Share

5. Malam Pertama

Dave menoleh ke belakang, menatap ke arah  daun pintu kembar di ruangan itu yang perlahan mulai terbuka. 

Rachel perlahan muncul dari balik pintu itu. Ia melangkah kaki dengan kedua tangannya mengapit lengan kekar Robert. Kedua orang itu jalan beriringan memasuki ruangan.

 

Dave seketika terpana melihat Rachel dalam balutan dress putih panjang. Rachel terlihat nampak berbeda daripada waktu pertama kali bertemu dengan Dave.  Entah karena senyumnya yang mengembang atau mungkin pula dari riasan wajah, yang menambah pancaran kecantikan di wajahnya. 

Sesampainya di depan altar, Robert memberikan tangan Rachel pada Dave. Di pandangnya wajah Dave sekilas, sembari menepuk pundaknya.

"Titip Rachel ya," bisik Robert di telinga Dave.

Dave mengangguk pelan, lalu menoleh sekilas ke arah Rachel.

Mereka berdua kemudian saling mengucap janji suci pernikahan di hadapan pendeta.

Kate melihat pasangan pengantin itu penuh haru, begitu pula dengan Anggraini yang menitihkan air mata dalam pelukan Robert.

Selesai pemasangan cincin pernikahan, tiba saatnya mereka berdua untuk berciuman.

Dave ragu untuk sesaat. Ia melihat para tamu undangan yang terus menatap ke arah mereka berdua. Dave menghela napas pelan, kemudian perlahan mencondongkan tubuhnya ke arah Rachel.

Rachel reflek menutup kedua matanya saat melihat wajah Dave yang semakin mendekat ke arahnya.

Dave seketika tersenyum miring sembari menatap  Rachel yang tengah memejamkan matanya.

"Kau pikir aku bakal menciummu sekarang. Jangan bermimpi terlalu jauh," bisik Dave tepat di depan wajah Rachel.

Semua orang bersorak riang, mengira pasangan pengantin di depannya telah berciuman karena posisi kepala Dave yang membelakangi mereka.

Seketika Rachel membuka matanya dan langsung menatap kesal wajah Dave. Dave tidak memperdulikan tatapan wajah Rachel dan malah mengalihkan pandangan, tersenyum pada para tamu undangan.

Diantara tamu undangan yang datang, ada seorang laki-laki yang menatap Dave dengan tatapan cemburu.

Saat malam selepas penikahan di gelar, Dave yang lelah akibat berdiri seharian menyapa para tamu kerabat berjalan ke kamarnya.

Saat Dave membuka pintu kamar, terlihat sosok wanita berdiri memunggunginya. Wanita itu tidak lain ialah Rachel yang sekarang telah menjadi istri Dave. 

Dave mengangkat sebelah alisnya saat melihat Rachel masih mengunakan gaun pengantin. Ia mengamati tangan Rachel yang terlihat kesusahan membuka resleting gaun itu.

Dave menghela napas pelan, kemudian berjalan mendekati Rachel.

Rachel tersentak saat merasakan ada orang di belakangnya. Ia lantas menoleh dan melihat Dave tertunduk.

Tanpa diminta, tangan Dave terulur menarik resleting itu turun sampai ke batas pinggang. 

"Buka baju gini saja tidak bisa. Menyusahkan sekali," ucap Dave tiba-tiba.

Rachel yang tadinya mau berterima kasih itu, mendadak kesal mendengar ucapan Dave.

"Aku 'kan tidak meminta bantuanmu," ketus Rachel seketika.

Dave terkejut mendengar nada ketus yang keluar dari mulut Rachel. Sorot matanya seketika berubah, menatap tajam ke arah Rachel.

"Saya mau mandi disini. Pergi sana! Kalau kau ingin mandi juga, carilah tempat lain. Jangan berdiri di kamarku," usir Dave seraya mendorong pelan lengan Rachel.

Rachel awalnya enggan pergi, namun Dave terus mendesaknya pergi dengan gaun yang setengah terbuka.

"Kau apa-apan sih? Aku hanya ingin ganti baju sebentar. Nanti juga aku akan keluar tidak perlu diusir begitu. Apa kau mau aku keluar dengan pakaian setengah terbuka begini?" protes Rachel seketika.

Suara protes Rachel yang terdengar menyentak itu, menghentikan dorongan di tubuhnya. Dave berhenti menyuruh Rachel keluar kamar.

