"Ms. Scott..." Elleana tidak sanggup meneruskan panggilannya kala melihat pemandangan yang ada di depannya. Tubuh Elleana seketika mematung kaku, mulutnya juga sedikit menganga. "A-apa yang sedang kalian lakukan...?!"
Mempelai pengantin wanita itu cukup terkejut mendengar suara Elleana. Menyadari kehadiran Elleana, sontak saja mempelai wanita itu pun langsung mendorong dada bidang pria asing itu untuk melepaskan tautan bibir keduanya.
Elleana yang masih dengan ekspresi kaget bercampur bingung itu memicingkan kelopaknya, memandang intens pria asing yang sedang bersama Isabelle Scott. Elleana mengenalnya, pria asing itu adalah Alexander – si aktor ternama di Amerika. Yang Elleana tahu, mereka berdua pernah bermain dalam sebuah film romance tahun lalu dan sukses besar. Bahkan yang Elleana dengar, proyek film kedua mereka akan segera rilis di akhir bulan depan.
"Apa-apaan semua ini, Ms. Scott? A-aku melihat ka-kalian berciuman m-mesra….?" Gumam Elleana dengan suara yang terdengar bergetar. Entah apa yang terjadi pada Elleana, bahkan kini mendadak matanya berkaca-kaca.
"Dengar! Apa pun yang kau lihat tadi, itu tidak seperti yang kau bayangkan!"
Mempelai wanita itu hendak menghampiri Elleana dan menyentuh pundaknya, tapi Elleana dengan sigap langsung menghindari sentuhan itu.
"Kau..? Kau mengkhianati Mr. Miller dan keluarganya?! Tega sekali!" Tanya Elleana sengit bercampur tidak percaya.
"Ti-tidak, itu tidak benar."
"Sudah cukup, Ms. Scott! Bagaimana pun juga Mr. Miller harus tau semua yang terjadi ini!" Sela Elleana cepat. Entah kenapa emosinya tersulut kala melihat ciuman panas antara pasangan aktor dan aktris fenomenal itu.
Elleana hendak pergi, tapi Isabelle berdiri di depan Elleana menghalangi jalannya.
"Tolong, dengarkan dulu penjelasanku!" Isabelle memegang kedua bahu Elleana, memohon.
"Aku dan Dave, kami adalah sahabat sejak kecil," Isabelle melontarkan sebuah pengakuan.
"Orang tua kami memaksa untuk menikahkan kami, semua terjadi begitu saja dan sangat cepat." Lanjut Isabelle lagi, kali ini nadanya terdengar parau.
"Apa pun itu, intinya kau telah berselingkuh, Ms. Scott." Ujar Elleana dengan senyum sinis.
Isabelle menggelengkan kepalanya tegas, tanda tidak setuju.
"Aku sangat mencintai Alex-" Isabelle menggelengkan kepalanya, meralat Kembali perkataannya. “Kami saling mencintai.”
"Kalau kau mencintai pria lain, kenapa malah setuju menikah dengan Mr. Miller?!" Potong Elleana geram.
"Karena ayahku memintaku untuk menyetujui pernikahan ini, supaya ayahnya Dave mau menjadi rekan bisnis dalam perusahaan baru ayah yang ada di Italia." Terang Isabelle dengan mata yang berkaca-kaca.
Elleana mengernyit. Matanya menatap lekat-lekat pupil mata mempelai wanita itu. Tidak ada kebohongan yang terpancar di sana meskipun hanya secuil.
"Lagi pula, memangnya ada orang yang tahan hidup dengan Dave? Dia adalah pria yang sangat dingin dan arrogant, dia pekerja keras, bahkan parahnya lagi Dave itu suka bermain dengan wanita lain di luar sana." Ujar Isabelle lagi, kali ini ia melontarkan penilaian buruk tentang David Miller sambil terisak pilu.
