Share

Terima kasih.

last update Huling Na-update: 2023-08-29 11:05:40

Bee menatap dengan senyum amplop yang diberikan Julio tadi. Rasanya seperti bermimpi jika sang suami memberinya kesempatan untuk melanjutkan kuliah.

"Tuan Suami, terima kasih."

Tubuh Bastian seketika menegang ketika wanita itu memeluk dirinya. Jujur saja dia terkejut dan seperti kehilangan kesadaran.

"Ck, jangan peluk-peluk." Bastian mendorong kening gadis itu menjauh. Bulan karena dia jijik tetapi tidak baik untuk kesehatan jantungnya.

"Cih, dasar pelit," cibir Bee kesal.

Lalu gadis itu senyam-senyum tdiak jelas saat mengingat ternyata suaminya baik juga. Walau dingin dan kejam tetapi sesungguhnya lelaki ini tak sejahat yang dia pikirkan.

"Tuan Suami, sekali lagi terima kasih, ya. Kau sudah mengizinkan aku kuliah. Aku berjanji akan menjadi mahasiswa terbaik dan mendapatkan nilai tertinggi untuk menyenangkan hatimu," ucap Bee dengan senyuman sumringah dan bahagianya.

Bastian tak merespon dia masih menyibukkan dirinya dengan berkas di atas mejanya. Tanpa Bes sadari lelaki yang berstatus suaminya itu menyembunyikan senyum tipis sangat tipis sehingga Bee tak menyadari jika suaminya sedang tersenyum melihat tingkahnya.

'Dasar gadis bodoh, semudah itu membuat dia bahagia,' batin Bastian sambil menggelengkan kepalanya.

"Tuan Suami, karena aku sedang bahagia. Jadi aku ingin memberikan sesuatu untukmu," ucap Bee lagi.

Bastian melirik istrinya dengan kening mengerut heran.

"Sesuatu apa?" tanya lelaki itu.

"Kau ingin minta apa?" tanya gadis itu balik. Dia sebenarnya tidak tahu mau memberikan apa sebagai ucapan terima kasih pada suaminya. Intinya saat ini Bee bahagia karena bisa mengeyam bangku kuliah.

Bastian tersenyum smirk dengan tangan yang terlipat di dada.

"Layani aku di atas ranjang," pinta Bastian.

Mata Bee membulat sempurna. Pikirannya sudah berkelana di mana-mana. Tidak, tidak. Dalam surat perjanjian mereka tidak ada yang namanya saling melayani di atas ranjang.

"Maaf, Tuan. Permintaan itu tidak berlaku. Silahkan cari yang lain," jawab Bee dengan wajah merah merona.

"Heem, katanya mau berterima kasih sama suami?" sindir Bastian.

"Tetapi tidak harus melayanimu di atas ranjang. Jangan lupa, Tuan. Pernikahan kita hanya di atas kertas, kau juga sudah berjanji tidak akan menyentuhku selama surat perjanjian itu masih berlaku. Dan aku tidak mau menjadi janda kadung saat kita berpisah nanti."

Bagai terhampar oleh ucapan sang istri, Bastian songk terdiam. Dia benar-benar lupa dengan surat perjanjian tersebut, padahal dia sendiri yang membuat poin-poin penting itu.

Wajah Bastian langsung dingin dan dia kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Tuan Suami, apa kau marah padaku?" Bee mengintip wajah Bastian.

Namun, lelaki itu diam saja tanpa peduli dengan panggilan istrinya. Dia ingin memfokuskan diri pada pekerjaan tanpa memikirkan hal lain.

"Iya sudah, kalau begitu aku istirahat duluan, Tuan Suami. Sekalian mau persiapan ke kampus besok. Terima kasih, selamat malam."

Bee mengecup pipi lelaki itu secepat kilat lalu melenggang keluar dari ruang kerja Bastian sebelum suaminya itu mengamuk karena tingkah dirinya.

Julio yang kebetulan ada di sana memalingkan wajahnya ke sembarangan arah, dia salah tingkah melihat Bee yang mencium pipi Bastian.

Bastian terdiam sejenak. Jantung lelaki itu berdegup kencang. Sial, bibir gadis itu berhasil membuat gairahnya terasa membuncah di dalam dada.

