Shawn Miller merupakan seorang Admiral (Laksamana) angkatan laut Amerika Serikat yang memimpin sebuah pangkalan angkatan laut dan merupakan Jenderal bintang satu termuda dalam sejarah. Kebiasaan seks Shawn lantas membawanya pada sebuah perjanjian dengan mafia kelas atas bernama Yousef Kanishka. Ia diberi jaminan seorang wanita yang merupakan anak perempuan Kanishka yang ditukar dengan daftar rahasia negara. Syaratnya, ia tak boleh menyentuh Kiran yang dinikahkan dengannya diam-diam. Shawn tak pernah kenal dan melihat wajah Kiran sampai suatu hari, ia berhadapan dengan jaksa penuntut yang sangat cantik di pengadilan militer.
View More“Nona, biar aku saja yang membersihkannya ya,” ujar seorang pelayan paruh baya pada Kiran. Tangan lembutnya sedang membersihkan sebuah grand piano di ruang bersantai di sebuah rumah mewah. Ia adalah Kiran Kanishka, putri bungsu Yousef Kanishka yang cantik jelita. Kiran berpenampilan sangat sederhana jika di rumah. Tapi jangan memandangnya remeh, ia adalah salah satu Jaksa Muda Penuntut Umum yang baru berusia 24 tahun.
“Jangan Bibi, aku bisa melakukannya,” jawab Kiran terus mengelap grand piano itu dengan tersenyum.
“Tapi bukankah Nona bilang mau keluar hari ini?” Kiran menoleh pada Pelayan itu dan tersenyum menggelengkan kepalanya.
“Ayah akan pulang hari ini, jadi aku tidak boleh kemana-mana dulu. Nanti aku baru berangkat jika Ayah sudah pulang.” Kiran masih tersenyum cantik dan berhati-hati membersihkan piano tersebut sampai tuntas. Pelayan yang dipanggil Bibi itu hanya bisa menggelengkan kepalanya.
Ibunda Kiran adalah warga negara Inggris. Tapi sayangnya ia tidak menikah dengan Yousef, melainkan hanya menjadi kekasih gelapnya saja. Lebih tepat disebut kekasih gelap karena Yousef memiliki banyak kekasih. Ia menikah dengan wanita India yang memberinya dua putra. Tapi di luar ia memiliki seorang putri dari salah satu simpanannya.
Putri kecil beserta ibunya yang hampir terlunta-lunta itu dibawa Kanishka ke salah satu rumahnya di Boston. Bukannya istri sah Kanishka tak mengetahuinya tapi ia melakukan hal lain untuk menyingkirkan para kekasih suaminya.
Kiran dan ibunya tak pernah diijinkan menginjakkan kaki mereka di mansion milik keluarga Kanishka yang mewah. Sehingga mereka hanya tinggal di salah satu rumah kecil yang dibeli Kanishka. Kiran sangat mensyukuri tidak perlu menjadi pengemis meski ibunya hanya menjadi simpanan sampai akhir hayatnya.
Sampai setelah ibunya meninggal, sang ayah membawa Kiran masuk ke dalam rumah mewahnya. Saat itu Kiran baru berusia 17 tahun, cantik, lugu dengan wajah separuh India-Inggris yang jelita.
Tapi ia tak diperlakukan baik disana. Istri pertama Ayahnya memperlakukannya seperti pembantu bahkan sampai ia meninggal, Kiran tak pernah diperlakukan selayaknya anggota keluarga. Dua pria yang menjadi Kakaknya juga sama. Hanya Ramdash, anak tertua yang tak ikut menyiksa Kiran. Sementara Rohan, tak pernah mau satu atap dengan Kiran.
Ketika Kiran masuk ke rumahnya, Rohan langsung pergi meninggalkan rumah. Dan Kiran hanya bisa menelan semua kepahitan untuk dirinya. Tapi dia anak yang pintar. Di balik sifatnya yang pendiam dan lembut, ia belajar dengan baik sampai menjadi Jaksa.
Tak lama, pintu ruangan tengah itu terbuka dan Fernando Lopez nampak masuk ke dalamnya. Ia tersenyum dan berjalan ke arah Kiran yang ikut memalingkan wajah ke belakang ingin tau siapa yang masuk.
“Apa kabar, Nona?” tanya Fernando dengan senyuman nakalnya seperti biasa. Kiran hanya tersenyum tipis dan menjawab seadanya.
“Baik Tuan Lopez. Terima kasih sudah bertanya,” jawab Kiran dengan sopan. Pelayan yang masih berada di ruangan itu bersama Kiran lantas memicingkan matanya menatap Fernando dengan pandangan tak suka.
