Share

Bab 6. Pak CEO Lagi

last update Last Updated: 2023-02-28 10:34:37

"Jujur Salma bingung," jawab Salma.

"Ngapain bingung? Mau kuliah nggak?" tanya Fariz.

"Ya mau dong," jawab Salma.

"Ya fix aja, apa yang dibingungkan?" tanya Fariz.

"Bapak memangnya setuju?" tanya Salma.

"Sudah aku bilang, rumus kamusku tidak ada yang seperti ini!" jawab Fariz.

'Eh, ngomongnya udah mulai aku kamu?' batin Salma.

"Ya udah pergi sana! Sudah dijawab juga ... Salma masih bingung, Salma tuh mau promosi, jangan bikin bete dong, entar nggak bisa ramah sama pengunjungnya!" Salma mengeluarkan napas berat, kesal sekali dengan pembahasan yang sudah menyebalkan ditambah dibahas dengan orang yang menurutnya super menyebalkan.

"Makanya jawab yang benar, posisi menata kamu tuh salah, kalau pengen rame pengunjung ya jangan begitu! Masa tulisannya malah tertutup, begini kan terlihat elegan, rapi, menarik, dan kamu nggak usah mikir kencang tuh perjodohan, otak kamu kan waktunya konsentrasi belajar menjelang ujian, setuju aja biar simpel, entar kita atur siasat karena aku tidak mungkin mencintai kamu," kata Fariz.

"Ya iyalah nggak mungkin cinta, tapi masa kita menikah? Mau jadi apa dunia Salma? Tapi terima kasih tatanannya bagus," ucap Salma.

"Hahaha … tapi mungkin saja kalau kamu yang mencintaiku, tumben mau menghargai apa yang saya lakukan," ucap Fariz lalu pergi.

"Iiiih, percaya diri banget, nggak mungkin jugalah, diucapin terima kasih malah ditumbenin, nyesel ngucapinnya!" omel Salma.

Salma masih memperhatikan benda yang akan dipromosikan itu ditata ulang oleh Fariz. Salma menyadari, memang benar juga mengenai penataan itu. Akan tetapi, ia kembali heran dengan sikap Fariz saat mengucapkan mengenai perjodohan.

'Ahhh, jadi ngobrol banyak dengan laki-laki itu. Astaghfirullahalaladzim, kenapa dia malah menyuruh setuju? Tuh kan, dia sebenarnya perhatian, tau aja kalau aku mikirin mau ujian, terus maksudnya siasat? Nikah kan bukan mainan, bagaimana sih Pak CEO itu? Tapi bagus tatanan benda promosi dan rasa pedulinya, meski ada marah, penuh tanda tanya, itulah ciri khas dia,' batin Salma.

"Heh, ngapain dekat-dekat sama cowok itu!" seru wanita cantik bernama Clarissa.

"Maaf Kak, Pak CEO tadi itu ya? Hahaha … tenang Kak, kita sama sekali nggak dekat, memangnya Kakak ini siapanya dia? Adiknya? Atau siapa ya, dia kan ...," ucap Salma terpotong Clarissa.

"Aaah, nggak butuh dugaan kamu, awas aku lihat kalian berdua lagi! Rese kamu tuh!" timpal Clarissa dengan menjatuhkan benda promosinya Salma.

Salma jengkel dengan sikap gadis yang tidak sopan seperti itu. Akan tetapi, pikirannya teralih dengan Fariz yang mengakui tentang dirinya gay. Sambil mengambil benda yang jatuh, ia berpikir kalau wanita itu tidak mungkin pacar Fariz.

'Bodo amat, udahlah, malas juga mikirin dia, bikin cenat-cenut aja,' batin Salma.

"Salma, ngobrol apaan sama CEO tampan itu?" tanya Freya.

"Mm, dia komenin tatanan promosi kita," jawab Salma.

"Tapi, aku mau curhat sebenarnya," ucap Salma.

"Loh, kok kamu kayak sedih gitu, senyum dong, gak pantes kamu sedih, ada yang nyakitin kamu? Mana orangnya? Biar berhadapan sini!" kata Freya.

"Gak jadi aja deh, belum saatnya," ucap Salma.

"Tapi kamu ceria dong! Ceria! Sini aku tarik biar senyum." Freya bertingkah konyol dengan menarik pipi kanan dan kiri Salma supaya tersenyum.

