Share

Bab 5. Pesta Keluarga Scott

Satu minggu telah berlalu sejak kejadian lembur yang membuat Elleana hampir saja berjumpa dengan David Miller!

Dan selama satu minggu itu juga Elleana berhasil mendapatkan informasi bahwa restoran Lilylucianna dipercayakan untuk mengurus acara makan malam dua keluarga kaya raya itu dan termasuk hidangan untuk pesta pernikahan nanti. Jadi, restoran Lilylucianna sudah pasti hanya akan mengirim para pramusaji terbaiknya untuk melayani acara spesial itu. Dan sialnya, salah satu nama yang masuk jajaran karyawan terbaik itu adalah Elleana.

 Kini, Elleana dan seluruh karyawan terpilih tengah sibuk dengan tugasnya masing-masing. Tentu saja, tak ketinggalan berbagai pujian yang terlontar dari mulut pelayan lain tentang betapa mewah pesta malam itu. Tak ingin menanggapi lebih jauh, Elleana memilih untuk pergi ke dapur Keluarga Scott saja.

“Apa masih ada yang perlu kubantu?” tanya Elleana pada karyawan pria sambil melempar senyum ramahnya.

Karyawan pria itu meneliti sekeliling ruang pesta, sesekali mengingat-ingat lagi hal yang mungkin ia lupakan. Tak lama, pria itu menggeleng. "Tidak ada lagi, Ellea. Kau bisa istirahat sekarang. Paling nanti ketika tamu pestanya sudah mulai berdatangan dan acara sudah mulai, kau bisa menawarkan minuman pada mereka semua."

Selang tiga puluh menit, ruang aula pesta sudah di penuhi para tamu. Elleana mengintip di balik tirai penghalang antara aula pesta dengan dapur. Pria yang datang berjas semua dan tampan. Setiap pria yang datang membawa wanita di gandengannya. Wanitanya juga cantik dan bertumbuh langsing.

Elleana pernah melihat beberapa dari mereka di televisi. Para wanita itu tak lain adalah model iklan, majalah, aktris papan atas, bahkan pembisnis muda terkenal pun juga ada di sana: Paula Bozz.

Elleana menggeleng takjub, tidak diragukan lagi kalau Keluarga Scoot ini memang bukanlah orang sembarangan. Lihat saja para tamunya yang datang ke pestanya. Orang-orang berkelas semua!

Pembawa acara sudah naik ke panggung untuk membuka acara. Mulai dari berbincang riang sampai ricuh lalu mendadak musik romantis mengalun memenuhi aula pesta dan para tamu berdansa di sana.

"El, tolong bantu aku menawarkan minuman ke para tamu. Sekalian kita cuci mata melihat pria tampan di luar sana. Ayo, cepat, El!"

Elleana hanya bisa menurut saja, ia membawa nampan berisi minuman warna-warni. Elleana berjalan menghampiri para tamu yang ada di pesta itu sambil menawarkan minuman disertai dengan senyum manis yang menghiasi wajah cantiknya.

"Satu, please!" Ujar seseorang dengan suara beratnya saat Elleana melewatinya begitu saja.

Langkah Elleana mendadak terhenti, ia pun membalikkan tubuhnya dan menyodorkan nampan agar tamu itu memilih sendiri minuman yang diinginkannya.

Namun, sedetik kemudian mendadak tubuh Elleana menjadi kaku, lidahnya kelu kala ia berhadapan dengan seseorang.

Orang yang memintanya minum tidak lain adalah pria bermata hazel itu. Oh astaga, kadar ketampanan pria itu berkali-kali lipat malam ini terlebih lagi tubuh kekarnya dibalut tuxedo abu-abu gelap. Rambutnya tertata begitu klimis, bulu-bulu halus yang tumbuh di sekitaran rahang kokohnya juga kini terlihat lebih rapi dari terakhir kali mereka bertemu. Dia, David Matheo Miller!

Kesadaran Elleana tersentil. Otaknya menyuruh Elleana untuk segera kabur dan menghilang secepatnya dari hadapan pria itu. Namun, saat Elleana berbalik hendak menjauhi David Miller, pria itu justru menyentak kasar badan ramping Elleana sehingga kini mereka berdua kembali berhadapan.

David merampas nampan berisi minuman itu dan meletakkannya di atas meja yang ada di dekatnya. Lalu David menarik kasar lengan Elleana, membawanya pergi menjauhi kerumunan tamu pesta. David mendorong tubuh mungil Elleana ke tembok dan menguncinya.

“Mau lari ke mana lagi kau, jalang?!”

Elleana meringis, rasa perih perlahan menjalar di punggungnya. Dorongan David terlalu kencang. Pria bermata hazel itu tersenyum miring, senyum mengejek. Oh astaga, pria itu menjelma menjadi iblis tampan yang menakutkan sekarang.

"Tolong lepas, Sir, pekerjaan saya di belakang masih banyak!" Elak Elleana, tangannya berusaha mendorong tubuh tegak David agar bisa terlepas dari kungkungannya.

"Lepas? Huh? Setelah apa yang sudah kau lakukan padaku malam itu?" Ujarnya sarkas.

David melirik papan nama kecil yang berada di dada sebelah kiri. Keningnya mengernyit samar. Nama yang tertulis di sana adalah Elleana, bukan Rina! Astaga, pelacur dua juta dollar itu ternyata sudah membohongi David soal namanya! Pantas saja selama ini anak buah yang David perintahkan itu tidak pernah mendapat informasi satu pun tentang Rina, karena ternyata nama sebenarnya bukanlah Rina melainkan Elleana!

