Share

Chapter 1

Author: titiawy
last update Last Updated: 2022-11-30 08:15:30

Pulang bekerja, Ari dihentikan oleh Zoya dengan sengaja.

"Ri, pulang barena yuk naik mobil aku.!" ucap Zoya saat Ari hendak melajukan motornya.

"Tidak usah terima kasih aku membawa motor." tolak Ari cepat.

"Motornya taruh saja disini, besok aku jemput lagi." tawarnya berusaha dengan senyum khasnya.

tiba-tiba...

"Ri, numpang yah! aku tidak punya kendaraan." Hendra dengan cepat naik keatas motor dibelakang Ari.

"Ayo cepet Ri, ini udah mau magrib."

"Oke, maaf ya Bu lain kali saja.!"

Lalu kemudian Ari dan Hendra pergi meninggalkan Zoya yang hatinya dongkol.

Zoya hanya tersenyum sinis melihat kepergian Ari, dirinya tau bahwa Hendra sengaja melakukannya.

Diperjalanan Hendra membahas hal yang tadi.

"Ri, sepertinya Bu Zoya suka sama kamu." kata Hendra berbicara didekat telinga Ari supaya terdengar.

"Bagus dong, dari pada dibenci." jawab Ari acuh.

Hendra memutar bola mata malas, "Suka bukan karena pekerjaan atau yang lain, tetapi ini sukanya dalam artian laki-laki dan perempuan, kamu ngerti kan.!"

"Ah tidak mungkin dra, Bu Zoya itu cantik, orang kaya pinter lagi mana mungkin dia suka sama aku yang orang miskin ini." balas Ari merendahkan dirinya.

"Heh, terserah dirimu lah, tapi jika dia memang benar suka sama kamu jangan kamu ladenin yah!"

"Untuk apa aku meladeninya? istriku dirumah juga cantik dan aku juga mempunyai anak perempuan yang cantik." jawabnya membayangkan keluarga kecilnya.

"Baguslah kalau begitu, aku takut kamu khilaf." Hendra mengingatkan kembali.

"Tidak akan " jawabnya santai.

"Udah Ri, rumahku udah keliatan tuh!"

"Oke !"

Turunlah Hendra dari motor Ari dan menuju rumahnya lalu Ari melajukan kembali motornya yang tidak jauh dari rumah Hendra.

****

"Assalamualaikum..!" sapa Ari mengetuk pintu kontrakannya.

"Waalaikum salam.." jawab Lisa, istrinya dibalik pintu.

Lisa membuka pintu dan menyambut suaminya dengan senyuman dan mencium punggung tangannya.

"Laras mana?"

"Ayahhh...!" panggil Laras putri kecilnya sambil berlari, Ari menyambut dengan gembira lalu memeluk anaknya dan menggendongnya dengan sayang.

"Eh! Laras ayah baru pulang nak!" kata Lisa.

"Tidak apa-apa, yuk masuk nak." jawab Ari singkat dan masuk rumah. Lisa hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah ayah dan anak itu.

Makan malam pun sudah disiapkan oleh Lisa dengan menu yang sederhana nasi serta ikan goreng dan sambal terasi. Sungguh nikmat.

"Wah, makan enak nih!" kata Ari dirinya kini telah mandi dan berganti baju dan bersiap untuk makan malam bersama.

"Alhamdulilah." jawab Lisa menyendokan nasi kepiting suaminya.

Lalu mereka pun mulai menyantap makanan yang dimasak istrinya dengan lagap, Lisa juga makan sambil menyuapi Laras.

****

Ari sedang duduk santai diteras sambil meminum kopi hitam dan menghisap rokoknya. Tiba-tiba ponselnya bergetar menandakan pesan masuk.

"Hai Ari, aku Zoya. Kamu lagi apa?"

Ari mengerutkan alisnya dari mana wanita itu tau nomornya. Lalu Ari membalasnya.

"*Ibu Zoya, tau dari mana nomorku.?"

"Jangan panggil ibu dong, Zoya saja yah!"

