Share

Kamu lagi?

Sepertinya hari ini Isaac akan dibuat sangat sibuk. Sekarang pria itu tengah dalam perjalanan pulang menuju ke rumah, tangannya membawa banyak sekali jamur. Ada banyak jenisnya yang tumbuh pada sekeliling pohon besar di tengah taman, lumayan untuk campuran membuat sup jamur bersama Gwen nanti.

Isaac meletakkan jamur-jamur itu ke dalam karung merah dari bekas bungkusan apel. Berat, Isaac membawanya dengan susah payah.

Tidak bisa dipanggul, ini terlalu berat. Bisa-bisa tulang Isaac remuk semua sesaat setelah mencapai gorong-gorong. Isaac lantas menyeretnya, perlahan ia menarik tumpukan jamur itu menggoreskan jejak di atas tanah. Rasa lelah ini akan terbayar ketika Isaac sudah sampai nanti.

Hidungnya tiba-tiba terasa gatal, wah saat yang tidak tepat datang. Kenapa Isaac mendadak ingin bersin?

Isaac mengentikan langkahnya, malas, kebiasaan hidungnya masih belum bisa dikontrol. Isaac segera melepaskan rompi merah yang dikenakan, sayang jika ikut sobek nanti padahal kainnya ini masih baru.

Hatchuuu!

Pria itu bersin begitu keras, tak tanggung-tanggung pria kerdil yang berukuran seperti anak ayam tersebut terlempar cukup jauh dari tempat awalnya berdiri. 

Hal ini dirasa sangat menganggu bagi Isaac, karena saat wujudnya berubah pakaiannya ikut sobek sebab ukurannya yang terlalu kecil. 

Saat menjadi troll dan saat menjadi manusia memiliki perbedaan ukuran yang sangat signifikan. Isaac sekarang telanjang dada karena pakaiannya yang robek parah, mungkin sudah tidak bisa dipakai lagi, hanya menyisakan celana dalam yang sangat ketat. Bahkan bentuk pantatnya saja kini terlihat dengan jelas.

Isaac tahu jika dirinya bersin ukurannya juga berubah, untuk mengantisipasi hal tersebut Isaac mengakali dengan membuat celananya sendiri berukuran cukup besar, berbahan dasar dari kain linen yang bisa melar mengikuti perubahan ukuran Isaac.

Jika sudah seperti ini Isaac hanya bisa menunggu sampai bersinnya kembali datang, sebab dia tidak tahu apa yang akan dirinya lakukan saat berwujud manusia.

Krek!

Suara dari ranting pohon yang terinjak, Isaac menyadari ada seseorang yang datang, dirinya duduk diam. Ia berharap kali ini bukan manusia lagi, sepertinya sekarang tempat ini sudah tidak aman baginya.

Bunyi merdu daun yang beradu dengan sepatu, memang benar ada yang datang mendekat ke arah Isaac saat ini.

"Kamu lagi?" 

Isaac mengenali suara itu, bukankah pemiliknya gadis manis yang kemarin bertemu dengan dirinya. Kalau tidak salah namanya Chelsea, bukan?

Isaac mencoba menatap objek yang tengah bersuara di depannya, dengan berani Isaac membuka matanya perlahan, benar itu Chelsea. Kenapa gadis itu berada di sini dan bertemu Isaac lagi?

Tanpa basa-basi Chelsea langsung mengambil duduk tepat di depan Isaac yang masih diam ketakutan. Chelsea menunjukkan ransel yang ia bawa, tangannya merogoh ke dalam benda coklat tersebut lalu mengeluarkan sesuatu dari dalamnya.

"Ini, pakai," suruh Chelsea. Gadis itu memberikan kaos polos berwarna biru langit kepada Isaac.

Hanya diam, membisu. Isaac tetap tidak berani bicara atau bergerak sedikit saja. Ia masih takut dengan Chelsea, bagaimana jika Chelsea membawanya seperti Mama dulu. Lalu menjadikan dirinya salah satu pajangan yang di tempatkan dalam lemari kaca. 

"Pakai." Chelsea masih berusaha menyodorkan kaos biru kepada pria batu di depannya itu.

Isaac masih saja diam, dia benar-benar tidak berani mengambil kaos dari tangan Chelsea. Padahal warna kaos tersebut sangat menggoda di manik mata hazel milik Isaac.

