Share

2 - Menemukan Gua Harta Karun

Melihat Yao Yulan melompat ke jurang, alangkah kesalnya Yao Xiuwen. Dia sibuk mengumpat, “Sial! Tidak kusangka si bodoh itu punya nyali untuk bunuh diri!” Dia benar-benar kesal karena tak berhasil menyiksa saingannya.

Di matanya, Yao Yulan adalah duri dalam daging. Namun, kini, meski tak berhasil menangkap untuk dia siksa, setidaknya dia puas karena Yao Yulan sudah mati di jurang yang terkenal sangat dalam itu. Tak pernah ada kabar seseorang berhasil selamat usai melompat dari sana.

“Adik Xiuwen, bagaimana ini? Kita kembali tanpa hasil?” tanya salah satu murid luar tetua pertama.

“Huh! Dia sudah mati, mau bagaimana lagi? Ayo kembali saja ke sekte! Laporkan si bodoh sudah mati!”” Yao Xiuwen hendak melangkah.

Namun, murid lainnya bertanya, “Lalu, bagaimana dengan mayat pelayan ini?” Sembari dia menunjuk jasad Yao Mingyi.

Yao Xiuwen melirik sekilas ke jasad Yao Mingyi, teringat bahwa gadis pelayan itu sempat memaki dia jelek di depan Yao Yulan sebelumnya. “Biarkan saja mayatnya di sini agar dimakan anjing! Ayo!” Dia memimpin rombongan kembali ke sekte.

Semua orang memang berpikir Yao Yulan tak mungkin selamat setelah jatuh ke jurang itu. Maka, mereka patuh kembali ke sekte tanpa mengetahui bahwa sebenarnya Yao Xiuwen yang mencuri kitab dari laci kamar gurunya, tetua pertama, Yao Yimao.

Hati Yao Xiuwen berbunga-bunga gembira. Sebentar lagi dia pasti menjadi murid utama sekte setelah menjadi pasangan putra tunggal dari tetua pertama. Apalagi dia sudah dijuluki sebagai genius di antara genius karena mampu mencapai alam kultivasi bela diri tingkat kedua, yaitu Pemurnian Qi, di usia sangat muda, usia 18 tahun.

Dia senang karena selain berhasil mengalahkan reputasi genius Yao Yulan—sebelum saingannya akhirnya mandek di alam tingkat 1, Pengumpulan Qi—dia juga berhasil merebut suami Yao Yulan.

Di dunia Dixia (dunia rendah) tempat mereka berpijak ini, alam kultivasi bela diri memiliki 3 tingkatan mayor.

Tingkat dasar adalah permulaan seseorang menjalani kultivasi, disebut tingkat Pengumpulan Qi, terdiri dari beberapa level minor, yaitu level rendah, menengah, dan tinggi. Biasanya dikuasai di rentang usia 8 hingga 40 tahun.

Kemudian, tingkat 2 atau lanjutan, disebut Pemurnian Qi. Juga ada 3 level minor: rendah, menengah, dan tinggi. Penguasa tingkat ini biasanya di kisaran usia 40 hingga 80 tahun. Inilah kenapa Yao Xiuwen disebut genius di antara genius, karena berhasil memasuki tingkat ini di usia 18 tahun.

Setelahnya, tingkat teratas yang disebut Kondensasi Qi, juga memiliki 3 level minor: rendah, menengah, dan tinggi. Yang menguasai biasanya di usia 80 tahun hingga mati.

Usia kultivator biasanya mencapai ratusan tahun, bahkan ada yang ribuan tahun jika dia memang sangat kuat.

Sekarang, dengan matinya Yao Yulan, gelar wanita tercantik dan paling genius di sekte bisa Yao Xiuwen dapatkan! Mana mungkin dia tidak gembira?

Hanya saja, takdir memiliki caranya sendiri untuk bercanda. Yao Yulan yang disangka mati, ternyata tersangkut di rimbunan dahan pohon yang menjulur keluar dari dinding tebing. Dia tidak jatuh sama sekali dan hanya pingsan.

Tak berapa lama ketika mentari menyorotkan sinarnya ke bumi, kian lama menghangatkan seluruh alam dan mengakibatkan seorang gadis siuman dari pingsannya akibat silau. Mungkin ini memang cara semesta membangunkan Yao Yulan.

Wanita itu terkejut mendapati situasi dirinya masih utuh, tidak mati. Matanya segera melihat sekeliling, menemukan dirinya di antara rerimbunan daun dan dahan pohon buah yang tidak dia ketahui.

Kemudian, matanya menangkap cekungan mirip pintu di dinding tebing di depannya. “Apakah itu pintu gua? Di tebing securam ini?” Dia menggumam heran dan berusaha bangkit.

Merasakan tubuhnya sakit akibat luka yang diberikan Yao Xiuwen, darah juga masih terlihat di beberapa tempat, termasuk dahi dan lengan.

Ketika dia berhasil tiba di bagian atas pangkal pohon, dia meyakini itu bentuk pintu, bahkan seperti ada semacam tombol seukuran tapak tangan berbentuk bundar di sana. “Ada mekanisme pembukanya. Ughh … sakit sekali kepalaku.”

Tak sengaja, telapak tangan yang berlumuran darah menapak dan menekan ke tombol itu ketika dia sedikit limbung karena pusing.

Greekk!

Terdengar bunyi seperti batu saling bergesek dan terbukalah pintu di depannya. Yao Yulan tertegun. “Sungguh sebuah gua!” Dia pastinya tak akan mengira bahwa telapak berdarah itu adalah satu-satunya cara untuk membuka tombol mekanik gua tersebut.

