Share

Dubia ad Bonam

Dua hari sejak dr. Bagus mengumumkan kondisi Genu, mukzijat terjadi. Genu perlahan-lahan berespon terhadap nyeri yang diberikan. Jari-jari kecilnya bergerak mencoba melepas alat bantu napas yang masih terpasang di mulutnya. Kabar menggembirakan tersebut langsung terngiang ke telinga Hifa.

Meski Hifa harus menjalani istirahatnya di rumah, dia turut senang mendengar berita tadi. Keajaiban kecil apapun amat berarti padanya saat ini. Terlebih jika itu menyangkut anak yang sempat dirawatnya.

“Fa, kamu tahu gak GCS[1] si Genu itu udah 10 sekarang. Pas aku periksa anak tadi udah respon. Kata dr. Bagus sih mungkin dua tiga hari lagi rencana lepas ventilator.”

“Beneran, Nin?” Hifa bertanya penuh semangat.

“Iya, Fa. Kamu besok juga kan udah masuk lagi. Kita aja agak gak nyangka sih bisa sebagus itu responnya. Kurasa sih doa ibunya terjawab.”

“Syukurlah. Mudah-mudahan cepet beres deh masalah ini.”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status