Share

Ibu untuk Anakku
Ibu untuk Anakku
Author: Lady MerMaD

Pelanggan

"Papa, ayo," seorang gadis menarik tangan seorang pria yang dipanggilnya Papa? Agar mengikutinya masuk kedalam sebuah butik. Si pria mengikuti si gadis ke tempat tujuannya. 

Gadis tersebut berusia sekitar 16 tahun dan pria yang bersamanya berusia kira-kira 42 tahun. Pria tersebut melirik sekilas seorang wanita, mungkin karyawan di toko tersebut. Si wanita tengah sibuk mendandani manekin.

Si gadis kecil menarik tangan pria itu. Si Pria tampan dengan tinggi 178 cm. 

"Loch, kok gak ada lagi!" heran si gadis, dia mencari-cari pada gantungan baju.

"Ya udah yang ini aja bagaimana?" Si pria menarik satu gamis dari gantungan yang mungkin disukai si gadis.

Pria tersebut mengenakan celana jeans hitam dan kemeja berwarna putih. Memakai sepatu sport perpaduan hitam dan putih.

Sedangkan gadis remaja mengenakan rok plisket hitam dan kemeja berwarna peach. Si gadis remaja juga memakai sepatu sport berwarna peach. 

"Nggak mau, Papa sih, udah Nayla bilang dari kemarin-kemarin," sungut si gadis remaja, yang bernama Nayla.

"Papa,'kan, kemarin banyak kerjaan Nay," jawab si pria membela diri.

"Cari yang lain aja, deh." Si pria mencoba membujuk Nayla.

"Tante!" Nayla mendekati wanita yang tengah mendandani manekin. Wanita itu adalah Riana.

Riana menghentikan pekerjaannya dan melihat ke arah gadis yang memanggilnya itu.

"Ya, ada yang bisa Tante bantu?" tanya Riana ramah. Si pria melirik Riana lagi. Riana tersenyum dengan si pria yang juga dibalas dengan senyuman oleh si pria.

"Tante, seminggu yang lalu. Nayla ada lihat gamis ruffle warna baby blue yang dipadukan dengan hijab pashmina warna yang sama, sekarang nggak ada lagi. Apa udah dibeli ya, Tante?" tanya Nayla kepada Riana.

"Oh, yang itu, tunggu sebentar, Tante carikan dulu ya. Mudah-mudahan masih ada." Riana menuju lemari penyimpanan. Dia ingat masih sisa satu stock gamis yang dimaksud Nayla. 

Syukurlah masih ada, semoga pas dengan ukuran gadis itu. 

Riana membawa gamis tersebut kepada Nayla.

"Ini, 'kan, gamisnya?" Riana memperlihatkan gamis yang baru saja diambilnya.

"Benar Tante, alhamdulillah masih ada!" teriak Nayla senang.

"Nayla coba dulu saja, Tante takut ukurannya nggak sesuai ... apalagi hanya sisa itu saja," usul Riana mengakrabkan diri dengan pelanggan.

"Baik, Tante, Nayla coba dulu ... Papa tungguin ya!" ucap Nayla kepada si pria. Nayla menuju kamar ganti.

"Saya tinggal ya pak," pamit Riana kepada pria tersebut. Si pria hanya menganggukan kepala.

Riana berjalan ke meja kasir. Sebelum sampai di meja kasir. Dia mendengar Tyas dan Wirda bergosip tentang pelanggan mereka.

"Gue yakin, om itu adalah pria hidung belang dan gadis muda itu pasti, pelajar yang main sama sugar daddy," tuduh Wirda.

Tyas melihat ke arah pria tampan itu. Dia tidak percaya jika pria itu adalah Sugar Daddy? Sepertinya dia pria baik-baik. Dan gadis itu juga berjilbab dengan pakaian gamis menutup aurat. Jadi tidak mungkin si gadis Sugar Baby?

"Jangan sembarangan, siapa tahu itu anak atau keponakannya." Tyas membela pria itu.

"Zaman sekarang ya, Yas, banyak cewek-cewek yang kelihatan alim, tapi kelakuaan--loe paham, lah." Wirda mengambil sebuah baju dari plastik dan meletakannya di hanger.

Tyas memperhatikan kembali pria tersebut. Namun, si gadis masih di dalam ruang pas.

"Hush, jangan bergosip, apapun hubungan mereka, kita tidak usah ikut campur. Dosa loh, apalagi jika itu tidak benar, bisa dua kali lipat dosanya," tegur Riana menghampiri Wirda dan Tyas. Tidak tahan dia jika pelanggannya digosipin, padahal mereka adalah orang yang mengantarkan rezeki buat mereka.

