Share

Bab 45 | Berburu Ketenangan Hati

“Aku hanya ingin tidur sendiri,” jawab Safira datar.

“Apa aku mengganggu dan mengancammu?” Sagara benar-benar gemas pada istrinya.

“Aku takut kamu menyakitiku lagi,” kata Safira.

Sagara tertawa. Sungguh dia sangat menyayangkan, kenapa trend perubahan istrinya bergerak ke arah negatif?

“Sayang, kamu lupa ya. Mana mungkin aku melakukannya. Kamu kan lagi nifas. Kalau aku memaksamu di saat seperti itu lagi-lagi aku menambah dosa. Percayalah, aku masih bisa bersabar menunggumu.”

Safira kalah strategi. Dia benar-benar lupa. Memang benar dia sedang nifas.

Namun sebenarnya bukan itu masalahnya. Entah mengapa dia merasa benar-benar muak dan tidak ingin berada di dekat suaminya.

Namun Safira tak mau jujur. Dia tak ingin hati Sagara sakit. Dia tak bisa membayangkan jika malam ini dia harus tidur seranjang bersama suaminya.

Malas banget. Tapi kalau aku blak-blakan, hatimu bisa r

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status