Mulut Elleana terkatup rapat, ia tidak mampu mengeluarkan sepatah kata pun. Elleana melirik ke arah sang aktor tampan yang sedari tadi hanya diam saja. Pria itu kini menghampiri kekasihnya dan sedetik kemudian tangis sang mempelai wanita itu pun pecah hingga bahunya bergetar dahsyat.
"Bella sudah berusaha keras untuk melupakanku dan belajar mencintai Dave, tapi nyatanya dia tidak bisa. Jadi, kami putuskan untuk segera melarikan diri dari sini, lalu menikah." Gantian, kali ini sang aktor fenomenal itu yang angkat bicara.
"APA?! Kalian itu sudah tidak waras ya?" Hardik Elleana dengan alis yang menukik tajam. “Ini adalah hari pernikahanmu, Ms. Scott. Bagaimana bisa kau malah berpikir untuk melarikan diri di hari penting ini?! Setidaknya, tolong pikirkan dua keluarga ini!” Elleana benar-benar tidak habis pikir dengan dua orang yang sedang dimabuk asmara itu.
"Sayangnya, cinta memang mampu membuat orang menjadi tidak waras." Celetuk sang aktor tampan itu sembari tersenyum miring.
Mempelai wanita itu menghela napas berat seraya menghapus butiran air matanya.
"Yang kucintai dan kubutuhkan adalah Alex. Jadi, aku hanya akan menikah dengannya." Putus Isabelle mutlak.
Lalu, dengan segera mempelai wanita itu mengganti gaun pernikahannya dengan pakaian pelayan laki-laki. Elleana hanya bisa melongo, entah dari mana wanita itu mendapatkan pakaian gantinya. Setelah selesai, aktor dan aktris fenomenal itu kabur melalui pintu belakang.
Elleana memilih menyaksikan segalanya dalam keheningan. Bagi Elleana yang dilakukan Isabelle Scott itu memang benar, hanya saja caranyalah yang salah.
**
Terdengar suara pintu yang di buka. Elleana tidak menghiraukannya, ia hanya diam bak mematung sambil menghela napas berat berulang kali.
“Apa yang sedang kau lakukan?”
Elleana tersentak kecil, kesadarannya sontak kembali utuh kala mendengar suara rendah milik David. Astaga, sekarang Elleana harus bagaimana?
“Di mana Isabelle?” David kembali melayangkan pertanyaan yang langsung disambut gelengan samar oleh Elleana.
"Aku bertanya padamu sekali lagi, di mana Isabelle?" David mengulangi pertanyaan yang sama, kali ini suaranya berubah menjadi sangat dingin. Tangannya juga mencengkeram kuat lengan Elleana, membalikkan tubuh semampai wanita itu dengan sekali sentakan saja.
"Di-dia, pe-pergi." Jawab Elleana susah payah sambil menahan sakit pada sekitaran lengannya.
"Aku memintamu untuk membantunya bersiap, tapi kenapa kau malah membiarkan dia kabur?" Desis David rendah sambil menggeram kesal.
"Maaf, Sir." Gumam Elleana dengan suara yang bergetar. Ia tidak berani menatap wajah garang David saat ini.
"Bagaimana dia bisa pergi?" Hardik David, cengkeramannya semakin menguat.
Elleana menggigit bibir bawahnya. Astaga, tenaga David sialan juga ternyata! Elleana seolah merasa kalau David akan meremukkan lengannya hanya karena emosi! Karena terus didesak dan tak kuat lagi menahan rasa sakit itu, dengan susah payah Elleana menceritakan segalanya pada David. Persetan dengan aktor dan aktris fenomenal itu, Elleana harus menyelamatkan lengannya dulu!
David melepaskan tangannya dari lengan Elleana. Tidak percaya atas apa yang baru saja ia dengar. David merogoh ponsel di saku tuxedonya lalu menghubungi seseorang.
"Temukan mereka secepatnya. Seret Isabelle ke sini dan habisi saja aktor sialan itu!"
Elleana membulatkan matanya. David dengan segala sejuta kekuasaannya itu sanggup melakukan apa pun, termasuk membunuh seseorang! Sungguh gila!
