Share

Jordan Nelson

last update Last Updated: 2024-10-06 16:57:18

David Smith berteriak cukup lantang. Semua orang yang hadir di sana dapat mendengar suara tersebut. Bahkan semua orang pun merasa terkejut sekaligus penasaran.

Dalam hati masing-masing, mereka memikirkan, kira-kira apa yang akan dilakukan oleh David Smith?

"Baiklah, aku akan melakukan apa yang kau perintahkan," kata David seraya bangkit berdiri dari posisi duduknya.

Mendengar itu, Willie dan Saras tersenyum dingin. Mereka benar-benar gembira. Karena memang jawaban itulah yang diinginkan oleh keduanya.

"David! Apa yang akan kau lakukan?" Luna yang berada di belakangnya tiba-tiba angkat bicara.

Wanita itu merasa terkejut atas jawaban David. Dia ingin mencegah, tapi suasana sudah tidak mengizinkan. Apalagi, Luna masih menyadari bahwa pengantin pria itu bukan orang yang tepat untuk disinggung.

"Diam, Nona Luna!" ucap Willie sambil tersenyum penuh kemenangan. "Kau cukup duduk di tempatmu dan lihatlah pertunjukan selanjutnya,"

"Ayo bersujud di hadapan suamiku!" Saras membentak David. Suaranya dikeraskan, seolah-olah dia sengaja melakukan hal itu supaya semua tamu undangan dapat mendengarnya.

Pria itu menggertak gigi. Seumur hidup, baru sekarang saja David Smith mengalami kejadian seperti ini.

Andai saja Willie bukan berasal dari keluarga ternama, mungkin sudah sejak tadi dia menghajar pengantin yang sombong tersebut.

"Ayo! Mengapa kau malah diam saja?" Willie bicara sambil memberikan isyarat supaya David mau segera bersujud.

Tapi pria itu masih tidak mau melakukan perintahnya. David masih tetap berdiri. Seolah-olah tidak ada kejadian apapun yang menimpa dirinya.

Sementara Luna, dia masih terlihat duduk di belakang dengan perasaan tegang. Wanita itu sangat berharap bahwa David Smith tidak menuruti perintah Willie.

"Hei, pria miskin! Mengapa kau tetap diam? Ayo turuti ucapan Tuan Willie,"

"Benar, cepat bersujud di hadapannya,"

"Ayolah, kami sudah tidak sabar ingin melihatmu bersujud,"

"Kalau kau mau melakukannya, aku akan memberimu sepuluh dollar sebagai tanda terimakasih,"

Suara para tamu undangan kembali terdengar. Setiap orang yang berkata, pasti berisi cemoohan dan hinaan kepada David Smith.

Mereka tertawa dengan lantang. Seolah-olah kejadian ini sangat menggembirakan hatinya.

Luna yang sejak tadi diam, akhirnya sudah tidak kuat lagi. Dia memilih pergi daripada harus menahan sakit hati.

"Nona Luna, kau mau ke mana? Apakah kau tidak mau melihat pertunjukan yang langka ini?" Willie bertanya dengan nada sinis ketika melihat Luna berjalan keluar gedung.

Wanita itu berhenti dan menoleh sebentar. Kemudian dia berkata, "Persetan dengan omong kosongmu. Lihat saja, suatu saat aku akan membalas sakit hati ini,"

Setelah berkata seperti itu, Luna George pun akhirnya benar-benar pergi meninggalkan Gedung Berlian.

Dia pergi sambil membawa perasaan sakit dan dendam yang tidak bisa dihilangkan.

"Istrimu sudah pergi. Sekarang cepat lakukan perintah suamiku. Kalau tidak mau, kau akan tahu sendiri akibatnya," ucap Saras yang sudah tidak sabar ingin melihat David bersujud.

David Smith mengepalkan tinjunya dengan kencang. Perlahan-lahan dia mulai membungkuk. Tepat sebelum David bersujud, tiba-tiba sebuah suara lain terdengar dari arah belakang sana.

"Ada apa ini? Mengapa seperti terjadi keributan?"

Seorang pria tua berusia tujuh puluhan tahun yang mengenakan jas warna putih keluar dari sudut ruangan. Di belakangnya ada dua pria tinggi besar dengan jas warna hitam.

Mereka berjalan mendekat ke arah Willie dan Saras.