"Tapi diterawang-terawang, kamu cocok banget loh kalau jadi pasangan CEO itu, haha …." Suara tawa Freya menggoda sahabatnya.

***

"Pak CEO, ngapain dia ke sekolah ini lagi?" tanya Salma yang melihat Fariz keluar dari mobilnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Alim untuk CEO Anti-Wanita   Bab Ending Season 2. Capa Cama Cimes Cioy

    "Mmm … terima kasih banyak, Mi. Ada kok, kalau Cioy udah beberapa hari, kita akan ngonten bareng. Dibuat jadwal khusus podcast wanita tangguh bareng Nuura," jawab Salma. "Masyaallah, bagus. Mami ke belakang dulu," ujar Reva. Tidak ada yang harus minder karena pernah berbuat salah. Orang yang pernah khilaf, tetap memiliki hak untuk menjadi orang baik. Berhenti men-judge orang karena kekhilafan di masa lalu adalah hal yang Salma kokohkan untuk menguatkan Nuura. *** "Apa yang kamu tahu tentang cinta?" tanya Salma. Fariz menatap lekat kedua mata istrinya. "Cinta itu luas. Sebuah rasa yang bertahta tanpa aba-aba, mendaki dan menggali untuk terus mencari arti meskipun bercak dan pikulan luka menghampiri." "Apa yang kamu tahu tentang mencintai?" tanya Salma. Tidak ada keraguan untuk Fariz memberi jawaban. Cinta memang luas dan yang ditanyakan Salma itu masih umum, bukan hanya khusus cinta Fariz kepada Salma. Mereka bercerita di tengah Cimes Mika yang sibuk mengajak bermain dan bercanda

  • Istri Alim untuk CEO Anti-Wanita   Bab 29. Salma di Hati Reva

    "Daddy ingin dipeluk Kakak Cimes," ucap Fariz. "Gak mau! Cimes mau minum kembar juga gak diberi," sahut Cimes Mika. "Kakak kok dendam?" Salma membelai rambut putrinya. "Maaf, tapi Kak Cim nggak suka dilarang terus, pertanyaan Cimes gak dijawab sama Ummah," keluh Cimes Mika. "Masyaallah, anak pinter! Eaaa … kena deh ke pelukan Daddy!" Fariz mengangkat Mika begitu saja mumpung tangannya tidak berpegangan tangan dengan baju ummah-nya. Dari tadi Fariz ingin menggendong putrinya secara tiba-tiba dan langsung dibawa keluar. Namun, tangannya masih mencengkram baju Salma. Fariz sudah wanti-wanti dengan teriakan juga sebenarnya, tapi sekarang akan nekat ia lakukan dengan langsung membawanya keluar dari kamar. "Daddy, huaaa!" teriak Cimes Mika yang sudah di pintu karena Fariz cepat untuk lari keluar. "Hehe, sudah di pelukan Daddy sekarang. Kamu nggak rindu apa, Nak? Dari semalem nggak mau dipeluk Daddy, maunya sama oma dan eyang terus!" Fariz terus mendekap dan membelai putrinya. Cimes M

  • Istri Alim untuk CEO Anti-Wanita   Bab 28. Cimes Kangen Minuman Kembar

    "Besok aja, hahaha," ucap Salma. "Adik sebentar lagi lahir, nggak sampai besok, Nak. Udahan dulu ya sama Ummah-nya!" Fariz melihat istrinya menahan sakit sedari tadi, tapi berusaha membuat Mika bahagia. "Nggak mau! Cimes kangen minuman kembar ini!" seru Cimes Mika. "Nak … Ummah lagi sakit. Mau nggak doain Ummah di masjid, beli minumnya es krim dua aja biar jadi kembar," ungkap Salma yang merasakan perutnya semakin sakit. "Ummah sakit? Cimes kangen ini dari kemarin nggak dikasih, tapi Cimes mau do'ain Ummah, Ummah sembuh! Huaaaaaaaa!" Cimes Mika memeluk Salma lalu menangis sambil berjalan turun dari brankar Salma. "Hahaha … biarin dulu coba, Ma! Cimes kok lucu ya kesannya. Nangis aja tetep imut banget," ucap Fariz dengan tawa kecilnya. Sedih, disuruh pergi saat waktu rindu-rindunya, tapi lebih sedih kalau melihat perempuan hebatnya merasakan kesakitan. Cara jalannya Cimes Mika juga membuat mereka tetap gemas. Apalagi kalau melihat raut wajahnya, Salma yang sedang kesakitan pun iku

