Jayden melemparkan Lopez tepat ke kaki Shawn Miller. Shawn memakai jaket palka besar dengan hoody yang menutupi kepala, ia tak boleh terlihat. Ia menyeringai jahat lalu menarik kerah jaket Lopez dan membawanya ke sebuah meja.
Beberapa anak buah Jayden lantas memegang Lopez yang dipaksa terlentang di atas meja tersebut.
"Aah, lepaskan aku!" pekik Lopez terengah dengan suara yang hampir hilang. Jayden mendekat dan tertawa.
"Kau sudah membuatku capek Fernando Lopez. Aku rasa aku tidak akan melepaskanmu... aakhcuih!" ujar Jayden lalu meludah pada tubuh Lopez. Ia berjalan ke arah sofa dan menonton apa yang akan dilakukan oleh Shawn.
"Berbohong denganku... memiliki resiko yang sangat besar. Fernando Lopez." Shawn menyeringai jahat dan terlihat sangat menakutkan. Lopez menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Katakan dimana daftar nya?" tanya Shawn sambil mendekat. Lopez tetap menggeleng tidak tau.
"Masih tidak mau bicara?" Shawn lantas mendekatkan s
NEW YORKHan membantu Shawn dan ajudannya, Blue Handerson untuk masuk ke apartemen yang sedang dimasuki oleh Jayden. Jayden tengah mengencani Mary Kagawa, adik kandung Hiroki Kagawa yang diberikan daftar rahasia oleh Fernando Lopez. Ia berhasil mengelabui Mary dan membawanya masuk kamar sementara Shawn dan Blue mengobrak abrik isi kamar."Oh Jayden..." desah Mary terdengar saat Jayden tak berhenti menciuminya. Layaknya Kasanova yang berpengalaman, Jayden pintar memainkan perannya. Ia melayani hasrat Mary yang sudah meledak ingin berhubungan intim dengan Jayden.Shawn sempat lewat melirik Jayden dari lorong apartemen itu ketika akan ke salah satu kamar tempat daftar itu berada. Sambil menikmati ciuman Mary di rahangnya, ia mengangkat wajahnya pada Shawn yang menyengir nakal di dekat pintu kamar yang terbuka. Jayden hanya mengedipkan mata lalu tersenyum dan mulai berhubungan dengan Mary.Blue sudah masuk terlebih dahulu dan langsung membongkar sebuah lemari
Shawn Miller benar-benar kesal hari ini. Alih-alih ingin menyelesaikan perkaranya dengan Yousef Kanishka mengenai bagian daftar rahasia yang hilang, ia harus berurusan dengan pengadilan militer sekarang.Jadi dia datang masih berseragam lengkap langsung dari pangkalan militer. Blue terus mencoba merahasiakan pengadilan itu dari penciuman wartawan dan kantor berita. Nama Shawn Miller sangat dikagumi publik belakangan. Reputasinya bisa terganggu gara-gara berita kekerasan tersebut.“Aku tak mau ada siapa pun yang tahu akan hal ini, Blue!” tegas Shawn sebelum dia masuk ke dalam sebuah ruangan yang akan digunakan untuk meminta keterangan langsung dari Shawn. Blue hanya bisa mengangguk dan terus mendampingi Shawn untuk memberikan kesaksiannya.Mata Blue lalu membesar saat melihat Kiran Kanishka ternyata duduk di deretan kursi Jaksa Penuntut Umum. Sementara Shawn tak melihatnya sama sekali.Shawn lalu dipanggil ke depan dan duduk sederetan den
Pulang kembali ke pangkalan militer, pikiran Shawn Miler mulai terbelah. Ia duduk saja di meja kerjanya sambil melipat kedua telapak tangan di depan hidung dan berpikir.“Pantas jika Kanishka tak ingin aku bertemu dengan putrinya. Oh Tuhan, dia sangat cantik!” gumam Shawn tak sadar pada dirinya sendiri. Ingatannya begitu terpaku pada wajah Kiran yang tak pernah ia lihat pada gadis Dubrich manapun sama sekali.Sampai sebuah panggilan dari Arjoona lantas menghentakkan lamunannya. Shawn tersenyum tipis lalu mengambil panggilan Arjoona tersebut dengan ramah.“Apa kabarmu?” tanya Shawn begitu sambungan ponselnya terjadi.“Hahaha, baik Admiral Miller,” jawab Arjoona seraya tergelak.“Panggil saja aku, Shawn. Teman Jayden adalah temanku juga.” Arjoona makin terkikik kecil dan itu membuat Shawn ikut tersenyum tulus.“Aku ingin menagih janjimu untuk datang ke New York. Kapan kita bisa