"Mamah yang minta aku kesini. Kenapa kau marah-marah padaku sih?" gerutu Rachel sambil mengambil pakaian gantinya.

"Ya, sudah. Awas ya! Kalau aku keluar dan masih melihatmu disini," ancam Dave sambil telunjuknya menunjuk ke arah Rachel.

Dave segera melengangkan kaki, berjalan masuk ke dalam kamar mandi dan meninggalkan Rachel yang menahan kesal.

Saat Dave mandi, Rachel diam-diam kembali masuk ke kamar. Ia lalu duduk di atas ranjang sambil membuka-buka sebuah buku yang tergeletak di meja kecil.

Ceklek...

Terdengar suara pintu yang dibuka bersamaan dengan Dave yang muncul dari balik kamar mandi.

Dave melongo sesaat, melihat Rachel yang terduduk di atas ranjangnya.

Wanita yang baru beberapa jam dinikahinya itu saat ini memakai tanktop warna hitam. 

"Siapa yang menyuruhmu tiduran di ranjangku," tegur Dave sambil kedua tangannya berada di pinggang.

Rachel pura-pura tidak mendengar perkataan Dave dan memilih sibuk membaca buku.

"Hey, dengar tidak? Kau tidak boleh tidur disitu," ujar Dave dengan nada agak meninggi.

Rachel menoleh sambil menutup buku yang dipegangnya. Ia mengadahkan kedua tangannya.

"Lantas aku harus tidur dimana?" tanya Rachel sambil menatap ke Dave.

"Terserah kau. Asalkan tidak diranjangku.  Cepat bangun," usir Dave seraya menarik tangan Rachel.

Rachel pun bangkit berdiri. Wajahnya menatap ke arah Dave yang mulai berbaring di ranjang. 

"Kau pikir saya sudi tidur seranjang denganmu," gumam Dave sambil memejamkan matanya.

"Aku pun sama, tapi asal kau tau saja mamahmu yang menyuruhku kemari saat aku bilang mau tidur," kilah Rachel tidak terima.

"Kau ini berisik sekali," kesal Dave kembali membuka kedua matanya.

Dave mengambil sebuah bantal yang ada di sebelahnya.

"Nih tangkap!"

Dave melemparkan bantal itu ke arah Rachel. Rachel refleks menangkap bantal itu. Ia menatap Dave bingung.

"Kau boleh tidur dimanapun, tapi jangan di kamarku. Saya tidak suka tidur di ranjang yang sama dengan orang asing," ketus Dave mengusir Rachel secara halus.

Hati kecil Rachel sebenarnya ingin melawan tapi, tiba-tiba ia teringat pesan ibunya yang memintanya agar mengikuti kata suaminya.

Selain itu tidak mungkin Rachel melawan Dave, karena kamar itu memang kamarnya. Jadilah Rachel hanya bisa pasrah akan nasib pernikahannya. 

Rachel menghela napas, kemudian melangkahkan kaki menuju pintu dengan wajah kesal.

"Awas kalau mamah sampai tau hal ini," ujarnya saat Rachel berdiri di depan pintu.

Rachel mengangguk pelan. Namun saat Rachel berjalan ke lantai bawah, Kate tidak sengaja melihatnya turun tangga dengan sebuah bantal ditangannya. Kate lantas berjalan mendekati anak menantunya itu.

"Kamu mau kemana bawa bantal begitu?" tanya Kate seketika.

"Hah?!"

Rachel yang tidak melihat kedatangan Kate itu, seketika tersentak kaget. Rachel tidak menduga ibu mertuanya masih bangun di jam seperti ini.

Pesan Dave di depan pintu tadi seketika terlintas dipikiran Rachel.

"Eh itu... Saya..."

Rachel yang tidak biasa berbohong itu jadi gelagapan menjawab pertanyaan Kate. Lidahnya terasa kelu seakan susah digerakan untuk berbicara. 

Seketika kate mengernyitkan dahi, memandang curiga ke arah menantunya.

"Ada apa? Apa Dave mengusirmu keluar dan memberikan bantal itu?" tanyanya mencoba menebak-nebak.

Rachel terdiam, kepalanya tidak mengangguk ataupun mengeleng. Sikap Rachel ini malah memperkuat dugaan Kate. 

BERSAMBUNG...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status