Home / Historical / Istri Duke Adalah Putri Yang Terkutuk / Chapter 10 - Karena Anda Adalah ….

Share

Chapter 10 - Karena Anda Adalah ….

Author: Aerina No 7
last update Last Updated: 2022-04-07 01:30:38

“Rambutnya berwarna merah sama seperti milik Saya, dengan ujung helaian yang sedikit bergelombang, juga memiliki kepanjangan yang sepanjang dada. Matanya pula, memiliki manik merah sama seperti milik Saya juga! Dia memiliki kelopak mata ganda alami, sehingga membuat matanya tampak lebih besar dan bulat, dari kebanyakan gadis seusianya!”

Berjalan ke dapur mengambil satu buah pir, beserta piring pisin dan pisau buahnya, kemudian kembali ke tempat di mana ia duduk, … Derian lanjut bercerita seraya memotong buah pir tersebut sampai berbentuk potongan-potongan kelinci, untuk kemudian ditata olehnya di atas piring, … lalu mengasongkannya kepada Qilistaria.

“Kedua orang tua kami telah meninggal lama. Ayah yang merupakan seorang petani dan juga peternak ulung di desa ini, meninggal sewaktu Saya masih berusia belia. Sementara, Ibu kami, … seorang pedagang pasar tradisional yang menjajakan hasil panen Ayah, meninggal karena menderita sakit parah, … di enam tahun yang lalu.”

Terdiam mengatupkan bibirnya secara rapat-rapat, dikarenakan tidak tahu harus bereaksi seperti apa untuk bertindak dengan tepat, Qilistaria … hanya mulai menggerakkan tangannya untuk mengambil asongan potongan buah pir yang Derian berikan itu, setelah sebelumnya Derian kembali menawarkannya dengan disertai oleh sebuah alasan.

“Makanlah ini terlebih dahulu sebelum kita memakan malam. Saya dengar, memakan buah itu, … akan berkhasiat bagus kepada tubuh kita, jika kita memakannya sebelum memakan makanan berat,” ujarnya sewaktu tadi, yang telah berhasil membujuk rasa sungkan Qilistaria, dan juga berupaya untuk menahan rasa lapar pada perut keroncongannya.

“S-su-suamiku, … Sa-saya, ….”

“Huh? Ada apa, Istri? Apa buahnya terlalu masam untuk Anda?” tanya Derian sedikit panik, dikala mendapati Qilistaria berhenti menyuapkan potongan buah pir berbentuk kelinci tersebut.

Menggeleng dengan gerakan yang begitu lemah, Qilistaria membalas ucapan penuh kekhawatiran dari suaminya, … dengan mata yang memandang ke arah mata merah milik Derian, secara menelisik.

Dari tadi, … hanya Derian saja yang berbicara banyak tentangnya, dan juga tentang keluarganya. Bukankah ini saatnya untuk Qilistaria juga, banyak bicara dan membukakan pintu hatinya yang sempat ingin ditutup selama-lamanya itu, agar hubungan mereka berdua bisa jauh lebih dekat lagi?

“Sa-saya ini adalah orang yang kurang pandai bergaul. Penampilan Saya juga tidak secantik adik Saya. Sa-saya bahkan memiliki bentukan tangan yang mengerikan seperti ini.”

“Iya, Saya tahu. Lantas, apa yang jadi permasalahannya, sampai-sampai hal itu tampaknya membuat Anda tidak nyaman?”

Menggulirkan netra kelamnya ke arah tangan yang kini meremas rok gaunnya, Qilistaria pun, … lekas melanjutkan hal yang ingin ia ungkapkan, dari dalam lubuk hatinya yang terdalam.

“Meskipun, Saya memang memiliki penampilan tangan yang buruk rupa begini, tetap saja … kalau boleh jujur, Saya tidak ingin dijauhi, tidak mau dikata-katai, apalagi sampai diumpati, … atau bahkan dilempari dengan batu, kemudian di usir dari pemukiman sini.”

“Ya ampun! Saya mana mungkin akan melakukan hal semacam itu terhadapmu, Istri.”

Qilistaria tahu itu, … yah, Qilistaria yakin akan hal itu, mungkin? 

Namun, tetap saja, adakalanya … perasaan setiap orang dapat berubah dengan cepat, semudah membalikkan permukaan koin di atas telapak tangan.

