"Kalau mimpi, jangan ketinggian. Kamu harus sadar diri, Seruni. Dunia ini bukan dongeng karanganmu!" suara kemarahan Ibu masih terngiang jelas di telinga Seruni.Padahal, sudah lebih dari tujuh jam sejak ia meninggalkan rumah. Matahari mulai condong ke barat, menciptakan pantulan keemasan di permukaan kolam besar yang dulu jadi tempat favorit ayahnya bercerita. Tapi hari ini, segalanya terasa hampa. Bahkan angin pun menusuk kulit.Dengan hoodie pink kebesaran, celana training lusuh, dan sandal jepit, Seruni duduk termenung. Rambut panjangnya kusut, seolah tak bersentuhan dengan sisir. Di pangkuannya, sebuah buku dongeng satu-satunya peninggalan ayahnya.Seruni memandangi batu-batu alam di tepi kolam yang dingin, lalu melemparkan pelet ikan satu per satu. Air beriak. Ikan-ikan bermunculan, berebut, lalu lenyap ke kedalaman. Saat hendak melemparkan pelet lagi, tangannya mendadak terhenti. Tubuhnya menggigil. Bahunya bergetar perlahan. Ia terduduk memeluk kedua lututnya erat-erat, air ma
Last Updated : 2025-06-22 Read more