  • Istri Alim untuk CEO Anti-Wanita   Bab 27. Detik-detik Bertemu Cioy

    "Hehe, belum nih. Abinya belum setuju," jawab Freya. "Sama aja, Aa Wildan belum tega katanya," sahut Clarissa. "Kalau kata Mas Rifki mah, udah. Dua anak cukup," jawab Royya. "Tau ah, Mas William juga gitu!" rajuk Reca. "Cama! Kamu buat mereka resah, deh!' Fariz merangkul istrinya. Mereka terus bercanda dan juga berencana juga. Sangat hangat, bisa berkumpul gabungan seperti itu. Ada dari pihak keluarga, saudara, dan juga para santri. *** "Cap, Cimes nggak ikut?" tanya Salma. Rasa sakit saat kontraksi, kini Salma rasakan. Beruntungnya, saat itu ia hanya mimpi. Kalau tidak, entahlah bagaimana dia bisa kuat melawan rasa sakit tanpa usapan langsung dari suaminya. Di mana biasanya selalu siap memberi ketenangan dan kekuatan atas lara yang sedang menimpanya. Namun, di saat suasana menahan rasa sakit untuk kelahiran putri keduanya, perhatian untuk putri pertama tidak lupa ia berikan. "Masih nangis," jawab Fariz. "Kok nggak Capa ajak?" Salma menarik tangan suaminya. "Entar aja kalau

  • Istri Alim untuk CEO Anti-Wanita   Bab 26. Pesona Gus Bafre

    "Capa, Capa gak pergi, kan? Nuura, baik-baik saja?" Salma terlihat sangat resah saat bangun tidur. "Sayang, kamu kenapa, sih? Semalem Capa di sini terus peluk kamu sama Cioy. Kok jadi aneh?" tanya Fariz. "Ehmm, Alhamdulillah, hanya mimpi berarti." Salma menghembuskan napas panjangnya. "Hahaha …" Fariz tertawa sembari mencubit hidung istrinya. Pagi itu mereka pergi belanja ke toko mainan. sudah banyak request dari anak panti sangat juga putrinya sendiri. Cimes Mika tidak lupa untuk minta dikepang rambutnya, dia ingin seperti Hunaisa meskipun rambutnya masih belum sebanyak rambut Hunaisa. "Mau dikepang," ucapnya. "Nggak mau diikat dua aja, Nak?" Salma memberi penawaran. "Maunya kayak Kak Nais," jawab Cimes Mika. "Iya, dikepang ya dikepang. Boleh cium dulu, nggak?" Salma mendekatkan pipinya. "Ummah bau, gak mau!" Cimes Mika malah menjauh. "Bau apa? Ummah udah mandi, udah pakai bedak, wangi ...." ujar Salma. "Mmmm, bauuuu .... tapi boong, hihihi," ucap Cimes Mika dengan tawa. F

  • Istri Alim untuk CEO Anti-Wanita   Bab 25. Hamil Tua

    "Ehmmm, terserah Cama aja," jawab Fariz. "Mami ingin sama papi apa sama Cimes?" tanya Salma membuat mereka terkekeh. "Hahaha, Mami ngikut pilihan kamu aja, Sal! Kalau kalian mau salah Cimes, ya Mami sama Papi," jelas Reva. "Ya udah, Mi. Mami sama Papi aja, bikin adiknya Fariz!" goda Fariz. "Iiih! Dasar ya kamu, Riz!" Reva keluar kamar dengan lumayan salah tingkah. Fariz dan Salma masih ngobrol pelan di kamar putrinya. Anak kecil yang masih linguistik seperti itu, serasa ingin selalu di dekapan mereka berdua setiap saat. Seperti Salma tadi, ditiduri begitu putrinya merupakan sentuhan luar biasa yang sangat memberinya kebahagiaan. Fariz itu kalau melihat putrinya, sudah pasti ingat Salma, begitu pula sebaliknya. "Capa pengen cubit, Cam!" Fariz menahan jarinya di pipi mulus putrinya. "Ihh, jangan! Capa tuh kalau lihat putri cantik ini, selalu saha keinget dengan Capa," ungkap Salma. "Nggak cuma Cama. Capa pun begitu, Sayang!" Fariz menatap istrinya dengan tersenyum. Salma mengus

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status