Share

Chapter 3

Author: Aaysh
last update Last Updated: 2024-01-10 10:51:47

Keheningan merambat ke seluruh kamar kos Dara, ia belum menghubungi Winda perihal besok ia tidak pergi lagi ke Minimarket tempat biasanya ia bekerja.

Ia pun segera meraih ponsel yang tergeletak asal di tempat tidurnya. Sebuah nama kontak mulai di carinya lalu segera ia menempelkan ponsel ke telinga nya.

Sambungan telfon terhubung. Ia mulai menyapa dan memberitahu sahabatnya itu tentang berhenti nya dia dari pekerjaan dan alasan di baliknya.

"Mulai besok aku nggak masuk lagi, Aku mau jaga Nadira." Ungkap Dara.

"Serius Dar.... , Kamu udah kasih tau Reno nggak?" Tanya Winda setelah mendengar rencana dari sahabatnya ini.

Dara sebenarnya sudah memberitahu Reno perihal hal ini, tapi pacarnya itu justru tidak menyetujuinya dan menolak keinginannya, tanpa ia jelaskan apa alasan dia melarang dirinya untuk menjaga Nadira. Dan sekarang ia tetap melakukannya, yang pastinya jika ia menghubungi pria itu sekarang ia pasti akan marah besar.

"Aku sudah beritahu, tapi dia tidak setuju. Aku nggak tau alasan dia ngelarang aku. Aku sangat ingin merawat Nadira. Kasihan dia kehilangan Ibu saat lahir. Apalagi ini adalah bentuk abdi Aku kepada kakakku selama ini. Aku belum melakukan apa apa untuknya. Jadi aku nggak bisa tidak melakukannya. Aku punya banyak alasan untuk ini. Karena itu aku mohon sama kamu, jangan beritahu Reno bahwa mulai besok akan berada di rumah kak Mira."

"Tapi.... Reno cepat atau lambat Reno pasti akan tahu." Ujar Winda khawatir.

"Untuk itu, biar jadi urusan aku nanti. Aku benar benar nggak bisa mengikuti permintaan dia. Ku harap kamu juga mengerti dengan maksudku." Mohon Dara agar Winda mengerti dan membantunya.

"Aku paham padamu Dara. Aku paham sekali."

Sebagai sahabat yang paling tau situasi Dara, Winda tentu saja paham dengan maksud sahabatnya itu. Jika Dara sudah membulatkan tekad begini ia juga tidak hak untuk melarang, ia hanya bisa memberi tahu sebab akibat yang mungkin akan di hadapi Dara ke depannya. Yang pasti ia hanya bisa mendukung Dara setiap saat.

"Baiklah aku akan menutup mulut. Jika Reno bertanya padaku, Aku bisa mengatakan kamu sedang mengunjungi kampung halamanmu atau apa pun itu. ." Tambah Winda lagi.

"Makasih ya sahabatku sayang."

"Sudah. Aku sibuk. Selamat malam." Winda mengakhiri obrolan.

"Baiklah." Ketika sambungan telepon terputus, Dara meletakan ponsel nya begitu saja.

Setelah selesai berbicara dengan Winda, ia membaringkan tubuhnya. Pikiran tentang reaksi Reno terbayang di kepalanya. Siap atau tidak, ia akan menemukan murka dari pria yang telah menjadi kekasihnya itu.

***

Cahaya matahari mulai terlihat, perlahan menunjukan kehangatan sinarnya pada siapapun dan apapun yang di kenainya. Dara bangun dari tidurnya, seraya menguap ia merenggangkan otot ototnya. Hari bertemu Nadira telah tiba. Dara segera bangkit dari kasur kecilnya dan mengambil handuk lalu masuk ke dalam kamar mandinya.

Usai bersiap siap, sebelum berangkat Dara menghangatkan motor matic nya lebih dulu. Di saat itu tiba tiba ponselnya berbunyi, Dara segera membuka tas dan mengambil ponselnya. Alangkah terkejutnya melihat nama yang tertera di layar ponselnya itu. Panggilan dari Reno.

