Share

Komunikasi

Nur merasakan kakinya lemas, seolah-olah kaki itu tidak sanggup lagi untuk menahan berat tubuhnya. Namun dia tetap berusaha untuk berdiri, paling tidak selama Pak Anwar masih di depannya. Dilihatnya Pak Anwar tersenyum.

“Tidak, apakah aku terlihat terkejut?” batin Nur.

“Kenapa terkejut? Kamu pikir saya tidak bisa tahu apa yang kamu sembunyikan?  Ternyata apa yang saya curigai selama ini benar. Kamu menjadi wakil ketua karena kamu adalah gundik Bu Bos. Apa yang terjadi jika istrimu mengetahui hubunganmu dengan bu bos?”

Nur hanya terdiam. Dia tidak sanggup berkata-kata. Otaknya sudah tak mampu diajak berpikir, lidahnya serasa kelu dan kaku.

“Saya juga sudah selesai mengaudit laporanmu, ternyata kamu menggelapkan dana bengkel sebesar dua ratus juta. Segera saja mengundurkan diri. Atau istrimu dan bawahan-bawahan tahu tentang aibmu.” kata Pak Anwar pelan-pelan menegaskan ancamannya.

Nur melihat Pak Anwar berbali

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status