Pulang bekerja, Ari dihentikan oleh Zoya dengan sengaja.
"Ri, pulang barena yuk naik mobil aku.!" ucap Zoya saat Ari hendak melajukan motornya."Tidak usah terima kasih aku membawa motor." tolak Ari cepat."Motornya taruh saja disini, besok aku jemput lagi." tawarnya berusaha dengan senyum khasnya.tiba-tiba..."Ri, numpang yah! aku tidak punya kendaraan." Hendra dengan cepat naik keatas motor dibelakang Ari."Ayo cepet Ri, ini udah mau magrib.""Oke, maaf ya Bu lain kali saja.!"Lalu kemudian Ari dan Hendra pergi meninggalkan Zoya yang hatinya dongkol.Zoya hanya tersenyum sinis melihat kepergian Ari, dirinya tau bahwa Hendra sengaja melakukannya.Diperjalanan Hendra membahas hal yang tadi."Ri, sepertinya Bu Zoya suka sama kamu." kata Hendra berbicara didekat telinga Ari supaya terdengar."Bagus dong, dari pada dibenci." jawab Ari acuh.Hendra memutar bola mata malas, "Suka bukan karena pekerjaan atau yang lain, tetapi ini sukanya dalam artian laki-laki dan perempuan, kamu ngerti kan.!""Ah tidak mungkin dra, Bu Zoya itu cantik, orang kaya pinter lagi mana mungkin dia suka sama aku yang orang miskin ini." balas Ari merendahkan dirinya."Heh, terserah dirimu lah, tapi jika dia memang benar suka sama kamu jangan kamu ladenin yah!""Untuk apa aku meladeninya? istriku dirumah juga cantik dan aku juga mempunyai anak perempuan yang cantik." jawabnya membayangkan keluarga kecilnya."Baguslah kalau begitu, aku takut kamu khilaf." Hendra mengingatkan kembali."Tidak akan " jawabnya santai."Udah Ri, rumahku udah keliatan tuh!""Oke !"Turunlah Hendra dari motor Ari dan menuju rumahnya lalu Ari melajukan kembali motornya yang tidak jauh dari rumah Hendra.****"Assalamualaikum..!" sapa Ari mengetuk pintu kontrakannya."Waalaikum salam.." jawab Lisa, istrinya dibalik pintu.Lisa membuka pintu dan menyambut suaminya dengan senyuman dan mencium punggung tangannya."Laras mana?""Ayahhh...!" panggil Laras putri kecilnya sambil berlari, Ari menyambut dengan gembira lalu memeluk anaknya dan menggendongnya dengan sayang."Eh! Laras ayah baru pulang nak!" kata Lisa."Tidak apa-apa, yuk masuk nak." jawab Ari singkat dan masuk rumah. Lisa hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah ayah dan anak itu.Makan malam pun sudah disiapkan oleh Lisa dengan menu yang sederhana nasi serta ikan goreng dan sambal terasi. Sungguh nikmat."Wah, makan enak nih!" kata Ari dirinya kini telah mandi dan berganti baju dan bersiap untuk makan malam bersama."Alhamdulilah." jawab Lisa menyendokan nasi kepiting suaminya.Lalu mereka pun mulai menyantap makanan yang dimasak istrinya dengan lagap, Lisa juga makan sambil menyuapi Laras.****Ari sedang duduk santai diteras sambil meminum kopi hitam dan menghisap rokoknya. Tiba-tiba ponselnya bergetar menandakan pesan masuk."Hai Ari, aku Zoya. Kamu lagi apa?"Ari mengerutkan alisnya dari mana wanita itu tau nomornya. Lalu Ari membalasnya."*Ibu Zoya, tau dari mana nomorku.?""Jangan panggil ibu dong, Zoya saja yah!""Aku tidak enak Bu, ibu kan atasan saya.""Tidak apa-apa ini kan bukan jam kerja panggil saja Zoya supaya lebih akrab.""Emm.. baiklah, Ada apa yah Bu malam-malam SMS.""Tidak ada apa-apa sih! cuma mau ngobrol saja, boleh kan. Soalnya aku lagi suntuk nih temenin aku ngobrol sebentar yah!""Memangnya ibu tidak punya teman.""Temanku sibuk semua sama keluarga kecilnya.""Memangnya ibu tidak punya keluarga.""Punya, maksudku keluarga kecil seperti suami dan anak.""Kalau begitu, kenapa ibu tidak menikah saja.""Aduuhh kok masih panggil ibu sih😡.""Eh maaf Zoya! memangnya kamu belum menikah.""Iya, aku belum menikah, tapi aku sedang menyukai seseorang sekarang.""Ya sudah kamu bilang padanya dan ajak dia menikah.""Begitu yah, tapi sayang sepertinya ini agak terhambat.""Em... maksudnya?"