“Mau kah kamu menikah denganku Amanda?” Tanya Dareen dengan penuh pengharapan. Berharap kalau Amanda mau menikah dengannya.
“Kalau lo menerima gue jadi suami lo, hutang keluarga lo ke gue lunas tanpa bunga,” cecarnya agar Amanda luluh dengan kata manisnya.
Dareen Agustav pria yang sudah memiliki istri dan istrinya adalah seorang artis terkenal. Dareen sudah lima tahun menikah dengan istrinya, tapi belum juga di karuniai buah hati. Dareen sangat mencintai istrinya namun orang tuanya terus saja bertanya kapan mereka akan memberikan cucu untuk mereka.
Terlintas dalam lamunannya kalau mereka akan segera di karuniai buah hati dan keluarga mereka akan bahagia selamanya hingga maut memisahkan.
“Maaf anda siapa? Gue enggak kenal dengan anda,” lirih Amanda.
“Masa’ pria setampan gue, lo enggak tau? Apa lo enggak tau kalau keluarga lo itu punya hutang ke keluarga gue?”
Amanda yang pada awalnya bersikap dingin seolah kalau Dareen bukanlah pria tampan satu-satunya di dunia ini. Begitu Dareen mengatakan kalau orang tuanya memiliki hutang yang dalam jumlah banyak, tentu saja orang tuanya enggak mampu untuk membayarnya. Uang dari mana untuk melunasi hutang keluarganya.
“Kenapa diam?” tanya Dareen dengan nada songongnya
“Bisa lo bayar sekarang semua hutang orang tua lo,” pekik Dareen
Amanda hanya bisa diam, tanpa membalas perkataan Dareen. Amanda hanya menggigiti kukunya. Ia takut kalau saja Dareen akan berlaku kasar terhadapnya karena dirinya maupun orang tuanya enggak mampu membayar semua hutang mereka pada keluarga Dareen.
“Tu..tuan tolong jangan sakiti putri kami. Dia enggak tau menau mengenai hutang yang kami pinjam kepada keluarga Tuan. Kami, janji akan membayar hutangnya hingga lunas. Tapi berikan kami tempo waktu untuk membayarnya.”
“..Ck”
“Pak Darmono, gue udah bosan dengar semua janji kalian. Dari kemarin hanya mendengar kami akan membayar hutangnya. Tapi apa? hanya janji palsu.” Sambil bersidekapkan kedua tangan ke arah dada.
Tuan Dareen, kami janji akan membayarnya. Tapi saya mohon jangan ganggu putri kami. Putri kami sangat ketakutan dengan ancaman Tuan seperti itu.
Kenapa mesti takut? Memang sebentar lagi putri kalian akan menikah dengan gue. Apa kalian enggak mengingatnya janji kalian pada orang tua gue?
“Janji apa Tuan? kami enggak pernah berjanji apa pun pada Tuan juga keluarganya Tuan.”
Pak Darmono lupa dan enggak membaca sebuah surat perjanjian hutang piutang apabila Pak Darmono enggak bisa membayar hutangnya yang selama ini di pinjam maka putri kesayangannya akan membayarnya dengan menikah dengan putra semata wayang mereka.
“..Benarkah?”
“Bagaimana ini, Pak? Kenapa Bapak enggak membaca surat perjanjian itu? Kalau begini Amanda jadi taruhannya, Pak.”
Brruuukkkk
Seketika tubuh ibu Amanda limbung dan jatuh ke lantai yang masih beralaskan tanah itu. Amanda dengan sigap membopong tubuh renta sang ibu. “Bu, bangun. Jangan tinggalin Amanda.” Sambil memukul pipi sang ibu dan berharap sang ibu akan terbangun.
“Bagaimana ini, Pak?” sambil melihat ke arah sang Bapak
“Begitu saja sudah jatuh pingsan. Bagaimana bayar sekarang hutang kalian?”
“Hei, pria sombong dan enggak punya hati! Apa lo enggak melihat kalau ibu gue sedang terkulai lemah dan enggak berdaya saat ini. Kejam! Lo emang enggak punya hati.” Sambil menatap nanar ke arah Dareen
“Jangan lama-lama memandangi ke arah gue. Nanti lo akan jatuh cinta sama gue!”
“Najis..”
“Untuk apa jatuh cinta kepada pria sombong dan juga enggak punya hati seperti lo.” Amanda masih saja menyanggupi dan membalas setiap perkataan yang keluar dari mulutnya Dareen.
