Share

Bab 43 | Malam Duka

Safira berbaring di tepi ranjang, memandangi putrinya yang berada di tabung kaca dengan berlinang air mata. Putrinya terlahir prematur.

“Jadinya siapa nama putri kita?” tanya Safira.

“Tiara Sagara Putri,” kata Sagara.

“Aku ikut saja, nanti panggilannya Tiar aja,” kata Safira tersenyum.

“Tiar, wah kedengarannya sangat bagus. Pasti dia sangat suka dipanggil begitu.”

“Kamu jangan sedih ya, insya Allah malaikat kecil kita akan kuat,” kata Sagara sambil merangkul istrinya.

“Makasih, Sayang. Kamu sudah mendampingiku di saat-saat kritis.”

Safira membayangkan kesakitan saat dia menjalani persalinan. Sagara tak beranjak sedikitpun di sisinya. Bahkan saat itu, pegangan tangan Sagara menguatkannya.

“Nggak perlu makasih, Yang. Tugas dan kewajibanku sekarang adalah menjagamu. Enggak hanya kamu, sekarang ditambah aku harus menjaga Tiar.”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status