Home / Rumah Tangga / Istri Bayangan Sang Miliarder / Hidup Yang Ditinggalkan, Naskah Yang Dibenci?

Share

Hidup Yang Ditinggalkan, Naskah Yang Dibenci?

Author: Xǐn Rose
last update Last Updated: 2025-07-30 09:08:00

Fajar menjelang. Langit perlahan berubah dari abu-abu menjadi jingga muda. Seruni membuka matanya perlahan. Seketika, matanya terbelalak saat menyadari ia berada di kamar Aruna. Imajinasi liarnya pun langsung meledak.

"Aruna!" Seruni berjalan menuju Aruna yang masih tertidur lelap di sofa.

"Apaan sih, Seruni?" Aruna membuka sedikit kelopak matanya. "Berisik!"

"What you did to me, Aruna!" Seruni menggoyang-goyangkan bahu Aruna. "Kenapa, aku bisa tidur di ranjang kamu?"

Aruna menghempaskan tangan Seruni. "I hate drama!"

Seruni terjatuh pelan, lalu merengek seperti anak kecil di telinga Aruna. CEO es batu itu memiringkan badan. Ia perlahan mendekatkan wajahnya ke Seruni.

"Apa ... kamu berharap terjadi sesuatu, tadi malam?" ucap Aruna tajam, "memang ... apa yang kamu rasakan?"

Seruni langsung berdiri tegak, mengangkat tangan dengan jari telun

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Istri Bayangan Sang Miliarder   Pengorbanan Dalam Diam

    Pengorbanan yang sesungguhnya tak pernah berisik. Ia tak menuntut tepuk tangan apalagi mencari sorotan lampu. Ia hadir dalam sunyi—membentuk dirinya dari ketulusan yang tak meminta balas. Melepaskan hal-hal yang paling ia genggam erat, hanya untuk memastikan orang yang ia cintai bisa melangkah tanpa beban. Hadir dalam bayangan demi sang kekasih menggapai kilau bintang yang ia inginkan. Seperti lilin yang diam-diam habis mencair, memberi cahaya hingga padam—seperti pelangi yang membuat langit bahagia, lalu menghilang tanpa sesal.Pagi di hari itu, Seruni duduk di lantai kamarnya. Di depannya, layar laptop masih kosong. Tiga hari ini, ia tenggelam dalam lautan kata—memburu tenggat naskah. Seruni bertekad menyelesaikan novelnya dalam tiga bulan. Lalu segera mengirimkannya ke penerbit. Seruni harus menulis naskah secepat mungkin sesuai perjanjian kontrak yang telah ia tanda tangani.Baginya kin

  • Istri Bayangan Sang Miliarder   Hati yang Tak Bisa Terbagi

    Hari sebelumnya ....Seruni menanggapi keseriusan Juan dengan canda receh. Ia berdesis geli menatap wajah kaku dari pria di depannya. Seruni menyikut pelan bahu Juan.“Becanda! Serius amat, Bro.” ucap Seruni.Juan tersenyum menatap takjub. Gadis di hadapannya ini benar-benar spesies langka di muka bumi. Bagaimana mungkin seseorang yang baru mengalami patah hati, berjuang sendirian, bahkan harus mulai impiannya dari nol ... masih bisa setegar ini?Kadang, hati adalah rumah dengan dua pintu. Satu terbuka untuk seseorang yang membuatmu merasa hangat sejak langkah pertama. Dan satu lagi … tertutup rapat, karena telah dihuni terlalu lama oleh kenangan yang menolak pergi. Dan malam itu, di sebuah bioskop kecil ... Seruni duduk di samping seseorang yang rela menunggu di depan pintu kedua itu. Meski tahu, pintu itu tak akan pernah ter

  • Istri Bayangan Sang Miliarder   Seruni Berjuang Sendiri ...?

