“Malam itu ….”
Malam itu, ketika David Miller telah di puncak hasratnya, Elleana memberikan sedikit permainan. Untuk mengulur waktu, gadis itu mengajak David yang sudah dimabuk hasrat meminum wine terlebih dulu. Mengaku bernama Rina dan baru seminggu berprofesi sebagai jalang, wanita itu berperan seolah meyakinkan.
Elleana tidak menolak sentuhan David yang begitu memabukkan. Ia bahkan menyukai sikap dominan David atas tubuhnya. Sentuhan-sentuhan kasar, tetapi mampu membangkitkan gairahnya semakin tinggi.
Gadis itu bahkan melenguh Elleana kala lidah David tanpa permisi menerobos masuk dan mengaduk-aduk dengan tempo cepat.
‘Astaga, kenikmatan ini bisa membuatku gila!’
Untuk itu, sebelum ia hilang kendali atas dirinya sendiri, dengan kesadaran dan keberanian penuh, kaki jenjang Elleana menendang pria tersebut. Naas, tendangan itu mengenai sesuatu yang sudah mengeras sedari tadi.
"Argh!" David meringis kesakitan, tendangan Elleana sangat kencang sekali.
Tak ingin melewatkan kesempatan, Elleana beranjak dari ranjang lalu melarikan diri. Tak lupa juga ia memungut uang dua juta yang berserakan di lantai lalu mengambil mantel hangatnya dan pergi meninggalkan David yang masih meringis kesakitan sambil mengumpat kasar.
"Maafkan saya, Tuan. Saya anggap ini sebagai pinjaman dari Anda.” Elleana tergesa-gesa seraya merapikan penampilannya yang berantakan. “Saya janji akan mengembalikannya pada Anda."
Elleana menghela napasnya berat. Rachel melongo tak percaya setelah mendengar apa yang diceritakan Elleana. Baru kali ini Rachel mendapati salah satu jalangnya berani berbuat konyol pada kliennya, terlebih lagi kepada seorang David Miller.
"Kau terlalu bodoh melakukan itu, Ellea!"
Elleana menghela napas panjang, kepalanya mengangguk setuju. Elleana memang sangat bodoh.
"Apa kau tahu siapa itu David Miller? Hah?!" Elleana menggelengkan kepalanya dengan ekspresi polos, membuat Rachel mendengus kasar. "Dia adalah pewaris sekaligus pemilik dari perusahaan terbesar di Manhattan ini, Miller Group. Keluarganya berada di urutan ketiga orang terkaya di dunia. Dan David pasti sedang mencarimu sekarang!"
**
"Salah!" David melempar dokumen biru itu ke mejanya dengan ekspresi datar.
Asisten pribadi David hanya bisa menundukkan kepalanya, takut. Entah apa yang terjadi pada David, tapi sejauh yang asistennya itu perhatikan, akhir-akhir ini David terlihat sangat uring-uringan. Emosinya juga begitu labil bak anak remaja.
Kemarin, bos muda itu memecat beberapa karyawan hanya karena mereka terdengar berbincang santai. Tadi pagi, ketika baru memasuki kantor, pria itu mengomel pada office boy perihal lantai yang kotor. Padahal, lantai lobby yang diprotes olehnya baru saja dibersihkan lima menit sebelum pria itu datang. Belum lagi segelas kopi yang dihancurkan begitu saja hanya karena menurutnya kopi itu terlalu pahit, padahal itu kopi yang biasa diminumnya.
“Perbaiki sekarang juga! Aku beri waktu satu jam!”
Mata sang asisten terbelalak, mulutnya terbuka hendak melayangkan protes. Tapi sorot mata David berubah tajam mengintimidasi seolah tahu asistennya itu hendak protes. "Baik, Sir! Kalau begitu saya permisi, Sir!"
David menghela napas kasar, ia menyandarkan punggung tegaknya ke kursi kebesaran. Dia memutar kursi itu menghadap jendela besar di belakangnya. David melipat tangannya di dada, sesekali jari telunjuknya mengetuk-ngetuk lengan. Mata hazel itu meneliti jalanan Manhattan yang selalu ramai dilalui mobil. Helaan napas berat lolos dari mulutnya.
“Ck!” David berdecak sebal sambil memejamkan matanya rapat, sebelah tangannya mengusap wajah datarnya itu.
David menyambar cangkir kopi miliknya yang tersisa setengah, lalu menenggaknya hingga tandas. David yakin bahwa semua karyawannya menyadari dan merasa aneh dengan sikap David yang emosian tidak menentu akhir-akhir ini. Pelacur seharga dua juta dollar itulah alasan dibalik sikap uring-uringan David.