“Ayahmu sudah pulang Nona. Dia ingin kamu menemuinya,” ujar Fernando lagi. Kiran lalu mengangguk mengerti dan berjalan melewati Fernando. Mata Fernando menyisiri tubuh Kiran yang memakai pakaian panjang sari khas India yang panjang dan menutupi tubuhnya.
Fernando mengikuti Kiran dari belakang sampai ia masuk ke ruang kerja ayahnya. Ia baru berhenti dan menutup pintu agar keduanya bisa bicara.
“Kemarilah, Nak!” ajak Yousef pada anak bungsunya itu. Kiran lalu mengikuti ayahnya duduk di sofa ruang kerja itu. Yousef tersenyum dan membelai rambut panjang dan indah milik Kiran dengan lembut.
“Aku pulang karena ingin memberitahukanmu sesuatu. Kamu akan menikah lusa. Jadi mulai malam ini kamu tidak boleh kemana-mana,” ujar Yousef dengan nada datar biasa. Kiran perlahan mengernyitkan keningnya tak mengerti.
“M-maksud Ayah?”
“Kamu akan menikah besok lusa. Apa kamu keberatan?” Yousef balik bertanya. Dia tau persis seperti apa Kiran. Ia takkan pernah menolak apapun yang diberikan padanya terutama dari Ayahnya.
“T-tapi kenapa buru-bur? Maksudku, apa yang terjadi sebenarnya?” tanya Kiran dengan nada lembutnya yang tak berubah.
“Tidak ada. Aku sudah menyetujui pernikahanmu dengan seorang pria. Kalian akan bertemu saat pernikahan nanti.” Kiran masih terdiam dan tengah mencerna satu persatu apa yang sedang dikatakan Ayahnya.
“Kamu mau menurut pada Ayah kan?” Yousef menambahkan dan tak memberi Kiran pilihan lagi.
“Kita akan melewatkan beberapa ritual karena pernikahannya akan dilakukan besok lusa, besok malam kamu hanya akan menjalani Mehndi saja. Setelah itu kamu akan menjalani ritual pernikahannya keesokan harinya,” tambah Yousef menjelaskan. Kiran hanya bisa diam dan menurut meski ia tak tau siapa pria yang akan dinikahkan dengannya.
“Siapa pria itu, Ayah?” Kiran akhirnya bertanya setelah diam beberapa saat.
“Seorang pejabat tinggi militer US. Dia seorang Admiral.” Kiran menundukkan wajahnya dan tak menjawab.
“Malam ini semua perlengkapan untuk pernikahanmu akan dipasang. Setelah itu kamu akan ikut dia tinggal di rumahnya.” Yousef hanya tersenyum tipis dan membelai lagi rambut anaknya. Kiran tak menolak karena ia tak berani membantah Ayahnya.
Kiran dibesarkan dalam adat India yang kental meski Ibunya orang Inggris. Tapi ia selalu menjalani norma-norma seperti wanita India kebanyakan. Tak ingin membantah, Kiran pun hanya bisa mengangguk.
“Tapi Kiran, pernikahanmu tak boleh diketahui oleh siapapun. Jadi tidak ada yang boleh tau jika kamu sudah menikah, ini demi karirmu,” tambah Yousef lagi membohongi Kiran. Kiran pun mengangguk lagi.
Malamnya Kiran dipakaikan Mehendi satu malam sebelum pernikahannya besok sore. Ia akan memakai Henna atau pacar yaitu sejenis tumbuhan yang diolah untuk membuat tato sementara yang menghiasi kulit tangan dan kaki sang calon pengantin.
Keesokan harinya pernikahan tanpa perkenalan itu pun dilakukan. Pengantin prianya adalah Admiral Shawn Miller yang mengikat perjanjian dengan Yousef Kanishka, ayah Kiran. Sayangnya, Shawn mengira jika pernikahannya hanyalah soal menandatangani perjanjian saja.
Shawn sempat tertegun melihat sebuah rumah kecil berbentuk kubus yang akan menjadi tempatnya menikah didirikan di tengah-tengah ruangan besar.
“Ini adalah pernikahan dua minggu, bukan untuk selamanya!” ujar Shawn berbalik dan menggeram marah pada Yousef yang berdiri tak jauh darinya.
“Lalu kenapa? ini kan hanya ritual apa salahnya?” balas Yousef dengan santai. Shawn menggelengkan kepalanya.
“Ini proses pernikahan yang sebenarnya!” protes Shawn lalu menunjuk ke arah pelaminan.
