Share

Camkan Itu

Author: Kanietha
last update Last Updated: 2022-09-06 14:45:43

Sinar membuang napas lelah. Benar-benar lelah karena karena energinya hampir habis terpusat pada May dan Sila sekaligus, sejak kemarin. Beruntung, rumah sakit yang ditempati anak dan menantunya itu berada di tempat yang sama, hingga ia tidak perlu bolak-balik pergi ke sana kemari. Untuk yang satu ini, Sinar memang harus berterima kasih pada sang suami arogannya, yang selalu bisa memaksakan kehendak pada siapa saja.

Kemudian pagi ini, Sinar kembali harus dihadapkan dengan Byakta dan Yasmen yang tidak jadi berangkat bulan madu ke Singapura. Namun, di mana ada Sinar di situ pastilah ada Pras yang akan sebisa mungkin berada di sisi istrinya jika sedang tidak mengurus masalah pekerjaan.

Pras bersedekap sambil mengusap dagu. Melihat Byakta dan Yasmen, yang duduk berdampingan di hadapannya. Sementara Bira dan sang istri, juga duduk berdampingan di sisi lainnya. Sebenarnya, Pras kurang setuju ketika Bira ingin menikahkan putrinya dengan Byakta. Karena Pras tahu benar, jika Mai dan Byakta pernah saling memiliki rasa, dan terpaksa berakhir karena keduanya memang tidak berjodoh.

Byakta terlalu pengecut untuk memperjuangkan Mai kala itu. Sampai Raj datang, dan mengambil Mai dengan cara yang tidak terduga. Pras jadi berpikir, mungkin semua ini karma yang didapatnya, karena ia mendapatkan Sinar dengan cara yang juga tidak terduga. Namun satu yang pasti, Pras tidak pernah menyesal dengan perbuatannya dahulu kala. Karena sejak awal, Pras sudah tahu jika ia sangat menginginkan Sinar menjadi miliknya.

“Harusnya, aku dan Sinar nggak perlu datang ke sini.” Tatapan Pras tertuju tegas pada Bira, lalu beralih pada Yasmen. Pras yakin, kalau semua masalah yang ada pagi ini pastilah ulah dari keponakannya itu. Sementara Byakta, tidak akan mungkin berani mencari masalah dengan keluarga Sagara. “Mereka sudah jadi suami istri, jadi kita nggak berhak dan nggak perlu untuk ikut campur.”

“Bukan begitu, Mas.” Bira segera mengatupkan bibir, ketika melihat Pras mengangkat tangan dan mengarahkan punggung telapak tangan ke arahnya. Jika sudah seperti itu, artinya Pras tidak ingin disela sama sekali.

“Yasmen, apa maumu?” Pras tidak mau berpanjang-panjang, karena ingin segera pergi ke rumah sakit untuk menengok cucu pertamanya yang baru lahir hampir tengah malam tadi. “Kamu yang minta menikah dengan Byakta dan bulan madu ke Singapur. Tapi sekarang, kamu dengan seenaknya batalin bulan madu ke sana.”

“Mas By masih cinta sama Raya.” Yasmen rasa, ia tidak perlu menutupi semua hal yang terjadi di antara mereka tadi malam. “Ayah tahu Mas By semalam tidur di mana? Dia tidur di sofa, dan aku tidur di ranjang. Kami nggak ngapa-ngapain, Yah!”

“Yasmen!” Sang mami menghardik satu-satu putri yang dimilikinya dengan menahan rasa malu. Mau melakukan hal apapun atau tidak, harusnya hal tersebut hanya jadi konsumsi antara Byakta dan Yasmen saja.

“Aku beneran, Mi.” Yasmen sudah memasang wajah merajuk, karena semua bayangan indah sebagai pengantin baru musnah seketika. “Tanya aja sama Mas By kalau nggak percaya.”

“Yasmen!” Giliran Sinar yang segera menghardik Yasmen. Kedua mata Sinar juga langsung melotot hingga membuat Yasmen menciut dengan mengerucutkan bibir. Di antara semua keluarga Pras, hanya Qai saja yang tidak pernah memarahi Yasmen satu kali pun. “Kalau tahu begini, kami nggak bakal setuju kamu minta nikah sama Byakta. Pikiranmu itu masih belum dewasa, dan Enda yakin kamu sebenarnya belum siap untuk nikah.”

