Share

Rencana Awal

Ke esokan harinya gue masih mengulangi hal yang sama untuk mengatakan hal itu lagi kepada wanita batu dan juga keras kepala. Semoga kali ini ia mau menjadi istri gue, dengan penuh keyakinan gue datang ke rumahnya. Dengan memakai pakaian rapih khas seorang CEO muda dan juga tampan.

Tok..tok

Pak Darmono, ini saya Dareen. Bagaimana apa sudah di siapkan pembayaran hutang yang kalian pinjam pada keluarga gue maupun orang tua gue. Gue harap kali ini kalian enggak akan bisa mengelak lagi.

Enggak ada satu jawaban yang keluar dari mulut keluarga kecil yang sudah meminjam uang kepada kami. Apa jangan-jangan mereka pergi dan meninggalkan kota ini?

Shit..

Kenapa gue percaya pada keluarga yang enggak tau di untung ini? Gagal lagi rencana gue kali ini untuk mempersunting Amanda dengan cara gue yang seperti ini.

Tiba-tiba suara pintu tengah di buka dan mendengar suara orang yang khas bangun tidur. Dengan mengucek kedua tangan ke arah mata.”Hmm, ada perlu apa?”

Amanda memang baru saja bangun dari mimpi indahnya. Ia bermimpi kalau dirinya menjadi seorang tuan putri di rumah yang megah dan hidup bahagia dengan pangerannya seperti dogeng yang ada di buku cerita anak-anak.

“Lo baru bangun?” Pekik Dareen, dasar wanita pemalas

“..Hah?”

Amanda seketika tersadar dan melihat kalau orang yang ada di depannya adalah pria yang sangat ia benci. Ia benci, ketika Dareen memintanya untuk menikah dengannya.

“Gadis Malas, ayo ikut dengan gue sekarang kita pergi ke Kantor Urusan Agama. Sesuai dengan kata-kata gue kemarin dengan orang tua lo.” Sambil menarik salah satu lengan milik Amanda

“Apa-apaan nih? Sakit tau Tuan Dareen yang terhormat, apa anda enggak bisa bersikap lebih sopan terhadap wanita yang seharusnya anda muliakan. Ternyata benar selain anda sombong, tidak memiliki akhlak yang baik, anda juga seorang yang enggak bisa menghargai seorang wanita. Anda masih memiliki ibu, bukan?” Sarkas Amanda tanpa memikirkan bagaimana perasaan Tuan Dareen yang terhormat ini.

Seketika Dareen memantung, mendengar perkataan Sarkas yang Amanda katakan padanya. Terngiang di telinganya ketika kata-kata Amanda masuk ke relung hatinya. Apa iya sampai seperti itu gue enggak menghargai seorang wanita? Tapi Anjani selama menikah dengan gue enggak pernah mengeluh akan perkataan gue padanya, walau sebenarnya itu sangat menyakiti hatinya.

Klik..klik

Amanda memainkan jari-jarinya untuk membuyarkan lamunan Tuan Dareen yang terhormat ini. “Kalau anda ingin melamun jangan di sini? Lebih baik anda meninggalkan tempat ini dan gue mohon jangan ganggu keluarga gue lagi.”

Cih..

Enggak semudah itu gue akan pergi dari kediaman kalian yang reot ini, gue akan pergi kalau kalian bisa membayar hutangnya saat ini juga. Ya, Dareen enggak bisa lagi membendung hasratnya untuk mempersunting wanita yang bernama Amanda ini.

“Kenapa sih lo ngotot banget untuk mempersunting gue? Emangnya enggak ada wanita lain. Untuk masalah hutang keluarga gue, gue akan membayarnya, tapi enggak sekarang. Lagi pula gue belum ke terima kerja,” pekik Amanda pada Dareen.

“Gue ngotot begitu, karena sampai saat ini kalian belum menunjukkan itikad baik dengan gue dan juga keluarga gue.”

Amanda hanya bisa diam, tanpa membalas perkataan yang Dareen ucapkan barusan.

“Kenapa diam? Enggak punya uang aja belagu. Kalau udah terlahir miskin itu ya harusnya sadar. Mikir, donk jangan belaga jadi orang yang punya banyak uang,” lirih Dareen.

