Share

Indra, Reinkarnasi Para Dewa
Indra, Reinkarnasi Para Dewa
Author: Salim

Anak yang Diramalkan

Awalnya dunia ini hanyalah kekosongan, kegelapan, kehampaan. Tidak ada tanda-tanda kehidupan. Hingga suatu hari muncul sosok pria tua memakai jubah biru, ia mempunyai sihir hebat, mengelilingi dunia ini sambil membawa sebuah bola bintang yang mengambang di atas tongkatnya. Dia membuat dunia ini terang dengan menyebarkan bintang-bintang, bulan dan matahari yang bekerja bergantian. Pria tua berjenggot putih panjang itu bernama Godfather. Manusia pertama yang membuat dunia ini menjadi hidup. Dia menciptakan gunung dan lautan beserta isinya. Pohon-pohon mulai tumbuh, rumput, dan berbagai binatang.

Ternyata pada saat itu bukan hanya Godfather satu-satunya yang hidup di zaman tersebut. Ada satu makhluk lagi yang terbangun karena merasa terganggu habitatnya menjadi terang. Makhluk besar berwajah seram, tangannya empat, berbadan kuda. Dia bernama Deadwan.

Deadwan ingin mengembalikan dunia ini menjadi kegelapan. Memang terdengar jahat, akan tetapi makhluk ini hanya ingin habitatnya kembali seperti semula.

Mereka berkelahi merebutkan kekuasaan. Bentrokan sihir besar dari mereka berdua menghancurkan daratan itu menjadi empat Banua, yaitu, Banua Timur, Banua Selatan, Banua Barat, dan Banua Utara.

Dari peperangan itu Godfather dikalahkan oleh Deadwan, lalu muncul empat manusia pertama dari daging Godfather. Empat manusia itu disebut Dewa.

Kekuatan sihir Godfather terbagi kepada empat Dewa tersebut. Mereka bersatu mengalahkan Deadwan. Raja Iblis berhasil dikalahkan, akan tetapi tidak dapat membunuhnya. Sebab makhluk ciptaannya muncul, menyegelnya pada menara besar.

"Aku tidak akan membiarkan kalian membunuh raja yang maha kuasa atas dunia ini." ucap iblis murni keturunan Deadwan yang bernama Mata Iblis.

"Mereka yang membuat dunia ini mati akan dihancurkan tanpa sisa, karena dunia ini dibuat untuk mereka yang hidup dengan keterangan." kata Dewa Petir.

"Kalian makhluk pendatang tidak akan aku biarkan merebut dunia kami." Mata Iblis berlari mulai menyerang keempat Dewa.

"Biar aku bakar dia dengan apiku." Dewa Api menyemburkan kekuatannya. Sebuah gelombang api menyerang.

"Dia bisa menghindarinya." Dewa Api tidak percaya, kobaran api yang dia buat cukup besar bisa dihindari dengan mudah.

"Akanku hanyutkan iblis itu dengan airku." Dewa Air membuat aliran air dengan ombak dashyat.

Mata Iblis cukup mengulurkan telapak tangannya. Sihir Dewa air terbelah dua.

"Sihirku sempurna melekat di dalam tubuhku, sedangkan sihir kalian terbagi dalam keempat tumbuh. Perbandingan yang tidak seimbang." Mata Iblis mengeluarkan tinju api.

"Aaa!" Dewa Air dan Dewa Api terkena pukulan itu. Mereka terpental jauh.

"Bagaimana dengan raksasa tanah milikku, Mata Iblis." Dewa Tanah menciptakan sepuluh raksasa terbuat dari tanah, mereka menyerang bersamaan.

"Sihirmu terlalu lemah, Dewa tanah." Mata Iblis dengan cepat menghancurkan raksasa tanah itu, kemudian melesat ke hadapan Dewa Tanah, menendangnya sampai tubuh Dewa itu terpelanting menabrak tanah.

Dewa Petir mengambang di udara, dia mengulurkan kedua tangannya. Petir bersambaran menyerang Mata Iblis. "Silahkan kau hindari petirku jika mampu, Mata Iblis." ucap Dewa Petir.

"Sihirmu memang hebat Dewa petir, tapi tidak sebanding denganku." Mata Iblis berkelit, melompat kesana-kemari menghindari sambaran petir . Ledakan-ledakan besar menghancurkan daratan, bahkan bintang-bintang buatan Godfather yang berada di langit berjatuhan.

Mata Iblis muncul di depan Dewa Petir kemudian memukulnya sampai terjatuh membelah tanah.

Mata Iblis mempunyai kesempatan yang baik, dia muncul saat keempat Dewa sudah kelelahan sehabis melawan Deadwan, sihirnya belum kembali sempurna.

