaki itu melempar kasar jaz-nya ke sembarang arah. Ketahuilah, Bapak satu anak itu memang memiliki kontrol emosi yang sangat buruk.

"Membujuk anak sekecil itu saja kalian tidak becus 'kah?." Teriak Tacka marah.

"Maaf, Tuan. Tapi kami sudah..

"Aarggrhh... Omong kosong!."

Tacka langsung pergi begitu saja. Dia muak mendengar ocehan pelayanannya yang tak becus bekerja.

Langkah lebar Tacka berhenti di depan pintu kamar putranya, lalu kemudian mengetuk pintu tersebut dengan kasar.

Tok... Tok... Tok...

"Syiga! Buka pintunya!." Teriaknya.

Ceklek!

Tak lama kemudian pintu itu pun terbuka. Syiga menatap sang Papa dengan tatapan datar. Nampaknya bocah itu sedang marah kepada Tacka.

"Kenapa tidak mau makan?." Tanya Tacka tanpa basa-basi.

"Aku enggak mau makan sebelum Papa mempertemukan ku dengan Ibu."

"Ibu.. Ibu.. Ibu.. terus!." Teriak Tacka tidak suka.

"Aku hanya ingin menagih janji Papa. Katanya kalo aku sudah sembuh, Papa akan membawa Ibu pulang. Tapi buktinya mana? Papa hanya bohongin aku!." Jawab bocah itu menagih janjinya.

Tacka menarik nafas panjang untuk mengontrol emosi supaya tidak hilang kendali. Seharian bekerja sudah sangat menguras pikiran dan tenaganya, begitu sampai rumah malah di suguhi masalah seperti ini.

"Jika Ibu-mu masih mengingatmu, dia pasti sudah datang mencari mu."

"Tapi sampai kapan, Pa?."

"Berdoalah semoga ada keajaiban yang akan mempertemukan mu dengan Ibumu."

"Tapi aku maunya sekar..

"Syiga!."

Bentakan dari Tacka mampu menghentikan perkataan Syiga begitu saja.

"Jika tidak ingin Papa marah, jangan banyak membantah!."

Syiga menunduk. Bocah itu tak berani lagi menatap sang Papa yang sedang marah.

"Sekarang cepat makanlah, lalu setalah itu tidur!."

"Baik, Pa." Jawabnya patuh.

Melihat wajah putranya yang ketakutan membuat Tacka merasa bersalah. Lelaki berusia 33 Tahun itu mengusap wajahnya kasar. Kemudian ia berjongkok men-sejajarkan dirinya di hadapan sang putra.

"Maaf, Papa terbawa emosi."

"Aku juga minta maaf karena telah membuat Papa marah."

Tangan Kekar Tacka mengelus rambut Syiga penuh kelembutan. Dia sungguh merasa sangat bersalah karena lagi-lagi telah membentak putra kecilnya.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Ibu Untuk Anak Tuan Mafia    Chapter 14

    "Syarat? Apa itu?.""Aku ingin kau memberikanku rumah di sebuah pedesaan yang sepi dari keramaian. Aku ingin membesarkan anakku di sana."Elkan nampak mempertimbangkan permintaannya itu, sebelum kemudian mengangguk setuju."Baiklah, aku akan menuruti permintaanmu itu. Semakin kau jauh dari Risma, maka akan semakin bagus."Tanpa sadar, Alsa mengulas senyum tipis. Semoga saja di lingkungan barunya nanti, dia bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Dia ingin hidup aman dan damai bersama anaknya saja."Oh iya.. aku masih mempunyai satu permintaan lagi.""Lagi?."Alsa mengangguk. "Iya, ku harap kau bisa menurutinya.""Katakan, apa itu?." Tanya Elkan sambil bersedekap tangan, menunggu apa yang ingin Alsa sampaikan."Setelah anak ini lahir, aku ingin kita tak saling mengenal lagi. Kau bisa hidup bahagia dengan Risma, sedangkan aku hidup bahagia dengan anakku."Tak ada respon apapun dari Elkan. Lelaki itu hanya diam memandang wajah Alsa dengan tatapan datar."Bagaimana, apa kau setuju?."E

  • Ibu Untuk Anak Tuan Mafia    Chapter 13

    Meldi tak dapat fokus bekerja, yang ada di pikiran hanyalah Alsa Alsa dan Alsa saja. Dia belum bisa tenang karena sampai saat ini, ia masih belum mendapatkan kabar darinya. Meldi menghela nafas panjang. "Kemana sih kamu, Sa? Suka banget bikin aku khawatir." Desahnya. "Woy, Mel!." Meldi menoleh ke arah temannya yang sedang memanggil namanya. "Ada apa?." "Ponselmu sejak tadi berbunyi, tuh?." Meldi langsung beranjak dari duduknya. Ia segera mengambil ponselnya yang sedang di Cas di meja depan. Seketika matanya berbinar bahagia saat mendapatkan kabar dari Alsa. Namun ketika di coba hubungi balik, telponnya malah langsung di tolak. Ting! Alsa: "Maaf telah membuatmu khawatir. Saat ini aku sedang berada di apartemen Elkan. Aku baik-baik saja di sini." Deg! Tubuh Meldi mendadak membeku, dia tak menyangka kalo Alsa telah bertemu dengan laki-laki itu. Me: "Elkan? Elkan siapa?." Meldi mengirim pesan balasan itu karena Ingin memastikan saja bahwa Elkan yang di maksud Alsa itu