Dara tidak berniat mengangkat panggilan telfon Reno. Karena jika kekasihnya tahu sekarang, ia pasti tidak akan bertemu Nadira sekarang. Dara kemudian memasukan ponselnya kembali setelah panggilan Reno berhenti. Ia segera menyalakan motor dan pergi dari kosannya.

Dara menekan tombol bel rumah Ardi, dan tidak lama suami kakaknya itu muncul di sana dengan Nadira yang berada di gendongannya dan penampilan Ardi yang err... Membuat Dara langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Maaf. Sebelum kamu tiba saya baru saja akan memakai pakaian, tapi tiba tiba Nadira menangis tidak berhenti sampai kamu datang."

Melihat hal ini justru keinginan Dara untuk menjaga Nadira semakin kuat lagi. Tentang Reno yang tidak setuju, ia tidak peduli.

Dara memfokuskan arah matanya ke Nadira tidak ingin melihat suami almarhumah kakaknya itu dengan celana pendek jauh diatas lutut dan kemeja baju putih yang belum ter kancing. Walaupun Ardi sudah memakai kaos singlet tetap saja Dara bisa melihat bentuk otot dada yang dimiliki Ardi.

Segera Dara mengambil Nadira yang masih menangis dari gendongan Ardi dan mengayunkan badan pelan.

Ardi memperhatikan tindakan Dara yang bahkan menjatuhkan tas nya tidak sadar karena melihat Nadira terus menangis.

"Kak Ardi udah kasih susu, mungkin lapar."

"Sudah. Sebelum tidur. tidak lama setelah itu bangun lagi sambil menangis. Saya bahkan mandi nya cepat dan sudah buru buru berpakaian." Jawab Ardi dengan cemas di wajahnya.

Sementara Nadira terus menangis. Dara membawanya ke dalam dan duduk di sofa. Ia terus mengayun ayunkan gendongannya lalu menggosok gosok lembut punggung Nadira. Di dalam aksinya itu di sertai nyanyian yang dulu Ibunya nyanyikan juga untuk Dirinya dan Mira.

Perlahan tangis Nadira mereda, membuat Ardi langsung lega melihatnya. Bayi mungil itu sekarang mulai diam dan membuka matanya. Dara yang bingung karena Nadira berhenti menangis saat ia menyanyikan lagu lama Ibunya, ia menoleh kepada Ardi. Tapi sepertinya pria itu tidak peduli dengan kebingungannya, selain keberhentian tangis anaknya itu.

Kini kemeja Ardi sudah di kancing semua dan juga sudah sarungan saja. Tidak lupa ditangannya juga sudah ada botol dot yang sudah terisi susu. Entah kapan Ardi melakukannya. Sepertinya kakak Iparnya ini sudah pandai bergerak dalam sekejap mata.

Namun menyadari, serba keburu buruan Ardi pagi ini, Dira langsung merasa bersalah. Seharusnya ia datang lebih pagi lagi, atau bahkan sebelum mentari belum menampakan cahayanya di bumi.

"Maaf ya kak. Gara gara aku terlambat." Ucap Dara tulus.

"Nggak apa apa. Saya juga yang salah, nggak kasih tau sepagi apa yang dimaksud."

"Kak Ardi silahkan berangkat. Matahari udah mau tinggi loh. Udah terlambat." Perintah Dara pada Ardi yang masih berdiri di sana.

"Iya."

Ardi mengangguk ragu. Matanya masih terpaku pada anaknya. Rasanya ia tidak mampu meninggalkan Nadira di rumah. Apalagi anaknya itu selalu menangis. Mungkin karena kepergian ibunya. Hal itu membuat Ardi agak ragu sekarang. Padahal ia baik baik saja sebelumnya.

Dara menyadari ketakutan dan ke khawatiran Ardi. Ia kemudian menatap wajah Nadira yang sedang bermain dengan dunianya itu.

"Nggak apa apa kak. Nadira aman sama aku. Kalau ada apa apa aku langsung hubungi kak Ardi." Ucap Ratih menenangkan, ingin menghilangkan rasa khawatir pria yang kini berstatus duda satu anak itu.