"Kehidupan yang Godfather idamkan untuk mengisi dunia ini hanya sampai di sini. Tidak ada lagi yang namanya Dewa atau Bangsa Manusia yang sering kalian sebut untuk tinggal di dunia kekelaman ini." Mata Iblis mengangkat tubuh Dewa Petir di ujung jurang yang paling dalam.

"Akan ada seseorang yang akan membebaskan dunia ini dari Bangsa Iblis. Dia merupakan keturunan murni Godfather dan ras hebat di jaman itu. Dia adalah manusia yang mewarisi kekuatan Godfather, reinkarnasi dari jiwa-jiwa kami. Di usianya yang ke 17 tahun, dia akan menghancurkan kain peredup cahaya yang terbentang di Banua Utara dan dia akan membebaskan negeri itu dari makhluk seperti kalian." Napas Dewa Petir terengah-engah. Dia dapat melihat masa depan begitu jauhnya, kekuatannya ia habiskan untuk ramalan yang membuat Mata Iblis ketakutan sepanjang hidupnya. Dewa Petir tersenyum sebelum tubuhnya dibuang ke dasar jurang dimana duri-duri tajam menunggunya.

Mata Iblis berhasil mengalahkan keempat Dewa. Namun, dia tidak bisa mengembalikan dunia ini seperti dahulu kala, kekuatan sihirnya belum mampu mengalahkan sihir Godfather. Oleh karena itu Deadwan disegel untuk menyempurnakan dirinya dan mengumpulkan kekuatannya kembali.

Pertempuran keempat Dewa melawan Mata Iblis membuat bintang-bintang ciptaan Godfather berjatuhan. Benda atau binatang yang tersentuh dari bintang sihir itu dapat membuahkan manusia.

Ras human lebih banyak mendominasi di dunia, sebab sebagian bintang sihir itu jatuh ke tanah, sehingga ras human tidak mempunyai sihir.

Mata Iblis lalai mengenai bintang-bintang sihir itu. Setelah mengalahkan keempat Dewa. Mata Iblis kembali ke jurang paling dalam dan membuat istana di sana, ia sangat percaya kalau dunia ini sudah menjadi milik Bangsa Iblis, tinggal menunggu kebangkitan kekuatan Deadwan untuk menghancurkan sihir Godfather. Ia tidak menyadari di atas sana Bangsa Manusia memulai peradaban baru.

***

Menjadi manusia yang diramalkan membuat perjalanan hidupku begitu berat. Banyak sekali pertempuran-pertempuran yang sudah aku lewatkan untuk sampai ketempat seribu tahun yang lalu disaat ramalan itu diucapkan oleh Dewa Petir.

Pertarungan mematikan yang sudah aku lalui dan pengorbanan teman-temanku tidak akan aku sia-siakan. Membunuh Mata Iblis dan menghancurkan bangsanya adalah pembayaran untuk utang budiku kepada mereka. Sebelum menara besar itu terbuka yang akan membangkitkan Deadwan dengan kekuatan sempurnanya. Aku harus menghancurkannya terlebih dahulu.

Tangan kananku diselimuti oleh tanah yang berapi-api. Sedangkan putaran air di tangan kiriku. Tersisa tiga dari ribuan raksasa tanah yang aku buat untuk menyerbu Mata Iblis, sekarang musuh utama para Dewa itu sudah terbaring tidak sadarkan diri di depan menara besar.

Kekuatan dahsyat yang aku miliki tidak terlepas dari rasa sakit yang pernah aku lalui. Kehilangan sahabat, keluarga dan orang-orang tersayang merupakan pengorbanan yang paling menyedihkan.

Dunia ini tidak pernah terlepas dari kata pertempuran, perebutan wilayah, penjajahan, dan penyiksaan. Bukan hanya iblis sebagai lawan utamanya, tetapi manusia yang haus dengan kekuasaan, kekuatan dan rasa dendam yang mendalam.

Takdir membawaku ke tempat ini, memikul semua harapan manusia, menerima paling banyak rasa sakit demi mewujudkan dunia yang lebih baik. Membebaskan mereka dari Bangsa Iblis yang sudah sangat lama menjajah dunia ini. Aku teringat 10 tahun yang lalu dimana aku tidak mengetahui apa-apa. Aku selalu mencari asal-usulku. Kenapa ibuku bisa mati? Kenapa ayah meninggalkanku sejak bayi? Dan dari ras apa aku ini?

Aku akan menceritakan perjalanan hidupku pada kalian. Pertempuran 10 tahun lalu yang membuat aku harus berkelana demi menyelamatkan manusia dan mengetahui jawaban-jawaban yang aku tanyakan. Perjalananku yang ingin menghancurkan menara besar yang bernama Olympus.

Flashback 10 tahun yang lalu …..

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status