Kenzo terlihat sedih, dan dia hanya bisa melepaskan kepergian Erica. Setelah keluar dari pintu itu, Erica menghentikan langkah kakinya seraya menghela napas.“Sebisa mungkin aku harus menghindari dia.”Erica kembali ke kelas, perhatian teman-temannya kini tertuju padanya termasuk Raisya. Teman-teman yang lain menghampiri Erica.“Eh, bukannya kamu dan Kenzo sudah putus, ya? Kok dia masih cari kamu sih?”Erica memilih untuk tidak menjawab pertanyaan salah satu temannya itu, padahal mereka sangat penasaran dengan jawabannya.“Sudah, kalian kembali ke tempat kalian. Erica sedang tidak ingin membahasnya,” kata Raisya.Erica membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah buku di dalam tasnya. Dia melihat dompetnya setengah terbuka, Erica memeriksa isi dompetnya dan terkejut melihat dompetnya terisi uang pecahan seratus ribu. ‘Kenapa ada banyak uang di dompetku?’ ucapnya dalam hati yang langsung teringat dengan Leonel.Saat Erica menghitung uang yang berada dalam tas itu, dia menemukan sebuah note
Tatapan Leonel menajam dan berubah menjadi dingin. Sedang Erica mematung melihat Kenzo berada di sisi Tiara tampak bahagia mengobrol dengan keluarga barunya.Eleanor mengangkat tangannya memberi isyarat agar Leonel dan Erica cepat kemari.“Apa yang kalian tunggu, cepat kemari,” kata Eleanor tersenyum.Erica mengatur napasnya. Leonel melirik pada Erica dan berbisik pelan.“Jika kamu ingin kita pergi, saya akan membawamu pergi.”Erica memutar kepalanya menatap Leonel dengan wajah tersenyum, seraya mengelus punggung tangan Leonel.“Jika aku pergi sekarang, maka aku kalah. Kita lanjutkan saja sandiwara ini, tidak enak juga pada orang tuamu.”Leonel tersenyum kecil seraya mangut pelan. Mereka pun melangkahkan kakinya mendekati mereka yang sudah duduk di sofa. Erica sama sekali tidak melihat ke arah Kenzo.“Ya ampun Erica, kamu makin cantik saja,” puji Sarah seraya meraih tangan Erica senang.“Erica, bagaimana suamimu. Aku harap Leo tidak menyulitkanmu,” kata Asher.“Leo, kamu harus lebih
“Kak Leo, ini tidak seperti yang Kakak pikirkan,” kata Erica.Leonel menarik tangan Erica menatap dingin kepada Kenzo.“Sebaiknya jaga sikapmu. Jika orang lain yang melihat akan membuat salah paham. Tapi, karena saya yang melihat saya membuat pengecualian. Kedua, Erica sekarang istri saya.” Leonel merengkuh pundak istrinya, dan mencengkeramnya erat.“Sebaiknya jaga sikapmu. Jika sampai saya melihat kamu mendekati istri saya lagi, bahkan sampai menyentuhnya. Maka kamu akan berurusan dengan saya!” kecam Leonel yang saat itu juga membawa pergi Erica meninggalkan kamar mandi.Kenzo hanya menatap kepergian mereka. Leonel mencengkeram tangan Erica dan menariknya paksa.“Kak, biar aku jelaskan.”“Kita bahas di rumah,” jawabnya pelan.Saat itu juga Leonel berpamitan kepada orang tuanya.“Loh kok, kalian sudah mau pulang?” tanya Eleanor menatap bingung kepada Leonel dan Erica.“Ma, jaga kesehatan Mama. Ingat apa kata Dokter, kami pulang dulu. Erica harus belajar,” kata Leonel.Erica tidak meny
Erica yang mendengar itu langsung mendorong tubuh Leonel. Dia merasa terhina mendengarnya.Namun, Leonel kembali menarik Erica dan memeluknya.“Tidak apa-apa, wanita kurus cantik. Tapi, saya ingin kamu sedikit lebih berisi. Jangan sampai orang tua saya mengira tidak memberikan kamu makan.”Pelukan hangat itu menyentuh kulit keduanya. Erica merasa tenang, tapi di sisi lain dia mengantuk. Lalu, Leonel melonggarkan pelukannya dan menyentuh wajah Erica dan tersenyum kecil.“Apa yang kamu sedang tertawakan?”“Tidak ada. Kamu cukup cantik,” kata Leonel meraih dagu Erica dan perlahan mencium bibirnya dengan lembut.Erica memejamkan matanya, perlahan tangannya bergerak dan memeluk Leonel, dia membalas ciuman itu. Lidah mereka saling menarik satu sama lain, sehingga terasa semakin menghangat.Ciuman itu terhenti saat Leonel mendaratkan bibirnya di leher Erica, memberinya sengatan kecil dan semakin terasa hangat yang perlahan membakar hasrat. Dan sentuhan itu turun ke bawah memainkan keindahan