"Julio, keluar!" usirnya.

"Baik, Tuan." Julio membungkuk hormat sebelum akhirnya keluar dari ruangan Bastian.

Setelah Julio keluar dari ruangannya, Bastian menyentuh pipinya. Lelaki itu tersenyum gemas membayangkan ciuman istrinya tadi. Sederhana, tetapi berhasil membuat dirinya salah tingkah.

Sejenak lelaki itu terdiam sambil menatap kosong kearah langit-langit ruangannya. Jujur saja dia bosan dengan kehidupannya yang datar, sunyi dan senyap.

Lelaki itu mengenang masa lalunya. Masa kelam di mana dirinya serasa di hempaskan oleh kenyataan yang membuat dirinya seperti ini.

"Alena, ke mana kau pergi? Kenapa kau tega meninggalkan aku sendirian?" tanyanya terdengar lirih.

Lelaki itu menyandarkan punggungnya di kursi kebesaran. Sesekali dia menghela nafas pelan lalu dia hembuskan kembali. Sesak, jika mengingat masa lalu yang sebenarnya tak ingin dia ingat lagi. Rasa sakit yang tertanam di dadanya telah membawa dia mencengkram penyangga kursi tersebut. Dia gantungkan segala rasa sakit di sana.

"Kau akan lihat bagaimana penderitaan adikmu," ucapnya penuh penekanan. "Aku akan balaskan semua rasa sakit ini pada adikmu. Apa yang sudah kau lakukan padaku akan ku turihkan luka dalam di hati adikmu." Dia memejamkan matanya sejenak.

Di saat dirinya sungguh nencintai seseorang tetapi justru dia di khianati dan di sakiti seperti tak berperikemanusiaan. Itulah, sebabnya kenapa dia menjerat Bee dalam pernikahan di atas kertas dan menjadikan gadis tersebut sebagai alat penebus hutang kedua orang tua nya.

.

.

Bee bangun pagi sekali. Wajah bahagia yang sumringah mengiringi keceriaannya pagi ini.

"Akhirnya aku bisa kuliah juga," ucapnya dengan semangat.

Gadis itu melipat selimut yang dia gunakan sebagai alas tidurnya. Dia masih tidur di lantai sesuai perintah sang suami. Bee sejenak menatap wajah Bastian yang masih terlelap nyaman di atas ranjang.

"Terima kasih, Tuan Suami. Tidak apa kau menganggapku sebagai alat penebus hutang. Tetapi aku tahu jika sesungguhnya kau adalah pria baik. Aku berjanji akan membuatmu jatuh cinta padaku. Kalau kau tidak mau jatuh cinta padaku, ku sumpahi kau biar jatuh dari ranjang," celetuk gadis itu cekikikan sambil menutup mulutnya menahan tawa serta membayangkan sang suami yang jatuh dari ranjang.

Bee menyimpan bantal dan selimut itu di atas sofa. Dia membersihkan diri di kamar mandi, sebelum menyiapkan semua keperluan suaminya.

Bee keluar dari kamar dengan pakaian lengkap. Dia tampak semangat sekali di hari pertama kuliah.

"Selamat pagi, Nona Muda," sapa para pelayan membungkuk hormat ke arah gadis tersebut.

"Selamat pagi semua. Jangan lupa awali pagi kalian dengan sarapan," sahut Bee sambil melambaikan tangannya seperti seorang model yang berlengak-lengok di atas karpet merah.

Para pelayan terkekeh melihat tingkah gadis tersebut. Sejak kedatangan Bee di vila mewah ini, suasana menjadi ramai.

"Selamat pagi, Nona," sapa Julio juga.

"Pagi, Kak," balas Bee.

Gadis itu melangkah menuju dapur dan dan di ikuti oleh para pelayan. Dia mengambil beberapa sayuran di dalam kulkas dan siap untuk memasak.

Bee menyajikan makanannya di atas meja dan di bantu oleh beberapa pelayan. Begitulah setiap pagi, sang suami menjadikan dirinya seperti budak. Lelaki itu tidak mau makan jika bukan dia yang memasak. Entah apa kelebihan masakan istrinya di banding masakan para koki senior di vila tersebut.