."Sudahlah, apapun rintangannya aku pasti akan mendapatkan dia*."Zoya tersenyum sinis tidak tau saja Ari, bahwa lelaki yang dia maksud adalah dirinya."*Iya, kalau cinta perjuangkanlah. Oh iya ngomong-ngomong tadi aku tanya belum dijawab, kamu dapat nomorku dari mana?.""Darimana saja, itu sangat mudah bagiku*."Tiba-tiba Lisa datang, "Mas, sedang apa?"Ari yang terkejut langsung menghapus semua pesan itu takut jika istrinya melihat."Oh, aku lagi santai.""Kamu, lagi tukar pesan dengan siapa?" tanya Lisa karena melihat layar diponsel Ari menyala dan muncul pesan yang ternyata dari Zoya.Ari langsung menghapus kembali tanpa membaca apalagi membalas lalu mematikan ponselnya."Bukan, siapa-siapa hanya teman kerja yang iseng." jawabnya takut-takut."Oh...!" Lisa hanya ber oh ria tanpa menaruh curiga sedikitpun."Oh iya mas, kontrakan sudah masuk tanggal. Apa kamu sudah ada uang?" tanya Lisa yang baru teringat tujuannya menghampiri suaminya."Kontrakan yah! sabar yah nanti aku akan minta kasbon sama bos." jawabnya sambil berfikir."Laras mana?""Dia sudah tidur mas."Lalu tak berapa lama kontrakan yang disebelahnya kosong kini datang seorang lelaki dewasa berikut barang-barang nya sepertinya pindahan baru."Baru pindah bang." sapa Ari pada lelaki itu."Oh iya bang, saya dari kota A." jawab lelaki itu ramah."Oh perantau dong.""Iya bang. Eh kenalin bang sebagai tetangga baru. Nama saya Ilham." ucap Lelaki yang bernama Ilham itu dengan senyum sopannya."Saya Ari dan ini istri saya Lisa." balas Ari dengan senyum sopan juga begitu juga dengan Lisa."Ya sudah bang salam kenal yah, mbak." Ilham menganggukan kepala sopan dibalas dengan anggukan lagi oleh Ari dan Lisa."Kalau begitu saya mau beres-beres dulu mau bantu yang lain." katanya sambil menunjuk barang-barang didepannya."Perlu saya bantu." tawar Ari."Tidak usah bang, takut merepotkan.""Tidak apa-apa saling membantu."Kemudian Ari pun membantu Ilham membawakan barang-barang nya atau sekedar mengobrol dengan disuguhi minuman botol dingin dan cemilan gorengan.Lisa yang malu karena disitu terdapat lelaki semua memutuskan untuk masuk menemani Laras yang sudah tertidur hingga dirinya ikut tertidur.****"Sialan, kenapa nomornya malah tidak aktif? dia sengaja kah atau takut ketauan istrinya." monolog Zoya kesal saat menghubungi nomor Ari ternyata tidak aktif."Lihat saja, aku pasti bisa mendapatkanmu tapi sebelum itu aku harus cari tau dulu siapa istri Ari ini?." gumamnya lagi sudah bertekad ingin merebut suami orang.Ketahuilah perbuatan itu sangat tercela dan jika diteruskan maka diri sendirilah yang akan mendapatkan akibat dari kesalahannya.Dan setan sudah menguasai hatinya dengan tipu daya dan segala muslihatnya.Pagi hari Ari sudah siap dan hendak berangkat tak lupa berpamitan pada istri dan anaknya dan didepan sudah ada Ilham yang sedang mencuci motornya."Berangkat mas,!" sapa Ilham pada Ari."Iya nih! Wah rajin sekali pagi-pagi sudah mencuci motor." Ari berbasa-basi memuji Ilham."Ah cuma nyuci motor mas!""Ya sudah saya berangkat dulu yah!""Iya mas hati-hati."Setelah berbasa-basi Ari berangkat bekerja seperti biasa dan Lisa keluar bersama Laras."Eh mbak Lisa, mau kemana?" tanya Ilham."Eh mas Ilham, mau ke tukang sayur mas. Saya duluan yah!""Mau saya antar.""Tidak usah mas, dekat kok!""Ya sudah hati-hati mbak.""Iya..!"Ilham memandangi punggung Lisa yang sudah menjauh dengan pandangan berbeda, karena setiap melihat Lisa, hati Ilham seperti bergetar dan matanya selalu ingin memandangi ibu muda satu anak itu.Ilham menggelengkan kepala, dia tau itu salah dia
