Beranda / Urban / Identitas Rahasia sang Pria Tertindas / Menampar Anak yang Kurang Ajar

Share

Menampar Anak yang Kurang Ajar

Penulis: Junn_Badranaya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-06 16:57:50

"Tidak, Ayah. Aku tidak mau bersujud di hadapan pecundang ini," Willie dengan tegas menolak perintah ayahnya. "Memangnya dia ini siapa? Sehingga aku harus menyembahnya,"

"Ayah mertua, tolong jelaskan kepada kami terlebih dahulu. Siapa orang ini sebenarnya? Mengapa Ayah mertua begitu menghormatinya?" tanya Saras yang juga merasa penasaran terkait siapa David sebenarnya.

"Percuma, istriku. Dia tidak akan mau menjelaskan apa-apa kepada kita. Mungkin Ayah sedang banyak masalah, sehingga sikapnya pun menjadi berubah,"

Willie Nelson sangat yakin dengan ucapannya. Sebagai anak kandung, tentu dia tahu persis bagaimana sikap ayahnya tersebut.

Setiap kali sedang banyak pikiran, sifat dan karakter Jordan Nelson memang kerap kali mengalami perubahan.

Meskipun perubahan yang dimaksud tidak seperti saat ini, namun Willie tetap percaya bahwa ucapannya tidak mungkin salah.

Willie kemudian mengalihkan pandangan matanya. Ia menatap semua tamu undangan yang masih hadir di dalam Gedung Berlian.

"Untuk semuanya, aku mohon kalian harus pergi sekarang juga," katanya kepada seluruh tamu undangan.

Ucapan Willie langsung membuat semua orang kebingungan. Mereka saling pandang satu sama lain dan bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya sedang terjadi.

"Willie, kau tidak bisa mengusir kami pergi begitu saja,"

"Benar, Tuan Muda Nelson. Bagaimanapun juga, kami ini adalah tamu undanganmu. Kami sengaja datang jauh-jauh kemari hanya untuk menghadiri pesta pernikahan dan reuni yang kau buat,"

"Jadi, mana boleh kau mengusir kami seenaknya?"

"Ya, benar apa yang dikatakan oleh mereka,"

Sebagian tamu undangan ada yang tidak terima dengan keputusan Willie Nelson. Mereka merasa kecewa karena diusir begitu mudahnya.

Meskipun benar bahwa Willie adalah tuan rumah, tetapi tetap saja, mengusir tamu undangan ketika acara belum selesai, hal itu bisa dikatakan sangat tidak sopan.

"Aku, tahu. Aku mengerti perasaan kalian," kata Willie yang pada saat itu merasa serba salah. "Tapi ... tapi situasinya sudah tidak bisa dikendalikan lagi. Aku tidak ingin kalian merasakan juga kemarahan Ayahku. Jadi, aku mohon supaya kalian mau menuruti perintahku,"

Tamu undangan tidak ada yang mau menjawab lagi. Tapi dilihat dari wajahnya, sangat jelas bahwa saat ini mereka sedang menahan kemarahan besar.

"Tenang saja, tidak lama setelah ini, aku berjanji akan mengadakan lagi acara reuni. Semua biayanya biar aku yang menanggung," Willie berkata sambil tersenyum manis. Hal itu dia lakukan supaya semua orang percaya dengan ucapannya.

Karena tidak ada pilihan lain lagi, maka terpaksa tamu undangan pun menuruti ucapan Willie Nelson.

Namun baru saja mereka akan melangkah keluar, tiba-tiba sebuah teriakan keras terdengar lagi.

"Tunggu! Siapa pun, tidak ada yang boleh keluar dari gedung ini!"

Willie menoleh, ternyata yang bicara itu adalah ayahnya sendiri.

"Ayah, apa maksudmu?"

"Apakah maksudku kurang jelas, anak kurang ajar? Sekali lagi aku katakan, siapa pun tidak ada yang boleh keluar. Jika ada yang membantah, maka dia akan berurusan langsung dengan Keluarga Nelson!" ucap Jordan mempertegas bicaranya.

Suasana di sana semakin tegang. Apalagi setelah Jordan Nelson berkata seperti itu.