Tampak Bastian berjalan menuju meja makan dengan pakaian lengkap dan wajah tampan tetapi dingin. Para pelayan langsung berbaris rapi menyambut sang tuan rumah termasuk Bee dan Julio.

"Selamat pagi, Tuan," sapa mereka bersamaan.

Lelaki itu tak menjawab dia duduk di kursi yang Bee tarik untuknya. Dia sarapan sendiri tanpa peduli dengan para pelayan yang mengawasi dirinya seperti raja.

"Heem, Tuan. Saya izin berangkat duluan," ucap Bee melirik arloji di tangannya.

"Berangkat denganku!" Lelaki itu langsung berdiri tanpa menyelesaikan makannya.

"Hah?"

Bersambung....

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Wati Fasia
next up Thor di tunggu
goodnovel comment avatar
Wati Fasia
Lanjutkan Thor... aku tunggu
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Istri Kecil CEO Dingin   Ekstra part

    Beberapa tahun kemudian....Bastian menatap kue ulang tahun yang bertulisan angka 26 di atasnya. Dia mengerutu kesal. Bagaimana tidak? Istrinya baru berusia 26 tahun. Sedangkan dia sudah berusia 42 tahun. Ahhh jauh sekali selisih usia mereka. Ingin rasanya Bastian mempermuda dirinya agar serasi dengan Bee. Bee semakin hari semakin cantik. Pesonanya membuat siapa saja yang melihatnya terkagum-kagum. Sedangkan Bastian semakin hari semakin tua, bagaimana dia tidak mengerutu kesal. Apalagi jika dibandingkan, mereka bagai kakak dan adik saja. Bukan pasangan suami istri."Dad, kenapa lama? Kapan kita beri Mommy surprise?" gerutu putra sulung Bee dan Bastian. "Tunggu sebentar, Son!" Bastian mengambil kaca. Dia menatap wajahnya di cermin."Masih tampan. Tidak berkeriput. Tapi kenapa serasa sangat tua dari istriku," protes Bastian dalam hati. "Son, coba lihat wajah Daddy. Apakah Daddy ini sangat tua?" tanya Bastian pada putranya yang baru berusia enam tahun itu."Daddy memang tua," sahut B

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 121. IKCD (Ending)

    Acara panjang itu cukup menguras waktu dan tenaga. Apalagi dengan tamu undangan yang mencapai ribuan orang. Tentu tamu dari Eric, Bastian, Bram dan Lucas bukanlah orang-orang biasa. Mereka penjabat serta pembisnis yang sudah lama mengenal keempat pengusaha ternama itu. Bastian menggendong tubuh istri kecilnya masuk ke dalam kamar. Sementara ketiga anak kembar mereka masih diurus oleh Dominic dan Milly yang ingin menghabiskan waktu bersama ketiga cucu kembarnya. "Hubby, apa aku berat?" Bee melingkarkan tangannya di leher sang suami. "Hem, tidak. Kau ringan!" sahut Bastian. Bee merebahkan kepalanya di dada bidang Bastian. Rasanya masih seperti mimpi bisa memeluk tubuh kekar suaminya itu. Setelah banyak kejadian yang mereka alami, kini keduanya bisa menikmati kebahagiaan yang telah lama hilang dari pandangan mata. Bastian meletakan tubuh kecil istrinya di atas ranjang. Jika dulu malam pertama mereka berbeda, maka malam ini akan dia membayar segala kesalahan yang ada di masa lalu.

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 120. IKCD

    Beberapa bulan kemudian. Keempat wanita cantik tengah menatap pantulan diri mereka di depan cermin. Mereka mengenakan gaun pengantin dengan warna dan model yang sama. Rambut mereka sengaja digerai indah dengan mahkota yang tertanam di atas kepala keempatnya. "Nak," panggil Santa. Santa menatap Bee dan Chaca dengan tatapan kagum. Kedua wanita muda yang masih bertahan mahasiswa ini adalah para menantu kesayangan yang membuat dirinya seperti memiliki anak perempuan. "Iya, Mom." Hari ini, Eric, Bastian, Lucas dan Bram akan melangsungkan pernikahan secara bersamaan. Eric dan Santa memutuskan untuk kembali bersama dan berusaha melupakan kejadian lampau yang pernah memisahkan mereka berdua. Eric dan Santa tak mau egois karena Bastian dan Bram meminta agar rujuk untuk mewujudkan impian keluarga bahagia. Sementara Bastian ingin membuat pesta pernikahan mewah agar semua dunia tahu bahwa Bee adalah istri kecilnya. Dia ingin menebus satu tahun yang lalu ketika menikahi Bee tanpa kehadiran k