"Baiklah. Saya siap siap dulu. Kamu jangan sungkan. Anggap saja seperti sedang di rumah sendiri." Mendengar ucapan Dara ada sedikit ketenangan yang menghinggapi hati Ardi. Ia memang sudah memilih Dara untuk menjaga Nadira karena ia percaya padanya.

"Iya kak." Jawab Dara sopan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Iparku Suamiku   Chapter 29

    Dara membeku di tempat, mata nya melebar menatap meja. ia bahkan tidak mampu menjawab Reno atau sekedar mengangguk saja.Gadis itu tercekat. Dari ujung mata nya, Dara bisa tahu bahwa Ardi saat ini sedang menatap pada nya. Reaksi apa yang harus ia lakukan sekarang.Dengan susah payah, Dara menelan ludah. Sebenarnya, ia harus nya senang dengan hal ini. Dengan begitu, ia tidak perlu repot repot meyakinkan Ardi bahwa ke depannya di antara mereka tidak akan ada yang terjadi. Namun perasaan nya malah terasa ganjil.Dara asumsikan lagi bahwa ini karena dia adalah seorang istri dari Ardi. Rasa bersalah untuk status mereka saat ini, dan juga karena Ardi yang berinisiatif untuk memperbaiki pernikahan ini. Mungkin karena itu. "Aku akan ke kamar." ujar Ardi.Akhir nya Ardi bersuara dan beranjak dari duduk nya. Di saat itulah baru Dara berani bergerak dan menoleh kepada Ardi yang sudah pergi meninggalkannya di ruang tamu."Iya kak." sahut Dara lirih, namun tidak di dengar oleh Ardi karena pria it

  • Iparku Suamiku   Chapter 28

    "Tanganku lemah" Ardi bersuara dan melanjutkan lagi menutup mata nya.Tubuh Ardi saat ini memang begitu panas, rasanya ia malas untuk bangkit dari posisi tidurannya.Karena masih ada Nadira dalam dekapannya, Dara kemudian menarik kursi dengan tangan lainnya lalu meletakan mangkuk bubur di sana.Dara duduk di tepi ranjang dan mulai mengambil bubur sesendok lalu mendinginkan nya. "Kak Ardi." panggil Dara lagi, Ardi pun kembali membuka mata nya.Selesai menyuapi Ardi dan memberi obat kepada nya, Dara tetap berada di dalam kamar untuk menjaga pria yang sedang sakit itu sampai dirinya oun jatuh tertidur. Hingga ia tidak sadar jam sudah mulai menunjukan jam sebelas lewat. Pantas saja perut nya mulai bergemuruh.Dara bangkit dari duduk nya, sejak tadi ia bahkan tidak memindahkan Nadira dari pangkuan nya ke ranjang kecilnya. Hingga ia rasakan lengan nya menjadi begitu kaki dan kaki yang keram.Mata Dara tidak sengaja menangkap Ardi di tempat tidur yang sedang menatap nya."Aku sudah memesan

  • Iparku Suamiku   Chapter 27

    "Aku nggak bisa. Aku juga masih cinta sama Reno, dia bahkan rela menunggu aku." urai Dara.Winda diam, kenyataan tentang Reno masih terus mencintai Dara membuat nya bungkam. Ia tidak bisa menyela hal itu. Tapi tetap saja, ia tidak ingin Dara berpisah dengan Ardi. Entah apa yang terjadi, Winda lebih memilih Dara bersama Ardi daripada Reno. Terlebih lagi keduanya sudah menikah."Sudahlah. Jangan di bahas lagi. Kita bahas tentang kamu saja."Sore itu terlewat dengan Dara dan Winda yang terus bercanda, keduanya terus menerus tertawa sampai tidak sadar akan keberadaan Ardi di dalam rumah.Usai mengantar Winda keluar, Dara masuk ke dalam kamar nya dan Ardi. Mata gadis itu tiba tiba melotot saat melihat Ardi yang sedang bertelanjang dada.Aura maskulin Ardi terpancar, rambut hitam basah yang berserakan di dahi begitu menonjol. Pundak yang lebar dan lengan yang berotot terlihat seperti hasil pahatan. Mulut yang sedikit terbuka dan mata sorot mata yang tegas jatuh kepada Dara.Dara yang menyaks

