Share

14. Kepada Marsel

Tiba-tiba, pintu kelas berderak keras dan membuka. Derryl berdiri di depan pintu. Di luar dugaan, anak muda itu melangkah ke depan kelas, meraih eraser di meja guru dan langsung menghapus lukisan di white board.

            ”Jangan bikin gue marah!” serunya pada Nayyara yang seolah tak memercayai apa yang dilihatnya barusan.

Sepertinya, drama percintaan akan kusaksikan lagi hari ini.

            “Dan Pak Bram,” Derryl menuding ke arahku. “Dengar, ya, Pak. Saya nggak suka sama guru yang kegenitan macam Bapak. Saya nggak suka lihat Bapak kecentilan sama Nayya. Apa Bapak tau siapa papa saya? Papa saya seorang perwira tinggi yang kapan saja bisa mengirim pasukannya untuk menghabisi Bapak kalau saya mau!”

Setelah menebar ancaman, Derryl pun menuju bangkunya. Dia hanya mengambil tas sekolah lalu menar

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status