Khawatir yang berlebih, cemas yang menyiksa, … membuat Qilistaria tidak mau langsung begitu saja melabuhkan semua kepercayaannya, terhadap orang yang memang kelihatannya dapat dipercaya.

Dia takut, dia betul-betul merasa takut.

Bagaimana jika orang yang telah ia percayai dengan sepenuh hati itu, … akan menusuknya dari belakang, dan mengkhianatinya juga, sama seperti yang telah ia rasakan dari dulu-dulu?

Momen di mana kita telah dikhianati, oleh orang yang sangat-sangat kita percayai itu, … sungguhlah menyakitkan. 

Kau tidak akan pernah bisa memahaminya, jika kau sendiri saja belum pernah mengalaminya. 

Yah, itu benar. Memang begitulah adanya, sifat ragu-ragu, keraguan, dan juga meragukan seseorang dari tindak-tanduknya Qilistaria, telah tercipta. 

“Sa-saya akan berjuang keras untuk menjadi seseorang yang berguna untuk Anda! Jadi, … jadi, tolong. Sekesal apa pun Anda terhadap Saya, semarah apa pun luapan emosi Anda yang disebabkan oleh Saya, … Saya mohon, … jangan pukul Saya.”

“….”

Memalingkan muka untuk memandangi piring pisin berisikan potongan buah pir di atas meja, agar raut muka sedihnya tak akan terpampang begitu jelas dan dilihat oleh Derian, … Qilistaria betul-betul memaksakan dirinya untuk menundukkan kepalanya dalam beberapa menit … di waktu ini saja.

“Jangan bentak Saya, bersama dengan mengumpati Saya. Terlebih lagi, Saya begitu memohon kepada Anda. Untuk, meminta tolong, agar, ….” Memejamkan matanya, dan mencengkeram erat roknya sampai-sampai membuat buku-buku kukunya memutih, Qilistaria tetap lanjut meminta, “… Jangan buang Saya.”

Beberapa saat terlihat merenung sejenak, untuk meresapi semua maksud dan tujuan dari apa yang Qilistaria ucapkan barusan, … Derian lekas mengakhiri lamunannya. Ia segera menyahuti permohonan dari sang istri berperasaan lemahnya itu, dengan sambutan dan panggilan … yang bersuara lemah nan lembut.

“Istriku,” panggilnya pelan, disertai dengan senyuman tipis yang sangat menawan.

“Memangnya, siapa yang bakalan menyangka, bahwasanya Saya akan membuang Anda? Saya tidak akan melakukan semua hal buruk itu kepada Anda, sungguh.”

Menggeserkan lengannya yang sudah selesai dengan acara memotong buah pir, untuk merayap dan mendekat ke dekat piring pisin yang diletakan di hadapan Qilistaria, … Derian membukakan telapak tangannya, seakan-akan tengah meminta izin kepada Qilistaria untuk membalas asongan tangannya ini, … sama seperti dengan apa yang telah ia lakukan tadi pagi.

“Tidak peduli dengan apa yang orang bicarakan terhadap Saya. Tidak peduli dengan apa yang orang-orang gunjingkan tentang Anda. Saya, Derian Aesundarishta ini, … akan tetap mempertahankan status Saya sekarang, sebagai suami sah Anda.”

Mulai berani mengangkat wajahnya, selepas mendengarkan penuturan yang sangat menenangkan kegelisahan di hatinya, … Qilistaria tampak menjadi sedikit emosional, jika dilihat dari alisnya yang bertaut, mata yang berkaca-kaca, dan bibir yang gemetaran, … yang kemudian segera mengasongkan lengannya untuk dipegang oleh Derian, meski ia pula masih ragu dan merasa takut sendiri.

“Anda tidak akan percaya ini dengan mudah, tentu saja. Akan tetapi, Istri. Asal Anda tahu saja, ya. Saya ini, … betul-betul menyukai Anda dengan serius, dari sejak Saya masih kecil dulu.”

Mengusap punggung tangan Qilistaria, yang berbalut sarung tangan hitam panjang dengan menggunakan ujung ibu jarinya sebentar, … Derian langsung berdiri, mencondongkan tubuhnya ke arah Qilistaria dengan tangan kiri yang menumpu berat tubuhnya di atas meja, … seterusnya menarik sedikit lengan kanan sang istrinya itu agar dapat mendekati wajahnya, … yang kemudian, ia kecup punggung tangan berukuran mungil tersebut, dengan kecupan ringan yang penuh cinta.