Air mata Amanda seketika membasahi pipi merahnya seperti buah tomat. Amanda memang gadis manis yang berkulit putih. Wajar kalau Dareen mengejar wanita seperti Amanda.

“Jadi bagaimana? Bayar hutang kalian atau lo menikah dengan gue saat ini juga,” cecar Dareen.

Amanda kali ini enggak mampu lagi untuk menola setiap kata yang di lontarkan oleh Dareen. Ia hanya diam tapi enggak juga mengiyakan setiap perkataan Dareen untuk menikah dengannya. Amanda masih menganggap kalau ini hanya sebuah lelucon semata dan trik agar ia di nikahkan dengan pria yang perawakannya masih terlihat tampan dan juga gagah.

“Bagaimana Amanda si wanita kepala batu?” Ucap Dareen

Tuk..tukk

Suara alas kaki yang menuju ke arah dekat sini. Ma..maaf  Tuan Dareen kalau kami belum ada uang untuk membayar hutang kami. Tapi kami mohon beri kami waktu untuk bisa melunasi hutang itu Tuan.

“..Heh” dengan menyeringai bahagia.

Akhirnya, kabar baik itu datang juga untuk gue. Gue sudah lama menginginkan wanita yang bernama Amanda ini. Dan saat ini lah ia akan menjadi milik gue selamanya.

“Kalian sudah tau konsekuensinya apa? Kalau kalian enggak bisa membayar hutang kalian hari ini juga?”

“Kami mohon Tuan Dareen, jangan libatkan putri kami dalam masalah hutang piutang ini. Kasihanilah Amanda Tuan Dareen, Amanda masih terlalu muda untuk menikah saat ini,” ungkap Pak Darmono dengan tertunduk lesu.

“Tapi kalian belum bisa melunasi hutang kalian pada gue dan juga keluarga gue. Jadi terima lah konsekuensinya Pak Darmono.”

Ayo..Amanda lo ikut dengan gue, sambil menarik lengan Amanda dengan sangat kasar dan tanpa memiliki perasaan.

“Aw..sakit Tuan Dareen! Gue mohon lepasin gue,” ungkap Amanda. Amanda menjatuhkan dirinya dan memegangi kaki Tuan Dareen, agar Tuan Dareen mau melepaskannya.

“Lo pikir gue mau lepasin lo Amanda. Sudah lama gue nantikan hari ini! Hari di mana gue menikah dengan lo,” sambil memegangi dagu milik Amanda.

“Ma..Maksud Tuan apa? sudah lama Tuan nantikan? Apa sebenarnya ini adalah rencana jahat Tuan agar keluarga gue berhutang materi dan juga berhutang jasa dengan keluarga Tuan Dareen? Kalian jahat dan enggak memiliki perasaan.”

“Stop, Amanda..”

“..Shuutttt” Jangan pernah berkata hal itu pada keluarga gue. Asal lo tau kalau keluarga gue terlahir dari keluarga baik-baik.

“Lantas.. apa kalau enggak jahat namanya?”

Yang jelas kalau kami adalah keluarga yang baik malah sangat baik Amanda. Setelah lo nikah dengan gue, lo pasti akan tau seperti apa baiknya keluarga gue.

“Cih..gue enggak akan sudi menikah dengan pria yang enggak gue cinta dan juga enggak gue kenal,” sambil menangis dengan keras.

“Amanda..Amanda cinta itu bisa datang dengan sendirinya. Ketika lo udah sangat nyaman dengan gue lo akan tau apa yang namanya cinta sesungguhnya. Kalau saat ini yang lo rasain dengan kekasih lo itu, bukanlah cinta tapi terpaksa. Terpaksa untuk mencintai sesuai dengan usia lo saat ini.”

“Lo pikir gue mau gitu jatuh cinta dengan pria yang udah tua seperti lo? Seharusnya lo malu dengan usia lo yang mau menikah dengan wanita muda.”

Ha..Ha..Ha

“Amanda, kamu selain cantik juga lucu dan menggemaskan. Gue udah enggak sabar menantikan kalau lo akan menjadi istri gue.”

Jangan kebanyakan mimpi Tuan Dareen yang terhormat.

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status