“Hei Amanda karena orang tua lo punya hutang dengan keluarga gue makanya gue mau bergegas ke sini. Kalau enggak mending gue rebahan di istana gue yang megah, enggak seperti gubuk reot rumah lo ini.”
“Walau pun rumah ini reot seperti kata lo. Tapi gue bahagia tinggal di sini! Enggak seperti lo yang enggak pernah bahagia dengan kehidupan lo. Gue tau kalau lo sebenarnya ke sini hanya untuk mencari kebahagiaan yang selama ini lo cari, bukan?”
Kata-kata Amanda sontak membuat Dareen menahan marahnya yang sedari tadi ia tahan. “Apa maksud lo, Amanda?”
“Hei pria angkuh kenapa anda tau nama saya? Sedari tadi saya berfikir untuk menanyakan hal ini pada anda, Tuan Dareen yang terhormat. Karena sejatinya anda adalah pria yang suka di hormati. Dasar pria gila hormat,” ejek Amanda.
Rasanya amarah Dareen sudah sampai pada ubun-ubun yang mendalam dan saatnya hawa amarah itu akan segera keluar. Dareen sudah mengepalkan tangannya dan bersiap akan ia layangkan pada Amanda.
Kemudian ia tersadar dari rasa marahnya terhadap Amanda. Bagaimana pun ia yakin kalau mau enggak mau Amanda akan menerima permintaannya untuk menikah dengannya.
Sabar Dareen..Amanda adalah wanita kemarin sore yang sebentar lagi akan menikah dengan lo. Setelah lo menikah dengannya baru lo akan bisa berbuat sesuka hati padanya.
Dareen mencoba memberikan sebuah senyuman termanis untuk Amanda. Agar Amanda luluh dan menerima permintaan menikah dengannya.
“Lo pikir dengan lo senyum begitu, gue akan luluh? Enggak akan! Gue akan tetap dengan pendirian gue kalau gue enggak akan menikah dengan lo. Dasar pria angkuh dan enggak memiliki akhlak.”
Bagaimana caranya agar wanita keras kepala sepertinya mau menikah dengan gue. Bagaimana pun juga usia gue udah enggak muda lagi dan gue pengen ada yang akan melanjutkan perusahaan yang sudah lama gue rintis dengan susah payah.
Gue masih dengan khayalan dan cara untuk menaklukan wanita batu ini. Gue akan kembali ke sini dan mengatur strategy jitu untuk menaklukannya.
“Gue harap lo pulang deh! Soalnya gue males lihat tampang lo di sini. Dan karena lo ibu gue pingsan seperti ini. Coba lo pikir deh mana ada wanita yang mau menikah secara mendadak. Kenal juga enggak main ngelamar anak orang aja. Mikir donk! Punya otak kan?”
Kalau bukan gue butuh dirinya. Ogah gue datang ke sini! Pakai acara ngelamar mendadak dan maksa lagi. Apa mungkin dia wanita yang enggak suka di paksa?
Gue coba berpikir lagi untuk mencari cara agar Amanda mau menjadi istrinya.
“Pak Darmono, kalau begitu saya pulang dulu. Tapi besok gue akan kembali untuk menagih hutang kalian yang belum bisa kalian bayar kepada gue. Kalau besok uang tersebut belum juga ada maka kalian harus merelakan Amanda menikah dengan gue bagaimana pun caranya Amanda harus mau.”
“Eh, pria sombong! Kalau ngomong itu di pikir berulang kali donk. Jangan asal jeplak aja! Lo pikir gue mau nikah dengan lo pria sombong enggak ada akhlak?”
Gue akan pastikan lo enggak akan bisa menolak nikah dengan gue, dan itu pasti. Selamat Siang! Ucap Dareen dengan melambaikan tangan dan menghilang tanpa jejak.