“Saya menyukai Anda, dan Saya juga sangat mencintai Anda, Princess Qilistaria.”

Menjauhkan tangan Qilistaria dari wajahnya, agar si putri Duke berambut hitam ini dapat melihat keseriusan di raut mukanya, yang telah kembali dilanda oleh serangan semburat merah yang merona, … lagi-lagi Derian, menyinggungkan senyuman hangatnya, di lanjut dengan mengungkapkan perasaannya, … kepada si tambatan hatinya yang tercinta. 

“Karena Anda, … adalah cinta pertama Saya.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Duke Adalah Putri Yang Terkutuk   Epilog

    -“Bagaimana? Adikmu lucu sekali bukan?”--“….”-Derian kecil melongo lebar.Manik mata merahnya yang bulat itu memandang lamat-lamat akan bayi di dekapan sang ibu, dengan sorot berkilaunya yang kini didominasi oleh rasa penasaran.-“Unggaa~!”-Bayi berambut merah serupa seperti milik Derian yang tengah menggolekkan tubuhnya di dekapan sang ibu itu, menggeliat pelan dan juga menguap membukakan mulutnya yang kecil.Sangat menggemaskan sekali, sampai-sampai itu membuat pipi Derian menghangat akibat disapu oleh semburat merah.-“Mungil~!”- tukas Derian terkagum-kagum, seraya merundukkan wajahnya supaya lebih dekat lagi dengan wajah bayi merah tersebut.-“Bu, memangnya ada ya … makhluk semungil ini? Dia sepelti boneka, bukan manusia~!”--“Hoho, tentu saja ada. Bahkan, di mata Ibu, kamu juga masih sama kecilnya … Ian.”--“Mana mungkin! Ian sudah besal tahu!”--“Pfft! Begitu ya?”-Ibu Derian terkekeh pelan mendengarnya.Dia merasa senang sekali, kalau anak pertamanya … ternyata menerima keha

  • Istri Duke Adalah Putri Yang Terkutuk   Chapter 95 - Lamaran Pernikahan

    “….”Hening mendera, membuat mereka berlima seolah-olah memeragakan patung yang membisu.Bagaimana tidak? Mereka ini tidak salah mendengarnya lo, kalau gadis itu baru saja memanggil nama lengkap dari Ryuuki di kawasan yang baru anak itu jelajahi!?Orang macam apa gadis ini? Latar belakangnya, sama misteriusnya dengan senyuman yang masih ia pamerkan.SRUK~!Gadis asing itu melepaskan genggaman tangan dari Ryuuki, tanpa sedikit pun melepaskan arah pandangnya.Akan tetapi, … tunggu sebentar.Apakah mungkin, gadis itu benar-benar orang asing?“….”Tidak.Rasanya, Qilistaria pernah melihatnya pada suatu waktu, dan suatu tempat.Namun, entah kapan dan di mana ia merasa pernah bertemu dengan gadis berpenampilan kurang lebih serupa dengan gadis di hadapan Ryuuki tersebut.Yang jelas, ingatannya membesitkan sesuatu, kalau Qilistaria sungguh pernah mengalami pertemuan itu.“Sebenarnya, siapa k—!”—QUOONG~!Suara trompet besar yang memekakkan telinga, memotong pertanyaan yang hendak Ryuuki ajuka

  • Istri Duke Adalah Putri Yang Terkutuk   Chapter 94 - Gadis Misterius

    “Ladang? Kita akan pergi ke sana? Sungguh?”“Ya.”“Ayah yakin, kau bisa mengurus ladang? Bukankah para bangsawan seperti kita tidak pernah mengurusi sesuatu semacam itu secara langsung?”“Harusnya sih begitu. Tapi kan, Ayah rindu dengan masa-masa saat menjadi petani dulu.”“Ayah pernah menjadi seorang petani?!”Perjalanan menuju ladang yang sering kali digarap oleh Derian untuk menghasilkan hasil alam, ternyata tidak terlalu membosankan akibat diisi oleh obrolan yang berpusat dari pertanyaan-pertanyaan Ryuuki.“Apa salahnya dengan menjadi petani? Kan menyenangkan bisa melihat tumbuhan tumbuh dan menghasilkan manfaat bagi kita?”“Hanya … kaget saja. Aku tak menyangka kalau Ibu mau menikah dengan orang seperti Ayah.”“Hei, kamu ini …!”Derian tertawa kecil.Dia kemudian mencubit cuping hidung Ryuuki, dan membuat anak itu tersentak sebentar karena jalur pernapasannya disabotase.Sambil mengusap-usap hidungnya yang kena cubit gemas barusan, Ryuuki kembali berceloteh.“Aku bicara apa adany