  • Ibu Untuk Anak Tuan Mafia    Chapter 12

    "Mari kita lakukan ke tahap selanjutnya, Sayang. Aku tak akan menghentikan permainan kita, sebelum aku benar-benar merasa puas." Elkan sudah hilang kendali. Dia akan menciptakan malam yang indah bersama Alsa untuk yang kedua kalinya. "Aaakhhhh..." Alsa memekik kaget, dan tangannya tanpa sadar telah mencengkram kuat bahu lebar Elkan, sehingga membuat bahu tersebut memerah. Tapi meskipun begitu, Elkan tak marah, justru ia malah memberi elusan lembut pada ujung kepala Alsa. Elkan tak menghiraukan Alsa menjerit kesakitan dan terus meminta berhenti, dia tak perlu. Lelaki itu tetap melanjutkan permainannya sampai ia benar-benar merasa puas. Di antara-antara wanita lain yang pernah Elkan tiduri, hanya Alsa yang paling membuatnya ketagihan. Drrrddd.. Drrrddd.. Di tengah-tengah permainan itu, tiba-tiba ponsel Elkan berdering. Alsa memberi isyarat kepada Elkan untuk segera mengangkat teleponnya, siapa tahu itu adalah telepon penting, tapi Laki-laki itu masih saja enggan menghentikan perma

  • Ibu Untuk Anak Tuan Mafia    11: Jangan Menemuiku Lagi

    Hari-hari telah berlalu.. Semenjak pertemuannya dengan Tacka dan Syiga, Hani tak pernah datang kembali ke kedai roti. Di takut jika ketemu mereka kembali. Untuk mencoba menghibur Hani dari kemurungan, Reno berinisiatif mengajaknya berjalan-jalan ke sebuah mall yang cukup besar. "Belilah apa pun yang kau mau." Ujar Reno kepada Hani. Hani menggeleng lemah. "Aku sedang tak ingin beli apapun, Mas." Reno tak memaksa. Kalo Hani sudah bilang tidak, maka sulit sekali untuk di bujuk lagi. "Ya sudah.. Kalo begitu mending kita cari makan dulu." "Iya, Mas." Mereka berdua pun berjalan menuju Restaurant langganan Hani yang berada di kawasan Mall. Sesampainya di Restaurant tersebut, Reno langsung memesan makanan yang ia mau, sedangan Hani masih diam saja. Menyadari itu, Reno hanya bisa menghela nafas panjang. "Ada apa, Hani? Apakah kau masih sedih atas gelang mu yang hilang, atau karena pertemuan mu dengan masa lalu mu?." Tanya Reno serius. "Dua-duanya, Mas. Di sisi lain, aku sa

  • Ibu Untuk Anak Tuan Mafia    10: Sudah Merasa Lelah

    Tacka, duduk termenung di depan jendela sembari bersedekap tangan. Matanya yang tajam mengamati rintik air hujan yang turun membasahi bumi. Laki-laki dewasa itu masih memikirkan pertemuannya dengan Hani, tadi siang.Selama ini Tacka memang sengaja tak mencari keberadaan Hani. Selain karena wanita itu sangat membencinya, dia juga sudah berjanji untuk tak mengusik kehidupan wanita itu lagi.Tok.. Tok.. Tok.."Papa!." Panggil Syiga dari balik pintu kamar Tacka."Masuklah!."Ceklek!Syiga membuka pintu secara perlahan, lalu mendekati sang Papa yang masih setia duduk di depan jendela kamar."Ada apa?." Tanya Tacka kepada putranya yang terlihat sedih.Ragu-ragu, Syiga membuka genggaman tangannya, sehingga memperlihatkan sebuah gelang putih yang indah."Tadi siang aku tak sengaja melihat benda ini jatuh dari tangan Kakak Cantik yang mirip Ibu." Ujar Syiga.Tacka mengambil benda itu dari tangan putranya. Setelah di amati cukup lama, Tacka baru ingat kalo gelang itu adalah gelang yang sangat b

  • Ibu Untuk Anak Tuan Mafia    09: Barang Yang Berharga

    "Embbm.. Ternyata selama ini anakku masih hidup." Deg! Seketika, tubuh Reno mematung. Laki-laki itu mengamati wajah Hani dengan tatapan shock. "Apa maksudmu, Hani?." "Bayi yang dulu pernah ku lahirkan masih hidup sampai sekarang, dan dia sangat mirip sekali dengan laki-laki b*jing*n itu." Jawab Hani dengan air mata yang kembali menetes. "Kau sudah melihatnya?." Tanya Reno yang langsung di jawab anggukan oleh Hani. "Lalu apa yang kamu lakukan saat melihatnya?." "Aku tak melakukan apa-apa. Baru saja menatap wajahnya sudah membuat hatiku terluka." Wajah Hani menunduk dalam. Entah apa tanggapan yang akan Reno berikan terhadap dirinya. Pada kenyataannya, Hani memang bukanlah Ibu yang baik. Dia egois! Karena kebenciannya terhadap Tacka yang terlalu dalam, Hani sampai ikut membenci anak yang tak berdosa itu. "Hani.." "Iya, Mas?." "Apakah aku boleh memberikan sedikit nasehat dan saran?." Hani menggeleng lemah. "Jika kamu hanya ingin memberi nasehat tentang aku dan anakk

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status