Walaupun tamu undangan yang hadir juga berasal dari keluarga ternama, tapi kekuasaan dan pengaruh keluarga mereka, tetap masih di bawah Keluarga Nelson.

Jadi, siapa yang berani membantahnya?

"Willie, sekali lagi aku katakan, cepat bersujud di bawah kaki Tuan Smith!"

"Suamiku, turuti saja perintah Ayah mertua. Jangan membantah lagi," bisik Saras kepadanya.

"Yang harus bersujud bukan hanya anak ini saja. Bahkan kau pun harus melakukan hal yang sama!" kata Jordan Nelson yang mendengar bisikan Saras.

"Tapi, Ayah Mertua ..."

"Tidak, Ayah. Aku tetap tidak mau bersujud di bawah kaki pecundang ini!" Willie menolak tegas sambil menggelengkan kepalanya beberapa kali.

"Anak kurang ajar!"

Jordan Nelson marah besar. Bersamaan dengan ucapannya, ia juga melayangkan tangannya yang mendarat tepat di pipi Willie.

Pipi sebelah kanan Willie Nelson langsung bengkak. Sejalur darah segar juga turut keluar. Dia merasakan sakit yang luar biasa.

Seumur hidup, rasanya baru sekarang saja dia perlakukan seburuk itu oleh ayahnya sendiri.

"Ayah, kau keterlaluan!" Kata Willie sambil tetap memegangi pipinya yang sakit.

Dia kemudian menggandeng tangan Saras dan berniat mengajaknya pergi. Tapi baru saja berjalan beberapa langkah, Jordan telah kembali bicara.

"Willie, berhenti! Kalau kau tetap pergi, maka aku akan mencoret namamu dari daftar keluarga!"

Ucapan itu sangat keras. Sehingga Willie bisa mendengarnya dengan jelas sekali. Sungguh, dia tidak percaya bahwa ayahnya akan bertindak sejauh ini.

'Sial, siapa sebenarnya pecundang ini? Mengapa Ayah lebih membela dia daripada anaknya sendiri? Keparat! Lihat saja nanti, aku pasti akan membalasnya,' batin Willie sambil mengepalkan kedua tangannya.

Sesaat kemudian, terpaksa dia pun membalikkan badannya dan berjalan kembali ke tempat semula.

"Bersujud!" Jordan Nelson memberi perintah yang sama untuk kesekian kalinya.

Willie Nelson dan Saras akhirnya mau menuruti perintah tersebut. Mereka benar-benar bersujud tepat di bawah kaki David Smith. Bukan hanya sepasang pengantin itu saja, bahkan Jordan Nelson bersama dua pengawal pribadinya juga melakukan hal yang serupa.

Belasan pasang mata memandang kejadian itu dengan tatapan tidak percaya. Mereka merasa bahwa semua ini adalah mimpi.

"Berdiri. Aku tidak mau kalian melakukan hal seperti ini," ujar David Smith dengan nada datar. Dia berbicara tanpa ekspresi. Seolah-olah apa yang dilakukan oleh Keluarga Nelson itu bukanlah sesuatu yang besar.

Mendengar perintah tersebut, Jordan Nelson dan yang lainnya pun segera berdiri kembali.

"Terima kasih, Tuan. Terima kasih," ucap Jordan Nelson dengan sungguh-sungguh.

David Smith hanya mengangguk kecil. Kemudian dia berkata, "Aku pergi,"

Dia langsung berjalan keluar dari dalam Gedung Berlian tanpa menghiraukan belasan pasang mata yang terus memandangnya dengan berbagai ekspresi.

Begitu tubuh David Smith menghilang dari pandangan mata, Jordan Nelson segera beranjak dari tempatnya dan berniat untuk menyusul David.

"Suamiku, siapa sebenarnya pecundang itu? Mengapa Ayah mertua seperti sangat takut kepadanya?" tanya Saras setelah Jordan menghilang.

"Aku sendiri tidak tahu," jawab Willie sambil menggelengkan kepalanya.

"Hemm ... mungkinkah pria miskin itu adalah seseorang yang sedang menyamar?"

"Tidak mungkin, Saras. Itu mustahil. Yang benar adalah semua ini kesalahpahaman. Ayah sedang banyak pikiran karena pekerjaannya, jadi wajar kalau dia mudah emosi,"

Willie sengaja berkata seperti itu, tujuannya adalah supaya Saras tidak lagi memikirkan kejadian barusan.