  • Istri Duke Adalah Putri Yang Terkutuk   Chapter 93 - Kencan Singkat (3)

    “…!?”Yurish memegangi pipinya heboh. Matanya terbelalak tidak percaya, dan wajahnya dipenuhi oleh keringat dingin.Meski gerakannya sangat signifikan seperti itu, kendati demikian, mulutnya tetap setia untuk terus terkatup.Jangan lupakan pula dengan kehadiran rona merah yang mulai menjalar menghiasi parasnya yang indah itu.Semua gerak-gerik aktifnya dalam merespons perbuatan Rifa barusan, telah berhasil membuat satu orang lagi di dekat mereka, yakni si penjaga lapak permainan, menghela nafasnya dengan ogah.“Duh, nasib~ nasib. Dunia hanya milik pasangan kekasih saja. Sedangkan yang jomblo, kami cuma menumpang,” gerutunya pelan.Tak menghiraukan orang yang seperti menjadi seekor nyamuk pengganggu di dekat mereka, Rifa mengulaskan senyuman paling manis yang pernah ia singgungkan.“Ayo kita pergi lagi,” ajaknya, dilanjutkan dengan membalikkan tubuh dan mulai berjalan meninggalkan Yurish di belakang, sembari asyik memeluk dan mengelus-elus boneka kucing putih itu.“T-tunggu!”Sebelum p

  • Istri Duke Adalah Putri Yang Terkutuk   Chapter 92 - Kencan Singkat (2)

    “Dibeli~! Dibeli~!”“Sotongnya kak? Sotongnya dek~!”“Suvenir cantik~! Siapa yang mau suvenir cantik~? Hanya empat keping perak saja, kalian sudah bisa membawa pulang suvenir yang cantik~!”Hiruk pikuk keramaian pasar malam ini membawa pengalaman baru bagi Yurish.Dia yang anteng berjalan sembari bersebelahan serta bergandengan tangan dengan Rifa itu, tak bisa menolong sepasang bola mata miliknya supaya berhenti jelalatan.Mulutnya pula, sesekali terlihat menganga, menunjukkan ekspresi jujurnya yang memang terkagum-kagum dengan indahnya pasar malam.“Pak, beli sosis bakarnya dua ya.”“Siap, Nona muda!”Yurish mengalihkan kekagumannya, tuk digantikan dengan tatapan penuh rasa ingin tahu.Dia menatap Rifa di sampingnya dan tukang sosis bakar yang tengah sibuk menyiapkan pesanan barusan, secara bergantian dalam beberapa kali.Si pria yang mewarnai rambutnya menjadi hitam kembali, namun, kali ini ia mewarnainya bukan secara manual melainkan menggunakan sihir hitam, merasa sangat gugup.Di

  • Istri Duke Adalah Putri Yang Terkutuk   Chapter 91 - Kencan Singkat

    “Dia sudah tidur?” Derian bertanya pelan sekali, seakan-akan ia tengah berbisik.Menghampiri kekasih tambatan hati yang tengah memandangi putra mereka dari ambang pintu kamar, Duke berambut merah menyala itu memeluk Qilistaria dari belakang, dan melabuhkan dagunya pada bahu sang istri.“Eh-hm. Begitulah,” balas Qilistaria sama pelannya, menutup rapat pintu kamar anak mereka secara hati-hati.“Bagaimana dengan Rifa?” Tanya Qilistaria balik, selagi menimpali tangan Derian yang melingkari perutnya itu dengan jari-jemarinya yang mengusap lembut.CHUP~!Derian melayangkan kecupan singkat pada pipi Qilistaria sejenak, seterusnya menjawab, “Dia pergi keluar. Katanya ingin melihat-lihat sekeliling tempat ini setelah lama tidak berkunjung ke sini.”“Begitu ya?”“Kalau sudah begini, Qilia ….”“Hm? Kenapa, Ian?”“… Pindah ke kamar, yuk?”~•••~“Woah~! Semuanya tidak banyak berubah ya?”Rifa merasa nostalgia.Dia yang sedang berjalan-jalan santai menyusuri perkampungan tempatnya menghabiskan masa