Entah apa yang sudah jalang itu lakukan pada David sampai ia menjadi seperti ini. Kemarin saja David sengaja menyewa jalang senior dengan pelayanan yang terbaik, tapi yang selalu muncul dan memenuhi kepalanya hanyalah wajah si pelacur dua juta dollar itu! Semakin David berkeras untuk melupakannya, justru wajah wanita itu malah semakin menghantui David hingga ke alam mimpi! Sialan memang!
Namun agaknya hari melelahkan untuk David belum juga berakhir. Ia baru ingat jika punya janji makan malam dengan keluarga Scott. Tak ingin mengecewakan ibunya–Samantha, David terpaksa menghadiri acara pertemuan keluarga yang diadakan di sebuah restoran.
Sementara itu, di tempat kerjanya, Elleana yang seharusnya sudah bisa pulang tiba-tiba diminta atasannya untuk lembur. Alasannya tak lain karena restoran tempat ia bekerja akan kedatangan tamu penting.
“Ellea!”
Jam enam tepat para karyawan yang bertugas untuk menyambut tamu sudah berkumpul di tepian karpet merah untuk menyambutnya. Semua karyawan restoran pun sibuk. Mulai dari memasak menu makanan terbaik sampai menghidangkan sebaik mungkin ke tamu penting itu. Elleana yang merasa namanya dipanggil itu pun menoleh. Sang atasan menghampirinya.
"Tolong sajikan ini untuk tamu penting kita ya. Layani mereka semua dengan baik, jangan sampai mereka mengeluh apalagi merasa kecewa dengan pelayanan kita!"
Elleana menganggukkan kepalanya mantap. Tangan mungil Elleana mengambil piring makanan yang masih di tutupi oleh tudung saji stainless. Dia berjalan dengan penuh kehati-hatian tak lupa juga memasang senyum semanis mungkin di wajah cantiknya itu.
Dua meter lagi sampai, tapi kaki jenjang Elleana mendadak berhenti melangkah. Kelopaknya terbelalak sempurna, bahunya menegang dahsyat seolah baru saja tersengat listrik.
Pria itu…
Elleana mengerjapkan matanya berkali-kali. Pria bermata hazel tajam itu kini berada tepat di hadapannya. Jadi, tamu penting yang dimaksud oleh atasannya itu tidak lain dan tak bukan adalah; David Matheo Miller! Dan ternyata, proyek besar yang selalu dibanggakan dan dibicarakan oleh atasannya sejak dua hari yang lalu itu adalah proyek Keluarga Miller?! Apa-apaan ini?!
Oh astaga, sudah hampir satu bulan, namun tidak ada perubahan yang signifikan dari pria bermata hazel itu. Tatapannya masih tetap tajam mengintimidasi lawan bicaranya, rahangnya kokoh, dan kadar ketampanannya makin hari kian meningkat.
Merasa sedang diperhatikan, David menoleh. Namun, Elleana yang lebih dulu menangkap gerak-gerik pria itu sudah pergi ke dapur dengan langkah tergesa-gesa.
“Apa aku bisa minta bantuanmu?” Elleana memanggil salah satu teman kerjanya. “Tolong sajikan makanan ini pada tamu penting itu. Kau bisa, ‘kan?” Seharusnya ia yang mengantarnya, tapi Elleana belum siap untuk bertemu pria bermata hazel itu saat ini.
Pelayan yang dimintai tolong itu mengangguk, kemudian mengambil alih makanan itu dan melenggang pergi mendekati meja keluarga Miller.
Dari kejauhan Elleana memandanginya dengan seksama. Wanita yang tengah tersenyum bahagia di samping David Miller itu adalah Isabelle Scott. Siapa yang tidak mengenal wanita itu? Dia adalah model cantik yang tengah naik daun. Namun yang jadi pertanyaan Elleana, ada hubungan apa mereka berdua?
"Dia tunangannya, Isabelle Scott. Dan bulan depan mereka akan menikah."