"Aku tidak enak Bu, ibu kan atasan saya."

"Tidak apa-apa ini kan bukan jam kerja panggil saja Zoya supaya lebih akrab."

"Emm.. baiklah, Ada apa yah Bu malam-malam SMS."

"Tidak ada apa-apa sih! cuma mau ngobrol saja, boleh kan. Soalnya aku lagi suntuk nih temenin aku ngobrol sebentar yah!"

"Memangnya ibu tidak punya teman."

"Temanku sibuk semua sama keluarga kecilnya."

"Memangnya ibu tidak punya keluarga."

"Punya, maksudku keluarga kecil seperti suami dan anak."

"Kalau begitu, kenapa ibu tidak menikah saja."

"Aduuhh kok masih panggil ibu sih😡."

"Eh maaf Zoya! memangnya kamu belum menikah."

"Iya, aku belum menikah, tapi aku sedang menyukai seseorang sekarang."

"Ya sudah kamu bilang padanya dan ajak dia menikah."

"Begitu yah, tapi sayang sepertinya ini agak terhambat."

"Em... maksudnya?".

"Sudahlah, apapun rintangannya aku pasti akan mendapatkan dia*."

Zoya tersenyum sinis tidak tau saja Ari, bahwa lelaki yang dia maksud adalah dirinya.

"*Iya, kalau cinta perjuangkanlah. Oh iya ngomong-ngomong tadi aku tanya belum dijawab, kamu dapat nomorku dari mana?."

"Darimana saja, itu sangat mudah bagiku*."

Tiba-tiba Lisa datang, "Mas, sedang apa?"

Ari yang terkejut langsung menghapus semua pesan itu takut jika istrinya melihat.

"Oh, aku lagi santai."

"Kamu, lagi tukar pesan dengan siapa?" tanya Lisa karena melihat layar diponsel Ari menyala dan muncul pesan yang ternyata dari Zoya.

Ari langsung menghapus kembali tanpa membaca apalagi membalas lalu mematikan ponselnya.

"Bukan, siapa-siapa hanya teman kerja yang iseng." jawabnya takut-takut.

"Oh...!" Lisa hanya ber oh ria tanpa menaruh curiga sedikitpun.

"Oh iya mas, kontrakan sudah masuk tanggal. Apa kamu sudah ada uang?" tanya Lisa yang baru teringat tujuannya menghampiri suaminya.

"Kontrakan yah! sabar yah nanti aku akan minta kasbon sama bos." jawabnya sambil berfikir.

"Laras mana?"

"Dia sudah tidur mas."

Lalu tak berapa lama kontrakan yang disebelahnya kosong kini datang seorang lelaki dewasa berikut barang-barang nya sepertinya pindahan baru.

"Baru pindah bang." sapa Ari pada lelaki itu.

"Oh iya bang, saya dari kota A." jawab lelaki itu ramah.

"Oh perantau dong."

"Iya bang. Eh kenalin bang sebagai tetangga baru. Nama saya Ilham." ucap Lelaki yang bernama Ilham itu dengan senyum sopannya.

"Saya Ari dan ini istri saya Lisa." balas Ari dengan senyum sopan juga begitu juga dengan Lisa.

"Ya sudah bang salam kenal yah, mbak." Ilham menganggukan kepala sopan dibalas dengan anggukan lagi oleh Ari dan Lisa.

"Kalau begitu saya mau beres-beres dulu mau bantu yang lain." katanya sambil menunjuk barang-barang didepannya.

"Perlu saya bantu." tawar Ari.

"Tidak usah bang, takut merepotkan."

"Tidak apa-apa saling membantu."

Kemudian Ari pun membantu Ilham membawakan barang-barang nya atau sekedar mengobrol dengan disuguhi minuman botol dingin dan cemilan gorengan.

Lisa yang malu karena disitu terdapat lelaki semua memutuskan untuk masuk menemani Laras yang sudah tertidur hingga dirinya ikut tertidur.