  • Istri Duke Adalah Putri Yang Terkutuk   Chapter 90 - Ulang Tahun (2)

    “Huhhh? Apa ini?!” Ryuuki memekik histeris. Setelah menghabiskan waktu beberapa jam tuk menahan rasa pegal sewaktu mengendarai kereta kuda, hal yang dihadapi oleh Ryuuki saat ini adalah … pedesaan?! Apa maksudnya ini?! Apakah mereka akan melakukan piknik di tempat yang kumuh?! Kalau benar begitu, mendingan Ryuuki tinggal di Duchy saja! “Ini adalah tempat yang bersejarah untuk Ibu, Ryuuki.” “Ehh?!” Yang benar saja?! Tempat ini?! Sebuah rumah kecil yang sepi bertempat di tengah-tengah hutan, jauh ke pemukiman penduduk?! “Ini adalah rumah tempat ayah dan bibimu menghabiskan masa kecilnya, dan juga tempat pertama di mana Ibu merasa diterima.” Benar, itu adalah rumah yang sempat ditinggali oleh Qilistaria, sebuah rumah panggung yang luasnya dapat ditinggali oleh tiga, sampai lima orang sekaligus. Rumah yang ditinggalkan karena dijual, untuk menambah biaya pindah tempat tinggal ke kawasan yang lebih tenang, selepas kejadian tak mengenakan menimpa Qilistaria dulu. Derian kembali

  • Istri Duke Adalah Putri Yang Terkutuk   Chapter 89 - Ulang Tahun

    “Humm~!” Ryuuki merajuk. Dia mengerutkan keningnya dan menekuk bibir akibat merasa sebal. Anak itu berlaku cemberut untuk sekarang, dikarenakan sudah seminggu lamanya, … ia tak dapat berdekatan dengan sang ibu. Di mana, ia sudah dilarang untuk tidur bersama, dimandikan oleh ibunya, dan belajar di ruang kerja … secara tegas. “Ada apa, Tuan muda?” Berdiri di samping meja belajarnya yang kali ini kembali ke tempat asalnya ia biasa belajar, … adalah sang ajudan dari Duke, Estevan. Estevan yang berwajah cerah, bersikap riang, dan berhati lapang, … karena gajinya dinaikkan sebanyak dua kali lipat akibat sarannya terhadap sang Duke sangat efektif dan juga begitu membantu. Buktinya, Estevan bisa melihat dengan mata kepalanya sendiri saat ini. Yakni, sang Duchess kembali menaruh perhatian baru terhadap majikan utamanya. “Apa Anda kesulitan dengan sesuatu? Beritahu Saya!” seru Estevan sembari tersenyum lebar, yang entah mengapa terasa begitu mengesalkan di mata Ryuuki. “Kau tak perlu

  • Istri Duke Adalah Putri Yang Terkutuk   Chapter 88 - Lelah

    “…?” Qilistaria memberanikan diri tuk sedikit menolehkan kepalanya ke belakang. Begitu ia menoleh seperti itu, dirinya pun langsung dipertemukan dengan wajah suaminya, Derian, yang menyorotkan netra merah menyala miliknya supaya memandang Qilistaria lamat-lamat. Manik mata yang seindah batu rubi itu berkontak mata dengan milik Qilistaria secara intens, seolah-olah … dirinya tengah memancarkan segenap perasaannya, hanya lewat lirikkan mata. “… H-hp!” Qilistaria mengulum bibir. Dia membelalakkan mata, dan spontan menahan nafas sewaktu menyadari kalau wajah Derian semakin mendekat. Bahkan, pangkal hidung mereka saja sempat bersinggungan untuk sebentar. Tak kuat dengan aksi yang membuat wajahnya jauh semakin memerah lagi, wanita berstatus ibu satu anak itu pun memejamkan matanya pasrah. Dia akan menerima apa pun yang hendak Derian berikan saat ini secara senang hati, dan dengan dada yang menggebu-gebu akibat jantung berdebar kencang. Namun, …. “Ughh! Minggir~!” SRUAK

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status