“Ini adalah pernikahan dengan adat Hindu. Dan yang kamu nikahi adalah wanita India, Admiral. Jangan lupa itu!” sahut Yousef separuh berbisik.
Shawn mendengus kesal dan menoleh pada Blue Handerson, ajudannya yang ikut mendampingi. Blue mendekat lalu berbisik pada Shawn agar dia lebih tenang.
“Ini hanya ritual, Admiral. Jangan cemas aku akan menjagamu!” bisik Blue meyakinkan. Shawn menarik napas panjang sekaligus kesal dan terpaksa melakukan pernikahan itu untuk memenuhi perjanjian dari jaminan yang telah disetujuinya.
Shawn lalu dibawa ke altar pernikahannya masuk ke dalam rumah kubus itu lalu dipakaikan topi. Setelah itu Shawn menuju panggung kecil yang dikenal dengan mandap, di mana akan disambut oleh keluarga pengantin wanita dalam ritual mala var. Karena itu adalah pernikahan yang rahasia maka tak ada iring-iringan pengantin. Pengantin Shawn dibawa dari dalam dengan kerudung yang menutupi seluruh kepalanya.
Pengantin wanita itu juga dibawa ke panggung tersebut namun Shawn tak bisa melihat wajahnya sama sekali. Shawn lalu diminta untuk memberikan karangan bunga yang akan dipakaikan di leher. Begitu pula dengan pengantin wanita kemudian memakaikan karangan bunga itu. Sementara imam terus melantunkan lagu-lagu pujian keagamaan. Setelah itu keduanya bertukaran bunga yang merupakan Var atau Jai Mala-Mala yang menandakan penerimaan mereka terhadap satu sama lain sebagai suami istri.
Shawn hanya ikut saja saat ia diikatkan selendang pada pengantin wanita dan mengitari api suci sebanyak tujuh kali. Setelah ritual itu selesai maka sahlah pernikahan tersebut di mata agama. Oleh karena Shawn beragama Katolik, ia juga menandatangani surat-surat pernikahan dengan wanita yang tak ia kenal.
Ares bahkan sempat mencegat Andrew tapi yang ditunjukkan sahabatnya itu hanyalah tatapan kebencian. Ia pergi tanpa ada siapa pun yang bisa mencegahnya. Andrew ternyata pulang ke Boston tapi The Seven Wolves terutama Jayden terus mengejar dirinya.Andrew pun tak lama menghabiskan waktunya di mansion sang Ayah, ia bahkan tak hadir saat pembacaan warisan yang memberikan seluruh harta milik Shawn Miller padanya. Andrew berhenti datang ke sekolah dan mulai menghilang. Ia lari dari asrama sekolah dan tak pernah kembali ke penthouse mewah di Belligers lagi.Andrew sempat menyelinap masuk ke dalam apartemen ayahnya yang dijaga oleh anggota Golden Dragon. Ia hanya ingin mengambil barang peninggalan ayahnya yaitu sebuah album lagu dalam bentuk vinil milik mendiang ibunya dan sebuah foto milik orang tuanya yang diambil oleh neneknya Kiriko Matsui.Setelah mendapatkan yang diinginkannya, Andrew hendak menyelinap lagi keluar sebelum ia melihat Nana Tantria ternyata tidur di
"Waktu kematian … " begitu sakralnya kalimat tersebut saat seorang dokter menyatakan kematian seseorang. Kalimat itulah yang tak ingin di dengar oleh siapa pun. Itu termasuk Arjoona yang hanya duduk menyaksikan jasad temannya Shawn dinaikkan ke dalam ambulans dan dibawa.Semuanya hancur dalam sehari. Semuanya tanpa terkecuali. Dengan tubuh basah kuyup serta masih meneteskan air, Rei lantas menyelimuti ayahnya."Dad ... Daddy bisa pneumonia dan mati jika seperti ini!" ucap Rei dengan suara beratnya pada sang Ayah. Arjoona tak menjawab dan malah menengadahkan kepala menatap langit yang masih mendung. Hujan sudah berhenti dan membawa jiwa Shawn terbang ke angkasa. Mungkin saat ini, ia tengah bertemu Kiran dan berkumpul bersama James juga Delilah.Mata Rei lantas menoleh pada ambulans yang membawa Andrew. Ia tak sadarkan diri setelah tak mampu menangkap ayahnya Shawn yang memilih melompat dari ketinggian 15 meter lebih langsung ke lantai beton bersama Rohan K