Semalaman hingga menjelang pagi Lisa tidak bisa tidur terus memikirkan suaminya yang tak kunjung pulang bahkan nomornya pun sampai sekarang belum aktif.Hatinya semakin gundah, apakah benar suaminya telah berselingkuh darinya, apa salahnya sampai dia tega melakukannya.Lisa terus menangis, dia jadi tidak fokus untuk melakukan sesuatu Laras pun sampai tidak diurusnya karena selalu memikirkannya suami berkali-kali dia menelfon lagi tapi masih tetap tidak aktif, lalu menelfon teman-teman suaminya jawabannya mereka semua tidak tau hingga dia pasrah dan berdoa pada sang kuasa agar diberi petunjuk.Hingga sore hari menjelang magrib nomor itu baru aktif dan Lisa langsung menelfonnya.Tapi tidak diangkat kini dia terkejut lagi malah ada pesan suara yang dia terima dari perempuan itu menggunakan nomor suaminya.pesan suara itu berbunyi.'Jangan ganggu suamiku, dia sudah menjadi milikku dan hapus nomor suamiku'jederr...
Pagi hari menyingsing, seperti biasa Lisa bangun pagi mandi besar lalu menunaikan ibadah sholat subuh.Setelah sholat Lisa berdoa dengan khusyuk, kejadian kemarin tak membuatnya berhenti menangis, apalagi semalam suaminya memaksanya melakukan hubungan itu.Dia sangat kecewa dan tidak terima, dia bertekad akan mendiamkan suaminya itu tapi mulut berkata lain tetap saja dia butuh suaminya karena dia mencintai suaminya dengan tulus karena Allah.Setelah dipikir-pikir perceraian tidak ada bagusnya dia berfikir ini adalah cobaan, ujian pernikahan dari Allah untuknya. Jika dia meminta cerai maka dia tentu saja kalah dengan setan dan kalah juga dengan perempuan itu.Maka dari itu dia berikhtiar dan berdoa terus kepada Allah supaya sang kuasa memberinya kesabaran dan juga hikmah dibalik semua ini.Lisa melepaskan mukenanya setelah selesai ritual melaksanakan perintah Allah.Dia berjalan ke dapur guna untuk mempersiapkan semuanya, dia tidak mem
Ari bekerja seperti biasa namun harinya suram dan tak bersemangat masih teringat istrinya yang sedang marah, lalu Zoya menghampirinya dengan wajah yang memerah seperti menahan amarah dia mendekati Ari yang sedang mode malas."Ari, aku tidak terima diperlakukan seperti ini oleh istrimu. Pokoknya aku akan melaporkan istrimu." ucap Zoya tiba-tiba dan itu berhasil membuat Ari terkejut."Ada apa? apa yang kamu bicarakan?". kata Ari tidak mengerti."Istrimu, telah menghinaku dan mencemarkan nama baikku. Ini buktinya." Zoya mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan pesan yang dimanipulasi olehnya seolah ini memang benar kesalahan Lisa.Ari mengambilnya dan melihat isi tulisan tersebut, setelah dibaca semua dia jadi emosi dan menyalahkan Lisa menganggap bahwa itu benar.Zoya tersenyum puas melihat ekspresi wajah Ari yang seperti marah."Pokoknya aku tidak terima, aku akan membawa masalah ini kejalur hukum ingat itu." ancamnya membuat Ari