"Itu tidak benar, Dave! Alexander adalah aktor ternama. Kau tidak boleh sampai berurusan dengannya. Reputasi keluarga Miller akan dipertaruhkan." Orang kepercayaan David tiba-tiba saja bergabung di ruang make up itu, memberi nasehat pada sahabatnya.
David melirik tajam ke arah orang kepercayaannya. Dia paling tidak suka di nasehati.
David berusaha mencerna apa yang dikatakan oleh orang kepercayaannya itu. Ada benarnya juga, ditambah lagi Ayah David tidak pernah suka jika nama keluarga Miller sampai terseret ke media hanya karena berita murahan.
David mengalihkan tatapannya pada Elleana. Pria itu kembali mendekati Elleana. Dengan gerakan cepat, David menarik lengan Elleana semakin mendekat.
"Rasanya aku ingin sekali meledakkan kepalamu dan dua orang sialan itu." Desis David sambil menatap mata Elleana lekat, giginya gemeletuk.
"S-sir...." Elleana mendadak takut.
"Dave!" Seru orang kepercayaan David kala David dengan teganya mendorong tubuh mungil Elleana hingga wanita itu tersungkur ke lantai.
David berjalan menghampiri Elleana yang kini mulai menangis pilu. David jongkok lalu mencengkeram rahang Elleana kuat agar mereka saling bersitatap.
"Kau harus membayar mahal karena telah berani masuk dan mencampuri kehidupanku; membiarkan calon pengantinku kabur dan termasuk uang dua juta dollar yang kau curi dariku pada malam itu!"
Elleana mengernyit bingung.
"Menikah denganku, menggantikan posisi Isabelle!" David tersenyum simrik dengan sebelah alisnya yang menjulang tinggi.
"APA?!" Pekik Elleana terkejut bukan main. Jantungnya berdebar tidak karuan.
"Kau lupa memangnya? Kau sendiri yang sudah berjanji akan membayarnya, 'kan? Jadi, kau tidak punya pilihan lain!" David mengedikkan bahunya, tak acuh, sambil menghempaskan kasar rahang Elleana. Memandang Elleana sekilas dengan tatapan cemooh.
David berdiri, menghampiri orang kepercayaannya yang kini tengah melayangkan tatapan yang sulit diartikan. David berkacak pinggang sebelah sambil memandang tanpa ekspresi pada orang kepercayaannya itu. Lalu, David melenggang dari ruang make up begitu saja setelah melayangkan perintah mutlak yang membuat Elleana dan orang kepercayaannya itu terkejut bukan main.
"Segera urus berkas pernikahanku dengan wanita ini. Kuberi waktu lima belas menit!"
***
Elleana memandangi pantulan bayangannya di cermin kala sang perias profesional telah selesai mendandaninya dengan gaun pernikahan putih yang sederhana namun tetap terlihat sangat cantik. Seharusnya Isabelle Scott lah yang memakai gaun indah di acara sakral ini. Dalam hati Elleana memuji selera Isabelle Scott yang begitu cantik dan berkelas.David Miller itu pria kaya raya, segalanya bisa ia beli dengan uangnya itu. Mudah bagi dia untuk membeli gaun pernikahan yang baru, tapi tidak ia lakukan. Sungguh keterlaluan sekali dirinya. Gaun pernikahan ini akan membuat Elleana terlihat seperti wanita murahan nantinya. Menggantikan posisi Isabelle Scott, aktris yang sedang naik daun. Seluruh Manhattan kelak pasti akan menggunjingnya.Untung Elleana meminta si perias agar rambutnya di konde saja dan berikan aksesoris tiara kecil nan manis di puncak kepalanya. Kata si perias, Isabelle ingin rambutnya di gerai. Tapi, ini kan Elleana sendiri yang akan menjalaninya, jadi khusus untuk rambut Elleana