“Kira-kira, hukuman apa yang pantas untuk kau, Elleana?”

Tubuh Elleana tiba-tiba saja menggigil. Tatapan David begitu tajam mengintimidasi, nada suaranya juga terdengar dingin menusuk.

"Maafkan saya atas apa yang terjadi malam itu, Sir, tapi tolong lepaskan saya. Jangan seperti ini. Kalau sampai ada orang yang melihat kita seperti ini, nanti-" Ujar Elleana cemas, tapi David justru memotongnya dengan tenang.

"Nanti apa? Huh? Biarkan saja orang melihat kita seperti ini. Biar mereka semua tahu kalau pegawai terbaik dari restoran terkenal; Lilylucianna, tidak lain dan tidak bukan adalah seorang wanita pelacur!"

*PLAK*

Sebuah tamparan gratis mendarat mulus tepat di rahang kokoh milik David Miller. Rahang pria itu mengetat, mata hazelnya menajam. David mencengkeram keras lengan Elleana seolah ia akan meremukkannya. Ringisan lolos dari mulut Elleana.

"Kurang ajar! Beraninya kau menamparku?!" Rahang David semakin mengeras. Dia benar-benar marah pada wanita di hadapannya itu. Biasanya dalam situasi apa pun David-lah yang selalu mendominasi. Tapi, apa-apaan ini?! David tidak bisa menerimanya.

**

Dua minggu telah berlalu sejak pertemuan menegangkan mereka berdua di hari acara makan malam keluarga David dan Isabel pada malam itu. Namun, sialnya Elleana masih terjebak pada satu tugas penting lainnya, yaitu menjadi pelayan di acara pernikahan dua sejoli tersebut.

BUGH!

"Aww!" Pekik Elleana yang hampir terjatuh karena menabrak seseorang, namun pinggangnya di peluk oleh orang yang menabraknya sehingga ia tidak sampai terjatuh ke lantai.

"Mr. Miller-"

Ternyata yang di tabraknya adalah David Miller. Mata keduanya saling bersibobrok, tapi tidak lama lantaran Elleana lebih dulu memutusnya.

David mengangkat tubuh Elleana agar berdiri tegak.

"Terima kasih, Sir. Maaf karena telah menabrakmu."

David mengedikkan bahunya acuh lalu berlenggang pergi meninggalkan Elleana tanpa kata.

Elleana tergugu menatap punggung David yang semakin menjauh. Jujur saja, David hari ini terlihat gagah dan tampan mengenakan setelan tuxedo putih dengan bunga mawar merah di sakunya.

Hari ini adalah hari yang membahagiakan untuk David dan Isabelle. Ini adalah hari pernikahan mereka. Setelah hari ini, David resmi melepas status kelajangannya.

Saat Elleana hendak pergi, suara bariton David menghentikan langkahnya. Elleana berbalik dan mendapati David tengah menatapnya datar.

"Ya, Sir? Ada yang bisa saya bantu?"

David mengangguk singkat. Dagunya terangkat angkuh.

"Aku ingin agar kau yang membantu Isabelle untuk bersiap." Elleana mengangguk patuh. "Buat dia menjadi pengantin tercantik dan sempurna di hari pernikahan kami yang bahagia ini!"

Setelah melontarkan perintah, David berlalu.

Elleana menghela napas. Ia merasa David Miller semakin bersikap dingin padanya sejak kejadian malam di mana ia menampar pipi pria bermata cokelat itu.

Dalam hati Elleana merutuki atasannya karena sudah memasukkan nama Elleana ke dalam daftar pegawai restoran terbaik untuk menggarap pesta pernikahan pengusaha bisnis terkaya di Manhattan.

Elleana melangkahkan kakinya menuju ruang make up Isabelle. Sesuai perintah dari David Miller, Elleana harus mempersiapkan Isabelle semaksimal mungkin.

Pesta pernikahan ini di gelar di hotel mewah milik keluarga Miller. Tak main-main, ballroom hotel itu di hias dengan dekorasi pernikahan sehingga nampak mewah dan elegan. Memang kalau orang kaya raya jika mengadakan pesta itu tidak pernah tanggung-tanggung. Niat sekali.

Ketika sudah tiba, Elleana mendorong pintu ruang make up Isabelle Scott. Elleana mengernyit bingung. Isabelle mau pun penata riasnya juga tidak ada di sana. Ruangan make up itu kosong.

"Ms. Scott? Permisi!" Panggil Elleana lembut. Kakinya melangkah memasuki ruang make up itu semakin dalam.

Samar-samar Elleana mendengar suara seseorang seperti sedang bertengkar di pojok ruangan.

Elleana mengambil langkah seribu. Takut-takut itu adalah perampok dan sedang mencoba menyakiti Isabelle Scott. Mengingat Isabelle Scott adalah seorang model yang tengah naik daun dan ditambah lagi Wanita itu akan segera menjadi istri dari pengusaha kaya di Manhattan.

"Ms. Scott..." Elleana tidak sanggup meneruskan panggilannya kala melihat pemandangan yang ada di depannya. Tubuh Elleana mematung kaku, mulutnya juga sedikit menganga. "A-apa yang sedang kalian lakukan...?!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status