Share

Ternyata aku salah.

Chelsea mengemasi mainnya. Setelah ini ia berniat pergi menuju ke taman klorofil. Semoga saja Isaac sudah ada di sana. Chelsea mempercepat langkahnya, berharap hari ini akan seindah kemarin.

"Isaac!" panggil Chelsea lantang. Gadis itu melambaikan tangan, menyapa Isaac yang masih duduk diam di tempatnya.

Isaac tersenyum simpul saat melihat kedatangan Chelsea. Apa yang Chelsea bawa? Itu terlihat seperti kaleng besi, benda yang ia jadikan meja serta lemari di rumah kecilnya.

"Isaac mau main lagi nggak?" tanya Chelsea terlihat sangat bersemangat, begitupun dengan Isaac.

Chelsea menarik tangan Isaac, dia memberikan satu sisi kaleng yang tersambung dengan kaleng lainnya, sedangkan pada setiap ujungnya terhubung dengan seutas tali. Chelsea memberi jarak diantara mereka, menjadikan tali yang awalnya renggang sedikit menegang.

"ISAAC DENGER AKU NGGAK?" teriak Chelsea dari tempatnya berdiri.

Getaran suaranya menggema dalam kaleng lalu merambat di tali dan menyalur ke kaleng yang dipegang pria itu. Isaac mendekatkan sisi kalengnya ke telinga. Ia mendengar ada suara yang terpantul di sini. Meskipun sedikit samar.

Isaat tersenyum, menunjukkan giginya yang sedikit runcing. Dia tertawa tipis, dirinya merasa takjub dengan mainan yang Chelsea bawa. Isaac menatap ke arah Chelsea, dia mengangguk merespon pertanyaan yang ditanyakan gadis itu tadi.

"COBA TEBAK YA AKU NGOMONG APA!" Chelsea kembali berteriak pada kalengnya, suara gadis itupun terpantul sampai ke sisi kaleng milik Isaac.

"CHELSEA CANTIK!" Gadis itu berteriak kembali dengan menyanjung dirinya sendiri.

"Chelsea cantik." Isaac mengikuti ucapan Chelsea. Membuat gadis itu tersenyum manis.

Gigi kelinci Chelsea membuat Isaac gemas, apalagi saat gadis manis itu tersenyum, dia terlihat sangat menggemaskan dibandingkan dengan Filbert, Adik Gwen.

Mereka berdua bermain di taman, tak terasa langit kehilangan cahayanya. Sepertinya hujan akan turun lagi seperti taid pagi. Isaac dan Chelsea berjalan mencari tempat berteduh di dekat taman.

Isaac terlebih dahulu berlari mendahului Chelsea, air dari langit sudah turun perlahan. Sementara Chelsea mengikuti langkah Isaac dari belakang.

Bruuuk!

Chelsea terjatuh, kakinya tersangkut ranting pohon. Isaac membalik badannya dan mendekat ke arah Chelsea, dia melihat darah segar mengalir dari lutut Chelsea.

Isaac membantunya berdiri, gadis itu tertatih. Sepertinya lukanya cukup dalam, dahan ranting tersebut mengenai kulit halus Chelsea, merobeknya lalu cairan kental berwarna merahpun keluar dari sana.

"Chelsea sakit?"

Isaac mencoba mengetahui keadaan temannya. Dia baru pertama kali melihat darah, bagi troll

warna darah yang merah membuatnya tergoda.

Tidak, Isaac tidak boleh menjilat darah segar Chelsea. Isaac troll baik, dia tidak melakukan hal kotor sama seperti troll lainnya.

Darah manusia berwarna merah dan segar, jika di minum sedikit pasti akan menambah tenaga.

Isaac melepaskan kaos yang dia kenakan, dia bertelanjang dada di depan Chelsea. Pria itu menggunakan kaosnya untuk melindungi luka Chelsea dari kotoran.

Chelsea meringis kesakitan saat Isaac menempelkan kaosnya pada luka di lutut gadis itu. Isaac terlihat sangat tampan, tubuhnya juga proporsional, apa Isaac sering pergi ke tempat gym, mengapa otot di perutnya terlihat jelas.