"Ayah ..." Willie segera menyambut kedatangan ayahnya. Begitu juga dengan Saras.

Setelah mengetahui siapa yang datang, sikap semua tamu undangan pun menjadi berubah. Sekarang mereka menjadi diam dan terlihat sangat menghormati pria tua tersebut.

"Cepat jelaskan, ada apa ini, Willie?" tanya pria tua yang bernama Jordan Nelson tersebut. Dia bukan lain adalah ayah dari Willie, sekaligus pemimpin Keluarga Nelson.

Willie Nelson kemudian menceritakan seluruh kejadian di dalam Gedung Berlian kepada ayahnya tersebut. Ia bercerita dengan detail, tidak lupa juga Willie pun menambah "bumbu" dalam ceritanya.

"Benar apa yang dikatakan suamiku, Ayah mertua. Pria miskin ini berani datang kemari dan sengaja ingin merusak pesta yang kita gelar," ucap Saras sambil menunjuk David yang pada saat itu sudah berdiri sambil menundukkan kepala.

"Siapa orang ini? Bagaimana dia bisa ada di sini?" tanya Jordan Nelson sambil memandangi David Smith mulai dari atas sampai bawah.

Dalam hatinya, dia pun merasa sedikit heran. Sebab di antara semua tamu undangan, memang hanya pria inilah yang mempunyai tampilan paling berbeda.

"Dia adalah menantu Keluarga George," jawab Willie dengan suara keras.

"Ayah mertua pasti tidak menyangka bukan, bahwa Keluarga George ternyata punya menantu seperti pria miskin ini?"

"Hemm ... mengapa kalian menyuruh dia untuk bersujud?" tanya Jordan Nelson tanpa menghiraukan ucapan menantunya.

"Karena dia miskin, Ayah mertua. Di antara kita semua, hanya dia sendiri yang mempunyai kasta paling rendah. Jadi, bukankah tidak ada salahnya kalau kita menyuruh dia untuk bersujud?" Saras berkata dengan nada penuh kemenangan.

Saras yakin bahwa ayah mertuanya itu akan mendukung maksud hatinya.

"Hei pecundang, coba angkat wajahmu! Sepertinya ayahku ingin melihat tampang miskinmu itu," kata Willie memberikan perintahnya.

David Smith menurut. Tanpa mengatakan apapun, dia langsung mengangkat kepala dan memandang wajah Jordan Nelson.

Begitu dua pasang mata bertemu, detik itu juga sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.

Jordan Nelson langsung berlutut begitu mengetahui siapa 'pria miskin' yang dimaksud.

Melihat majikannya berlutut, tanpa diberi perintah sekali pun, dua orang pria yang datang bersamanya juga ikut melakukan hal serupa.

"Tu-tuan ... mengapa ... mengapa Tuan bisa ada di sini?" tanya Jordan Nelson dengan bibir bergetar.

Dalam hatinya, David Smith cukup terkejut juga. Dia tidak menyangka bahwa orang itu ternyata masih bisa mengenali dirinya dengan jelas.

"Di mana pun aku berada, itu bukan urusan kalian," setelah sekian lama terdiam, akhirnya David Smith kembali berbicara.

Tapi suaranya menjadi berubah. Nadanya menjadi dingin dan seolah-olah mengandung wibawa yang besar.

Jordan Nelson menelan saliva. Keringat mulai membasahi seluruh punggung. Baginya, berhadapan dengan David Smith, itu artinya sama saja berhadapan dengan malaikat maut.

"Tu-tuan ... tolong, tolong maafkan anakku yang kurang ajar ini. Aku berjanji, aku akan memberikan pelajaran berat kepadanya," kata Jordan Nelson penuh ketakutan.

Kejadian tersebut membuat semua orang yang ada di sana terkejut. Mereka tidak percaya dengan apa yang terlihat di hadapannya saat ini.

Willie dan Saras saling pandang satu sama lain. Pasangan pengantin itu pun merasa kebingungan.

"Ayah, apa-apaan ini? Mengapa kalian rela berlutut di hadapan pecundang sepertinya?" Willie berkata dengan nada tinggi. Dia sangat marah melihat Ayahnya melakukan hal tersebut.

Menurutnya, hal itu sama saja dengan merendahkan harga diri Keluarga Nelson di mata publik.