Yasmen menatap Byakta untuk mencari pembelaan. Namun, apa yang bisa diharap dari pria yang yang masih belum move on dari mantan kekasihnya. Byakta sedari tadi hanya diam, dan tidak membuka mulutnya sama sekali.

Ternyata, setelah menjadi suami, Byakta mendadak menjadi orang yang tidak menyenangkan.

“Byakta,” panggil Pras. “Harusnya kamu menolak untuk menikah dengan Yasmen, kalau masih belum bisa move on dari mantan tunanganmu itu.” Entah mengapa, Pras yakin kalau bukan Rayalah yang ada di dalam pikiran Byakta, tapi Mai. “Jangan jadi pengecut seperti yang sudah-sudah.”

Byakta tahu benar maksud dari perkataan Pras. Ia memang terlalu pengecut, karena tidak berani memperjuangkan Mai hanya karena perbedaan kasta yang terlalu membentang.  

“Tadinya, saya kira kamu sudah berubah karena berani menikah dengan Yasmen, tapi ternyata saya salah. Bahkan, ini lebih buruk dari masalah yang kemarin-kemarin.” Pras tidak akan tanggung-tanggung jika sudah mengeluarkan semua hal yang ada di kepalanya. Lebih baik, mengeluarkan semua hal langsung di depan orangnya, daripada harus berbicara di belakang.

Byakta memberanikan diri menatap Pras. Tidak ada seorang pun yang bisa mengerti rasanya jadi Byaka, kecuali dirinya sendiri. Byakta juga tidak mengerti, mengapa ia mau-mau saja ketika Mario menawarkan untuk menikah dengan Yasmen. Yang jelas, semua yang terjadi saat ini, tidak ada kaitannya dengan Raya sama sekali.

Mungkin, harga diri Byakta yang melihat Raj begitu bahagia dengan Mailah, yang membuatnya mau menikah dengan Yasmen. Ada sekelumit rasa iri, sakit hati, yang berbalut egoisme, saat melihat kehidupan pernikahan yang dijalani Mai dengan Raj saat ini. Kenapa Mai bisa terlihat begitu bahagia hidup bersama Raj, padahal Byakta tahu jika hati Mai masihlah menjadi miliknya.

Begitu cepatkan Mai menggantikan dirinya dengan Raj, dan sudah move on dari Byakta secepat itu?

“Saya minta maaf,” ujar Byakta akhirnya membuka mulut untuk berbicara. “Saya cuma minta waktu untuk menyesuaikan diri.”

“Nggak ada yang perlu disesuaikan lagi,” sahut Pras menganggap alasan Byakta sungguh tidak masuk akal. Byakta sudah mengenal seluruh keluarga Sagara sedari ia kecil, dan Pras pun sudah menganggap Mario sebagai keluarganya sendiri. Jadi, untuk apa lagi Byakta harus menyesuaikan diri.

“Kamu sudah jadi suami Yasmen, jadi, kamu bertanggung jawab penuh atas diri yasmen mulai sekarang," lanjut Pras memberi nasihat dengan tegas dan seperti biasa, ia tidak ingin dibantah. "Ingat satu hal, masalah apapun yang terjadi di dalam rumah tangga kalian, jangan sampai didengar orang di luar sana. Duduk, bicarakan berdua baik-baik, dan selesaikan lebih dulu tanpa kami harus ikut campur."

“Ayah—”

“Diam dulu, Yas,” sergah Pras tidak ingin Yasmen memotong pembicaraannya. “Karena kalian berdua sudah mengganggu kami berempat pagi-pagi dengan masalah sepele, maka kalian harus terima akibatnya.”

Yasmen menunduk, tapi kedua matanya menatap tajam pada Pras. Kalau tahu begini, Yasmen lebih baik pergi saja ke Singapura daripada harus membuat masalah dengan Pras. Ia bisa menghabiskan waktu dengan shopping, dan berjalan-jalan untuk menghilangkan kekesalannya pada Byakta.