Hujan sedikit mereda, rintik airnya perlahan menipis. Isaac berjongkok membelakangi Chelsea, dia menepuk bahunya, isyarat agar Chelsea naik ke atas gendongan punggung Isaac.

"Ayo naik, aku bakalan anterin Chelsea pulang ke rumah."

Chelsea bergerak perlahan, gadis itu naik ke punggung Isaac. Tangannya berpegangan erat melingkar di leher milik temannya tersebut.

Pria itu bangkit, mengendong Chelsea menuju ke luar dari taman. Isaac menarik napas panjang, dia tidak pernah keluar dari taman ini. Baru pertama kalinya Isaac menginjakkan kakinya ke tempat asing.

Isaac sedikit was-was, bagaimana jika tiba-tiba ia bersin nanti, semoga saja kali ini hidungnya bisa diajak kompromi.

"Rumah Chelsea di mana?" tanya Isaac, tangannya memegangi tubuh Chelsea dengan erat.

"Di sana, rumah yang ada cerobong asapnya." Chelsea menunjuk rumah di seberang jalan. Tempat tinggal dia dan keluarganya, besar, bagus, dan penuh warna, Isaac juga mau rumah seperti itu.

Mereka sampai di depan rumah Chelsea, Isaac hanya perlu menyeberang ke sisi jalan maka mereka akan sampai ke tempat tujuan.

Isaac melangkah kikuk, kakinya yang telanjang mulai menginjak aspal perlahan, rasanya dingin sekali.

Byuuur!

Genangan air kotor di sisi jalan mengenai dada bidang Isaac, sebuah mobil truk muatan melaju dengan kecepatan tinggi, cepat, membuat air yang semula diam itu bergerak mengotori kulitnya.

Isaac terkejut, benda apa itu. Isaac baru pertama kali melihat kaleng besi yang bisa berjalan sebesar itu. Dia benar-benar takjub, ternyata ada banyak benda yang lebih unik di dunia manusia.

"Kenapa kalengnya bisa berjalan?" gumam Isaac bingung, matanya menatap kosong pada truk dengan muatan seperti tabung raksasa yang baru saja melintas di depannya.

"Itu namanya mobil truk, Isaac belum pernah lihat mobil?" Chelsea balik bertanya dari gendongan punggung Isaac.

"Mobil? Aku belum pernah lihat ada kaleng besi seperti mobil yang ukurannya sangat besar. Kenapa bisa bergerak juga?" Isaac masih kebingungan, ekspresi bingung pria itu membuat Chelsea gemas ingin mencubit pipinya.

"Isaac mau naik mobil?"

Tawaran Chelsea sangat menggoda Isaac yang penuh dengan rasa penasaran. Isaac mengangguk, dia ingin sekali naik mobil.

"Iya, bawa aku naik mobil, Chelsea. Aku pengen naik mobil."

Isaac ingat dia punya benda yang mirip sekali dengan mobil, tapi benda itu tidak bisa bergerak lama seperti mobil di dunia manusia, maklum saja barang yang Isaac temui adalah mainan mobil anak-anak pantas jika tidak bisa bergerak seperti mobil sungguhan.

"Isaac belum pernah naik mobil?"

"Belum, aku pernah menemukan banyak sekali benda yang mirip kayak gitu. Cuman nggak bisa dinaikin, ukurannya kecil-kecil," jelas Isaac dengan polosnya.

Itu mobil mainan Isaac, troll

dewasa seperti dirinya mana mungkin muat masuk ke dalam sana.

Mereka tiba, tepat di halaman Chelsea. Gadis itu turun dari gendongan Isaac, dia membawa Isaac masuk ke dalam rumah, dengan keadaan basah kuyup, Chelsea tak mungkin membiarkan Isaac pergi begitu saja.

"Masuk," suruh Chelsea. Isaac terdiam, apa dirinya melewati batas, ia sudah sampai di rumah manusia sekarang.

"Ayo, Isaac!" Chelsea menarik lengan Isaac. Mereka berdua masuk ke dalam. Sementara Isaac masih bertengkar dengan pikirannya sendiri.

Apa Isaac sudah kelewatan, troll

tidak bisa berteman dengan manusia. Isaac harus menyudahi ini semua sekarang, sebelum semakin jauh dan terlambat.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status