Seorang pria berjalan masuk ke sebuah klub malam setelah mendapat berita jika Admiral Shawn Miller berada di sana. Dialah Kapten Ozuna yang dipecat dari kesatuannya karena keterlibatannya pada pembelian senjata ilegal. Saat Shawn mengetahui, Ozuna langsung terkena hantaman Shawn yang hampir mematahkan rahangnya.Namun bukan itu saja yang membuatnya marah. Shawn hanya diberi hukuman indisipliner sementara dirinya harus dipecat akibat ikut membalas pukulan Shawn 6 bulan lalu.Ia sudah memukul Admiral bintang satu saat itu dan Shawn langsung memproses kasus pemecatan untuk William Ozuna. Kehilangan pekerjaan dan posisinya untuk naik pangkat membuat Ozuna kian berang. Ia mencari jalan untuk membuat Shawn bertekuk.Salah satunya adalah lewat pengadilan militer. Shawn memang salah satu perwira yang berprestasi tapi ia juga punya catatan buruk. Beberapa pelaut mengaku pernah terkena hukuman fisik yang berlebihan dari Shawn Miller. Namun tak ada yang berani melapor kare
(21+)Napas Kiran sontak tersengal sewaktu melihat Shawn berjalan ke arahnya tanpa berkedip. Ia seperti predator yang siap untuk menerkam mangsanya. Perasaan Kiran langsung tak enak apalagi saat mata Shawn menyisiri tubuhnya dari atas sampai bawah.Kiran berencana lari tapi tangannya dengan cepat ditarik Shawn dan menubruk dada bidangnya yang tanpa atasan. Kiran mendecit karena tubrukan itu dan napas memburu Shawn adalah yang membuatnya tercekat melebarkan matanya.“Hai, cantik!” desah Shawn di depan wajah Kiran. Kiran hanya bisa mengepalkan tangan sementara tangan Shawn sedang merengkuh pinggangnya. Ada yang benda aneh di depan pinggul depan Kiran tapi ia tak berani menunduk untuk melihat benda apakah itu.“Admiral, tolong lepaskan aku!” ujar Kiran dengan nada ketakutan. Shawn tahu dan sadar yang ia lakukan tapi ia tak bisa mengendalikan gairahnya saat ini. Mabuk pada obat perangsang plus pengaruh alkohol yang belum hilang makin m
Kiran terus menangis dan kali ini saat ia bisa bergerak, ia turun perlahan dari ranjang. Tak mampu berjalan, ia akhirnya jatuh dengan selimut yang masih membalut tubuhnya tersebut. Shawn tertidur sudah di atas ranjang dan masih belum bangun. Ia tak sadar baru saja melakukan pemaksaan pada wanita yang tak seharusnya ia sentuh meski adalah seorang istri.Kiran akhirnya meringkuk di dekat ranjang berbalut duvet yang terkena sedikit noda darah. Tetapi noda yang lebih besar ada di seprai yang digunakan melapisi ranjang.Tak ada yang bisa dilakukan selain menahan rasa sakit dan ingin lari tapi ia tak sanggup. Sampai akhirnya lewat tengah malam, Shawn sedikit menggeliat. Isak Kiran masih terdengar satu-satu tapi ia sudah jauh lebih tenang dari pada sebelumnya.Mata Shawn terbuka lalu mengerjapkan beberapa kali mencoba meraih kesadaran dibalik rasa berat kepala yang begitu menyerang hebat. Shawn lantas melihat dirinya sendiri, ia tak berpakaian dan sebelah lengannya lan
Blue masih terperangah sementara Shawn tak melanjutkan kalimatnya dan memilih untuk keluar dari ruangan kerja itu. Ia keluar dari ruangan itu dan berjalan menuju kamar untuk mengganti seragam.“Apa ada yang terjadi semalam di antara Admiral Miller dan Nyonya Kiran?” tanya Blue dalam hatinya. Seperti biasa, Blue akan mengawal Shawn untuk bekerja seperti biasa.Namun tak seperti biasanya jika pergi bekerja maka Shawn akan menonton berita pagi tapi kali ini ia malah senyum-senyum pada pemandangan di luar kaca mobil dan sesekali memejamkan mata.Blue jadi makin curiga dan merasa memang ada yang terjadi. Tapi masalahnya apa?Tiba di kantornya, Shawn bekerja seperti biasa. Hari ini tak ada latihan, jadi Shawn bisa lebih leluasa untuk menghubungi Arjoona Harristian. Shawn diberi tugas oleh Joona untuk mengawasi Yousef Kanishka yang terbukti menipu Winthrop bersama sekutunya. Shawn Miller akhirnya menghubungi Arjoona soal Kanishka.
Shawn Miller mengalah untuk Arjoona Harristian dalam perlombaan menembak di lapangan latihan kuda milik Joona di mansionnya. Sehingga helikopter pribadinya, ia serahkan sebagai hadiah untuk Joona sesuai dengan pertaruhan yang ia sepakati.“Terima kasih sudah mau mengalah padaku, hehehe!” goda Arjoona sambil menyengir dan menyalami Shawn yang ikut menyengir. Teman-teman yan lain yang menemani mereka ikut terkekeh dan memberi selamat pada keduanya.Arjoona kemudian dihampiri Jayden dan James mengingatkan lagi pada janjinya.“Sekarang ... kita bisa pakai helikopter itu untuk ke Little Haiti. Bagaimana?” tawar Jayden merangkul Joona. Joona mendecis dan menggelengkan kepalanya.“Ayolah, kita naik mobil saja. Kami duluan ya, ada yang harus diselesaikan!” ujar Arjoona sambil pamit pada Shawn dan Caleb.“Memangnya kalian mau kemana?” Shawn balik bertanya sambil membuka sarung tangannya.“Hanya se