"Waktu kematian … " begitu sakralnya kalimat tersebut saat seorang dokter menyatakan kematian seseorang. Kalimat itulah yang tak ingin di dengar oleh siapa pun. Itu termasuk Arjoona yang hanya duduk menyaksikan jasad temannya Shawn dinaikkan ke dalam ambulans dan dibawa.
Semuanya hancur dalam sehari. Semuanya tanpa terkecuali. Dengan tubuh basah kuyup serta masih meneteskan air, Rei lantas menyelimuti ayahnya.
"Dad ... Daddy bisa pneumonia dan mati jika seperti ini!" ucap Rei dengan suara beratnya pada sang Ayah. Arjoona tak menjawab dan malah menengadahkan kepala menatap langit yang masih mendung. Hujan sudah berhenti dan membawa jiwa Shawn terbang ke angkasa. Mungkin saat ini, ia tengah bertemu Kiran dan berkumpul bersama James juga Delilah.
Mata Rei lantas menoleh pada ambulans yang membawa Andrew. Ia tak sadarkan diri setelah tak mampu menangkap ayahnya Shawn yang memilih melompat dari ketinggian 15 meter lebih langsung ke lantai beton bersama Rohan K
Ares bahkan sempat mencegat Andrew tapi yang ditunjukkan sahabatnya itu hanyalah tatapan kebencian. Ia pergi tanpa ada siapa pun yang bisa mencegahnya. Andrew ternyata pulang ke Boston tapi The Seven Wolves terutama Jayden terus mengejar dirinya.Andrew pun tak lama menghabiskan waktunya di mansion sang Ayah, ia bahkan tak hadir saat pembacaan warisan yang memberikan seluruh harta milik Shawn Miller padanya. Andrew berhenti datang ke sekolah dan mulai menghilang. Ia lari dari asrama sekolah dan tak pernah kembali ke penthouse mewah di Belligers lagi.Andrew sempat menyelinap masuk ke dalam apartemen ayahnya yang dijaga oleh anggota Golden Dragon. Ia hanya ingin mengambil barang peninggalan ayahnya yaitu sebuah album lagu dalam bentuk vinil milik mendiang ibunya dan sebuah foto milik orang tuanya yang diambil oleh neneknya Kiriko Matsui.Setelah mendapatkan yang diinginkannya, Andrew hendak menyelinap lagi keluar sebelum ia melihat Nana Tantria ternyata tidur di
“Nona, biar aku saja yang membersihkannya ya,” ujar seorang pelayan paruh baya pada Kiran. Tangan lembutnya sedang membersihkan sebuah grand piano di ruang bersantai di sebuah rumah mewah. Ia adalah Kiran Kanishka, putri bungsu Yousef Kanishka yang cantik jelita. Kiran berpenampilan sangat sederhana jika di rumah. Tapi jangan memandangnya remeh, ia adalah salah satu Jaksa Muda Penuntut Umum yang baru berusia 24 tahun.“Jangan Bibi, aku bisa melakukannya,” jawab Kiran terus mengelap grand piano itu dengan tersenyum.“Tapi bukankah Nona bilang mau keluar hari ini?” Kiran menoleh pada Pelayan itu dan tersenyum menggelengkan kepalanya.“Ayah akan pulang hari ini, jadi aku tidak boleh kemana-mana dulu. Nanti aku baru berangkat jika Ayah sudah pulang.” Kiran masih tersenyum cantik dan berhati-hati membersihkan piano tersebut sampai tuntas. Pelayan yang dipanggil Bibi itu hanya bisa menggelengkan kepalanya.Ibunda Kiran adalah warga negara Inggris. Tapi sayangnya ia tidak menikah dengan Yous
Dalam semalam, hidup Kiran Kanishka berubah. Ia yang tak punya pacar ataupun kekasih dulunya kini malah memilik seorang suami dalam beberapa jam saja. Usai sah menjadi suami istri, kini Kiran harus ikut Shawn untuk dibawa ke rumahnya.Penutup kepala Kiran bahkan tak dibuka saat ia dibawa masuk ke dalam sebuah mobil bersama seorang pelayan yang sudah dianggapnya sebagai Bibinya. Sementara Shawn hanya melihat saja seorang wanita yang tidak ia kenal dimasukkan ke dalam mobil dan dibawa pergi menuju mansionnya.“Jika daftar itu palsu aku akan membatalkan pernikahan ini, Admiral!” ujar Yousef pada Shawn yang akan menuruni tangga rumahnya. Shawn yang masih memakai pakaian pengantin lalu berbalik dan menaikkan ujung bibirnya.“Jika kamu menipuku dan tidak menyerahkan rudalnya. Aku akan membunuhmu!” ancam Shawn balik pada Yousef. Shawn lalu berbalik dan masuk ke dalam mobilnya dan segera pergi dari lobi mansion Kanishka. Ramdash, anak tertua Yousef lantas mendekati ayahnya dan sedikit berbidi