“Karena bulan madunya batal, mulai besok kalian berdua langsung pergi kerja ke kantor.” Pras menunjuk Yasmen dengan tegas, tanpa ekpresi. “Mulai besok, kamu kerja jadi staff Byakta di Casteel High, dan nggak akan terima gaji sepeser pun, sampai semua biaya yang sudah dikeluarkan untuk bulan madu lunas. Rekeningmu diblok, dan nggak ada satu pun orang yang boleh ngasih uang ke Yasmen kecuali suaminya.”

Tatapan Pras langsung berpindah pada Bira dan sang istri, yang selama ini sangat memanjakan Yasmen hampir tanpa batas. Sebenarnya, Yasmen juga kerap bersikap manja pada Pras, tapi, gadis itu tidak akan berani membantah jika Pras sudah memberi titah untuk melakukan sesuatu. “Kalian berdua, dengar itu baik-baik.”

“Ayah—”

“Nggak ada Ayah-ayah,” putus Pras dengan segera dan langsung menunjuk Byakta. “Saya serahkan Yasmen sama kamu, dan jangan pernah lagi hubungi kami kalau kalian cuma bertengkar masalah sepele seperti ini. Selesaikan semua secara dewasa, karena kalian yang akan menjalani rumah tangga ini untuk ke depan, bukan kami! Camkan itu, baik-baik.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Sasya Sa'adah
nama istrinya bira masih disembunyiin sih Thor, bikin penasaran aja ...
goodnovel comment avatar
Oliva Koneng
ayah Pras mantap
goodnovel comment avatar
Erni Erniati
Yasmen kyak ank kecil yah. masak gara2 g jdi MP sja ngadu. nggak malu apa..
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Imperfect Love   Give Away ~~

    Haluu Mba beb tersaiank … Saia langsung aja umumin daftar penerima koin GN untuk lima top fans pemberi gems terbanyak Imperfect Love : ArPi Kim : 1.000 koin GN + pulsa 200rb Mulya Purnama : 750 koin GN + pulsa 150 rb Elin land : 500 koin GN + pulsa 100 rb Miss Ziza Ziza S : 350 koin GN + pulsa 50 rb Ziza Ziz S : 200 koin Gn + pulsa 25 rb Untuk nama yang saia tulis di atas, bisa klaim koin GN dengan screenshoot ID dan kirim melalui DM Igeeh @kanietha_ . Jangan lupa follow saia duluuuh .... Saia tunggu konfirmasi sampai hari Minggu, 2 April 2023, ya, jadi, saia bisa setor datanya hari Senin ke pihak GN. Daaan, kiss banyak-banyak atas dukungan, juga atensinya untuk Bee and Hunny ~~ Kita ketemu lagi di GN, Insya Allah habis lebaran yaaa .... Kissseeess …..

  • Imperfect Love   Bon~Bira 5

    Apa ini? Asisten nyonya besar keluarga Sagara tiba-tiba menelepon dan meminta Arista datang ke kediaman atasannya. Bukan di rumah jabatan yang ditempati saat ini, tetapi di rumah pribadi kediaman Sagara. Bahkan, Arista dijemput langsung oleh salah satu sopir keluarga tersebut. Arista seperti di sidang. Duduk seorang diri dan menghadapi empat orang yang mentapnya dalam diam. “Maaf, Bu Aida.” Daripada hanya didiamkan, Arista akhirnya membuka mulut. “Kenapa saya dipanggil ke sini? Apa ada masalah, atau butuh bantuan saya?” Tatapan Arista tertuju sekilas pada Bira yang duduk paling ujung, di samping Pras. Jangan-jangan, pertemuan kali ini adalah buntut dari pembicaraan Arista dan Bira malam itu. Jangan-jangan, semua ucapan yang dikatakan Bira saat itu bukan hanya gurauan belaka. Jangan-jangan … Semakin dipikirkan, Aristas semakin sakit kepala karena takut menebak-nebak jawabannya. “Saya minta maaf kalau harus minta kamu datang mendadak seperti sekarang.” Aida berujar dengan sikap ang