****

"Sialan, kenapa nomornya malah tidak aktif? dia sengaja kah atau takut ketauan istrinya." monolog Zoya kesal saat menghubungi nomor Ari ternyata tidak aktif.

"Lihat saja, aku pasti bisa mendapatkanmu tapi sebelum itu aku harus cari tau dulu siapa istri Ari ini?." gumamnya lagi sudah bertekad ingin merebut suami orang.

Ketahuilah perbuatan itu sangat tercela dan jika diteruskan maka diri sendirilah yang akan mendapatkan akibat dari kesalahannya.

Dan setan sudah menguasai hatinya dengan tipu daya dan segala muslihatnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ikhlasku dengan takdirku   Season 2 Chapter 54

    "Jadi mau di ba_"."Ini saya bayar cash". Vijar langsung memberikan beberapa uang pecahan merah pada si pemilik kontrakan, mata si ibu langsung berbinar terang melihat uang itu."Ah.. terima kasih ini untuk waktu berapa bulan yah?". dia ambil uang itu dengan senyum lebar dan bertanya berapa lama Vijar akan tinggal karena Vijar memberikan uang lebih dari bayar satu kali sewa kontrakan.Vijar berfikir, "Mungkin tidak lama, tergantung orang yang saya temui mau di ajak pulang atau tidak". sambil melirik Laras yang langsung membuang muka karena sadar dia yang di maksud Vijar."Apakah kurang? kalau kurang akan saya tambahi". lanjutnya melihat ibu pemilik itu."Ah.. tidak tidak.. ini lebih dari cukup. Terima kasih semua fasilitas yang di butuhkan ada di dalam. Silahkan beristirahat, saya mau kembali dulu". Ibu itu kemudian melenggang pergi tak lupa wajahnya selalu berseri sambil terus menciumi aroma uang itu.Vijar masuk lebih dulu di susul Laras tanpa berfikiran ap

  • Ikhlasku dengan takdirku   Season 2 Chapter 53

    Tak terasa sudah malam, waktunya makan malam dan makan malam kali ini berbeda karena keluarga dari ayah Laras yang biasanya jika malam makan masing-masing tapi kini mereka berkumpul bersama di satu ruangan dengan beralaskan tikar ada yang spesial malam ini selain kedatangan Laras dan Saga juga kedatangan tamu spesial Laras yang mengaku calon suami Laras yang tampannya luar biasa dengan tubuh tinggi dan tegap.Mereka makan pun dengan canggung dan tak sanggup menatap Vijar yang auranya sangat mendominasi sehingga mereka hanya bisa saling lirik dalam diam.Laras hanya bisa menghela nafas melihat suasana canggung dan tegang yang di akibatkan oleh Vijar meski pria itu tidak melakukan apa-apa sedang Vijar dan Saga mereka berdua hanya duduk anteng sambil melahap makanan yang ada sungguh sangat santai dan tak mempedulikan mereka yang tidak nyaman di sana."Kak Vijar cepat makannya, katanya mau lihat kontrakannya". seru Laras berusaha membuat keluarga itu merasa nyaman dengan car

  • Ikhlasku dengan takdirku   Season 2 Chapter 52

    Setelah kepergian semua orang yang berada di rumah itu termasuk Saga kini hanya tinggal Laras dan Vijar yang saling diam. Laras diam karena dia gugup sedang Vijar diam karena sedang menatapnya lekat sambil menahan diri untuk tidak menyerang Laras akibat kerinduan."Em.. kak apa kabar? kenapa kakak bisa sampai disini?". tanya Laras memberanikan diri karena sedari tadi tidak bisa menahan rasa penasarannya.Vijar yang mendapat pertanyaan itu sontak bergerak lalu mendekatkan wajahnya pada wajah Laras hingga mau tak mau Laras memundurkan wajah."Aku tidak menyangka untuk mendapatkanmu aku harus bertentangan dengan ayahku, tapi tidak mengapa aku senang melakukannya. Untuk pertanyaanmu kenapa aku bisa sampai disini, tentu saja aku bisa. Aku Vijar Dipta Mahendra bisa melakukan apa saja yang aku inginkan termasuk dirimu". ucap Vijar santai dengan akhir kalimat yang terdengar mengerikan di telinga Laras karena di iringi dengan seringainya."Lalu apa kakak sudah tau kenapa aku