"Bocah keparat! Tutup mulutmu sekarang juga!" Jordan Nelson tiba-tiba bangkit dan langsung menatap anaknya dengan tatapan tajam.

Belasan pasang mata tamu undangan ikut menatap ke arah keluarga itu. Dalam hati, semua orang mempertanyakan hal yang sama.

Sebenarnya apa yang sedang terjadi saat ini?

Melihat sikap ayahnya yang tiba-tiba berubah, Willie benar-benar dibuat tidak percaya. Dia merasa semua ini adalah mimpi. Mimpi terburuk sepanjang hidupnya.

"Ayah, apa yang sebenarnya terjadi denganmu? Mengapa ... mengapa kau bisa berubah seperti ini?" Willie bertanya dengan ekspresi wajah kebingungan.

"Sudah, jangan banyak bertanya lagi. Cepat bersujud di hadapan Tuan Smith!" Jordan Nelson memberi perintah kepada anaknya dengan nada tinggi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Identitas Rahasia sang Pria Tertindas   Hari Paling Bahagia—TAMAT

    Tiga hari sudah berlalu. Suasana di salah satu villa mewah di Kaki Bukit emas tampak ramai sekali. Di sana sudah berkumpul banyak orang. Hari ini adalah hari paling membahagiakan dalam hidup David. Sebab pada hari ini, dia akan melaksanakan hari jadi pernikahannya dengan Luna untuk yang pertama kalinya. Saat itu David masih berada di rumahnya. Dia baru saja keluar dari kamar dengan penampilan yang elegan, persis seperti bos besar diluar sana. "Luna, cepatlah. Aku takut kita akan terlambat," kata David berteriak memanggil Luna. Luna tidak menjawabnya. Tetapi beberapa saat kemudian, tiba-tiba dia pun keluar dari kamarnya. Luna tampil dengan pakaian mewah. Ia mengenakan gaun panjang warna putih tanpa lengan dan bagian dada yang sedikit terbuka, sehingga bisa memperlihatkan sedikit belahan payudaranya. Ia berjalan dengan lemah gemulai ke arah David Smith. David seketika tertegun. Ia memandangi Luna lekat-lekat. Seperti layaknya seseorang yang sedang melihat bidadari dari khayangan.

  • Identitas Rahasia sang Pria Tertindas   Penghormatan Terakhir

    Daniel langsung terdiam seribu bahasa. Dia benar-benar tidak mampu melakukan apa-apa lagi. Kalau David sudah membuat sebuah keputusan, maka siapa pun tidak akan ada yang mampu mengubahnya! "Mulai sekarang, kau adalah Ketua Organisasi Naga Hitam yang baru," katanya sambil kembali menepuk pundak. David kemudian memberikan Belati Naga Hitam yang merupakan lambang utama organisasinya. Senjata itu juga sebagai tanda bahwa siapa pun yang memegangnya, maka dia adalah Ketua Organisasi Naga Hitam."Te-terimakasih, Tuan. Semoga aku bisa menjalankan tugas ini sesuai dengan harapanmu," jawab Daniel dengan pasrah. David hanya tersenyum. Dia tidak berkata apa-apa lagi. "Kalian semua, apakah tidak mendengar perkataanku?" tanya David kepada semua anggota. "Kami mendengar, Tuan," jawab mereka secara serempak. "Lalu, kenapa sampai sekarang kalian belum juga memberikan selamat kepada Jendral Hitam, selaku Ketua yang baru?" Orang-orang itu langsung tersadar. Detik itu juga mereka langsung berlutut

  • Identitas Rahasia sang Pria Tertindas   Organisasi Naga Hitam V

    Dorr!!! Dorr!!! Suara tembakan yang sangat keras terdengar sebanyak empat kali. Dua orang dari Empat Pelindung langsung menjadi sasarannya. Dua buah peluru bersarang di titik vital mereka. Pelindung yang masih gagah itu seketika langsung terhuyung ke belakang. Mereka memegangi dadanya yang terasa sangat sakit. Wajah keduanya menggambarkan kemarahan luar biasa. Tetapi saat ini, tidak ada uang dapat dilakukan oleh mereka. Daniel dan Valentino juga terkejut. Dia tidak menyangka dengan kejadian ini. Keduanya langsung menoleh ke arah yang diduga sumber dari tembakan tadi. Rupanya, di antara para anggota, di sana telah berdiri seseorang yang hanya mempunyai satu lengan. Axel! Orang itu adalah Axel. Salah satu dari Empat Pelindung Organisasi Naga Hitam! "Axel!" seru Daniel dan Valentino secara bersamaan. Mereka langsung tersenyum. Apa yang telah dilakukan oleh Axel sangat membantu Daniel dan Valentino. Karena tembakan itu telah berhasil melumpuhkan lawan berat keduanya. Sekarang, m