  • Imperfect Love   Bon~Bira 4

    Arista mengerjap dengan mulut yang terbuka. Berdiri mematung pada celah pintu mobil yang sudah dibuka Vincent sebelumnya. Mendengar perkataan Bira dan wajah serius pria itu, Arista jadi tidak bisa mengeluarkan kata-kata. “Becanda, Ris.” Bira spontan tertawa saat melihat Arista membeku dengan wajah tegang. Wanita itu mungkin syok akibat mendengar ucapan Bira barusan. “Buruan masuk, aku sudah lapar.” “Ahh …” Mulut Arista ikut melempar tawa, garing. Ia mengangguk, kemudian masuk ke dalam mobil dan menggeser bokongnya ke sisi pintu yang lain, karena Bira jelas akan duduk di sebelahnya. “Jangan terlalu tegang,” kata Bira setelah menutup pintu. “Kerja sama aku memang harus serius, tapi santai aja.” “Iya, Mas.” Arista kembali tertawa, terkesan dipaksakan. “Lagian, masa’ buaya dipercaya.” Bira tertawa. “Eh, tapi aku serius masalah yang tadi. Aku memang lagi nyari istri, soalnya lagi pusing disuruh nikah terus sama nyonya besar.” Arista berdecak. “Cewek-cewek di Casteel High, kan, banyak

  • Imperfect Love   Bon~Bira 3

    “Kenapa belum pulang?” Bira menatap layar komputer yang dipandang Arista. Wanita itu memandang situs web yang berisikan berbagai video, yang bisa diunggah oleh penggunanya di berbagai belahan dunia manapun asal memiliki akses internet.“Hujan deras, Mas,” kata Arista sembari mengangkat wajah, menatap Bira yang berdiri di sampingnya. Dari pria itu datang ke kantor di pagi hari, sampai pulang di sore hari, atau malam sekali pun ketika mereka lembur, wangi parfum Bira tetap setia menempel di tubuh pria itu. Intensitas wanginya tidak berubah sedikit pun. “Saya nggak bawa jas hujan.”“Terus kenapa belum pulang?” ulang Bira kembali mempertanyakan hal yang sama. “Kita nggak lembur, dan kamu sebenarnya bisa pulang duluan.”“Hujan deras, Mas.” Arista juga mengulang jawaban yang sama, dan mulai menahan kekesalannya.“Aku tahu sekarang hujan deras, tapi kenapa kamu belum pulang?” tanya Bira sekali lagi. “Pesan taksi, kek! Gajimu di sini lebih besar dari Firma Sagara, masa’ bayar taksi buat pulan

  • Imperfect Love   Bon~Bira 2

    Pagi itu, Bira berhenti di depan meja sekretarisnya sebelum memasuki ruang kerja. Perangkat komputer di meja Arista tampak belum menyala, pun dengan kursi kerja yang masih rapi menempel rapat dengan sisi meja.Bira mengeluarkan ponsel. Melihat notifikasi yang masuk di dalamnya. Tidak ada nama Arista di sana. Itu berarti, wanita itu tidak memberi info sama sekali tentang ketidakhadirannya, atau mungkin keterlambatannya. Kalau begitu, biarlah Bira menunggu kabar dari wanita itu sembari melakukan pekerjaannya.Saat Bira baru membuka pintu, hawa sejuk pendingin udara langsung menerpa wajahnya dengan suhu seperti biasa. Itu artinya, sudah ada seseorang yang menyalakan pendingin ruangannya lebih dulu, dan itu pasti Arista.“Mas Bira!”Bira terkejut mendengar seruan yang dilontarkan dengan nada kesal padanya. Namun, entah mengapa seruan tersebut juga terdengar sedikit manja. Sedikit mengusik indra pendengarannya.“Arista? Kamu kenapa?”“Mas Bira pasti tahu kalau pak Lex sudah nikah sama bu

  • Imperfect Love   Bon~Bira 1

    Bira berhenti melangkah di depan meja sekretaris barunya. Ia bersedekap, lalu menghela saat melihat paras manis itu memanyunkan bibirnya.“Pagi, Mas Bira.” Arista tidak mengerti, mengapa ia harus dipindahkan dari Firma Sagara ke Casteel High seperti sekarang. Sejak awal menginjakkan kaki di dunia kerja, Arista sudah berada di firma hukum tersebut dan semua karyawan yang ada di sana sudah seperti keluarga baginya.Namun, perintah tiba-tiba dari Pras membuatnya tidak bisa mengajukan protes. Memangnya, karyawan mana yang berani membantah titah seorang Pras? Arista mungkin masih bisa bernegosiasi bila Lex yang memberinya perintah. Akan tetapi, sayangnya orang tersebut adalah Pras.Pria arogan yang selalu saja bertindak sesuka hati.“Pagi.” Bira berdecak, karena Pras benar-benar mengganti sekretaris lamanya dengan Arista. Apapun alasan yang ada di balik itu, Bira harus tetap menutup mulut dan tidak boleh membocorkannya pada siapapun. Jika Arista bertanya, maka Bira cukup mengatakan semua i

