Share

Berangkat bersama.

"Apa kau akan terus berdiam di situ?" sindir Bastian melirik istrinya yang masih bingung.

"Eh iya, Tuan." Bee mengekor Bastian.

Gadis itu berjalan dengan mulut komat-kamit seperti dukun baca mantra atau lebih tepatnya merapalkan doa. Perjalanan dari vila menuju kota cukup jauh artinya selama itu juga dia akan duduk di samping suaminya.

"Hem, bagaimana kalau dia tiba-tiba dia mengamuk? Lalu menerkamku." Gadis itu bergidik ngeri. Pikirannya sudah berkelana kemana-mana membayangkan sang suami yang kemasukan lalu menerkam dirinya.

Keasyikan melamun hingga Bee tak sadar jika suaminya berhenti dan alhasil gadis itu menabrak dada bidang suaminya.

"Aduh, ampun deh." Bee mengusap keningnya. "Itu dada apa batu sih, Tuan? Keras sekali." Dia menekan-nekan dada Bastian yang terasa keras.

"Ck, jangan pegang-pegang," ketus Bastian menyingkirkan tangan istrinya.

"Hehe, maaf, Tuan Suami. Sengaja." Dia cenggesan sambil mengerjabkan matanya berkali-kali.

"Berjalan sejajar denganku!" perintah Bas
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status