Share

Bab 19: Nasihat Saudara

Bab 19: Nasihat Saudara

Aku masih memikirkan SMS Ucon ketika menyusuri gang rumah. Menjadi diri sendiri itu susah? Bagaimana bisa begitu? Entahlah.

Yang kutahu hanya, banyak orang terganggu jiwanya karena kehilangan dirinya sendiri. Dan kuharap, karena obsesinya menulis Ucon tidak sampai gila.

Suara tangis menghentikan langkahku di depan gubuk Pak Latif. Kulihat Razak dan Alim sedang bermain mobil-mobilan menggunakan potongan balok. Di ayunan bawah pohon belimbing itu, ada Idah yang sedang menggendong Ifah, adiknya yang bungsu.

Ia sedang gelisah. Rupanya dari mulut Ifah itulah suara tangis keluar. Pak Latif dan Bu Latif tidak kulihat di antara mereka. Gerobaknya juga tidak tampak. Perlahan kuhampiri mereka.

“Kakak, kakak,” sambut Razak dan Alim, berebut memeluk kakiku.

Aku bermain-main sebentar dengan mereka berdua. Aku berlagak menjadi penjahat dan mereka menjadi jagoannya. Berduel pura-pura.

Ketika mereka&m

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status