Satu minggu telah berlalu sejak kejadian lembur yang membuat Elleana hampir saja berjumpa dengan David Miller!Dan selama satu minggu itu juga Elleana berhasil mendapatkan informasi bahwa restoran Lilylucianna dipercayakan untuk mengurus acara makan malam dua keluarga kaya raya itu dan termasuk hidangan untuk pesta pernikahan nanti. Jadi, restoran Lilylucianna sudah pasti hanya akan mengirim para pramusaji terbaiknya untuk melayani acara spesial itu. Dan sialnya, salah satu nama yang masuk jajaran karyawan terbaik itu adalah Elleana. Kini, Elleana dan seluruh karyawan terpilih tengah sibuk dengan tugasnya masing-masing. Tentu saja, tak ketinggalan berbagai pujian yang terlontar dari mulut pelayan lain tentang betapa mewah pesta malam itu. Tak ingin menanggapi lebih jauh, Elleana memilih untuk pergi ke dapur Keluarga Scott saja.“Apa masih ada yang perlu kubantu?” tanya Elleana pada karyawan pria sambil melempar senyum ramahnya.Karyawan pria itu meneliti sekeliling ruang pesta, sesek
"Ms. Scott..." Elleana tidak sanggup meneruskan panggilannya kala melihat pemandangan yang ada di depannya. Tubuh Elleana seketika mematung kaku, mulutnya juga sedikit menganga. "A-apa yang sedang kalian lakukan...?!"Mempelai pengantin wanita itu cukup terkejut mendengar suara Elleana. Menyadari kehadiran Elleana, sontak saja mempelai wanita itu pun langsung mendorong dada bidang pria asing itu untuk melepaskan tautan bibir keduanya.Elleana yang masih dengan ekspresi kaget bercampur bingung itu memicingkan kelopaknya, memandang intens pria asing yang sedang bersama Isabelle Scott. Elleana mengenalnya, pria asing itu adalah Alexander – si aktor ternama di Amerika. Yang Elleana tahu, mereka berdua pernah bermain dalam sebuah film romance tahun lalu dan sukses besar. Bahkan yang Elleana dengar, proyek film kedua mereka akan segera rilis di akhir bulan depan."Apa-apaan semua ini, Ms. Scott? A-aku melihat ka-kalian berciuman m-mesra….?" Gumam Elleana dengan suara yang terdengar bergetar
Elleana memandangi pantulan bayangannya di cermin kala sang perias profesional telah selesai mendandaninya dengan gaun pernikahan putih yang sederhana namun tetap terlihat sangat cantik. Seharusnya Isabelle Scott lah yang memakai gaun indah di acara sakral ini. Dalam hati Elleana memuji selera Isabelle Scott yang begitu cantik dan berkelas.David Miller itu pria kaya raya, segalanya bisa ia beli dengan uangnya itu. Mudah bagi dia untuk membeli gaun pernikahan yang baru, tapi tidak ia lakukan. Sungguh keterlaluan sekali dirinya. Gaun pernikahan ini akan membuat Elleana terlihat seperti wanita murahan nantinya. Menggantikan posisi Isabelle Scott, aktris yang sedang naik daun. Seluruh Manhattan kelak pasti akan menggunjingnya.Untung Elleana meminta si perias agar rambutnya di konde saja dan berikan aksesoris tiara kecil nan manis di puncak kepalanya. Kata si perias, Isabelle ingin rambutnya di gerai. Tapi, ini kan Elleana sendiri yang akan menjalaninya, jadi khusus untuk rambut Elleana
WARNING!!! 21++____Elleana berjalan mengikuti David sambil mengangkat sedikit gaun pengantinnya, ia agak kesusahan untuk berjalan lepas karena ujung gaunnya yang menjuntai panjang. Pria yang beberapa jam lalu sudah resmi menjadi suaminya itu pun juga sangat tidak peka. Padahal Elleana berharap David menawarkan bantuan padanya, setidaknya menggenggam tangan Elleana. Tapi, sama sekali tidak, justru David malah berjalan cepat meninggalkannya.Pesta pernikahan telah usai. Ralat, sebenarnya pesta pernikahan yang mewah itu masih berlangsung. Namun, setelah menyapa beberapa kolega penting, David memutuskan untuk pamit undur diri lebih dulu, menyisakan orang tua dan kedua adiknya bersama para tamu. Sebenarnya Elleana masih ingin berada di pesta itu, tapi tidak ada yang ia kenal di sana, jadi Elleana hanya bisa mengekori David. Istri yang baik selalu berada di belakang suaminya, kan?Cihhh!Selama perjalanan menuju mansion milik keluarga Miller, Elleana dan David hanya bungkam dan tenggelam