WARNING!!! 21++____Elleana berjalan mengikuti David sambil mengangkat sedikit gaun pengantinnya, ia agak kesusahan untuk berjalan lepas karena ujung gaunnya yang menjuntai panjang. Pria yang beberapa jam lalu sudah resmi menjadi suaminya itu pun juga sangat tidak peka. Padahal Elleana berharap David menawarkan bantuan padanya, setidaknya menggenggam tangan Elleana. Tapi, sama sekali tidak, justru David malah berjalan cepat meninggalkannya.Pesta pernikahan telah usai. Ralat, sebenarnya pesta pernikahan yang mewah itu masih berlangsung. Namun, setelah menyapa beberapa kolega penting, David memutuskan untuk pamit undur diri lebih dulu, menyisakan orang tua dan kedua adiknya bersama para tamu. Sebenarnya Elleana masih ingin berada di pesta itu, tapi tidak ada yang ia kenal di sana, jadi Elleana hanya bisa mengekori David. Istri yang baik selalu berada di belakang suaminya, kan?Cihhh!Selama perjalanan menuju mansion milik keluarga Miller, Elleana dan David hanya bungkam dan tenggelam
Elleana bangun pagi-pagi sekali, bahkan sang surya saja belum muncul. Tadinya Elleana sempat bingung mencari letak dapur, apalagi keadaan rumah keluarga suaminya itu juga sepi sekali. Elleana tidak mendapati satu orang pun yang berlalu-lalang untuk Elleana tanyai. Alhasil dia muter-muter seperti orang hilang hanya demi menemukan dapur, ya sudahlah tidak masalah. Hitung-hitung Elleana sedang beradaptasi dengan tempat tinggal barunya ini.Elleana menatap takjub sekeliling rumah milik keluarga suaminya itu. Elleana pernah melihat rumah sebesaran ini, tapi bukan dalam dunia nyata melainkan dalam cerita-cerita dongeng juga di film-film. Ini kali pertama Elleana melihat rumah besar bak di negeri dongeng. Astaga, keluarga suaminya ini memang sangat kaya! Entah Elleana harus bersyukur karena bisa menjadi menantu di keluarga terhormat ini atau menyesal karena harus hidup selamanya dengan pria sekejam David.Kaki jenjang Elleana mendadak terhenti kala ia tiba di sebuah ruangan yang berada di po
Elleana baru saja kembali dari restoran tempat ia bekerja, ia datang ke sana untuk menjawab berbagai pertanyaan dari atasan dan rekan kerjanya tentang Elleana yang menjadi pengantin pengganti dari David Miller kemarin. Tak hanya itu, Elleana juga meminta mereka semua untuk memperlakukannya seperti biasa meskipun kini Elleana sudah menjadi menantu sulung dari keluarga Miller. Untungnya mereka semua paham dan menyetujui permintaannya.Elleana melepas mantel dinginnya sambil meniupkan hawa panas ke telapak tangannya. Elleana menggantung mantel dinginnya di tempat gantungan dekat pintu, lalu ia berjalan ke dapur. Kepala pelayan bersama lima orang pelayan sedang sibuk berkutat dengan bahan-bahan masakan. Elleana menghampiri mereka tanpa ragu. Para pelayan yang menyadari kehadirannya pun membungkuk memberi hormat.Elleana mendelik tidak suka. Padahal tadi pagi ia sudah menjelaskan pada seluruh pelayan yang ada di rumah ini bahwa Elleana tidak pernah dan tidak mau jika ada seseorang yang ber
"Minta pelayan untuk mengantarkan kopi sepeti biasa ke ruangan saya sekarang juga!" Titah David tanpa melirik sedikit pun pada asisten pribadi yang tengah menyambutnya dengan senyum hangat dari meja resepsionis. Pria it uterus memacukan kakinya lebar menuju ruangannya.David baru saja selesai rapat dengan Palavi Corp. Salah satu kolega bisnisnya yang datang jauh-jauh dari Paris. Saat ini Miller Group tengah menggarap proyek hotel besar yang akan di bangun di ibukota Paris, tentunya dengan bantuan Palavi Corp."Bagaimana hubunganmu dengan Elleana? Kuharap baik-baik saja." Celetuk Tommy saat David baru saja menduduki bangku kebesarannya.David mendelik tajam, namun Tommy sama sekali tidak memedulikan tatapan menyeramkan yang David lemparkan itu.Tidak usah heran, Tommy dan David memang sudah berteman sejak kecil. Ayahnya dengan ayah Tommy berteman baik, bisa di bilang mereka rekan bisnis. Tommy tahu betul bagaimana tabiat David yang keras kepala dan emosian."Dia itu wanita yang baik, D