  • Identitas Rahasia sang Pria Tertindas   Organisasi Naga Hitam IV

    Empat Pelindung Organisasi Naga Hitam yang baru langsung membawa David Smith keluar dari ruangan. Mereka memperlakukannya sedikit kasar. Mungkin keempat orang itu berpikir bahwa saat ini David sudah bukan ancaman lagi. Sehingga mereka memperlakukannya sedemikian rupa.David sendiri tidak memberikan perlawanan apapun. Valentino juga tetap diam dan tidak bereaksi. Bukan karena tidak berani, tetapi karena dia telah melihat isyarat yang diberikan oleh David Smith. 'Mari kita lihat pertunjukkan selanjutnya,' batin Valentino. Semua orang yang tadi berada di dalam ruangan, kini sudah berada di depan halaman markas utama. Ribuan orang berkumpul membentuk sebuah lingkaran besar. David berada di tengah-tengahnya. Empat Pelindung tetap menjaganya. Yang dua memegangi tangan. Dua sisanya mengawasi keadaan di sekitar. Sean memandangi David dan semua anggota Organisasi Naga Hitam secara bergantian. "Valentino, apa yang sedang terjadi?" tanya Daniel sedikit panik saat dia menyadari situasi.

  • Identitas Rahasia sang Pria Tertindas   Organisasi Naga Hitam III

    Sean sedikit gugup. Dia segera menoleh ke arah Daniel yang baru saja masuk ke dalam ruangan. "Pelindung Daniel, tahan dulu emosimu. Aku bisa menjelaskan semuanya," katanya berusaha menenangkan Daniel. "Tidak ada yang perlu dijelaskan lagi, Sean," ucap Daniel yang langsung menyebut namanya. "Apapun alasanmu, jawabannya tetap sama. Kau sudah tidak menganggap Empat Pelindung yang sebelumnya. Lebih dari itu, artinya kau juga sudah tidak menghargai Tuan Dewa Iblis," Suasana di sana langsung tegang. Ketegangan saat ini lebih dari sebelumnya. Sean kebingungan. Dia tidak tahu harus menjawab apa."Katakan saja sejujurnya, Sean. Sekarang kau sudah tidak bisa berbohong lagi," Ketika semua orang sedang terdiam, tiba-tiba Valentino muncul dari luar. Dia tampak tersenyum sinis saat menatap ke arah Sean. "Valentino, kau ...," "Kenapa? Kau terkejut, bukan?" senyuman Valentino semakin melebar. Dia sudah lama menunggu saat-saat seperti ini. "Dugaanmu benar, orang yang telah menyebarkan semua inf

  • Identitas Rahasia sang Pria Tertindas   Organisasi Naga Hitam II

    Sean sangat penasaran terkait kedatangan David dan Daniel. Dia yakin, alasan kenapa mereka kemari bukan karena ingin berkunjung saja. "Baiklah, sambut kedatangan mereka sebaik mungkin," ucap Sean memberi perintah kepada anggota yang melapor. "Baik, Ketua," Anggota itu kemudian segera pergi. Dia langsung membuat persiapan untuk menyambut kedatangan David dan Daniel. "Tuan, apa yang harus kita lakukan selanjutnya?" tanya Daniel sambil berbisik di sisi telinga David. "Kau diam saja. Biar aku yang mengurusnya," Daniel mengangguk. Dia tidak banyak bicara lagi. David kemudian mengajak Daniel dan Luna untuk masuk ke dalam markas. Begitu mereka tiba di depan pintu masuk, dua puluh orang segera menyambutnya. Mereka memberikan hormat dengan cara membungkukkan badan kepada David. "Salam kepada Tuan Dewa Iblis. Selamat datang kembali di markas Organisasi Naga Hitam," kata dua puluh orang itu secara bersamaan.David hanya tersenyum simpul. Ia kemudian memberi isyarat supaya mereka kembali

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status