Share

28. Wangi yang mengusik

Penulis: Donat Mblondo
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-28 14:48:44

Pagi di rumah Qin mengalir rapi seperti jadwal elektronik di dinding. Robot pembersih melintas cepat, pelayan menata vas, denting sendok dari dapur beradu dengan mangkuk. Semua tampak rutin, kecuali satu hal kecil yang mengganggu kepala Qin Yuze sejak semalam, ketenangan Anli yang tidak masuk akal.

Ia berjalan melewati aula tanpa melambat. Dari ekor mata, sosok Anli tampak di ruang teh. Gaun hijau pucat, rambut digelung sederhana, jemarinya menakar daun teh dengan presisi mesin. Tidak ada ragu, tidak ada getar.

“Air tujuh puluh lima derajat,” ujarnya datar, berhenti di ambang pintu. “Seduh sembilan puluh detik. Untuk Madam Li.”

Anli menunduk sopan. “Baik, Tuan

Ia mengangkat teko pintar, menurunkan suhu. Suara gelembung beralih dari kasar ke halus. Uap tipis naik. Punggung tangannya menyentuh mulut teko, menakar panas, lalu menuang. Waktu di kepalanya berjalan sendiri. Tepat sembilan puluh detik, ia angkat saringan.

Yuze maju selangkah, seolah mencari celah kesalahan. Tapi, tidak ada.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Istri Buta 100 Juta Tak Tertandingi   42. Menyentuhmu sedikit saja

    Riuh rendah di aula perlahan mereda setelah Yan Shiming kembali ditemukan oleh pengawal kerajaan. Beberapa tamu yang tadi panik kini duduk lagi, meski bisik-bisik mereka tak kunjung padam.“Berani sekali… ada yang mencoba membunuh raja terdahulu di pesta sebesar ini.”“Kalau bukan musuh keluarga Qin, siapa lagi?”“Bisa saja… ada orang dalam yang ikut bermain.”Nada suara rendah itu berputar di antara deretan tamu. Kipas sutra terangkat, gelas anggur disentuh bibir, namun mata-mata penuh rasa curiga terus melirik ke sekeliling.Haoran berdiri di depan panggung, suaranya tegas menjaga wibawa.“Pesta ini tetap berlanjut. Keamanan sudah diperketat, semua tamu bisa merasa aman.”Namun tatapannya gelap, ia sendiri tahu ini bukan sekadar gangguan kecil.Di kursi kehormatan, Yan Shiming sudah didorong kembali oleh pengawal. Tubuh tuanya tampak rapuh, selimut di pangkuannya bergetar halus karena tangan yang gemetar. Tetapi sorot matanya jauh menembus keramaian, seolah tidak lagi berada di aula

  • Istri Buta 100 Juta Tak Tertandingi   41. Melawan

    Pria bermasker maju lagi, ayunan pisaunya ganas, tapi gerakannya kasar. Anli mendengar napasnya semakin tidak teratur. Ia menunggu momen, lalu menangkap lengan pria itu dengan cepat, menekuknya ke samping.Klak!Pisau terlepas dan jatuh berdenting ke lantai.Pria itu meraung, mencoba melawan. Namun Anli masih menggenggam lengannya. Jemarinya meraih rambut pria itu, menariknya ke bawah dengan kasar. Dengan lututnya, ia menghantam perut pria itu keras-keras.“Ughhh!” Suara pelayan bermasker itu teredam. Tubuhnya terbungkuk, napasnya tersengal.Anli tidak berhenti. Jemarinya bergerak cepat, meraba sisi tubuh pria itu, mencari titik tertentu. Saat ia menemukannya, ia menekan dengan presisi.Pria bermasker itu terhuyung, tubuhnya kejang sebentar, lalu jatuh terjerembab ke lantai, tak mampu bergerak.Lorong kembali hening.Yan Shiming menatap lekat ke arah gadis yang berdiri di depannya. Samar, dalam cahaya redup, ia melihat wajah Anli dari dekat. Nafasnya tercekat.“Titik motorik…” gumamny

  • Istri Buta 100 Juta Tak Tertandingi   40. Kerusuhan

    Aula besar kembali tertata. Para tamu sudah duduk di kursi masing-masing, gelas anggur berkilau di bawah cahaya lampu kristal. Musik lembut mengalun dari sudut ruangan, suasana tampak kembali normal meski hawa tegang masih terasa tipis di udara.Pembawa acara keluarga Qin melangkah ke tengah, menyapa dengan suara lantang.“Sebagai tanda kebahagiaan atas hari ulang tahun Madam Qin, para tamu terhormat telah membawa hadiah. Kini, izinkanlah kami memulai sesi penyerahan hadiah.”Pelayan mulai mengatur barisan. Hadiah-hadiah dari para pejabat dan pengusaha ditata di panggung kecil: kotak perhiasan, lukisan, bahkan beberapa sertifikat sumbangan untuk acara amal. Tepuk tangan sopan terdengar, satu per satu hadiah dipamerkan.Namun, ketika giliran berikutnya tiba, dua pelayan datang membawa sebuah kotak besar berbalut kain merah. Tidak ada nama jelas yang tertera, hanya label kecil: dari seorang tamu.Haoran yang duduk di kursi utama mengernyit. Ia melirik ke Yuze. “Apa kau sudah memeriksany

  • Istri Buta 100 Juta Tak Tertandingi   39. Tamu terhormat

    Para tamu berdiri berbaris rapi, menundukkan kepala. Keluarga Qin pun bangkit menyambut dengan sikap penuh wibawa.Pintu besar perlahan terbuka.Cahaya siang menerobos masuk, memantulkan kilau dari lampu kristal di langit-langit. Derap langkah pengawal kerajaan terdengar teratur, lalu muncullah sosok yang ditunggu. Raja muda, Yan Zhenrui. Tubuhnya tegap, jubah resmi berwarna hitam dengan hiasan emas melekat di bahunya. Tatapannya tajam, sorot mata penuh ambisi yang membuat siapa pun otomatis merasa kecil di hadapannya.Di belakangnya, dengan langkah pelan dan dijaga ketat, hadir Yan Shiming, raja terdahulu. Rambutnya memutih, tubuhnya tampak lemah, duduk di kursi roda dengan selimut menutupi kaki. Meski renta, aura wibawanya masih terasa, membuat semua orang menunduk lebih dalam.Aula mendadak hening, hanya suara langkah rombongan kerajaan yang terdengar.Qin Haoran maju selangkah lagi, menunduk rendah, lalu menyambut dengan suara resmi,“Atas nama keluarga Qin, kami merasa terhormat

  • Istri Buta 100 Juta Tak Tertandingi   38. Mulut tajam para nyonya

    ‘Kenapa aku… terus melihatnya?’ batinnya jengkel.Ia menarik napas panjang, lalu melangkah pergi ke arah luar aula, mencoba mengalihkan pikirannya dengan memeriksa jalur masuk tamu. Namun bayangan Anli yang sederhana sekaligus menawan itu tetap tinggal di benaknya.Waktu merayap cepat.Matahari mulai condong ke atas kepala, sinarnya menembus jendela besar dan membuat lantai marmer berkilat terang. Para pelayan bergegas, mengganti serbet, mengisi ulang gelas anggur, dan memastikan karpet merah sudah membentang sempurna.Suasana rumah utama keluarga Qin kini berubah total. Tidak ada lagi hiruk pikuk persiapan yang kacau, melainkan ketertiban yang sibuk dan anggun. Musik lembut diputar, meja jamuan siap, dan pintu depan dibuka lebar menunggu kedatangan tamu-tamu penting.Siang itu, pesta ulang tahun Madam Qin resmi dimulai.Mobil-mobil mewah mulai berdatangan di halaman depan. Pelayan menyambut dengan sopan, tamu-tamu berdandan mewah berjalan masuk satu per satu. Aula besar segera dipenu

  • Istri Buta 100 Juta Tak Tertandingi   37. Cantik sekali...

    Pagi itu, rumah utama keluarga Qin benar-benar berubah menjadi lautan kesibukan. Dari depan aula hingga ke dapur, setiap sudut dipenuhi aktivitas. Pelayan berlarian, membawa baki, mengatur kursi, menggantung lampion renda putih di sepanjang lorong.Karpet merah digelar dari pintu masuk utama, dibentangkan lurus tanpa satu pun lipatan. Vas-vas kristal besar diletakkan di kedua sisi, dipenuhi bunga segar yang baunya menyatu dengan aroma masakan mewah yang mulai keluar dari dapur. Ada wangi kaldu, kue kukus, dan anggur manis yang baru dibuka.Anli berjalan pelan menyusuri lorong. Langkahnya tidak terburu-buru, jemarinya membawa sebuah kotak kayu kecil. Kotak itu sederhana, hanya diikat pita kain yang ia siapkan sendiri semalam.Di ruang tamu besar, Madam Qin sudah duduk, dikelilingi beberapa pelayan yang sibuk menata kado dari tamu. Begitu Anli mendekat, ia berhenti sejenak, lalu mengulurkan kotak kayu kecil itu dengan kedua tangan.“Hadiah untuk Madam,” ucapnya tenang. “Sabun herbal yan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status