Ellana melangkahkan kaki jenjangnya gontai memasuki panti asuhan yang sudah menampungnya dan sang ibu sejak ia masih kecil. Tadi, pagi-pagi sekali Nyonya Regina meneleponnya dan meminta Elleana agar berkunjung ke panti. Berhubung saat ini Elleana habis mengantar dokumen David dan ia juga belum ke panti asuhan sejak pernikahan kilatnya, alhasil Elleana menyetujuinya."Ellea!" Seru anak-anak panti dengan begitu girangnya kala melihat kedatangan Elleana. Lalu mereka semua langsung berlarian dan memeluk Elleana, melepaskan rasa rindu.Elleana juga membalas pelukan anak-anak itu tak kalah erat sambil tangannya mengelus gemas rambut anak-anak itu seolah menyalurkan rasa cintanya.Setelah puas melepas kerinduannya bersama anak-anak panti, Elleana memacukan kaki jenjangnya ke halaman belakang. Anak-anak itu memberitahu Elleana kalau Nyonya Regina sedang berada di sana. Dan benar saja, wanita setengah abad itu ternyata tengah berkebun seorang diri.Manik Elleana menyapu sekeliling panti asuhan
"Minta es krim-nya dua ya!" Leo memesan dua buah es krim, rasa vanila untuknya dan satu lagi rasa cokelat kesukaan Elleana. Leo masih ingat sekali kalau Elleana penggemar nomor satu segala makanan dan minuman yang berbahan dasar cokelat. Entah sekarang Elleana masih menyukai cokelat atau tidak, tapi semoga saja kesukaan wanita itu belum berubah. "Ini dia, es krim cokelat kesukaanmu." Leo menyodorkan es krim cokelat itu pada Elleana. Elleana langsung mengambil es krim cokelat itu, tak lupa bergumam mengucapkan terima kasih. Senyum manis mengembang di wajah cantik Elleana. "Masih jadi cokelat lovers ternyata?" Elleana mengangguk semangat sambil asyik menjilat es krim cokelat miliknya seperti anak kecil. “Ternyata satu-satunya yang berubah hanya statusmu saja, ya.” Gumam Leo pelan, terdengar miris. Meskipun sangat pelan, tapi Elleana masih bisa mendengar gumaman itu samar-samar. Elleana pun mempercepat langkah kakinya, membuat Leo ikutan mengambil langkah lebar untuk menyamakan lang
Elleana meletakkan sepasang piyama berwarna biru gelap milik David di atas kasur. Elleana mendudukkan dirinya di atas ranjang menunggu David yang kini sedang mandi.Mereka berdua baru saja tiba di rumah, Elleana sudah mengganti pakaiannya yang basah kuyup dan kini giliran David.Kemudian David keluar dari kamar mandi hanya memakai handuk yang melilit di pinggangnya dengan menampilkan bagian atas tubuhnya. Rambutnya yang basah membuat air menetes membasahi wajahnya. Sumpah demi apa pun, David terlihat sangat seksi.Elleana memejamkan mata, menggelengkan kepalanya. Elleana menepis pikiran kotornya itu.Elleana berdeham untuk mengusir kegugupannya. Ia melirik David takut-takut, rupanya pria itu tengah memperhatikannya intens. Berarti David memergoki Elleana yang memperhatikan tubuh atletisnya itu dong?!"A-aku sudah menyiapkan pakaian tidurmu. Kalau begitu aku pergi sekarang."Elleana beranjak dari duduknya di tepi tempat tidur lalu berjalan menuju pintu."Kau lupa?" Seru David menghenti