MasukSenja mulai menyapu langit di atas Kediaman Ashworth ketika seekor burung merpati pos mendarat di jendela perpustakaan. Bea, yang sedang membersihkan rak buku, segera mengambil gulungan kecil yang terikat di kaki burung itu.
"Flick," panggilnya dengan suara lembut, "laporan dari Tuan Theron."Felicity sedang berdiri di depan papan gambar besar, wajahnya terlihat lelah dengan coretan arang di pipinya. Dia menerima gulungan kertas itu dengan tangan yang sedikit berdebu, lalu membukanya di bawah cahaya lilin.Ruangan yang biasanya dipenuhi suara mesin dan gemerisik kertas kini hening. Hanya terdengar suara napas Felicity yang semakin berat saat matanya menyusuri setiap kata dalam laporan Theron.Cahaya lilin menari-nari di wajahnya, memperlihatkan kerutan khawatir di dahinya yang biasanya mulus. Tangannya yang biasa stabil saat menggambar teknik, kini gemetar memegang kertas laporan."Bea," bisiknya tanpa melepaskan pandangan dari laporan, "Senja mulai menyapu langit di atas Kediaman Ashworth ketika seekor burung merpati pos mendarat di jendela perpustakaan. Bea, yang sedang membersihkan rak buku, segera mengambil gulungan kecil yang terikat di kaki burung itu."Flick," panggilnya dengan suara lembut, "laporan dari Tuan Theron."Felicity sedang berdiri di depan papan gambar besar, wajahnya terlihat lelah dengan coretan arang di pipinya. Dia menerima gulungan kertas itu dengan tangan yang sedikit berdebu, lalu membukanya di bawah cahaya lilin.Ruangan yang biasanya dipenuhi suara mesin dan gemerisik kertas kini hening. Hanya terdengar suara napas Felicity yang semakin berat saat matanya menyusuri setiap kata dalam laporan Theron.Cahaya lilin menari-nari di wajahnya, memperlihatkan kerutan khawatir di dahinya yang biasanya mulus. Tangannya yang biasa stabil saat menggambar teknik, kini gemetar memegang kertas laporan."Bea," bisiknya tanpa melepaskan pandangan dari laporan, "
Sehari setelah kepulangannya, Theron menjalani aktivitas biasanya di perpustakaan Ashworth. Ia sudah duduk di sana sejak awal, dikelilingi oleh peta dan dokumen-dokumen tua. Saat Felicity masuk, ada keheningan sesaat yang terasa berat di antara mereka."Selamat pagi, Theron," sapa Felicity dengan suara agak ragu, tangannya masih memegang gagang pintu."Pagi, Flick," balas Theron tanpa menatap langsung, fokusnya masih pada dokumen di hadapannya. "Aku... ada yang perlu kita bicarakan."Felicity mendekat dengan langkah hati-hati, mengambil kursi di seberang meja. Theron mendorong selembar dokumen ke arahnya. "Aku menyebarkan desas-desus bahwa Blackwood Enterprises dan Ashworth Innovations akan meluncurkan inovasi mutakhir dalam bidang komunikasi—sebuah alat yang bisa mengirim pesan dalam sekejap dari satu ujung kerajaan ke ujung lainnya."Felicity membaca dokumen itu dengan cepat. "Tapi kita tidak punya teknologi seperti itu.""Tepat," kata
Di ruang perpustakaan pribadi Lord Septimus Vance yang gelap dan megah, empat tokoh berkumpul di bawah cahaya lilin yang redup. Ruangan seluas itu dipenuhi rak-rak buku dari lantai hingga langit-langit, dengan aroma khas kulit tua, debu, dan kayu mahoni yang berbaur dengan wangi anggur tua. Setiap sudut ruangan diselimuti bayangan yang seolah hidup, menari-nari mengikuti gerakan lilin."Kematian Kaelen memang disengaja," ucap Lord Septimus dengan suara dingin bagai baja, jari-jarinya yang berisi dengan cincin keluarga Vance mengetuk meja kayu mahoni dengan ritme yang mengganggu. "Dia menjadi tumbal yang diperlukan—sebuah pengorbanan untuk menyelamatkan kita semua dari ancaman teknologi tak terkendali yang dibawa oleh anak kecil itu."Lady Seraphine de Winter mendecakkan lidah halusnya, mata birunya yang tajam bagai belati menyapu wajah semua yang hadir dengan tatapan penilaian. "Kaelen memang memahami sepenuhnya arti pengorbanannya. Sebagai pemimpin serikat pekerja
