D-DANG!“….”“Apa yang—?”PROK-PROKK!“…!”Terkejut, melongo, kebingungan, serta terheran-heran atas aksi seorang pria paruh baya berkumis melinting di halaman depan rumah, … gadis berambut dan bermata merah, Rifa Ririan, yang menyembunyikan kakak iparnya, Qilistaria Aesundarishta di belakang punggung, … mengedutkan alisnya kesal.“My love—!”—PLAKK!Dengan sewot, gadis bar-bar ini menggeplak tangan pria tersebut, yang ternyata memiliki status sebagai tengkulak di daerah pusat pedesaan sana, tatkala berusaha menggapai sedikitnya ujung helai rambut Qilistaria.“Kakak ipar Saya ini sudah menikah dengan Kakak laki-laki Saya.”Maksud dari Rifa membeberkan informasi sederhana barusan ialah, … untuk memundurkan niatan pria songong tersebut dalam mengajak kakak iparnya tersebut tuk pergi dari keluarga Aesundarishta, dan masuk ke keluarga pria itu sebagai selirnya yang ke sekian, … dengan iming-iming persembahan emas juga permata.“Anda jangan seenaknya bersikap lancang begini dong~!"GYUT!M
“….”Memandang sendu badan bagian belakang Derian yang memunggunginya saat mereka tidur dalam satu ranjang yang sama seperti ini, … Qilistaria bergumam dalam hati.Ah, dia tidak menyukainya.Suasana baru yang tak begitu cocok dengan perasaan sensitifnya ini, Qilistaria begitu membencinya.“Ian.”“….”Lihatlah.Meski suaranya sudah dikeluarkan untuk memanggil nama sang pujangga hati, orang yang biasanya akan langsung menoleh, … meski yang dikeluarkannya barusan itu adalah bisikkan pelan dan meski dia sedang dalam tidur yang lelap sekali pun, … kini hanya terdiam.Tak bergerak, atau pula berbicara banyak.GRTT~Sedih, kecewa, akan tetapi merasa bingung juga, … itulah yang saat ini Qilistaria rasa.Mencengkeram dengan erat seprai ranjang mereka dan mengatupkan bibirnya rapat-rapat, perempuan bermata dan berambut hitam obsidian itu pun, sekali lagi … bergumam pelan sendiri.“Aku salah apa?”Suaranya terdengar begitu parau dan bergetar, tetapi di sisi lain, suaranya ini seperti sengaja dit
“Selamat ulang tahun~!”Suara nyanyian menyelamati terdengar.“Selamat ulang tahun~!”Terdengar di mulai dari seorang putri berusia 15 tahun, lebih tua tiga tahun dari orang yang tengah berulang tahun sekarang.“Selamat ulang tahun Yurishien~!”Merambat ke lima pangeran dan enam putri yang berstatus sebagai saudara dan saudari tiri, … mengelilingi Yurishien Van Gupenhileum yang tertawa bahagia.“Selamat ulang~ tahun!”Dia tertawa dan cekikikan bersama saudara-saudarinya secara akrab. Jauh dari kata saudara tiri, … pasti tidak jauh dari tebakan akan saling bermusuhan.“Ini, … Yurish.”Semuanya tampak nyaman dan aman-aman saja.Segalanya damai begitu, seperti itu, yah.“Hadiah dari kami.”Namun, segera setelah Yurish membuka kotak hadiah besar yang diberikan kakak perempuannya, Putri Katilya Alexetiozia Van Gupenhileum, … seluruh kenangan yang seharusnya ia ingat sebagai hal-hal manis ini, mendadak menjadi horor.DEG!“…!”Mata biru Yurish melebar. Bergetar bersama nafas beratnya yang
“Istri ….”Sebetulnya, Qilistaria memang merasakan betapa tidak nyamannya ia sewaktu sang suami mendiamkannya di beberapa hari yang lalu.Akan tetapi, aneh sekali.“… Bisakah kita berbicara sebentar?”Entah mengapa, sewaktu suaminya itu kembali berniat untuk berbicara dengannya lagi, Qilistaria justru merasa rasa tidak nyamannya itu semakin memuncak.Apa ya, yang menyebabkan hatinya resah begitu, tatkala dipanggil dengan nada rendah oleh Derian Aesundarishta, … si pria berstatus suami sahnya tersebut, segera setelah mereka melihat kepergian putra mahkota dari meninggalkan rumah sederhana ini?“Apa yang hendak kita bicarakan, ….”Menolehkan kepala secara lambat dan membalikkan badan secara perlahan, … sembari menguatkan perasaannya yang gemetaran, Qilistaria menghapus bening-bening air mata yang mulai membentuk kaca-kaca bening di manik hitam mengkilapnya ini.“… Suami?”Apakah ini karena perasaannya yang sensitif, atau karena suasana ini agak menegangkan sewaktu orang yang tadinya men