Chelsea memutar bola matanya tak percaya, apa pria di depannya ini sedang berusaha mengacuhkan dirinya. Chelsea lantas menekuk lututnya dalam posisi setengah berdiri. Dia meraih kepala dan leher Isaac, Chelsea memakaikan kaos itu kepada Isaac. Cocok sekali, kulit kuning semu putih milik Isaac terlihat sangat serasi dengan kaos berwarna biru cerah. Meskipun ukurannya terlihat terlalu besar.

Chelsea tersenyum riang, menampilkan deretan giginya yang putih dan bersih. Gadis itu cantik, caranya tersenyum membuat Isaac ingin mengikuti lekuk garis bibirnya.

"Namamu?" 

Chelsea berharap Isaac mengucapkan sepatah kata saja. Tapi sayangnya Isaac masih berada dalam rasa takut akan manusia seperti Chelsea, meskipun gadis itu sudah berbaik hati sampai memberinya kaos biru. Apa Isaac pikir Chelsea akan memakannya dalam wujud manusia seperti ini? Dasar bodoh.

"Ayo main, aku sendirian di sini," ajak Chelsea. Gadis itu berumuran sekitar 16 tahun, berbeda persis 1 tahun dengan Isaac.

"Ayooo ...." Chelsea menarik lengan Isaac, membuat pria manekin itu sekarang berdiri dengan posisi sempurna.

Bodoh, kenapa Isaac masih saja diam seperti sebuah patung. Ia bahkan berusaha tak berkedip sama sekali. Matanya mungkin perih karena itu, sebab sekarang area putihnya jadi memerah.

Chelsea tertawa kecil saat melihat raut wajah lucu yang di buat Isaac, pria itu terlihat seperti sedang menahan kentut, kenapa hidungnya membesar dan matanya melotot seperti itu, membuat Chelsea bergidik ngeri saja.

***

Duuut!

Suara kentut Gwen, hal tersebut menjadi alarm pengingat untuk bangun dari tidur. Salah satu kebiasaan unik Gwen yang tidak dimiliki oleh troll lain.

Gwen menggaruk kepalanya, gatal. Mungkin karena sudah lama Gwen tidak membersihkan rambut pirangnya.

Posisi tidur Gwen aneh, dia tengkurap dan pantatnya sedikit terangkat. Menjadikan bagian ini paling tinggi di antara yang lainnya, kata Gwen supaya waktu kentut suaranya terdengar nyaring dan tidak tersumbat.

Gwen menyapu pandang, sepertinya Isaac belum pulang juga dari pasar lelang troll. Dari dulu sampai sekarang Isaac tidak pernah berubah, masih tetap menjadi troll yang peduli kebersihan. Tak ayal kulit Isaac juga bersih dari kutil dan bintik coklat yang lazimnya dimiliki oleh para troll, apalagi yang sering bersenang-senang dengan sampah, punggung mereka pasti dipenuhi dengan bintik coklat semua.

Gwen merenggangkan tangannya, dia menguap puas. Setelah ini Gwen berniat untuk mencari makanan, dia merasa lapar. Kira-kira di mana Isaac menyimpan makanannya?

Gwen berjalan ke arah dapur, sangat rapi. Isaac menata barang-barang dapurnya di atas kaleng susu bekas yang ia jadikan sebagai meja. Kreatif, jika seperti ini Gwen pasti betah tinggal di gorong-gorong Isaac.

Baunya harum, Gwen membuka tudung di atas meja. Ada banyak makanan segar di sana, Gwen segera mengambil piring dari tutup botol besi yang dipipihkan. Dia mengambil duduk, lalu melahap semua yang berada di meja makan, Serakah, Gwen melahapnya sampai habis, dia bahkan tidak menyisakan sedikit untuk Isaac.

Mungkin Isaac akan pulang terlambat, dia pasti bisa membuat makanan lagi jadi tak mengapa jika Gwen menghabiskan semuanya sekarang. 

Ritualnya seperti biasa, Gwen langsung pergi tanpa membereskan sisa makanannya dan menaruh piring kotor berserakan di atas tempat cuci piring. Setelah pulang nanti Isaac akan dibuat naik pitam karena ulahnya. Yang semula tersusun rapih kini acak-acakan tak sesuai tempat awal.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status