"Tenanglah, setelah ini kita akan membalasnya. Si brengsek David juga harus merasakan penghinaan yang sama. Bahkan harus lebih daripada ini!" kata Willie sambil mengeraskan tulang rahangnya.

Dalam waktu yang bersamaan, Jordan Nelson akhirnya bisa juga menyusul David Smith. Saat itu David sudah tiba diluar pintu gerbang.

"Tuan, Tuan Dewa Iblis. Tunggu sebentar," katanya sambil melambaikan tangan.

"Ada apa lagi, Jordan?" tanya David Smith sambil menghentikan langkah.

"Ada sesuatu yang harus aku berikan kepadamu,"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Identitas Rahasia sang Pria Tertindas   Hari Paling Bahagia—TAMAT

    Tiga hari sudah berlalu. Suasana di salah satu villa mewah di Kaki Bukit emas tampak ramai sekali. Di sana sudah berkumpul banyak orang. Hari ini adalah hari paling membahagiakan dalam hidup David. Sebab pada hari ini, dia akan melaksanakan hari jadi pernikahannya dengan Luna untuk yang pertama kalinya. Saat itu David masih berada di rumahnya. Dia baru saja keluar dari kamar dengan penampilan yang elegan, persis seperti bos besar diluar sana. "Luna, cepatlah. Aku takut kita akan terlambat," kata David berteriak memanggil Luna. Luna tidak menjawabnya. Tetapi beberapa saat kemudian, tiba-tiba dia pun keluar dari kamarnya. Luna tampil dengan pakaian mewah. Ia mengenakan gaun panjang warna putih tanpa lengan dan bagian dada yang sedikit terbuka, sehingga bisa memperlihatkan sedikit belahan payudaranya. Ia berjalan dengan lemah gemulai ke arah David Smith. David seketika tertegun. Ia memandangi Luna lekat-lekat. Seperti layaknya seseorang yang sedang melihat bidadari dari khayangan.

  • Identitas Rahasia sang Pria Tertindas   Penghormatan Terakhir

    Daniel langsung terdiam seribu bahasa. Dia benar-benar tidak mampu melakukan apa-apa lagi. Kalau David sudah membuat sebuah keputusan, maka siapa pun tidak akan ada yang mampu mengubahnya! "Mulai sekarang, kau adalah Ketua Organisasi Naga Hitam yang baru," katanya sambil kembali menepuk pundak. David kemudian memberikan Belati Naga Hitam yang merupakan lambang utama organisasinya. Senjata itu juga sebagai tanda bahwa siapa pun yang memegangnya, maka dia adalah Ketua Organisasi Naga Hitam."Te-terimakasih, Tuan. Semoga aku bisa menjalankan tugas ini sesuai dengan harapanmu," jawab Daniel dengan pasrah. David hanya tersenyum. Dia tidak berkata apa-apa lagi. "Kalian semua, apakah tidak mendengar perkataanku?" tanya David kepada semua anggota. "Kami mendengar, Tuan," jawab mereka secara serempak. "Lalu, kenapa sampai sekarang kalian belum juga memberikan selamat kepada Jendral Hitam, selaku Ketua yang baru?" Orang-orang itu langsung tersadar. Detik itu juga mereka langsung berlutut

  • Identitas Rahasia sang Pria Tertindas   Organisasi Naga Hitam V

    Dorr!!! Dorr!!! Suara tembakan yang sangat keras terdengar sebanyak empat kali. Dua orang dari Empat Pelindung langsung menjadi sasarannya. Dua buah peluru bersarang di titik vital mereka. Pelindung yang masih gagah itu seketika langsung terhuyung ke belakang. Mereka memegangi dadanya yang terasa sangat sakit. Wajah keduanya menggambarkan kemarahan luar biasa. Tetapi saat ini, tidak ada uang dapat dilakukan oleh mereka. Daniel dan Valentino juga terkejut. Dia tidak menyangka dengan kejadian ini. Keduanya langsung menoleh ke arah yang diduga sumber dari tembakan tadi. Rupanya, di antara para anggota, di sana telah berdiri seseorang yang hanya mempunyai satu lengan. Axel! Orang itu adalah Axel. Salah satu dari Empat Pelindung Organisasi Naga Hitam! "Axel!" seru Daniel dan Valentino secara bersamaan. Mereka langsung tersenyum. Apa yang telah dilakukan oleh Axel sangat membantu Daniel dan Valentino. Karena tembakan itu telah berhasil melumpuhkan lawan berat keduanya. Sekarang, m