"Lisa apa yang sudah kamu katakan terhadap dia?" tanya Ari saat mereka sudah duduk lesehan dilantai keramik.Pertanyaan itu seketika membuat atmosfer ruangan itu berubah begitu juga hatinya, Lisa sudah dapat menebak siapa yang dimaksud suaminya."Kenapa?. Siapa yang kamu maksud?" Lisa berhenti sejenak untuk melihat ekspresi suaminya yang tidak bersahabat."Selingkuhanmu, perempuan tidak tau diri itu.""Lisa, jaga bicaramu. Kamu tau dia marah sekarang dan dia ingin melaporkanmu kepolisi atas pencemaran nama baik." nada bicara Ari sungguh tidak ada lembutnya, terlihat antara takut dan marah.Lisa yang mendengar bahwa dia akan dilaporkan oleh perempuan itu atas pencemaran nama baik menjadi kaget dan heran."Kenapa aku yang dilaporkan? bukannya dia yang salah." Lisa berucap tak terima."Lisa, dia meenunjukkan bukti padaku bahwa kamu memulai duluan dan menghinanya serta menjatuhkan harga dirinya dan dia tidak terima." kata Ar
Hari demi hari telah dilalui oleh Lisa. Hati dan pikirannya masih belum tenang bahkan hatinya merasa sesak mengingat apa yang dilakukan suaminya.Rumah tangga yang biasa saja mendadak menjadi terasa hampa bahkan hampir hancur jika saja tidak menahan emosi yang bergejolak seketika.Bagaimana tidak suami yang perhatian dan pengertian meski tidak romantis dan ekonomi yang terbilang cukup miris ternyata tidak memungkinkan suami berbuat buruk seperti itu.Nyatanya Ari gelap mata dan melakukan perselingkuhan itu, hati perempuan mana yang tidak sakit karena itu.Lisa menyibukkan dirinya dengan berjualan kerupuk keliling bersama Laras, sebenarnya Lisa tidak tega karena Laras masih kecil namun dia juga tidak mungkin meninggalkan Laras sendiri dikontrakan dia juga tidak bisa membayar pengasuh yang terbilang cukup mahal."Kerupuk..kerupuk...!!" begitulah cara Lisa memanggil pembeli sambil matanya menatap ke sekeliling, tangan kanan dia membawa keran
"Hay sayang ayo cepat, kamu lagi ngapain disitu?" ucap Zoya pada lelaki yang tengah menatap lurus kedepan."Eh.. iya ayo." Zoya mengapitkan lengannya pada lelaki itu yang tak lain adalah Ari.Dan mereka pun melenggang pergi sehabis dari toko bangunan untuk membeli bahan-bahan yang sudah habis.Awalnya Ari menolak untuk ikut bersama Zoya tetapi Zoya memaksa dengan ancaman yang sudah dia layangkan kemarin jadilah Ari hanya bisa menuruti tanpa bisa berbuat apa-apa.Tapi setelah sampai ditempat hal yang tak terduga dia lihat membuat hatinya tersayat dan merasa bersalah karena melihat istri serta anaknya berkeliling menjajakan dagangannya ditengah terik panasnya matahari dan itu dilakukan tanpa sepengetahuannya.Nanti saja setelah dia pulang akan dia tanyakan untung saja Zoya tidak melihat istri dan anaknya disitu. Namun setelah itu hatinya jadi tersirat rasa cemburu ketika Ilham tetangga kontrakannya yang membeli semua dagangannya dan menggen
Malam hari tiba Laras sudah tertidur begitu juga dengan Lisa namun hanya matanya saja yang terpejam karena diapun sedang menunggu suaminya pulang.Tak lama kemudian terdengar salam dan suara pintu diketuk dengan segera Lisa bangun untuk membuka pintunya karena sudah tau siapa yang datang dari suara deru mesin motornya.Meski suaminya begitu tapi Lisa tetap menjalankan kewajibannya sebagai istri yang baik tapi matanya tidak mau menatap suaminya itu.Setelah suaminya masuk dan Lisa menyiapkan semuanya tanpa sepatah katapun diapun segera pergi namun Ari sudah mencekal lengannya agar tidak pergi."Tunggu Lisa, aku ingin bicara denganmu." ucap Ari dengan menatap sendu."Bicara saja, tidak perlu menyentuhku." Lisa segera melepaskan cekalan tangan kekar itu tanpa berbalik."Lihat aku Lisa jangan membelakangi ku." kata Ari sedikit kecewa.Lisa menuruti dia membalikkan badannya namun pandangannya menunduk."Lisa lihat ak