Share

Bab 21. Mertua Minta Maaf

"Mau minum," jawab Mika.

"Hahaha … gak boleh, Nak! Gantian untuk persiapan Adik Cioy yang minum," ucap Fariz dengan tawa.

"Huaaaaaaaa! Semua Adik Cioy!" Cimes Mika jadi jeles karena dikaitkan terus dengan adiknya dari kemarin.

"Loh, kok nangis? Duuh, Sayang … sini!" Salma memangku Mika dan memeluknya.

Mereka tidak bermaksud semua untuk anak keduanya. Hanya saja, memang apa yang diucapkan sesuai dengan keadaan. Fariz malah punya ide yang membuatnya menahan tawa. Hal tersebut untuk meredakan tangis putri tersayangnya, yang kini sedang patah hati.

"Sayang, buat main aja, boleh kok. Hahaha ...." Fariz tertawa lepas.

"Capa!" Salma melotot keras ke arah Fariz.

"Boleh, Ummah?" tanya Cimes Mika.

Fariz terus tertawa menyaksikan mereka. Salma mengiyakan saja, toh, dia juga masih kecil, daripada terus menangis. Cimes Mika memang paling susah untuk bisa move on dari kedua minuman yang berjejer dengan cantik itu.

"Iya, Kak Cim. Ketawa dulu!" Salma menggelitik perut putrinya.

Paling tidak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status