  • Identitas Rahasia sang Pria Tertindas   Organisasi Naga Hitam IV

    Empat Pelindung Organisasi Naga Hitam yang baru langsung membawa David Smith keluar dari ruangan. Mereka memperlakukannya sedikit kasar. Mungkin keempat orang itu berpikir bahwa saat ini David sudah bukan ancaman lagi. Sehingga mereka memperlakukannya sedemikian rupa.David sendiri tidak memberikan perlawanan apapun. Valentino juga tetap diam dan tidak bereaksi. Bukan karena tidak berani, tetapi karena dia telah melihat isyarat yang diberikan oleh David Smith. 'Mari kita lihat pertunjukkan selanjutnya,' batin Valentino. Semua orang yang tadi berada di dalam ruangan, kini sudah berada di depan halaman markas utama. Ribuan orang berkumpul membentuk sebuah lingkaran besar. David berada di tengah-tengahnya. Empat Pelindung tetap menjaganya. Yang dua memegangi tangan. Dua sisanya mengawasi keadaan di sekitar. Sean memandangi David dan semua anggota Organisasi Naga Hitam secara bergantian. "Valentino, apa yang sedang terjadi?" tanya Daniel sedikit panik saat dia menyadari situasi.

  • Identitas Rahasia sang Pria Tertindas   Organisasi Naga Hitam III

    Sean sedikit gugup. Dia segera menoleh ke arah Daniel yang baru saja masuk ke dalam ruangan. "Pelindung Daniel, tahan dulu emosimu. Aku bisa menjelaskan semuanya," katanya berusaha menenangkan Daniel. "Tidak ada yang perlu dijelaskan lagi, Sean," ucap Daniel yang langsung menyebut namanya. "Apapun alasanmu, jawabannya tetap sama. Kau sudah tidak menganggap Empat Pelindung yang sebelumnya. Lebih dari itu, artinya kau juga sudah tidak menghargai Tuan Dewa Iblis," Suasana di sana langsung tegang. Ketegangan saat ini lebih dari sebelumnya. Sean kebingungan. Dia tidak tahu harus menjawab apa."Katakan saja sejujurnya, Sean. Sekarang kau sudah tidak bisa berbohong lagi," Ketika semua orang sedang terdiam, tiba-tiba Valentino muncul dari luar. Dia tampak tersenyum sinis saat menatap ke arah Sean. "Valentino, kau ...," "Kenapa? Kau terkejut, bukan?" senyuman Valentino semakin melebar. Dia sudah lama menunggu saat-saat seperti ini. "Dugaanmu benar, orang yang telah menyebarkan semua inf

  • Identitas Rahasia sang Pria Tertindas   Organisasi Naga Hitam II

    Sean sangat penasaran terkait kedatangan David dan Daniel. Dia yakin, alasan kenapa mereka kemari bukan karena ingin berkunjung saja. "Baiklah, sambut kedatangan mereka sebaik mungkin," ucap Sean memberi perintah kepada anggota yang melapor. "Baik, Ketua," Anggota itu kemudian segera pergi. Dia langsung membuat persiapan untuk menyambut kedatangan David dan Daniel. "Tuan, apa yang harus kita lakukan selanjutnya?" tanya Daniel sambil berbisik di sisi telinga David. "Kau diam saja. Biar aku yang mengurusnya," Daniel mengangguk. Dia tidak banyak bicara lagi. David kemudian mengajak Daniel dan Luna untuk masuk ke dalam markas. Begitu mereka tiba di depan pintu masuk, dua puluh orang segera menyambutnya. Mereka memberikan hormat dengan cara membungkukkan badan kepada David. "Salam kepada Tuan Dewa Iblis. Selamat datang kembali di markas Organisasi Naga Hitam," kata dua puluh orang itu secara bersamaan.David hanya tersenyum simpul. Ia kemudian memberi isyarat supaya mereka kembali

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status