  • Iparku Suamiku   Chapter 26

    Dara melirik keluar jendela, sudah malam hari akan tetapi Ardi belum pulang juga ke rumah. Gadis itu cepat menggeleng dan pergi, ia berusaha untuk tidak peduli dengan apa yang di lakukan pria itu di luar sana.Baru saja mengayunkan kaki lima langkah, suara mobil Ardi terdengar memasuki halaman rumah. Dara bersikap tidak peduli dan tetap melanjutkan langkah kaki nya ke kamar Nadira.Saat membuka pintu, Dara melihat ponsel nya berdering. Gadis itu segera meraih ponsel nya dan melihat nama Winda tertera di sana.Buru buru Dara mengusap layar ponsel nya ke atas dan menempelkan benda pipih itu ke telinga kanannya. "Halo Win, ada apa?" Sapa Dara begitu sambungan telepon terhubung. "Kamu sibuk nggak besok sore. Aku kangen kamu. Aku datang ke rumah kamu ya. Tadi aku juga udah bilang sama kak Ardi." sahut Winda."Kamu ketemu dia?" tanya Dara saat Winda menyebut nama Ardi. "Iya, tadi sore aku nggak sengaja lihat dia di restoran. Aku kira dia lagi sama kamu." suara Winda terdengar di telepon

  • Iparku Suamiku   Chapter 25

    Tidak ada gunanya berdebat sekarang, apalagi Nadira yang sedang menangis di pangkuan Dara. Ardi mengeluarkan kunci dari saku celana nya dan berjalan menghampiri pintu kamar.Ketika pintu terbuka dengan gerakan cepat Dara langsung keluar dari sana. Ia butuh waktu sendiri dan tidak ingin melihat Ardi dulu.Tangan Ardi terangkat dan spontan memijat pelipis nya yang tidak sakit itu. Ia hanya merasa pusing dengan situasi pernikahannya sekarang.Dara menenangkan Nadira yang masih menangis. Dalam beberapa saat tangis bayi itu berhenti bersamaan dengan Ardi yang juga muncul di sana."Ini. Aku bawa susu Nadira."Ardi meletakan botol susu Nadira yang sudah di buat nya di atas meja dan diam di sana beberapa saat. Dara yang menyadari Ardi belum keluar juga, mengintip dari sudut matanya. Terlihat pria itu bukannya keluar dari kamar dan malah mendekatinya dengan Nadira."Aku ingin mengucapkan selamat tidur pada nya." ujar Ardi sambil mendekatkan tubuh nya untuk mencium dahi Nadira.Melihat tubuh A

  • Iparku Suamiku   Chapter 24

    "Kamu datang." ujar Reno saat melihat Dara sudah berada di hadapannya. Lelaki itu tersenyum puas saat Dara terlihat di sana."Aku nggak bisa lama lama." cicit Dara sambil duduk. "Aku akan memesan." Reno mengedarkan pandangan mencari waitress lalu mengangkat tangannya."Aku sudah makan." sahut Dara jujur. "Kalau gitu, kita jalan. Aku juga belum merasa lapar." Reno berdiri dari duduk nya seraya meraih tangan Dara. "Ayo."Dara mendongak dan mengikut saja. Biarkan saja malam ini ia mengikuti kemauan Reno. Buru buru gadis itu mengeluarkan masker nya dan memakainya. Ia masih teringat dengan perkataan Ardi tentang seseorang yang di kenal nya bisa saja melihat nya dimana saja. Dia ingin menghindari hal itu. Ia tidak mau Ardi tahu bahwa dirinya dan Reno hanya berduaan saja."Kenapa pakai masker?" tanya Reno sambil mengernyit kan kening nya. "Bisa saja udara malam membuat ku flu." ucap Dara bohong. "Sejak kapan?""Jaga jaga saja. Aku tidak mau sakit, apalagi aku harus menjaga seorang bayi.