Ke esokan harinya gue masih mengulangi hal yang sama untuk mengatakan hal itu lagi kepada wanita batu dan juga keras kepala. Semoga kali ini ia mau menjadi istri gue, dengan penuh keyakinan gue datang ke rumahnya. Dengan memakai pakaian rapih khas seorang CEO muda dan juga tampan.Tok..tokPak Darmono, ini saya Dareen. Bagaimana apa sudah di siapkan pembayaran hutang yang kalian pinjam pada keluarga gue maupun orang tua gue. Gue harap kali ini kalian enggak akan bisa mengelak lagi.Enggak ada satu jawaban yang keluar dari mulut keluarga kecil yang sudah meminjam uang kepada kami. Apa jangan-jangan mereka pergi dan meninggalkan kota ini?Shit..Kenapa gue percaya pada keluarga yang enggak tau di untung ini? Gagal lagi rencana gue kali ini untuk mempersunting Amanda dengan cara gue yang seperti ini.Tiba-tiba suara pintu tengah di buka dan mendengar suara orang yang khas bangun tidur. Dengan mengucek kedua tangan ke arah mata.”Hmm, ada p
Setelah tiba di rumah yang gue tinggali dengan Anjani terasa sangat sepi tanpa hadirnya seorang buah hati. Kapan ia akan hadir di tengah-tengah pernikahan gue yang hampir mendekati satu dasawarsa.Gue memandangi sebuah pepohonan yang terlihat dari atas balkon ruangan kamar yang gue tinggali dengan Anjani selama beberapa tahun ini. Meski gue dan dirinya bertemu hanya sesekali. Anjani sangat sibuk dengan pekerjaannya dan gue hanya sendiri di kamar ini ketika dirinya harus syuting sebuah acara striping.Cklek..“Sayang, kamu sudah ada di rumah? Sejak kapan? Kenapa aku enggak mengetahuinya,” ungkap Anjani. Anjani adalah wanita yang sangat lembut namun takdir belum mengizinkan kami untuk memiliki buah hati.“..Hmm, baru aja sayang”“Kenapa kamu berdiri di balkon kamar kita? biasanya kalau aku sudah berada di dekat kamu, kamu enggak akan bisa jauh dariku dan kamu akan selalu mmberi kecupan hangat dan juga manis untukku.&rdqu
Perasaan gusar gue, sudah mengganggu semua ide yang muncul untuk segera membawa Amanda, ke sebuah ikatan suci yang memang gue sangat menginginkannya. Gue masih sangat mencintai Anjani tapi gue enggak bisa memungkiri kalau gue sangat mendambakan hadirnya buah hati ke tengah kehidupan rumah tangga gue.Gue baru menyadarinya kalau Anjani melupakan dirinya yang bertugas sebagai seorang istri, gue sebagai seorang pria sekaligus suami terlalu hampa untuk membangun rumah tangga ini sendirian. Di mana aku yang mengayuh sebuah kapal yang mana ombaknya sangat besar dan kencang. Tapi Anjani hanya diam tanpa tau harus berbuat apa untuk rumah tangganya saat ini.Sejujurnya, gue jengah melakoni rumah tangga yang bila di katakan di ujung tanduk ternyata memang benar adanya. Kalau sudah seperti ini siapa yang akan di salahkan? Dan gue sebagai kepala rumah tangga yang goyah ini hanya bisa diam dan enggak bisa berbuat apa pun?”Bi..Minah, tolong katakan pada Dareen saya per
Tanpa menunggu waktu yang lama, Dareen sudah menyiapkan semua yang di butuhkan untuk acara pernikahannya dengan Amanda. Sudah lama ia menantikan hal ini, yang ia tahu hanya Amanda yang bisa memenuhi keinginannya. Tapi yang namanya wanita, pasti enggak akan mau berbagi suami dengan wanita mana pun termasuk untuk memenuhi hasrat ingin memiliki seorang buah hati.Amanda sangat tidak menginginkan hal ini. Baginya, pernikahan ini hanya bersifat sementara dan enggak akan bakal abadi seperti orang pada umumnya. Amanda mengetahui maksud dan tujuan pernikahan ini tak lain dan tak bukan karena keinginan besar dari Tuan Dareen ingin memiliki buah hati yang sudah lama ia inginkan.“Amanda bagaimana? Sudah lo siapkan mental lo untuk menikah dengan gue? Besok kita akan menikah dan tuan penghulu akan datang tepat pada waktunya di kediaman lo. Jangan coba-coba untuk menolak atau pergi dari sini? Kalau itu sampai terjadi jangan harap orang tua lo akan selamat. Paham!”
Dengan perasaan penuh keterpaksaan, akhirnya Amanda mengalah demi orang tuanya. Bagaimana pun orang tuanya adalah orang yang paling sangat ia sayangi dan cintai selama hidupnya. Amanda banyak berhutang budi hingga ia enggak mampu untuk membalasnya satu persatu. Dan ini lah wujud cinta dan sayang Amanda kepada orang tuanya, walau itu hanya sebuah keterpaksaan menikah dengan pria yang mengatakan atas nama cinta untuk menikahinya. Padahal hanya sebuah bualan untuk menyelamatkan kehidupan rumah tangganya dengan sang istri, yaitu Anjani.Amanda, yang masih di rias di kamarnya yang sebentar lagi akan ia tinggalkan. Dirinya terlihat sangat cantik, karena sejatinya Amanda memang lebih sangat cantik walau tanpa polesan make up.Lo cantik, Manda! Tapi lo enggak pernah mengakuinya, kalau lo sangat cantik. Hingga gue enggak bisa berpaling dari kecantikan lo, batin Dareen.“Bagaimana semuanya sudah selesai? Ayo donk, Manda berikan senyuman termanis lo. Ini kan adalah h
Harap Bijak dalam membaca cerita ini, segmen 21+Setelah ijab qabul yang baru saja gue lakoni sebagai mempelai pria. Ini adalah malam di mana gue sangat merindukannya. Setelah beberapa tahun nafkah batin gue enggak di penuhi oleh Anjani. Gue manusia biasa yang memiliki segudang hasrat untuk mencapai itu semua, demi mendapatkan buah hati. Tapi, beberapa tahun belakangan pernikahan gue hampa tanpa adanya perhatian dan juga kasih sayang dari sang istri. Kalau dalam sebuah hukum agama, gue berhak sudah mentalaknya. Tapi gue, amat sangat mencintai wanita yang bernama Anjani. Gue, sebagai kepala keluarga terlalu banyak berkorban untuk pernikahan hampa dengan Anjani.“Amanda, siapkan mental lo untuk melayani gue sebagai suami lo? Gue harap lo enggak akan menolak, karena lo sudah resmi menjadi istri gue,” ujar Dareen.Manda di antara dengan pikiran kosongnya. Ia bingung harus berbuat apa? sedangkan dirinya belum siap untuk melayani sang suami. Bagaimana pun
Beberapa setelah ucapan ijab qabul, akhirnya gue memberanikan diri untuk membawa Amanda ke kediaman gue. Gue akan siapkan mental untuk memberi penjelasan ke Anjani tentang pernikahan gue ini. Tapi mungkin waktunya aja yang mungkin belum tepat untuk mengatakan semuanya. Gue terima konsekuensinya kalau pada akhirnya Anjani meninggalkan gue karena gue memiliki WIL ( wanita idaman lain).“Manda, apa lo udah siapkan semua barang-barang yang ingin lo bawa?”tanya Dareen pada Amanda“..Hmm”Amanda sedikit berbeda dari hari kemarin? Ia terlihat banyak bungkam, ada apa dengannya? Perasaan tanya masih saja merasuki gue.“Ada yang ingin lo sampaikan ke gue? Koq gue ngerasanya begitu, ya?”“Itu mungkin hanya perasaan lo aja, Dareen,”ujar Amanda. Sambil meninggalkan Dareen dan langsung segera berkemas dengan membawa barang-barang yang ia punya.”Lo sekarang udah jadi istri gue. Gue harap lo, bisa terbu
Kedatangan gue yang tengah di tunggu sang istri tercinta yang membuatnya kaget bukan kepalang. Ia mengatakan hal yang memang dari awal gue prediksi, pasti akan ia katakan pada wanita yang secara resmi sudah gue nikahi. Meski tanpa izin darinya, ini semua bukan kesalahan mereka berdua, melainkan gue, gue yang udah membuat posisinya Amanda lambat laun akan di ketahui oleh Anjani.Apa aku sebagai seorang pria bisa di katakan serakah? Karena sudah memiliki dua cinta dalam satu hati gue. Gue, cinta mereka tapi pada akhirnya nanti gue pasti akan memilih. Siapa yang akan pergi meninggalkan gue.”Dareen, tolong jelaskan siapa wanita ini? Apa wanita ini adalah Pelakor di dalam rumah tangga kita?sambil menunjuk ke arah wajah Amanda.”Sepertinya Anjani semakin penasaran siapa wanita yang Dareen bawa. Di lihat dari perawakannya, wanita itu lebih muda dan cantik dari dirinya. Posisinya sebagai istri Dareen akan terancam.Amanda yang merasa dirinya sangat t