“Yurish, ada apa ini?! Kita mau ke mana?!”“Kita akan pulang!”“Tapi kenapa kita harus terburu-buru?”“Ikuti saja aku dan …!”“…!”DAKKK!“Ackk?!”Meringis sakit karena ia yang tadinya berlari mengikuti Yurish tiba-tiba mendapatkan mukanya terkantuk badan pemuda di hadapan, … Rifa merutuk kepada si pemuda pengajak berlari yang kini mendadak berhenti.“Apa yang—?!”“…!”Terenyak melihat Yurish mematung dengan mata birunya mengosong, si gadis yang tak lain ialah Rifa Aesundarishta itu, ikut mengarahkan sorot pandangnya ke tempat yang dilihati oleh pemuda tersebut.KLAP! KLAP! KLAP!Apa yang aneh dengan melintasnya kereta kuda mewah dengan seorang aristokrat tingkat tinggi jika dilihat dari rambut putih peraknya, … sampai-sampai Yurish yang masih mematung di tempatnya saat ini mendapatkan tubuh gemetaran lagi seperti sudah bernafas?“Yurish?”Ah, sungguh.“Yurish, hei!”Rifa benar-benar tidak dapat memahami isi kepala milik pria muda ini.“Kau dengar aku tid—?!”“—RUMAH!?”“… Eh?”Dibuat
Si putri jelmaan iblis. Si putri monster. Setan. Siluman. Bahkan juga si putri yang terkutuk, … adalah sebutan menyakitkan yang disematkan kepada putri sulung dari His Grace, the Duke of Yoargi, dari kerajaan kecil yang terletak berdekatan dengan satu kerajaan besar beserta satu kekaisaran agung, … bernamakan kerajaan Gupenhileum.“Bisa-bisanya si perempuan terkutuk itu, lahir dari perutku.”“Menyedihkan sekali, hidupku. Kenapa harus orang sepertinya sih, yang menjadi Kakakku?”“Dia adalah anak yang tak berguna. Bagaimana jika kita menjualnya saja ke laki-laki tua bangka yang kaya raya, … untuk menjauhkannya dari kawasan Duchy ini?”“Ayah, mana mungkin ada orang yang mau menerimanya, … jika bentukannya saja sudah sangat mengerikan begitu? Hih, ngeri aku!”“Tinggal tutupi tangannya dengan sarung tang
Ini sangat kejam.“Aku ingin dicintai. Aku ingin diberi banyak limpahan kasih sayang.”Melihat sang adik perempuan yang memiliki usia tiga tahun lebih muda darinya, disayang juga dimanja oleh ayah beserta ibunya, bahkan sampai dicintai oleh semua para pekerja di kediaman Duchy mereka pula, … membuat Qilistaria, mau tak mau terjatuh dan terperosok ke dalam sebuah kubangan kotor, yang dipenuhi oleh perasaan iri dan dengki.“Cinta dan kasih sayang, mereka semua merasakannya, … mereka semua memilikinya. Akan tetapi … kenapa? Kenapa hanya aku saja yang tak mampu mendapatkannya?”Menjambak rambut panjangnya kuat-kuat, dan ratap tangis yang disertai oleh derasnya aliran air mata, Qilistaria pun, … kembali meracau.“Aku tak mau hidup sengsara, atau pun mati dalam keadaan tak bahagia.”Sudah genap d
“Your Highness. Apakah Anda mau, … membawanya ke istana sebagai seorang selir, atau juga hal yang lainnya?” “Duke! Kau gila!? Kenapa aku mau membawa monster sepertinya pulang ke istanaku? Kalau putrimu yang kedua sih, … tidak apa-apa. Tetapi ini? Si monster? Kau ingin aku ketularan kutukan monsternya ya?” “Ehei, Saya kan, … hanya sekadar bertanya saja.” “Bertanya pun, harus berotak sedikitlah.” Atas gurauan yang diujarkan oleh sang putra mahkota kerajaan Gupenhileum, Felaise Zevaron Gupenhileum, yang berambut putih keperakan, dan juga bermata biru kedalaman laut, … semua bangsawan laki-laki yang mengerubunginya di pesta dadakan sang Duke Yoargi itu pun, secara serentak pada tertawa dengan terbahak-bahak. Hari ini, adalah hari di mana pesta sekaligus sayembara memungut Qilistaria … yang dianggap sebagai sebuah barang oleh ayahnya, resmi dimulai. Qilistaria