Share

BATAL UKUR BAJU

Author: Liya Amoura
last update Last Updated: 2023-06-30 10:57:30

Waktu sudah menunjukkan pukul jam 3 sore dan Aska kini tengah berada di kamar anaknya, sampai akhirnya Hanna datang menghampiri.

Tok tok tok

Terdengar suara pintu yang di ketuk dan hal itu membuat Aska mengalihkan perhatiannya, "Siapa?"

"Saya tuan," jawab Hanna dari balik pintu.

"Masuk! pintunya tidak di kunci."

Saat itu juga Hanna memasuki kamar Vio, tampak Aska tengah memperhatikan bayinya yang tertidur.

"Ada apa Hanna?" tanya Aska yang langsung to the point.

"Dibawah ada Bu Ratna serta seorang asistennya, beliau berkata bahwa mereka ingin mengukur jas dan juga dress untuk pernikahan anda Tuan."

"Astaga... kenapa Mami tidak memberitahuku? Naura pun sekarang tidak ada di sini," pikir Aska yang kemudian bangkit dari tempat duduknya untuk menghampiri Bu Ratna yang berada di ruang tamunya.

"Hanna, tolong kamu jaga Vio karena saya akan menemui Bu Ratna sekarang."

"Baik Tuan."

Saat itu juga Aska melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamar tersebut, dan menemui seorang sahabat dari ibunya.

"Hallo tante," sapa Aska yang disambut baik oleh Bu Ratna.

"Ya ampun Aska, kamu udah semakin dewasa dan Tante masih gak nyangka kalo sebentar lagi kamu akan menikah."

Aska tersenyum, "Iya Tante..."

Mata Bu Ratna tampak mencari karena ia yang tak mendapati mempelai perempuannya ada disana, "Calon istrimu mana?"

"Dia sedang ada urusan Tante, Mami juga gak ada cerita sama Aska kalo sore ini bakal ukur baju."

"Kalau begitu mungkin besok Tante akan kembali lagi kesini."

Aska menggelengkan kepalanya, "Tidak Tante... Kebetulan besok pagi Aska dan Naura akan pergi keluar, jadi nanti sekalian saja Aska ke butik Tante."

"Baiklah kalau begitu, kamu telpon tante saja jika kamu akan ke butik."

"Pasti Tante," angguk Aska.

"Kalau begitu Tante pulang sekarang," bersamaan dengan itu Bu Ratna bangkit dari tempat duduknya yang diikuti oleh seorang asisten.

"Mari Aska antar," tawar Aska yang kemudian mereka berjalan menuju teras rumah.

"Tante duluan ya," pamit Bu Ratna sebelum memasuki mobil.

"Hati-hati Tante."

Bu Ratna tersenyum dan langsung memasuki kendaraannya.

Brommm

Mobil yang ditumpangi Bu Ratna pun mulai melaju meninggalkan Aska disana, yang kebetulan sekali sebuah pick up juga berhenti di depannya.

"Dengan Pak Aska?" Tanya seorang pegawai yang kini menghampiri Aska.

"Iya saya sendiri."

"Saya ingin mengantar barang-barang yang bapak order di pagi tadi."

"Oh iya," angguk Aska yang kemudian memanggil asistennya.

"Ada apa tuan?" Tanya Rudi setelah ia sudah berada di hadapan Aska.

"Kamu tolong atur mereka untuk membawa barang-barang ini ke kamarnya Vio, dan minta Hanna untuk menyuruh para maid agar menyusun barang-barang ini di kamarnya."

"Baik Pak!" jawab Rudi, yang saat itu juga Aska kembali memasuki rumah dan berjalan menuju ruang kerjanya karena ada beberapa hal yang harus ia periksa dan ia kerjakan.

Sedangkan di sisi lain Naura dan Sarah baru saja selesai mengemasi barang-barang, yang di akhiri dengan merebahkan diri di atas tempat tidur.

"Capek juga," gumam Naura yang terdengar di telinga Sarah.

"Iya bener banget."

"Kayaknya kita harus istirahat dulu."

Sarah menghadap ke arah Naura yang ada di sebelahnya, "Kayaknya aku bakal kangen sama kamu Ra... gak ada lagi yang dengerin curhatan dari aku karena kamu jauh."

Naura menjitak kening Sarah, "Aku gak pindah jauh-jauh jadi kita masih bisa ketemu."

Sarah mengerucutkan bibirnya dengan tangan mengelus jidatnya yang baru saja di jitak, "Tapi kita gak akan bisa sedekat ini lagi."

Naura menghembuskan nafas panjang, "Iya juga sih... aku juga pasti kangen dan bakal kesepian banget kalau gak ada kamu, soalnya gak ada lagi yang ngoceh-ngoceh."

"Malah ngatain."

Naura terkekeh, "Bercanda..."

"Kamu baik-baik ya disana? Pokoknya harus bisa jaga diri jangan sampai si buaya itu nyentuh kamu sedikit pun!" Pesan Sarah yang cukup mengkhawatirkan sahabatnya itu.

"Oke!" Angguk Naura setuju.

"Selepas ini bagaimana kita keluar untuk mencari makan, anggap saja ini permintaan terakhirku sebelum kita benar-benar berpisah."

"Kamu membuatku sedih Sarah, mendengar perkataanmu yang seolah-olah kita tidak akan bertemu lagi."

Sarah memeluk Naura yang sudah ia anggap sebagai saudaranya sendiri, "Tentu saja kita akan bertemu! Walaupun tidak sesering ini."

Naura hanya membalasnya dengan pelukan, karena tak kuasa untuk mengatakan apapun di situasi yang seperti ini.

Bersambung,

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Aulia
Lanjut thor
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Dadakan CEO Tampan!   Drama di Malam Hari

    Di depan pintu kamar, saat Zea hendak membuka pintu, tiba-tiba saja ia melihat Naura yang berjalan menghampirinya.Zea memiringkan kepalanya, mengamati Naura dengan tatapan yang sulit dibaca. "Ngapain kamu ngikutin saya?" tanya Zea dengan ketus.Naura menjawab, "Zea, apa boleh aku melihat Vio sebentar?"Zea tampak berpikir, "Akan sangat bagus jika Naura ada di samping Vio, pasti Vio akan lebih cepat tidur dan aku bisa beristirahat dengan tenang. Tapi bagaimana jika Aska kemari dan melihat bahwa Vio hanya bisa patuh pada Naura? Yang ada aku bakalan gagal buat cari perhatiannya Aska."Naura menyentuh lengan Zea yang justru melamun. "Ze..."Zea tersadar, dengan pandangan mata yang ia edarkan ke sekelilingnya, sampai akhirnya ia menatap lurus ke arah Aska yang baru saja masuk ke ruang kerjanya di lantai tiga. "Iya, boleh," singkatnya.Naura tersenyum lebar. "Terimakasih, Ze."Lantas mereka berdua pun memasuki kamar yang penuh dengan hiasan dan juga mainan bayi. Laras, yang sedang menga

  • Istri Dadakan CEO Tampan!   Obrolan Malam

    Dua hari kemudian,Naura memainkan garpu di piringnya, sambil mendengarkan percakapan antara Aska dan Zea di malam ini. "Bagaimana? Apa kamu betah tinggal di rumah ini, Sayang?" Bersamaan dengan itu Aska menoleh ke arah Zea yang duduk di sampingnya.Zea, dengan senyum yang cerah, menjawab, "Tentu saja! Apalagi aku bisa bertemu denganmu dan Vio setiap hari."Aska mengangguk, melanjutkan pertanyaannya. "Jadi kamu sama sekali tidak keberatan menjaga Vio? Maksudku, apa selama ini Vio tidak merepotkanmu?"Dengan cepat dan tegas, Zea menggelengkan kepalanya. "Tidak sama sekali, aku justru senang bisa merawatnya, dia sangat lucu dan menggemaskan." Sedangkan dalam hatinya Zea merasa sangat benci akan kerewelan bayi kecil itu.Naura, yang mendengarkan semua itu, melirik ke arah Zea dengan pandangan yang sulit diartikan. Karena ia tahu betul bahwa Zea tidaklah setulus itu untuk merawat Vio.Kemudian Aska melirik ke arah Naura, yang akhir-akhir ini menjadi pendiam. "Oh iya, Bagaimana menurutmu,

  • Istri Dadakan CEO Tampan!   Kemunafikan Zea

    Di tengah sarapan pagi, Aska tiba-tiba berdiri dari kursinya dan berkata pada Zea, "Aku harus segera pergi, Sayang." Zea menoleh, lalu bangkit dari tempat duduknya. Dengan cekatan, ia membetulkan dasi yang dikenakan oleh Aska, sambil menatap matanya penuh kehangatan. Setelah itu, Zea mengantarkan Aska sampai ke depan pintu rumah, lalu berpisah dengan kecupan singkat di keningnya.Zea kembali masuk ke rumah, dan tak disangka ia berpapasan dengan Naura yang baru saja turun dari kamar. Ia tersenyum pada Naura. "Naura, kamu jaga Vio ya, aku benar-benar lelah dan harus pergi ke salon untuk perawatan tubuh." Naura tampak terkejut dan tak habis pikir, bagaimana bisa Zea meminta dirinya mengurus anaknya, padahal ia tahu betul Zea seharusnya bertanggung jawab atas anak itu. "Apa kamu gila? Kamu hendak meninggalkan Vio? Bukannya dari kemarin kamu menginginkan aku untuk menjauhinya? Dan sekarang setelah Aska pergi kamu berubah, apa sebenarnya niatmu?" tanya Naura, yang benar-benar tak menyang

  • Istri Dadakan CEO Tampan!   KELAKUAN ZEA

    Di kamarNaura membelai lembut pipi Vio yang sudah terlelap dalam pelukannya."Melihat sikap Zea yang begitu berlebihan membuatku khawatir, apakah dia benar-benar mampu dan bisa menjaga Vio?" batin Naura dengan tatapan sendu yang ia tunjukkan.Tak berselang lama Laras datang untuk menghampirinya. "Maaf Nyonya..."Naura menoleh. "Ada apa, Ras?""Nona Zea meminta saya untuk mengawasi Non Vio," jawab Laras dengan tak enak hati.Hati Naura mencelos. "Apa aku seburuk itu dimatanya? Sampai-sampai Zea melakukan hal ini? Sudah jelas bahwa aku hanya ingin menenangkan Vio."Laras duduk di sisi ranjang dekat Naura. "Nyonya benar, Non Zea memang sangat berlebihan dan tidak sabaran.""Aku khawatir jika aku pergi, bagaimana nasib Vio? Akankah Zea bisa merawatnya dengan baik?" Laras sedih mendengarnya. "Apa Nyonya tidak bisa bertahan untuk Non Vio dan Pak Aska? Kalian terlihat lebih cocok jika berpasangan.""Aku pernah menceritakan hal ini padamu, bukan? Semua keputusan ada pada Aska, dan aku tidak

  • Istri Dadakan CEO Tampan!   TEGA

    Malam pun tibaZea kini tampak emosi karena Vio yang terus menangis, ia tak tau kenapa bayi ini begitu rewel saat bersama dengannya."Astaga Laras... kenapa Vio masih menangis?" tanya Zea ketika Laras menimang Vio, dan berusaha memberinya susu."Saya juga gak tau Non, mungkin Vio kangen sama Nyonya Naura makanya Nona kecil rewel."Mendengar nama Naura tentu membuat Zea kesal, dan akhirnya ia pun mengambil alih Vio dari gendongannya Laras."Sini susunya!" pinta Zea yang kemudian Laras pun memberikan dot yang ada di tangannya pada Zea.Zea mencoba memberikan susu tersebut pada Vio. "Vio Sayang... kamu minum ya susunya? Tante pusing kalo denger kamu nangis terus, ini udah malam dan Tante butuh istirahat."Bukannya berhenti Vio justru semakin rewel, dan menangis dan tentunya itu membuat Laras sangat iba."Apa perlu kita panggil Nyonya Naura untuk -""Tidak perlu! Aku tidak mau Naura ada di sini, kalau seperti ini caranya bisa-bisa Vio tidak mau dekat denganku!" potong Zea yang menolak sar

  • Istri Dadakan CEO Tampan!   HARUS PINDAH

    Saat ini Aska, Naura dan Zea sedang duduk di meja makan untuk menikmati makan siang mereka."Naura, ada hal yang ingin saya sampaikan padamu." bersamaan dengan itu Aska melirik ke arah Naura.Naura yang merasa terpanggil pun lantas mengalihkan perhatian. "Ada apa?""Mulai hari ini Zea akan tinggal bersama kita," kata Aska yang dibalas anggukan kepala oleh Naura. "Tapi, kamu harus pindah dari kamar Vio ke kamar tamu."Naura menghentikan pergerakannya. "Pindah? Terus yang bakal jaga Vio semalaman siapa?""Aku," potong Zea dengan senyuman penuh kemenangan. "Aku yang akan menggantikan kamu untuk menjaga Vio, bagaimana pun juga pernikahan kami akan terjadi dan aku akan menjadi ibu bagi Vio. Bukankah sudah seharusnya aku menjalin hubungan yang baik dengan anak sambungku."Naura sebenarnya merasa keberatan apalagi ia kurang percaya pada Zea, namun ia tak memiliki pilihan lain selain menyanggupinya. Lagipula pernikahannya dan Aska adalah pernikahan di atas materai, dan sudah pasti hal ini aka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status