Dia bergegas masuk ke dalam gua. Bau pengap segera menyeruak, namun tidak menyurutkan niatnya. Dia penasaran kenapa gua ini sampai memiliki tombol mekanik? Apakah ada sesuatu yang disembunyikan seseorang sampai harus diatur seperti itu?

Alih-alih menemukan harta karun, mata Yao Yulan malah menangkap bayangan seseorang duduk bersila, namun ketika dia mendekat dan menajamkan pandangannya, dia pun tahu bahwa itu hanyalah tengkorak.

“Tengkorak yang duduk bersila?” Dia memiringkan kepala dengan kebingungan. “Memangnya ada manusia mencari mati di dalam gua begini? Tsk, sungguh orang aneh.” Dia mengitari tengkorak itu dan melihat banyaknya debu dan sarang laba-laba menyelimuti tengkorak tersebut.

“Tuan, siapapun dirimu, aku tidak bermaksud mengganggumu. Hanya saja ….” Yao Yulan meraih sarang laba-laba tebal di kepala tengkorak lalu menggunakan robekan gaunnya untuk membersihkan debu di sana. Dia gadis yang suka bersih-bersih, tak tahan melihat sesuatu yang kotor.

Namun, sungguh mengejutkan ketika dia selesai membersihkan kepala tengkorak itu, mendadak muncul kotak dari batu di lantai belakang tubuh tuan tengkorak.

Di dalam kotak batu terdapat beberapa benda, salah satunya adalah pedang bertuliskan “Youzu” pada bilahnya. Dia meyakini bahwa itu merupakan nama dari pedang tersebut. “Pengelana? Nama yang aneh untuk pedang. Apakah tuanmu seorang pengelana? Hm, mungkin saja!”

Pedangnya terlihat kokoh dan You Yulan yakin itu dibuat dari besi pilihan oleh kultivator senjata yang andal.

Selain pedang, dia melihat sebuah cincin dari giok, bentuknya tidak begitu lebar, berwarna biru tua. “Ah! Ini pasti cincin spasial!” Matanya terbelalak ketika dia yakin itu benar-benar cincin spasial.

Untuk mempertebal keyakinannya, dia segera meneteskan darahnya ke cincin sebagai cara menghapus segel kepemilikan terdahulu. Benar saja, usai melakukannya, cincin tersebut berkilau sekejap. Yao Yulan lekas menaruh kesadarannya ke dalam cincin untuk memeriksa apa saja yang ada di dalamnya.

Dia sungguh tidak mengira akan mendapatkan benda hebat impiannya. Dia selalu mendambakan memiliki cincin spasial, namun di sekte, hanya ketua dan tetua sekte saja yang bisa memiliki cincin semacam itu.

Ketika kesadarannya masuk ke cincin spasial, dia menemukan berbagai benda, seperti kitab-kitab bela diri dan yang paling menarik matanya adalah banyaknya tumpukan tinggi batu roh berbagai jenis dari yang berkualitas rendah sampai yang tinggi.

Batu roh dihasilkan di tambang, memiliki fungsi  sebagai mata uang dan juga bisa digunakan untuk berkultivasi membantu memperkaya qi pada dantian seseorang.

Yao Yulan merasa kaya mendadak saat ini.

Setelah mengeluarkan kesadarannya dari cincin spasial, dia melihat benda lain di kotak batu. Itu merupakan kitab cukup tebal berbahan kulit hewan.

Mata Yao Yulan membaca tulisan di bagian sampul kitab, “Kitab manual Xianjian Xiulian? Ini … ini kitab Kultivasi Pedang Abadi!” Matanya terbelalak lebar. “Sepertinya ini kitab yang bagus. Eh? Apa itu?” Pandangannya menangkap lembaran kulit lainnya yang bertuliskan mirip seperti surat.

Dia ambil lembaran kulit itu dan membacanya. “Aku adalah kultivator pedang. Tak perlu tahu namaku yang tak penting ini. Aku sudah menghitung hari di sini dan tercatat sudah 477 tahun aku hidup. Setelah aku menuntaskan dendamku, aku memutuskan pergi ke dunia rendah dan bermeditasi sambil menunggu dewa langit menjemput ajalku di gua ini.

“Kelak, siapapun yang menemukan kotak batuku, itu berarti kau orang baik karena sudi menyeka debu pada mayatku. Sebagai ucapan terima kasihku, aku bisa menjadikanmu murid jika kau berkenan mempelajari kultivasi ilmu pedangku. Semoga saja kita berjodoh sebagai guru dan murid.” Dia selesai membaca dan hatinya tersentuh.

Yao Yulan melihat sekali lagi buku kultivasi Pedang Abadi warisan tuan tengkorak—demikian dia menamainya—dan membaca sejenak.

“Ini … ini kultivasi yang sangat bagus, sesuai dugaanku! Sepertinya cocok denganku yang sudah memiliki qi pedang. Baiklah, aku ingin mempelajari ini saja. Aku harus membuang kultivasi terdahuluku!” Kemudian, dia menghapus kultivasi sekte iblis yang ada di tubuhnya dan mengganti dengan mempelajari kultivasi Xianjian Xiulian.

Dia pasti tidak akan mengira bahwa kitab kultivasi warisan tuan tengkorak merupakan benda yang diincar dan diperebutkan banyak kultivator selama ratusan tahun silam.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Hutri Agustin
lumayan untuk dibaca
goodnovel comment avatar
Silalahi Sabam
mantap bah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status