Blue Handerson mungkin hanyalah ajudan Shawn Miller tapi ia juga tak tega melihat ada seorang wanita yang disimpan atasannya itu di rumahnya tanpa dikunjungi sama sekali.Berbekal beberapa kue buatan kekasihnya Emma Webster, Blue datang ke mansion Shawn yang sedang memimpin misi untuk mengamankan rudal yang hilang itu. Sudah satu minggu lebih, Shawn tak pulang ke rumahnya. Ia sibuk di kapal induk dan memimpin skuadron tempur untuk latihan dan misi rahasianya.Tanpa ijin dan sepengetahuan atasannya, Blue datang dengan sebuah tentengan untuk Kiran Kanishka, sebagai tanda perkenalan. Wanita itu akan diceraikan Shawn dalam beberapa hari ke depan. Tak ada salahnya menyapa selain ia juga penasaran seperti apa wajah sang wanita jaminan.“Selamat pagi Bibi Shimla, aku membawakan kue untuk Nyonya Kiran dari kekasihku. Sebagai hadiah,” ujar Blue dengan ramah memberikan bungkusan kue kering buatan rumah pada Shimla Sharma.“Wah ini pasti sangat enak.” Blue tersenyum saja pada pujian pelayan itu
Dua hari sebelum perjanjian usai, ajudan Shawn yaitu Blue berjalan dengan cepat masuk ke dalam ruangan Shawn untuk melapor. Shawn langsung mengangkat matanya dan hendak bertanya namun berita yang dibawa oleh Blue lebih mengejutkan.“Daftar itu palsu!” ujarnya singkat dengan wajah menggeram.“Apa!”“Daftar yang diberikan oleh Menteri Baker padamu adalah palsu, Admiral!” lanjut Blue dengan nada tegas yang sama. Shawn langsung berdiri dan membesarkan matanya.“Aku sudah memeriksa daftarnya dan dia memberikan kita daftar yang palsu. Tim ahli sudah memeriksanya. Dan kita membuat daftar palsu pada daftar palsu!” sambung Blue lagi.BAM- tangan Shawn dengan cepat meninju meja kerjanya dengan wajah menggeram kesal.“Dia menipuku, dasar brengsek!” umpat Shawn dengan napas sedikit tersengal marah.“Apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya Blue kemudian. Shawn masih bernapas sedikit lebih cepat dan tampak berpikir.“Lalu kenapa Kanishka diam saja? Dia tidak memberiku kabar apa pun sama sekali
“Admiral, aku sudah memeriksa daftar itu dan semuanya asli. Sekarang, aku meminta putriku kembali!” ujar Yousef tanpa memulai sedikit basa basi dengan Shawn kala menghubunginya.Shawn mendengus sambil menyandarkan punggung dan kepalanya ke sandaran kursi penumpang sambil menyengir sinis.“Kamu pikir aku bodoh, Kanishka? Apa kamu pikir aku akan jatuh pada perangkapmu?” jawab Shawn dengan nada rendah dan dalam. Suara husky dan sedikit serak milik Shawn seakan membungkam Yousef yang sedikit terdiam.“Kenapa diam? Jika daftar di tanganku ini palsu, aku akan membunuhmudengan tanganku sendiri!” geram Shawn dengan suara makin rendah.“Hahahaha!” Yousef tertawa mengejek Shawn dan itu membuat Shawn jadi makin menggeram kesal.“Admiral, aku salut dengan kepintaran ajudanmu mencari tahu soal aku. Katakan padaku, jika Mahkamah Militer mengetahui apa yang kamu lakukan selama ini, apa mereka akan melepaskanmu?” Yousef balik bertanya dengan nada mengejek. Shawn makin menggeram karena kartu truf-nya
Dua Hari Sebelumnya,Hongkong sebenarnya juga terkenal dengan surganya hiburan malam dan para penghiburnya. Tapi Shawn tak pernah sembarangan memakai wanita untuk menjadi teman tidurnya.Ia tahu resikonya menjalani seks bebas. Jadi, ia tak mau ambil resiko dengan tidur dengan sembarangan wanita. Sudah dua malam Shawn berada di Hongkong dan ia berusaha tak kelepasan untuk memesan wanita. Maka agar bisa mengalihkan pikirannya, ia berlatih menembak dan fisik di pangkalan militer US di Hongkong.Shawn tak bisa pulang sebelum mendapatkan daftar rahasia itu dari Jayden Lin, pemimpin gengster Golden Dragon yang ia ajak bekerja sama. Dan ia baru mendapatkan kabar saat tengah berlatih menembak. Blue datang dengan sebuah ponsel dan menyampaikan pesan yang diberikan oleh Jayden Lin padanya."Aku sudah mendapatkan Lupen, kapan kita bertemu?" tanya Jayden tanpa mengucapkan salam apapun sama sekali."Sekarang, aku harus dapat daftar itu sekarang
"Aku tidak punya obat bius, Dubrey. Aku sudah menghabiskannya untukmu tadi!" sahut Shawn masih dengan nada datar yang sama. Sementara Josh sibuk menahan rasa sakit dan darah yang sudah mengalir deras. "Aku tidak tau..." "Aku tau kamu orang Kanishka. Katakan padaku di mana rudalnya atau aku benar-benar akan mematahkan tulangmu sekarang!" ancam Shawn dengan nada rendah dan menakutkan. Josh mencoba bernapas diantara rasa syok yang menghampiri tubuhnya. "Delaware... sungai croocks...!" Josh menangis kesakitan sementara Shawn lalu menoleh pada Blue yang mengangguk mengerti. Ia segera menghubungi seorang perwira yang ditugaskan Shawn untuk membawa kembali rudal tersebut. Sepuluh prajurit angkatan laut kemudian bersiap naik ke dalam salah satu helikopter dan berangkat ke tepi sungai yang dimaksud. Shawn menunggu beberapa saat sampai ada laporan bahwa rudak tersebut di temukan. Sementara tangan Josh diletakkan dalam kubangan es untuk meredakan sakitnya. Tapi