  • Iparku Suamiku   Chapter 23

    Pagi itu setelah berangkat nya Ardi ke kantornya, Reno muncul di depan rumah untuk menemui Dara. "Apa yang kamu lakukan disini?" tanya Dara setelah membuka pintu tu dan menemukan Reno sudah berada di depan. "Aku ingin dia tahu, bahwa dia salah. Aku yang harus nya berhak atas kamu. Dia yang merusak hubungan kita, Dara." Reno masih teringat dengan kekesalannya kemarin."Ren, kamu jangan kayak gini." tampak raut khawatir di wajah Dara. Ia takut mungkin saja Ardi tiba tiba kembali atau bisa saja orang lain melihat nya sedang bersama orang lain di rumah suami nya sendiri. Ia tidak ingin kedua nya bertemu kembali. "Nggak, Dara. Biarkan aku bertemu dengan mu seperti ini. Aku melakukan hal ini, karna aku ingin juga mengerti dengan keponakan mu." ucap Reno. "Aku tahu, tapi kamu pergi ya." pinta Dara. "Nggak. Kenapa aku harus melakukannya. Biarkan saja dia melihat. Kenapa kamu membuatku merasa bahwa aku harus bersembunyi?""Maksudku bukan itu Reno."Reno tidak mengindahkan perkataan Dara d

  • Iparku Suamiku   Chapter 22

    "Sial." umpat Reno. Dara memperhatikan Reno yang menatap tajam pada Ardi. Tampak juga otot otot rahangnya menegang, "Hei. Apa anda tidak sadar, andalah yang merebut Dara dari saya. Seharusnya anda malu." hardik nya. "Bagaimanapun awalnya, nyatanya dia adalah istri saya. Apakah saya perlu membuat pengumuman di sini." sahut Ardi berusaha santai.Dara menatap wajah Ardi, "Kak."Emosi Reno perlahan memuncak. Ia mengepalkan tangannya dan mengangkat nya. Ia ingin segera memukul wajah Ardi. Melampiaskan kekesalan dan kemarahannya pada pria yang telah merebut wanita nya ini. Sudah lama ia menahan. Rasanya ia ingin menghancurkan nya sekarang."Reno jangan!""Saya sedang mengendong bayi. Disini banyak orang, anda hanya akan mempermalukan diri anda sendiri jika mencoba memukul ku. Jika anda ingin melampiaskan kekesalan anda. Silakan hubungi saya. Saya akan meladeni anda dengan baik." Ardi bersuara lagi.Terlihat Reno memperhatikan sekitar. tampak beberapa orang menyadari situasi mereka. Ia tida

  • Iparku Suamiku   Chapter 21

    Ardi langsung berjalan menuju kamar. Ia meletakan tas kerjanya serta menarik dasi kasar hingga terlepas dari kerah kemeja nya. Entahlah rasanya ia ingin marah menyaksikan istrinya sendiri sedang dikunjungi oleh kekasih nya di rumah nya sendiri dan bahkan di cium. Namun lagi lagi Ardi hanya bisa menahan nya.Setelah selesai membersihkan diri, Ardi ke arah dapur untuk mengambil air minum. Ia menemukan Nadira tertidur di ranjang dorong nya dan Dara sedang memasukan pakaian kotor ke dalam mesin. "Kak..." sapa Dara, namun tidak di gubris oleh Ardi. Pria itu hanya berlalu saja lalu membuka kulkas untuk mengambil air minum. Ardi kemudian meninggalkan dapur begitu saja, sehingga tingkahnya itu memantik tanda tanya di benak Dara.Kak Ardi terus menghindar bahkan tidak menggubris saat ku sapa. Batin Dara.Dara melanjutkan kembali aktifitasnya, walaupun dirinya juga tidak nyaman dengan situasi ini. Ia tidak bisa apa apa. Meskipun sebelumnya memang kaku, entah mengapa sekarang setelah pulang k

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status