Pagi itu, udara di halaman depan Kediaman Ashworth terasa lebih dingin dari biasanya, meski matahari sudah mulai menunjukkan sinarnya. Theron sudah berdiri di samping keretanya yang telah dipersiapkan, mengenakan pakaian sederhana yang dengan susah payah menutupi perban tebal di lengannya. Felicity mendampinginya hingga ke pintu gerbang utama, kedua tangannya tergenggam rapat di depan gaun paginya yang sederhana."Terima kasih sekali lagi atas perawatan dan keramahannya selama ini, Lady Felicity," ucap Theron dengan suara datar dan formal, matanya dengan sengaja menghindari tatapan langsung padanya."Semoga perjalanan Anda lancar dan aman, Lord Theron," balas Felicity dengan nada yang sama kaku, membungkuk sedikit dengan sempurna seperti diajarkan etiket bangsawan. "Jangan lupa untuk tetap mengganti perban setiap pagi dan malam, dan minum obat yang sudah saya bungkus sesuai jadwal."Kedua wajah mereka tampak seperti topeng yang dipoles sempurna—sama-sama m
Malam itu, setelah para pelayan selesai membersihkan kamar dan membawa peralatan makan malam, Theron memandang Felicity yang sedang merapikan buku-buku catatan medisnya di atas meja kecil dekat jendela."Flick," mulainya dengan suara rendah yang agak serak, "aku telah memutuskan untuk pulang ke kediamanku besok pagi. Ada banyak pekerjaan dan tanggung jawab yang sudah menumpuk dan tidak bisa lagi kutunggu."Felicity mengangkat wajahnya dari tumpukan kertas, mata hazelnya yang tajam memandang Theron dengan tatapan menilai. "Apakah kau benar-benar yakin dengan kondisi tubuhmu saat ini, Theron? Luka di lenganmu masih membutuhkan perawatan rutin, dan demammu baru saja reda dua hari lalu. Aku tidak yakin ini keputusan yang bijaksana."Theron berpura-pura menggerakkan lengannya yang terluka dengan ekspresi sedikit kesakitan. "Sudah cukup membaik, sungguh. Aku tidak bisa terus menerus mengganggu waktumu dan menjadi beban di sini. Kau sudah terlalu baik merawatku s
Hari keempat Theron dirawat di Kediaman Ashworth dimulai dengan suasana yang tenang. Felicity sedang dengan sabar membantu Theron minum obat herbal yang pahit ketika Higgins masuk dengan wajah sedikit cemas, membawa nampan perak berisi teh dan kue-kue."Lady Felicity, Lord Lysander Finchley berada di ruang tamu utama. Beliau menyatakan ingin menjenguk keadaan Tuan Theron dan memastikan keamanan Kediaman Ashworth."Wajah Theron langsung berkerut, tangannya yang sedang memegang cangkir obat sedikit bergetar. "Lysander? Apa yang dia lakukan di sini? Bukankah dia seharusnya sedang mempersiapkan pertemuan dengan duta besar dari kerajaan tetangga?"Felicity memberinya pandangan menenangkan sambil mengambil cangkir kosong dari tangannya. "Dia pasti mendengar tentang insiden itu melalui jaringan informasinya. Sebagai Putra Mahkota dan juga... teman, wajar jika dia ingin menengokmu secara personal."Tak lama kemudian, Lysander memasuki kamar dengan langkah