    Lembaran hati yang baru mengenal cinta ... kini kosong—seperti kisah sebuah dongeng yang gagal menuliskan akhir bahagia. Bukan karena pangeran tak datang, tapi karena sang putri akhirnya belajar bangkit sendiri tanpa menunggu ditolong ksatria mana pun.Malam sebelumnya ....Setelah Seruni membaca pesan teks dari Mira. Ia menoleh ke Juan. Tapi suara mesin mobil Juan terdengar sudah menjauh. Ia bergegas kembali menulis naskah. Di sudut ruang tamu kecil, cahaya bulan dari jendela menyapu pelan ujung rambut Seruni yang terurai. Ia duduk bersila di atas karpet usang dengan laptop menyala di pangkuan.Jemarinya menari di atas keyboard, mengetik—ritmenya gugup, tapi tak berhenti. Di sebelahnya, sebungkus keripik terbuka, remahnya berserakan di lantai. Ia bahkan lupa kalau tadi sempat lapar dan belum menghabiskan camilannya. Bunyi notifikasi ponsel terdengar. Seruni mel

  • Istri Bayangan Sang Miliarder   Tawaran yang Tak Bisa Diterima

    Ada musim yang datang membawa bunga, namun hatimu masih berduka oleh musim gugur yang lalu. Juan adalah matahari baru yang mencoba menghangatkan pagi Seruni, tapi jiwanya masih tertambat di balik senja yang tak pernah benar-benar ia izinkan pergi. Seperti burung yang ditawari langit baru, tapi tetap bertengger di dahan lama—karena di sanalah kenangan menggantung, dan rindunya belum selesai. Cinta baru bisa menawarkan segenap rasa. Mengobati asa. Tapi raga tetap memilih sendiri, sebab hati masih terukir satu nama dari kisah lalu: Aruna.Rumah kecil itu diselimuti senyap senja. Hari ini pun langit masih sama—kelabu mewarnainya ... seolah sendu ingin menetap. Angin menyusup lewat sela jendela, membawa aroma tanah basah dan melodi masa lalu yang belum usai. Di ruang tamu yang sederhana, jam berdetak lambat—seperti hati yang berusaha menyembuhkan luka, detik demi detik, perlahan sembuhkan. Meski tak pernah benar-benar bisa pulih. Serun

  • Istri Bayangan Sang Miliarder   Pelukan yang Terlambat

    Di tepian nestapa, logika tak berdaya. Cinta yang pernah disusun dengan harap kini luruh seperti debu. Cahaya yang selalu di sisi, menjauh terbang ke angkasa—meninggalkan bayang-bayang rindu tanpa sandaran. Tak bahu untuk bersandar. Tak ada telinga yang setia mendengar keluh air mata. Hanya satu nama yang diam-diam terus disebut dalam doa.Tiba-tiba pintu di depan Aruna terbuka dari dalam ... dan seorang wanita paruh baya muncul di ambang. Mata berkaca-kaca. Bibir bergetar.“Aruna ....” suaranya pecah.“Pulanglah bersamaku, Bu ....” ucap Aruna memohon.Pada waktu yang sama, di kota lain, pintu di hadapan Seruni juga berderit terbuka dari dalam. Seruni berdiri di ambang pintu rumah berdinding kayu. Matanya sembab, ransel pink dan punggungnya basah oleh gerimis."

  • Istri Bayangan Sang Miliarder   Persimpangan Tanpa Arah

    Hati yang nyaman seperti rumah—aku hanya menemukannya pada dirimu. Bukan karena temboknya yang kokoh, atau atapnya yang mewah. Tapi karena setiap detik di dalamnya membuat batinku merasa teduh karena diterima ... tanpa syarat. Dan ketika dunia tak lagi sekadar bercanda. Tapi mulai membenci. Kau menjelma sebagai tempat lelahku bersandar, tempat duka tak perlu disembunyikan, berdiam pun terasa utuh.Dan dapat menyakinkanku ... bahwa malaikat memang tak perlu bersayap—kadang hanya seseorang dengan senyum hangat menunggumu pulang. Rumah bukan sekadar bangunan. Ia adalah ruang batin, tempat jiwa bisa bernafas lega. Meski dalam tangisan. Tempat seseorang menyayangimu, bukan karena siapa kamu. Tapi karena mereka tak ingin kamu merasa berjuang sendirian di dunia yang dingin ini.Rintik hujan baru saja reda, menyisakan udara lembap yang merambat pilu hingga ke tulang. Seruni duduk termenung di halte tua p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status