Jayden menggunakan tali pinggangnya sebagai alat bela diri dengan memanfaatkan tenaga lawan."Om Jay!" pekik Ares hendak menolong tapi ia salah jatuh dan hampir terjerembap ke lantai dua tempat dimana Jayden tengah dikeroyok. Andrew dengan cepat memegang tangan Ares sebelum ia terjatuh. Mata mereka saling menatap dengan ekspresi takut kehilangan. Punggung Andrew tiba-tiba dihantam oleh seseorang menggunakan kayu dan ia hampir saja melepaskan Ares.Mars yang berada di lantai satu melihat putranya bergelantung di lengan Andrew langsung membelalakkan matanya. Pertolongan bagi Andrew datang dari Aldrich dan Rei yang menghajar orang-orang yang memukul Andrew. Selagi Aldrich dan Rei sibuk berkelahi, Andrew menarik Ares kembali ke atas.Dengan mata terbelalak, Ares tak sempat bernapas selain memukul salah satu pria yang hendak memukul Andrew dari arah belakang. Mars di bawah sudah kalah telak karena kini dihajar oleh tiga orang bersenjata tajam. Salah satunya sudah men
Ares menatap horor ke arah Andrew yang hanya mendengus meliriknya sekilas."Ini bahaya!" gumam Ares lagi masih dengan pandangan horor yang sama."Dia Pamanku, Ares. Dia kakak dari ibuku!" gumam Andrew membuat Ares semakin membelalakkan matanya."Fuck!" kutuk Ares tanpa sadar. Ia lalu memandang dashboard mobil sport milik Andrew dan berpikir sementara Andrew terus mengebut dengan mobilnya. Ia memasukkan nama taman yang dimaksudkan oleh Elena pada mesin navigasi dan sebisa mungkin tiba lebih cepat. Ares lalu mengambil ponsel dan menghubungi Jupiter, Rei serta Aldrich bersamaan."Kamu mau apa?" tanya Andrew pada Ares yang menempelkan ponsel di telinganya."Menghubungi yang lain. Kita butuh bantuan!" aku Ares dengan jujur. Andrew menggelengkan kepalanya."Jangan ... mungkin tak akan terjadi apa pun!""Jangan gila kamu. Dia pria yang berbahaya!""Dia Pamanku, Ares!" bantah Andrew makin sengit."Tapi dia pembunuh Aunty Kiran.
Ares benar-benar menyebalkan. Ia terus menguntit Andrew bahkan sampai masuk ke dalam mobilnya. Ia hanya ingin Andrew bicara tentang apa yang membuatnya berubah tiba-tiba."Keluar!" sahut Andrew mengusir Ares yang ikut masuk ke dalam mobilnya."Tidak!" jawab Ares tak peduli. Andrew makin mendengus kesal lalu diam tak bicara maupun menekan pedal gas."Kenapa kamu pindah ke asrama sekolah? Memangnya kenapa jika tinggal di Bellingers?" tanya Ares begitu serius pada Andrew yang tiba-tiba memutuskan untuk masuk ke asrama sekolah dan tak mau lagi tinggal bersama ayahnya."Itu bukan urusanmu!""Aku temanmu, Andy!" Andrew terkekeh sinis dan menggelengkan kepalanya."Yang benar saja!" gumamnya makin sinis. Ares benar-benar mengernyitkan keningnya heran. Dalam satu hari ia bisa berubah drastis seperti seseorang yang tak pernah dikenal Ares sama sekali."Ada apa denganmu, Andy? Kenapa kamu bisa berubah seperti ini!" tukas Ares lagi dengan nada se
Shawn tak lagi masuk kerja usai pertengkarannya dengan Andrew tadi malam. Ia berdiri di depan jendela ruang kerjanya menunggu berita dari salah satu mata-matanya. Jemarinya terus menyentuh cincin pernikahan yang melingkari jemarinya.Alunan suara seorang wanita menyanyikan tembang Love Story mengisi relung ruangan yang sepi itu."With his first hello. He gave new meaning to this empty world of mine. There'd never be another love, another time. He came into my life and made the living fine. He fills my heart ... "Dengan merdunya rekaman suara nyanyian Kiran menggema ke seluruh penthouse tersebut. Seakan Kiran datang memeluk Shawn yang memejamkan matanya. Pipi Kiran dirasakan Shawn ditempelkannya dibalik pundaknya sambil terus menembangkan lirik lagu cinta yang dinyanyikan kembali olehnya.Dahulu, saat Andrew baru lahir dan masih berusia satu minggu, Andrew pernah mengalami sakit demam tinggi. Untuk menenangkan bayinya yang tengah sakit, Kiran ber
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments