Share

Batas yang mulai luntur

Penulis: Xysrxnxa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-07 12:37:49

Pagi itu datang tanpa suara. Matahari memang terbit di balik bukit yang mengelilingi kastel, tapi cahayanya tidak pernah benar-benar menyentuh dinding-dinding batu tempat mereka tinggal. Udara dingin merambat pelan melalui celah jendela, membuat ruangan terasa kosong… dan anehnya terlalu hening.

Zylva terbangun dengan rasa gelisah yang langsung menusuk dada.

Ia meraih sisi tempat tidur sebelahnya—kosong.

Selimutnya acak-acakan. Bantalnya dingin.

Dan di atas seprai, tergeletak sarung tangan hitam milik Zack.

Zylva memegangnya perlahan. Bukan cuma dingin… sarung tangan itu terasa lembap. Seperti seseorang menggenggamnya erat semalaman, lalu melepaskannya dalam keadaan putus asa.

“Zack…?” panggilnya pelan.

Tidak ada jawaban. Tidak ada suara langkah. Tidak ada tanda keberadaan.

Ia berdiri, menatap ke luar kamar. Koridor masih gelap, lampu-lampunya belum dinyalakan. Biasanya, Zack bangun lebih pagi darinya. Meski lelaki itu jarang tidur nyenyak, ia selalu memastikan kastel tetap hidup—seka
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Istri Dadakan Si Tuan Muda Angkuh    Batas yang mulai luntur

    Pagi itu datang tanpa suara. Matahari memang terbit di balik bukit yang mengelilingi kastel, tapi cahayanya tidak pernah benar-benar menyentuh dinding-dinding batu tempat mereka tinggal. Udara dingin merambat pelan melalui celah jendela, membuat ruangan terasa kosong… dan anehnya terlalu hening.Zylva terbangun dengan rasa gelisah yang langsung menusuk dada.Ia meraih sisi tempat tidur sebelahnya—kosong.Selimutnya acak-acakan. Bantalnya dingin.Dan di atas seprai, tergeletak sarung tangan hitam milik Zack.Zylva memegangnya perlahan. Bukan cuma dingin… sarung tangan itu terasa lembap. Seperti seseorang menggenggamnya erat semalaman, lalu melepaskannya dalam keadaan putus asa.“Zack…?” panggilnya pelan.Tidak ada jawaban. Tidak ada suara langkah. Tidak ada tanda keberadaan.Ia berdiri, menatap ke luar kamar. Koridor masih gelap, lampu-lampunya belum dinyalakan. Biasanya, Zack bangun lebih pagi darinya. Meski lelaki itu jarang tidur nyenyak, ia selalu memastikan kastel tetap hidup—seka

  • Istri Dadakan Si Tuan Muda Angkuh    Bayangan di Balik Mata

    “Apa yang salah dengan mata Zack sebenarnya apakah dia menyembunyikan sesuatu?” gumam Zylva Malam semakin larut, tapi di dalam kastel itu, waktu seolah berhenti. Api di perapian menjilat-jilat kayu, memantulkan cahaya ke wajah Zack dan Zylva yang masih duduk berdekatan. Zylva belum melepaskan sandarannya dari bahu Zack, tapi ia bisa merasakan tubuh pria itu mulai menegang. "Zack?" panggilnya pelan. Tak ada jawaban. Zylva menegakkan tubuhnya, menatapnya dengan dahi berkerut. Mata Zack terbuka, menatap ke depan… tapi tatapannya berbeda. Dingin. Seperti kosong. “Zack?” ulang Zylva, kini lebih cemas. Senyum muncul di bibir Zack. Tapi itu bukan senyum yang ia kenal. Senyum itu... miring. Sinis. “Dia tidur,” bisik Zack—atau sesuatu yang memakai wajahnya. “Sekarang giliranku.” Zylva bergidik. “Apa maksudmu?” “Apa kau benar-benar mengira dia sesederhana itu? Lembut, rapuh, bisa disembuhkan oleh kata-kata manis?” Suara Zack terdengar lebih berat, lebih tajam. “Aku bagian ya

  • Istri Dadakan Si Tuan Muda Angkuh    Rahasia di Balik Pintu Kastel

    Zylva membuka pintu kamar perlahan. Langkahnya pelan, khawatir membangunkan Zack yang sejak tadi diam tak banyak bicara selama perjalanan pulang dari hotel. Ia mendorong kursi rodanya ke dalam kamar yang remang, aroma kayu dan obat menguar dari udara dingin ruangan itu.“Aku bisa sendiri,” gumam Zack.“Biar aku bantu buka sepatumu,” jawab Zylva tanpa ragu, tetap jongkok di depan Zack. Tangannya dengan lincah melepas sepatu pria itu, lalu meletakkannya di samping pintu. Zack tidak banyak bergerak, hanya memandangi rambut Zylva yang tergerai ke depan, hampir menutupi wajahnya.“Kenapa kau selalu melakukan hal seperti ini?” tanya Zack, suaranya pelan, nyaris seperti angin.“Karena aku istrimu,” jawab Zylva singkat, menatapnya sebentar sebelum berdiri.Zack memalingkan wajah. “Kau tidak perlu bersikap seperti istri sempurna. Aku tahu ini bukan keinginanmu.”Zylva terdiam. Ia menatap Zack beberapa saat sebelum akhirnya berkata, “Memang bukan keinginanku. Tapi kalau kita sudah di sini... bu

  • Istri Dadakan Si Tuan Muda Angkuh    Pulang ke kastel

    Mobil hitam itu melaju tenang di jalanan kota yang mulai dipenuhi cahaya pagi. Di kursi belakang, Zylva duduk diam dengan tangan terlipat di pangkuannya, sementara Zack di sampingnya hanya menyandarkan kepala pada sandaran, matanya tetap tertutup, wajahnya tersembunyi di balik topeng.“Lelah?” tanya Zylva, memecah keheningan.“Sedikit,” jawab Zack singkat. “Terlalu banyak suara tadi malam.”Zylva mengangguk pelan. Ia pun merasakannya. Pesta keluarga yang dipenuhi wajah-wajah asing, sorot mata penuh tanya, dan bisik-bisik menusuk—semuanya terlalu berat untuk seseorang yang bahkan belum sepenuhnya siap menjadi istri.“Kau tidur cukup semalam?” tanya Zylva lagi, kali ini lebih hati-hati.Zack menggeleng pelan. “Tidak bisa. Punggungku nyeri kalau terlalu lama di tempat asing.”Zylva menoleh, ingin bertanya lebih jauh, tapi urung. Ia belum tahu batas mana yang boleh ia lewati. Mereka masih terlalu asing meski sudah berbagi atap.Sesampainya di kastel keluarga—begitu semua orang menyebut ru

  • Istri Dadakan Si Tuan Muda Angkuh    Sarapan Yang Terlalu Ramai

    Zylva menggeser cangkir Zack mendekat padanya, seolah mencoba menjembatani jarak yang terasa tak terlihat.“Kalau kau mau bicara… aku ada,” ucapnya pelan, hampir seperti bisikan. Zack tak menjawab, tapi kepalanya sedikit menoleh ke arahnya. Bukan sebuah balasan utuh, tapi cukup membuat Zylva tahu—ia didengar. “Aku tidak terbiasa sarapan dengan orang lain,” gumam Zack.Zylva tersenyum kecil. “Maka mulai hari ini, biasakan dirimu denganku.”Restoran hotel itu tak ubahnya seperti aula kecil yang dihiasi lampu gantung dan meja-meja bulat yang ditutupi kain putih bersih. Di pojok ruangan, sebuah meja panjang sudah dipenuhi aneka makanan sarapan: croissant hangat, omelet, buah-buahan segar, dan berbagai minuman.Zylva mendorong kursi roda Zack ke salah satu meja dekat jendela. “Di sini saja?” tanyanya pelan.Zylva berusaha lebih dewasa dan memahami bahwa ini mungkin sudah takdirnya.Zack mengangguk, lalu menyandarkan punggungnya, tampak mulai lelah hanya dengan perjalanan singkat itu.“

  • Istri Dadakan Si Tuan Muda Angkuh    Pagi Yang Canggung

    Suara burung tidak terdengar pagi itu. Yang ada hanya dengung pendingin ruangan dan samar suara kendaraan dari jalanan jauh di bawah hotel. Zylva membuka matanya perlahan. Cahaya matahari pagi menembus dari celah-celah tirai, membentuk garis cahaya di dinding kamar.Untuk sesaat, ia lupa bahwa dirinya sudah menikah. Lupa bahwa ini bukan kamarnya sendiri. Tapi begitu ia menoleh dan melihat sosok pria bertopeng di kursi roda yang menghadap ke jendela, kenyataan segera kembali.“Sudah bangun?” suara Zack terdengar pelan, tanpa menoleh ke arahnya.Zylva refleks duduk. “Iya... baru saja.”Zack tidak menjawab. Tangannya menggenggam cangkir kecil, dan dari aromanya, Zylva bisa menebak itu teh herbal yang tadi disiapkan pelayan hotel. Ia terlihat kaku, seperti orang yang sudah siap berperang sejak pagi.“Kau tidur nyenyak?” tanya Zylva hati-hati.“Tidak ada yang bisa disebut nyenyak,” Zack menjawab. “Aku tidak bisa tidur jika berbaring terlalu lama. Kursi ini lebih nyaman.”Zylva menarik seli

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status