"Eh, iyaa kak Ri," cengir Wirda malu dengan kelakuannya.

Setelah memastikan Wirda dan Tyas kembali bekerja. Riana duduk di kursi kasir sambil membereskan bob-bon penjualan kemarin.

"Gimana, Pa? Baguskan?" tanya Nayla saat keluar dari kamar ganti. Membuat si Pria kaget dan membuyarkan keasikannya memperhatikan Riana.

"Bagus, cantik," ujar si pria, setelah memperhatikan penampilan Nayla.

"Oke." Nayla kembali ke kamar ganti, kemudian memakai pakaiannya kembali.

Nayla mendekati meja kasir dengan membawa gamis yang dia incar.

"Tante, Nayla ambil yang ini." Nayla menunjukan gamis tersebut.

"Ukurannya pas?" tanya Riana ramah.

"Pas Tante, cantik kata Papa," balas Nayla. Riana hanya tersenyum.

"Mau pilih yang lain? Kebetulan banyak barang baru masuk hari ini," bujuk Riana, siapa tahu Nayla membeli gamis model terbaru tersebut.

"Boleh, Pa?" Nayla melihat kearah si pria yang dipanggilnya papa.

"Boleh," jawab si pria. Riana kemudian mengajak Nayla melihat koleksi gamis terbaru butiknya.

Memberikan rekomendasi yang pantas untuk Nayla. Nayla menyukai semua gamis yang dipilihkan Riana.

"Pa, boleh tambah dua ini?" Nayla meminta izin si pria.

"Cukup dua itu aja, ya!" perintah si pria.

"Iya," jawab Nayla.

Mereka membayar gamis yang dibeli. Riana menscan barcode gamis tersebut. Kemudian memasukannya ke dalam kantong belanjaan.

"Total delapan ratus dua puluh ribu rupiah." Riana memunjukan monitor total belanjaan kepada pria itu.

"Bisa bayar debit?" tanya Pria itu.

"Bisa," jawab Riana. 

Si pria mengeluarkan dompet dan memberikan kartu debitnya. Riana membaca sekilas nama yang tertera di kartu debit 'Raditya Raymond'.

Nama yang bagus. 

Riana menggesekan kartu tersebut ke mesin EDC. Menekan angka sesuai tagihan Raditya.

"Tagihan delapan ratus dua puluh ribu rupiah, silahkan masukan pin kartu debitnya, Pak." Riana memutar mesin EDC agar menghadap Raditya. Raditya menekan pin kartu debitnya.

Riana menyobek struk yang keluar dari mesin EDC, mengklipkannya beserta bon dan plastik belanjaan kemudian menyerahkannya kepada Raditya.

"Terima kasih telah berbelanja di butik kami." Senyum Riana ramah. Raditya hanya menatap Riana lama, membuat Riana menjadi salah tingkah.

"Nama Tante siapa?" tanya Nayla tiba-tiba sebelum mereka keluar. Membuyarkan lamunan Raditya yang menatap Riana.

"Riana," jawab Riana ramah.

"Apa Tante sudah menikah?" tanya Nayla lagi. Entah apa maksud gadis remaja itu bertanya kepada Riana. 

"Kenapa?" Riana balik bertanya.

"Papa Nayla duda Tante, siapa tahu bisa dijodohkan dengan Tante," ujar Nayla blak-blakan. 

Jadi Nayla putri Raditya. Dia ingat gosip yang dibicarakan Wirda dan Tyas.

"Nayla!" tegur Raditya, merasa tidak enak karena kelancangan putri semata wayangnya. Namun Raditya tidak menolak jika Riana menjawab karena dia juga ingin mengenal Riana lebih dekat lagi.

Radit, sapaan Raditya dan Nayla telah sering berbelanja di butik Riana. Radit menyukai Riana yang ramah dan berwajah manis. Sepertinya Riana bersifat keibuan. Raditya telah menduda selama dua tahun. Banyak wanita yang mencoba mendekatinya, namun belum bisa menggetarkan hati Radit. 

Sejak Radit, menemani Nayla berbelanja ke butik Riana yang diberi nama 'Ri Butik and Collection'. Perasan Radit menjadi bergetar. Radit menjadi sering menemani putrinya untuk berbelanja hanya demi melihat Riana.

"Tante telah menikah dan memiliki anak," jawab Riana. Sontak hal tersebut membuat Radit kecewa.

🍒🍒🍒

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status