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 119. IKCD

    Tata terdiam saat mendengar penjelasan dari Lucas. Pantas saja selama ini kakaknya itu selalu tak mau membahas Lucas. "Apa Kakak masih mencintai Kak Tania?" tanya Tata. Tata akan melepaskan Lucas jika memang lelaki ini masih mencintai kakaknya. Dia tak mau menjadi penghalang untuk kebahagiaan sang kakak. Sebab dia tahu jika selama ini Tania berusaha bangkit dari semua perasaan bersalah. "Sayang." Lucas mengenggam tangan Tata. "Perasaanku pada Tania sudah hilang sejak malam panas kita. Kau adalah wanita yang sekarang memiliki sepenuh hatiku. Ini bukan gombalan, tetapi ini perasaan yang aku rasakan," ucapnya tersenyum lebar seraya menyatukan tangan mereka. Tata menatap bola mata Lucas berusaha mencari kebohongan melalui mata lelaki itu, tetapi yang dia temukan adalah ketulusan. "Tapi Kak Tania masih cinta sama Kakak," ucap Tata tersenyum kecut. Lucas terkekeh pelan. Dia tahu jika Tania masih mencintainya. Namun, perasaannya pada wanita itu memang sudah tak ada lagi sejak kita berp

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 118. IKCD

    Santa memeluk Bee dengan rasa bahagia penuh. Akhirnya setelah menunggu sekian lama dia bisa lagi melihat senyum manis wajah menantu cantiknya ini. "Mommy takut sekali melihatmu, Nak," ucapnya mengusap bahu wanita itu. "Mom." Bee melepaskan pelukannya pada Santa. "Apa kabarmu?" tanyanya tersenyum lembut. Wanita ini sudah seperti anak kandungnya sendiri. Sementara Milly dan Dominic hanya bisa saling memeluk satu sama lain. Mereka ingin sekali berhambur ke arah Bee lalu mengatakan jika rindu wanita itu. Akan tetapi, Bee masih marah dan tak mau bicara pada mereka, lantaran masa lalu yang sulit dijelaskan. "Mommy baik, Nak," jawab Santa sembari mengecup kening Bee dengan haru. Lalu Bee melirik ke arah kedua orang tua kandungnya. Ada rasa marah dan kecewa di hati wanita cantik itu, tetapi tak bisa dipungkiri bahwa ada rindu juga yang mengemban dalam dadanya. "Daddy, Mommy!" panggil Bee. Kedua orang itu terkejut ketika dipanggil oleh anak yang sudah lama mereka rindukan kehadirannya.

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 117. IKCD

    "Ini, Bas!" Lucas memberikan botol kecil pada Bastian. "Apa ini?" tanya Bastian bingung. "Obat penawar racun," jawab Lucas. "Cepat suntikan pada Bee!" suruhnya. Semua keluarga berkumpul di vila mewah Bastian kecuali Kenzo, sejak tadi lelaki itu tak jua muncul. Entah ke mana dia pergi? Dengan siapa dan sedang berbuat apa? Mata Bastian berkaca-kaca dia menatap kedua lelaki yang tenang tersenyum padanya. "Terima kasih, Lucas." Bastian memeluk sahabatnya. Sekian lama hidup dalam kemarahan dan kekecewaan, akhirnya dia bisa mengakhiri rasa marah dan dendam yang menghantam dadanya. "Sama-sama, Bas. Semoga kau dan Bee hidup bahagia selamanya. Jaga dia dengan baik," ucap Lucas melepaskan pelukan Lucas. "Pasti. Itu adalah tugas dan tanggungjawab ku," sahut Bastian. "Kak.""Bram." Bastian dan Bram saling memeluk erat. Kakak beradik yang pernah selisih paham karena sebuah kondisi dan keadaan, kini kembali saling memberi maaf. "Terima kasih, Bram," ucap Bastian. Tanpa malu pria itu menang