Erica tercengang mendapatkan sebuah coklat dari sang suami. Ia terlihat seperti anak kecil yang baru saja dibujuk oleh ayahnya.“Ini coklat dari Eropa. Kamu tidak pernah memakan coklat buatan luar negeri bukan?”Erica mengecek label di belakangnya. Benar saja ini coklat dari luar negeri, Leonel menatapnya beberapa saat, sebelum dia pergi berganti pakaian.Erica yang masih duduk di meja, akhirnya membuka coklat itu. Dia memakan coklat itu, Erica terbelalak dengan rasa nikmat coklat itu.“Ternyata memang enak,” gumamnya.Leonel yang sudah berpakaian rapi kembali berdiri di hadapan sang istri.“Mau sampai kapan kamu duduk di situ, cepat ganti pakaianmu.”Erica tersenyum kecil.”Kak Leo, terima kasih atas coklatnya.”Leonel tersenyum kecil. Saat ketika dia hendak turun, kakinya tidak benar-benar menginjak membuat Erica terjatuh ke pelukan sang suami. Dan beruntungnya coklat itu tidak mengotori pakaiannya.Leonel memeluk pinggang sang istri, kedua mata mereka saling menatap satu sama lain,
Erica yang mendengar itu terkejut. Dia pun memikirkannya dan menebak kalau yang datang bibinya.“Apa kamu tahu siapa dia?” tanya Erica.Nuna menggelengkan kepala.”Tapi, seorang pria.”Akhirnya Erica menyerahkan piring-piring kotor itu kepada Nuna. Jadi, Erica pergi begitu saja. Erica keluar dari restoran, dia terkejut dengan kehadiran Kenzo di luar sana.Erica menghela napas menatap Kenzo.“Apa lagi sih?”Kenzo mendekat kepada Erica, tetapi Erica langsung menjauh mundur dua langkah.“Sudah aku duga, kamu masih bekerja di sini. Aku tidak bisa menghubungimu, dan aku hanya tahu kalau kamu ada di sini.”Erica menghela napas.“Aku memang sengaja memblokir nomor dan menghapusnya. Kamu tidak perlu mencariku lagi.”Erica aku sangat mencemaskanmu.“Leonel, dia tidak menyulitkanmu, bukan?”“Dia suami yang penyayang, tidak mungkin dia menyulitkan aku. Harusnya kamu sadar diri, orang yang menyulitkan aku adalah kamu, Kenzo. Jadi, sebaiknya kamu tidak perlu mencariku lagi.”Erica memutar tubuhnya,
Saat makanan datang, Leonel juga memilih untuk diam. Sampai mereka selesai makan malam. Erica menjadi tidak enak dan memperhatikan suaminya terus menerus. “Kak, kenapa Kakak diam saja?” tanya Erica. “Jadi, kamu ingin saya berbicara apa?” tanya Leonel. “Apa saja. Tadi Kakak, mau bicara denganku. Tapi, setelah membahas mengenai bos arogan, Kakak berubah menjadi semakin dingin. Apa aku salah bicara?” “Tidak.” Leonel menatap dingin Erica. Erica meneguk jus miliknya dan meminta air dingin juga. “Dia memang benar arogan kok, anak-anak juga tidak senang sama owner. Dia hanya bisa memerintah di belakang layar, dan hanya mengontrol lewat cctv. Selain itu dia selalu mengganti kebijakan tanpa memikirkan hati karyawan.” Leonel menurunkan gelas di meja sedikit kasar. Erica sedikit terkejut dan menatap suaminya. “Kak, kenapa Kakak marah?” “Saya tidak marah. Jika sudah selesai ayo kita pulang.” Erica menghela napas. Leonel membayar semua makanan itu dan pergi begitu saja. “Jelas-jelas dia
“Kami yang memesan semua ini untukmu. Ini reward karena kamu selalu rajin,” jawab Pak Rully.Erica yang mendengar itu tidak bisa berkata-kata. Namun, dia juga senang.“Pak, ini serius, kan?” tanya Erica.Pak Rully dan Bu Maria tersenyum seraya menganggukkan kepala. Sementara itu di luar sana Erica menjadi perbincangan teman-temannya.“Pak, Bu, tapi kenapa hanya aku saja? Teman-teman yang lain tidak mendapatkannya. Caca jadi tidak enak sama teman-teman yang lain,” kata Erica.“Sudah jangan pikirkan,” kata Pak Rully.“Ca, bagaimana dengan tawaran kami? Saya dan Pak Rully sudah berdiskusi kalau kamu tetap kerja di hari yang sama. Tapi, kamu tetap menjadi admin. Tenang saja, tidak akan pusing kok. Kan sudah ada admin satunya, kamu hanya memback up saja. Bagaimana?”Erica memikirkannya kembali.“Kamu sedang butuh uang bukan. Ayo pikirkan lagi, kapan lagi kamu mendapatkan tawaran baik ini.”Erica memikirkannya. Bu Maria dan Pak Rully juga memberitahu info gajinya, dan Erica cukup tergiur. D