  • Imperfect Love   Bulan Madu yang Tertunda

    “Rajaaa.” Hari masih terbilang masih pagi, tapi Yasmen mulai mengeluarkan “tanduknya” karena baru saja menginjak sebuah lego yang membuat telapak kakinya nyeri seketika. Padahal, Yasmen sudah berulang kali memberitahu putranya, agar selalu membereskan semua mainannya ketika sudah selesai bermain. Namun, berapa kali pun Yasmen berujar dan memberi perintah, hasilnya tetap saja sama. Setelah bermain, bocah yang sudah berusia lima tahun itu, langsung meninggalkan semua mainannya begitu saja. Alhasil, Susilah yang akan membersihkan semuanya seperti biasa dan Yasmen hanya bisa mengelus dada. Anehnya, Raja akan selalu bersikap patuh bila sudah berada di rumah Pras. Mana berani bocah itu menghambur mainannya yang ada di sana. Seusai bermain, Raja akan selalu membereskan semua barangnya pada tempatnya, walaupun dalam keadaan yang tidak sempurna. Ternyata, merawat dan mendidik anak tidak semudah bayangan Yasmen. Keinginan untuk memiliki banyak anak pun Yasmen urungkan seketika, karena itu sem

  • Imperfect Love   Biarin

    Ternyata, semua tidak seperti yang ada di bayangan Yasmen. Setelah sebulan tinggal di rumah Bira, akhirnya Yasmen mengerti bagaimana perasaan Byakta. Mungkin hampir sama seperti yang dirasakan Yasmen saat ini, ketika memutuskan tinggal di rumah Mario.Bukan … kedua mertua Yasmen bukanlah sosok mertua kebanyakan, yang ada di sinetron maupun novel-novel online yang bertebaran di jagat maya. Justru sebaliknya. Mario dan Miskah bahkan terlalu baik, hingga membuat Yasmen semakin merasa tidak nyaman berada di rumah tersebut. Ditambah, tidak adanya asisten rumah tangga di rumah Mario, membuat Yasmen yang terbiasa memerintah jadi semakin segan berada di rumah mertuanya.Tidak mungkin, kan, Yasmen menyuruh mertuanya untuk membuatkannya ini dan itu? Belum lagi, Yasmen mau tidak mau harus tahu menempatkan diri. Ia harus berusaha bangun lebih pagi, walaupun, semalam hanya tidur beberapa jam karena putranya yang terus meminta ASI. Dan masih banyak hal lain yang membuat Yasmen semakin tidak enak ha

  • Imperfect Love   Siapa Namanya

    Akhirnya, Yasmen bisa pulang dari rumah sakit dan langsung menuju ke rumah orang tuanya. Yasmen sudah menetapkan hati, untuk tidak menambah anak lagi. Ditambah dengan proses menyusui yang penuh dengan drama, semakin membuat Yasmen enggan untuk hamil, dan melahirkan di masa mendatang. “Apa itu, Bu?” Yasmen melihat Susi membawa sebuah nampan ketika memasuki kamarnya. “Sayur bening, tapi pake daun katuk,” jawab Susi meletakkan satu mangkok sayur di nakas. Setelahnya, ada sebuah piring yang sudah berisi nasi dan ayam goreng bagian dada dengan potongan besar di atasnya. Susi juga meletakkan segelas air putih, dan segelas susu. “Di suruh makan sama ibu. Pelan-pelan aja, yang penting dihabisin.” “Tapi aku sudah makan tadi di rumah sakit, Bu.” Yasmen melihat boks bayi yang letaknya tidak sampai satu meter dari tempat tidurnya. “Mbak Yasmen sekarang menyusui, jadi makannya harus banyak dan bergizi biar ASInya juga lancar,” terang Susi kemudian bergeser ke samping boks bayi untuk melihat bay

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status