Elleana bangun pagi-pagi sekali, bahkan sang surya saja belum muncul. Tadinya Elleana sempat bingung mencari letak dapur, apalagi keadaan rumah keluarga suaminya itu juga sepi sekali. Elleana tidak mendapati satu orang pun yang berlalu-lalang untuk Elleana tanyai. Alhasil dia muter-muter seperti orang hilang hanya demi menemukan dapur, ya sudahlah tidak masalah. Hitung-hitung Elleana sedang beradaptasi dengan tempat tinggal barunya ini.Elleana menatap takjub sekeliling rumah milik keluarga suaminya itu. Elleana pernah melihat rumah sebesaran ini, tapi bukan dalam dunia nyata melainkan dalam cerita-cerita dongeng juga di film-film. Ini kali pertama Elleana melihat rumah besar bak di negeri dongeng. Astaga, keluarga suaminya ini memang sangat kaya! Entah Elleana harus bersyukur karena bisa menjadi menantu di keluarga terhormat ini atau menyesal karena harus hidup selamanya dengan pria sekejam David.Kaki jenjang Elleana mendadak terhenti kala ia tiba di sebuah ruangan yang berada di po
Elleana baru saja kembali dari restoran tempat ia bekerja, ia datang ke sana untuk menjawab berbagai pertanyaan dari atasan dan rekan kerjanya tentang Elleana yang menjadi pengantin pengganti dari David Miller kemarin. Tak hanya itu, Elleana juga meminta mereka semua untuk memperlakukannya seperti biasa meskipun kini Elleana sudah menjadi menantu sulung dari keluarga Miller. Untungnya mereka semua paham dan menyetujui permintaannya.Elleana melepas mantel dinginnya sambil meniupkan hawa panas ke telapak tangannya. Elleana menggantung mantel dinginnya di tempat gantungan dekat pintu, lalu ia berjalan ke dapur. Kepala pelayan bersama lima orang pelayan sedang sibuk berkutat dengan bahan-bahan masakan. Elleana menghampiri mereka tanpa ragu. Para pelayan yang menyadari kehadirannya pun membungkuk memberi hormat.Elleana mendelik tidak suka. Padahal tadi pagi ia sudah menjelaskan pada seluruh pelayan yang ada di rumah ini bahwa Elleana tidak pernah dan tidak mau jika ada seseorang yang ber
"Minta pelayan untuk mengantarkan kopi sepeti biasa ke ruangan saya sekarang juga!" Titah David tanpa melirik sedikit pun pada asisten pribadi yang tengah menyambutnya dengan senyum hangat dari meja resepsionis. Pria it uterus memacukan kakinya lebar menuju ruangannya.David baru saja selesai rapat dengan Palavi Corp. Salah satu kolega bisnisnya yang datang jauh-jauh dari Paris. Saat ini Miller Group tengah menggarap proyek hotel besar yang akan di bangun di ibukota Paris, tentunya dengan bantuan Palavi Corp."Bagaimana hubunganmu dengan Elleana? Kuharap baik-baik saja." Celetuk Tommy saat David baru saja menduduki bangku kebesarannya.David mendelik tajam, namun Tommy sama sekali tidak memedulikan tatapan menyeramkan yang David lemparkan itu.Tidak usah heran, Tommy dan David memang sudah berteman sejak kecil. Ayahnya dengan ayah Tommy berteman baik, bisa di bilang mereka rekan bisnis. Tommy tahu betul bagaimana tabiat David yang keras kepala dan emosian."Dia itu wanita yang baik, D
Ellana melangkahkan kaki jenjangnya gontai memasuki panti asuhan yang sudah menampungnya dan sang ibu sejak ia masih kecil. Tadi, pagi-pagi sekali Nyonya Regina meneleponnya dan meminta Elleana agar berkunjung ke panti. Berhubung saat ini Elleana habis mengantar dokumen David dan ia juga belum ke panti asuhan sejak pernikahan kilatnya, alhasil Elleana menyetujuinya."Ellea!" Seru anak-anak panti dengan begitu girangnya kala melihat kedatangan Elleana. Lalu mereka semua langsung berlarian dan memeluk Elleana, melepaskan rasa rindu.Elleana juga membalas pelukan anak-anak itu tak kalah erat sambil tangannya mengelus gemas rambut anak-anak itu seolah menyalurkan rasa cintanya.Setelah puas melepas kerinduannya bersama anak-anak panti, Elleana memacukan kaki jenjangnya ke halaman belakang. Anak-anak itu memberitahu Elleana kalau Nyonya Regina sedang berada di sana. Dan benar saja, wanita setengah abad itu ternyata tengah berkebun seorang diri.Manik Elleana menyapu sekeliling panti asuhan