  • Ikhlasku dengan takdirku   Season 2 Chapter 51

    Laras berjalan gugup dengan mata yang bergerak awas, di sekitarnya banyak pasang mata yang memandang ke arah mereka lebih tepatnya sih memandang ke arah lelaki tinggi dan tampan yang berjalan di sisinya mungkin mereka terpesona sekaligus penasaran siapakah pria ini semua orang juga bisa menebak bahwa dia orang kaya dan apa hubungannya dengan Laras dan Saga kakak beradik yang baru saja menginjakkan kaki disini.Saga di sampingnya hanya diam saja dengan tatapan yang tanpa ekspresi, Saga juga tampan kehadirannya membuat para gadis remaja kalang kabut di tambah kedatangan pria lain yang lebih dewasa datang memasuki kampung mereka semakin gegerlah para kaum hawa di sana.Di sisi lain Martin yang baru pulang bekerja merasa heran dengan kelakuan para ibu-ibu dan juga keadaan di sekitarnya. Kenapa ramai begini? tapi kebanyakan di dominasi oleh kaum hawa. Martin pun jadi penasaran ada apa ini? dia pun membelah kerumunan dan mencoba bertanya."Eh, Bu ada apa ini ramai-ramai?". tan

  • Ikhlasku dengan takdirku   Season 2 Chapter 50

    Pria itu yang ternyata Vijar masih bersandar di samping mobilnya dengan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya, dia sengaja pergi sendiri meninggalkan Rendi dengan semua tanggung jawabnya termasuk menangani Della yang pasti marah karena telah di tinggal diam-diam. Vijar juga sengaja mematikan ponselnya agar tidak ada yang mengganggunya karena dia ingin segera bertemu dengan gadisnya.Vijarpun mendapat alamat ini dari Rendi yang telah berusaha mencarinya, sebenarnya dirinya juga bisa namun dia terlalu malas jadilah akhirnya dia hanya terima matengnya saja.Vijar juga tidak mempedulikan tatapan mata para ibu-ibu juga gadis yang berlalu lalang apalagi ada yang sengaja caper terhadapnya itu semua sudah biasa dia alami namun dia merasa risih saja karena di sini mereka sangat terang-terangan tidak seperti di kota yang hanya dalam diam seperti sekarang ini ada ibu-ibu genit yang mendekatinya."Mas, cari siapa?". tanyanya dengan wajah genit."Saya cari calon istri say

  • Ikhlasku dengan takdirku   Season 2 Chapter 49

    Kini dua kakak beradik itu sudah ada di rumah Rasti kakak sepupunya dari ibu, rumahnya tidak besar tidak juga kecil namun sangat nyaman dan sejuk karena di sepanjang rumahnya terdapat banyak sekali tanaman hias maupun pohon-pohon kecil yang tidak berbuah sepertinya kakak sepupunya ini sangat menyukai jenis tanaman langka yang hanya untuk pajangan namun Laras senang melihatnya karena dia juga menyukai tanaman namun bedanya dia menyukai tanaman yang membuahkan hasil jadi dia berencana jika memiliki rumah sendiri ingin mempunyai lahan luas untuk perkebunan."Rumah kak Rasti sejuk banget yah!". ucap Laras fokus memandangi semua koleksi tanaman milik kakak sepupunya."Mamah emang suka begini kak, kadang aku riweh karena sempit aku jadi nggak bisa naruh barang aku" itu Selin yang menyahut, ya anak usia 8 tahun itu sudah berkenalan sewaktu di mobil tadi dan karena Selin anaknya yang mempunyai sifat cerewet dan humble jadi dia sangat akrab dalam sekejap."Selin, barang kamu saja

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status