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 116. IKCD

    "Argh!" Julio tersungkur sambil memegang kakinya yang tertembak. Tata dan Chaca membuka matanya. Keduanya terkejut karena melihat Julik yang tersungkur dengan darah mengalir dari bagian kakinya. "Cepat tangkap dia!" perintah Kenzo. "Baik, Tuan," sahut ketiga anak buah suruhan Kenzo yang mengangkat Julio berdiri. "Hai, Julio!" Kenzo menyunggingkan senyum liciknya. Bukannya takut Julio malah membuang ludahnya yang bercampur darah ke atas lantai. "Sekarang Anda tahu siapa saya, Tuan?" Julio membalas dengan senyuman mengejek. "Tidak hanya tahu, tetapi mengenal siapa kau sebenarnya, Julio. Kau tahu, aku tidak akan membiarkanmu bernapas dengan baik setelah menyakiti adikku," ucap Kenzo. Lucas dan Bram berhambur ke arah Tata dan Chaca. "Sayang." Tata memeluk sang kekasih sambil menangis ketakutan. "Jangan takut, sekarang sudah aman," ucap Lucas menenangkan. "Swetty." Bram mengangkat tubuh kecil Chaca. "Kakak," renggek Chaca. Wajah gadis itu sampai pucat karena ketakutan. Dia piki

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 115. IKCD

    Tata dan Chaca saling berpelukkan karena ketakutan melihat tatapan mata Julio yang seolah ingin menelan mereka hidup-hidup. "Ta, aku takut," renggek Chaca menangis hebat. "Ck, kau pikir aku berani?" ketus Tata yang juga sebenarnya takut. Julio berjalan ke arah dua wanita itu sambil membawa belatuk di tangannya. Wajahnya tampak merah penuh amarah, tangan mengepal dengan rahang yang mengeras menandakan bahwa dia benar-benar sedang marah. "Kalian mencari masalah dengan saya, Nona!" tekan Julio mengarahkan belatuk itu ke arah Tata dan Chaca. "Kak Julio, ampun, maaf," mohon Chaca. "Kami hanya menyelamatkan Bee," sahutnya beralasan. Julio menarik sudut bibirnya merasa terkecoh dengan ucapan gadis di depannya ini. "Kalian adalah target selanjutnya. Saya akan membuat kalian seperti nona Bee, atau bahkan lebih dari nona Bee karena sudah berani bermain-main dengan saya!" Pria itu berjalan menghampiri Tata dan Chaca yang sudah ketakutan dengan wajah pucat mereka. "Kak Julio, ka-u tidak i

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 114. IKCD

    "Apakah mereka aman?" tanya Bram yang mulai tak tenang. "Kenapa mereka seperti panik?" Lucas menunjuk ke arah manson mewah itu. Dia juga panik dan takut terjadi sesuatu pada kekasih kecilnya. Kenzo memutar bola matanya malas. Kedua sahabatnya itu sudah dikasih tahu, masih saja tidak paham dan tenang. "Mungkin mereka sudah tertangkap!" sahut Kenzo asal. "Apa maksudmu?" tanya Bram dan Lucas bersamaan sambil menatap Kenzo tajam. Kenzo bergidik ngeri, niat hati bercanda kenapa malah membuat bulu berdiri? "Aku bercanda," sahut Kenzo memutar bola matanya malas. "Mereka sedang menjalankan misi." Bram kembali melihat ke arah mansion. Jika saja tadi tidak dicegah oleh Kenzo, sudah pasti pria itu akan keluar dari mobil dan berlari menemui kekasih kecilnya. "Hubungi anak buah agar segera menyusul ke sini!" perintah Kenzo. "Kau memerintahku?" Bram menatap tajam sahabatnya itu. "Bukan. Tapi menyuruh!" ketus Kenzo. "Cepat hubungi!" titahnya lagi. "Iya!" Bram mengotak-atik ponselnya dan m

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status