Share

Bab 8

Author: Bun say
last update Huling Na-update: 2021-10-17 20:17:05

Istri Cacat CEO

Bab 8

Via membuka matanya di pagi hari yang cerah. Setelah menyelesaikan ritual di kamar mandi, ia segera menuju ke ruang tengah untuk membersihkan tempat itu.

Kening Via berkerut saat melihat beberapa alat makan di meja nampak sedikit berserakan.

"Apakah Tuan Christian yang makan semalam," Via membatin.

Via segera membereskannya lalu membawanya ke belakang. Detik selanjutnya Via segera membersihkan ruangan, menyapu dengan vacuum cleaner dan mengepel dengan hati-hati sampai semuanya terlihat rapi dan bersih.

"Selamat pagi, Via," sapa Bram ramah saat Via tengah mengelap meja dapur.

"Selamat pagi, Tuan Bram. Anda nampak tampan pagi ini," puji Via.

"Benarkah …?" Bram balik bertanya dengan wajah ceria. Via mengangguk lalu memberi dua jempol.

"Saya tidak bohong, Tuan."

Pernyataan Via entah mengapa membuat hati Bram bahagia. Meski sering dirinya mendapat pujian dari beberapa wanita di kantor tempatnya bekerja, tapi pujian yang datangnya dari Via terasa berbeda.

 Tak lama kemudian terdengar panggilan dari arah kamar utama yang ditempati oleh Christian.

"Via, tolong siapkan bajuku, pagi ini aku harus berangkat cepat!" seru Christ.

"Sepertinya Bos Besar mulai bergantung padamu." sindiran Bram membuat Via mendelik ke arahnya.

"Hei, Via, cepat pergi kesana, kau tak akan bisa membayangkan bagaimana seramnya Christian saat marah," ujar Bram lagi.

Via hanya memutar malas bola matanya, kemudian segera pergi ke arah sumber suara.

"Siapkan kostum untuk golf!" perintah Christ sambil berjalan menuju ke kamar mandi. Sementara Via tertegun. Ia bingung, pakaian mana yang harus dikenakan oleh majikannya tersebut.

Via membuka lemari tinggi yang ada di depannya, yang nampak dipenuhi oleh ratusan baju berbeda milik Christian.

"Kostum untuk golf itu seperti apa," racau Via penuh kebingungan.

Via kemudian berjalan ke arah ruang tamu lalu bertanya pada Bram.

"Tuan, apakah anda tahu kostum golf seperti apa?" tanya via.

"Cari saja di lemari, Via," jawab Bram, yang tengah asik menatap gawainya.

Via ingin mengangguk namun begitu ia masih saja bingung.

Akhirnya Via bertanya kembali.

"Kostum seperti apa yang harus Tuan Christian gunakan sementara di sana ada ratusan baju yang aku tidak mengerti," kata Via.

Bram terkekeh mendengar perkataan polos Via. 

"Aku akan membantumu," ujar Bram sambil melangkah menuju walk on closet.

"Sepertinya baju ini cocok untuk Christ,"  kata Bram setelah memilah beberapa baju.

"Oh, jadi seperti ini kostum golf, aku baru tahu," imbuh Via lagi.

"Kamu harus sering perhatikan penampilan bosmu itu Via," tegur Bram sambil terkekeh melihat Via mengamati baju bosnya.

Christ membuka pintu kamar mandi ketika mendengar suara kekehan dari mulut Bram yang ditujukan kepada Via. Hatinya mendadak sebal.

Dengan wajah dinginnya Christ mengusir Bram untuk pergi dari ruangannya.

"Kau tidak hendak pacaran di ruanganku bukan," sindir Christ dingin.

"Maaf, Bos, aku tidak berani," tukas Bram lalu mengangkat bahu cuek dan pergi meninggalkan keduanya.

"Apa pakaianku sudah siap?" tanya Christ pada Via yang menatapnya tanpa berkedip.

Pria itu melambaikan tangannya tepat di depan wajah Via yang membuat gadis itu mengerjapkan matanya berkali-kali.

"Sudah aku bilang agar kau jangan melamun," Christ berdecak sebal.

Via mengerjapkan matanya kembali, kemudian berpaling.

Dadanya berdebar lebih kencang saat melihat pemandangan di depannya. Christ berdiri tak jauh darinya hanya dengan memakai handuk di pinggangnya, hingga roti sobek berbaris 6 terlihat jelas dimata Via.

"Apakah otakmu itu sedang berpikiran kotor?" tunjuk Christ dengan satu jarinya ke arah kening Via.

"Apa maksud anda, Tuan?" tanya Via masih dengan berpaling dan enggan menatap langsung ke arah Christ.

"Apa baru kali ini kau melihat pria tanpa memakai pakaian?" tanya Christ saat melihat Via hanya berdiri menyamping.

Wajah Via merona, untunglah cadarnya menutupi wajahnya jadi Christ tak bisa melihatnya. Via segera meletakkan pakaian Christ di atas tempat tidur lalu berlalu dari tempat itu.

Christian menggeleng pelan sambil bergumam.

"Gadis yang aneh."

"Via, ini adalah akhir pekan, apa kau tidak ada keinginan untuk berjalan-jalan keluar?" tanya Bram saat Via tengah melewatinya.

"Apakah boleh jika aku pergi keluar?" Via balik bertanya dengan antusias.

"Tentu saja. Christian membolehkan pekerjanya untuk libur di akhir pekan setelah pekerjaan rumah beres.''

"Baiklah kalau begitu aku akan pergi nanti siang," kata Via dengan semangat.

Detik berikutnya Via seperti kebingungan.

"Tapi kemana aku harus pergi, lagipula aku tidak punya teman di tempat ini, terus nanti kalau aku tersesat bagaimana," Via bermonolog.

Bram yang mendengarkan ucapan polos Via langsung tertawa terbahak-bahak, bahkan Christ yang baru keluar dari kamarnya ikut-ikutan tersenyum simpul.

"Bener-bener gadis yang bodoh!"

"Jika kamu ingin bepergian aku bisa mengantarmu, tapi nanti sore setelah aku dan Christian selesai bermain golf," ucap Bram menawarkan bantuan.

"Aku rasa itu ide yang cukup bagus. Baiklah, Tuan, aku akan ikut denganmu nanti sore." Bram mengacungkan jempolnya lalu berjalan mengikuti langkah Christ.

"Selamat bersenang-senang, Tuan …!" seru Via saat Bram dan Christ melangkah keluar dari unit.

****

"Siapa yang ingin pergi jalan-jalan dengan gadis yang wajahnya tertutup seperti itu, sungguh aneh," ledek Christ saat keduanya tengah memasuki lift.

"Hei, kawan, tidak usah berkata seperti itu, lagipula menurutku, gadis itu cukup cantik terlihat dari mata dan suaranya." Bram tersenyum saat membayangkan Via tadi.

Mendengar pernyataan dari Bram, entah mengapa ada rasa tidak suka di hati Christian. Ingatannya tertuju saat pagi itu dirinya melihat Via tengah menyisir rambut panjangnya.

"Dia bukan wanita yang bisa kau permainkan seenaknya."

"Aku tidak sedang mempermainkannya, lagi pula aku merasa tulus kali ini. Yah, Meskipun aku belum melihat wajahnya seperti apa, tapi sepertinya dia cantik. Bisa kau lihat dari kulit di tangannya yang berwarna putih bersih," Bram terkekeh kali ini.

"Awas, jangan macam-macam kau." 

"Hai, Buddy, apa baru saja aku mendengar orang yang cemburu?"

Bram terkekeh saat mendapat tinjuan di lengan kirinya yang dilakukan oleh Christian.

"Sh*t up!"

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Vina Vina
seru bangett.. 🫢🫢
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Istri Cacat CEO   Bab 64 Ending

    Bab 64 EndingLima bulan kemudianDi sebuah klub malam, Aleandro duduk ditemani dua orang wanita yang berpenampilan seksi di samping kiri dan kanannya.Nova yang mendapat informasi dari salah satu temannya segera meluncur ke tempat itu demi menyaksikan sendiri apa yang tengah dilakukan oleh kekasihnya yang masih enggan menikahinya tersebut. Padahal sudah tidak ada jurang pemisah yang menghalangi hubungan keduanya.Alangkah terkejutnya Nova saat melihat tangan Aleandro bergerak cepat dibalik baju salah satu wanita itu. Keduanya tampak asyik menikmati buayan satu sama lain. Seakan lupa mereka tengah berada di keramaian."Hentikan! Apa kamu sudah gila Aleandro. Apa yang kamu lakukan dengan pelacur-pelacur sialan ini?

  • Istri Cacat CEO   Bab 63

    Bab 63Hari itu cuaca begitu mendung dihiasi dengan gerimis kecil yang jatuh dari langit.Prosesi pemakaman Chiara baru saja selesai dilakukan, setelah sebelumnya disemayamkan dulu di rumah duka selama satu malam.Tak banyak para pelayat yang ikut ke pemakaman. Hanya keluarga terdekat dan beberapa relasi juga karyawan Aleandro di kantornya karena memang mereka tidak begitu mengenal Chiara.Satu persatu para pelayat pergi, menyisakan beberapa orang disana. Aleandro yang terus berdampingan dan memperlihatkan kemesraanya dengan Nova, membuat Christian jengah menatap ke arahnya.Mulutnya tidak tahan untuk berkomentar kepada pasangan yang tidak mengerti situasi tersebut. Apalagi saat Nova terus bergelayut manja pada bahu Ale.

  • Istri Cacat CEO   Bab 62

    Bab 62Julia duduk di dekat tempat tidur Chiara. Tangan kaku yang tidak bergerak itu terasa hangat saat ia menyentuhnya. Julia mulai bercerita banyak hal, tentang apapun kehidupan yang mereka jalani dulu. Kebiasaan baru yang sudah dilakukannya sejak dirinya ikut merawat Chiara. Tentu saja atas saran dokter, agar Chiara segera pulih.Julia kemudian menceritakan beberapa hal yang membuat Chiara dan ibunya membencinya di masa lalu. Julia menjelaskan dengan hati-hati tanpa berniat menyudutkan Chiara maupun ibunya.Tanpa menyinggung atau menyudutkan Chiara sendiri.Menurut dokter, Chiara tetap bisa mendengar meski bagian tubuhnya tidak bisa digerakkan. Intinya, apapun yang orang lain bicarakan, Chiara mampu menangkapnya dengan baik. Terbukti saat Julia menjelaskan dengan perl

  • Istri Cacat CEO   Bab 61

    Bab 61Christian sudah diizinkan untuk pulang dari rumah sakit, dan selama tiga hari Via merawatnya dengan baik dan terus memperhatikan kesehatannya.Hubungan keduanya tampak selalu mesra dan dipenuhi dengan kebahagiaan.Via juga melayani Christian setiap saat dan memberikan makanan-makanan sehat agar suaminya semakin betah berada di rumah.Keduanya menghabiskan waktu tanpa ada yang mengganggu. Meski sesekali Bram datang untuk membawa dokumen pekerjaan.Siang itu, ada sebuah panggilan masuk ke ponsel Via dari nomor tidak dikenal. Setelah menimbang beberapa saat akhirnya ia mengangkat panggilan tersebut yang ternyata dari Paul-asistennya Chiara."Maaf, Nyonya, saya hanya ingi

  • Istri Cacat CEO   Bab 60

    Bab 60Bram baru saja keluar dari kantin tempatnya meminum secangkir kopi. Setelah sudah hampir satu jam ia duduk di sana sendirian.Ketika rasa bosan mulai menggelayutinya, diapun berniat kembali ke lantai di atas untuk menjenguk bosnya, Christian.Sebenarnya, tadi dia sempat ke sana tapi karena melihat Christian sedang istirahat bersama istrinya, maka mau tak mau Bram pun mengurungkan niatnya dan lebih memilih untuk duduk di kantin rumah sakit.Saat berjalan di lorong rumah sakit, tidak sengaja matanya melihat Nova berjalan dengan wajah ditekuk, bahkan beberapa kali terlihat wanita itu menghembuskan nafasnya dengan kasar seperti tengah memendam sebuah kekesalan.Bram pun bergegas mendekati Nova sekadar untuk menyapanya.

  • Istri Cacat CEO   Bab 59

    Bab 59Chiara melangkah dengan raut wajah kesal. Keinginannya untuk bersama dengan Christian untuk sesaat terpaksa gagal karena Via selalu ada di dekatnya.Dia memasuki lift diikuti Paul dan dua orang pengawalnya. Dengan cekatan, Paul menekan tombol dua lantai dari yang kini mereka pijaki membuat Chiara mengernyit heran."Hei, bukankah seharusnya kita ke lantai bawah, Paul?" tanya Chiara bingung."Sebaiknya kita melihat keadaan Tuan Aleandro, Nyonya," Paul menjawab tanpa mengurangi rasa hormatnya."Haruskah aku repot-repot menjenguknya?" tanya Chiara dengan malas. Rasa sakit di punggungnya bahkan masih terasa, kenapa dia malah harus melihat lelaki pendosa itu.Paul menghela nafas lelah. Padahal dirinya

  • Istri Cacat CEO   Bab 58

    Bab 58Chiara tengah berbaring menyamping di tempat tidurnya, ketika Paul berjalan tergesa menuju ke ruangannya, bahkan lelaki itu tidak mengetuk pintu terlebih dahulu.Chiara yang merasa terganggu tentu saja marah akan ulah Paul tersebut."Apa kau tidak punya sopan santun, Paul, hingga kau masuk seenaknya ke kamarku?" hardiknya sinis.Mendapat perkataan seperti itu, Paul menjadi salah tingkah, kemudian ia tersadar akan tujuannya mendatangi majikannya."Maafkan aku, Nyonya, aku membawa berita untuk Anda."Chiara pun duduk dan membenarkan posisi tubuhnya. Rasa sakit akibat ulah Aleandro membuatnya tertidur sepanjang hari.Chiara mengernyitkan k

  • Istri Cacat CEO   Bab 57

    Bab 57Malam masih panjang saat Chiara meraung dan menangis menahan rasa sakit di punggungnya. Semua itu karena ulah Aleandro, lelaki yang menikahinya tanpa memberi pilihan kedua. Lelaki sialan, yang selalu bertindak kejam tanpa perasaan.Rasa perih dengan warna kemerahan tampak jelas menghias di punggungnya. Tapi jauh di lubuk hatinya yang paling dalam, Chiara merasakan rasa sakit yang lebih dalam."Lakukan dengan hati-hati bodoh," umpatnya pada pelayan yang kini tengah mengoleskan krim pereda nyeri."Maafkan aku, Nyonya." Pelayan itu berkata dengan ketakutan menghadapi Chiara yang selalu berlaku kasar.Dari arah pintu, Paul datang dengan seseorang di belakangnya."Nyonya, adik Anda Tuan Nathan

  • Istri Cacat CEO   Bab 56

    Bab 56Maaf yang selalu menunggu bab ini updatenya telat dan nggak teratur. Mohon mengerti author sedang dalam keadaan down. Istri Cacat CEO masih terus berlanjut dan insha allah coming soon novel baru dengan judul "Sekeping Hati Untuknya" yang menceritakan tentang suami yang menikah lagi dengan wanita muda. Novelnya bisa kamu baca di app ini atau app lainnya dengan nama author yang sama yaitu Bun Say.Happy reading!Ruangan yang besar dan mewah bernuansa putih abu itu seharusnya membuat nyaman si pemilik yang menghuni di dalamnya. Tapi kenyataannya tidak begitu. Via yang hanya sendiri disana mondar-mandir tidak jelas. Pikirannya saat ini tertuju pada Christian seorang. Saat ini sudah hampir satu jam dirinya menunggu Christ datang, tapi suaminya yang menikahinya sejak remaja itu entah kenapa tak juga kunjung tiba. Dan itu membuat Via semakin gelisah.Terin

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status