Share

5. Presdir Kejam

Author: Roro Halus
last update Last Updated: 2024-05-02 20:38:40
Masih tertegun dengan keadaan tiba-tiba itu, Cesa melihat Diandra masuk dengan mata merahnya.



"Cesa! Kau?!" kagetnya.



"Tante Di, Cesa—"



Ucapan Cesa terputus karena bingung harus berkata apa.



Terlebih, Diandra tiba-tiba histeris dan meneteskan air mata. "Teganya kamu, Sa! Aku berfikir kamu gadis baik-baik, kenapa kamu justru merebut suamiku?"



Zevin yang sudah tertidur, bahkan terbangun.



Pria itu langsung berdiri dan menghampiri Diandra yang ada di depan Cesa.



"Maafkan aku! Aku tak bisa menolak perintah Mama!"



Namun, Diandra menangis semakin kencang sambil memukuli dada suaminya, "Teganya kamu menyakiti aku, Mas!"



"Cesa hanya akan di sini sampai dia melahirkan anak untukmu, Di!" kata Zevin datar pada Diandra walau hanya berdiri tanpa merengkuh istrinya.



"Tetap saja aku sakit, apa tidak bisa adopsi saja, Mas? Aku tidak rela melihatmu dengan perempuan lain!" manja Diandra.



"Tidak!" lembut Zevin menenangkan Diandra.



Perlakuan Zevin pada Diandra sungguh berbeda dibandingkan pada Cesa!



Gadis itu sampai merasa melihat dua orang yang berbeda.



Bagaimana beruang kutub yang kaku, kejam dan menyeramkan berubah menjadi beruang taman ria?



Cesa hanya bisa melihat drama di depannya dengan terbengong.



Hanya saja, entah mengapa, kesadaran dirinya sebagai istri kedua yang menyusup di antara kedua orang itu—menyesakkan dada.



Terlebih saat Zevin mengatakan tugasnya hanya memberi anak pada tante Diandra.



Meski tak salah, ada sedikit rasa hati tidak terima.



"Jangan sedih, jangan diambil hati, jangan menggunakan hati, dan kamu harus kuat, Cesa!" batin Cesa menyemangati dirinya sendiri.



Sejujurnya, dia ingin sekali keluar dari kamar ini.



Namun, ke mana?



Ruang tamu?



Atau ke kamar tante Vivian?



Cesa menggelengkan kepala cepat.



Bisa-bisa, akan ada keributan di mansion itu.



Cesa menjaga agar masalah rumah tangga mereka bertiga tidak keluar didengar orang lain.



Mencari aman, Cesa lantas memilih memasuki kamar mandi yang baru beberapa jam lalu dia gunakan untuk mandi.



Diambilnya bantal dan tidur bath-up meski dingin dan tidak empuk sama sekali.



Entah apa yang suami dan istri pertamanya itu lakukan setelahnya, Cesa sayup-sayup mendengar suara erangan dari kamar itu.



Hanya saja, Cesa merasa suara desahan Zevin … begitu familiar?



Seperti suara pria yang merenggut mahkotanya?



"Tidak mungkin, Dasar bodoh!" rutuk Cesa pada dirinya.



Bukankah katanya Diandralah yang menghabiskan malam dengan pria itu kemarin? Pikir Cesa



Ceklek!



Cesa membulat sempurna saat pintu kamar mandi tiba-tiba terbuka.



Dia melihat Diandra masuk ke dalam kamar mandi tanpa sehelai benangpun.



Tak ada bekas merah di tubuhnya, tetapi Diandra berjalan dan berlenggok terlihat elegan, hingga akhirnya duduk di samping bath up.



Diandra tiba-tiba menyeringai menatap Cesa yang masih terkejut.



"Pelacur kecil, kau tidak akan pernah mendapatkan suamiku! Dia sangat mencintai aku!" sombongnya.



"Maksud tante?" tanya Cesa, tak mengerti.



Bugh!



Dengan tiba-tiba Diandra menjambak rambut panjang Cesa yang tergerai.



"Arrkhh, Tan!"



"Apapun rencanamu, kamu tidak akan pernah mendapatkan suamiku! Camkan itu!" ucap Diandra dengan penuh penekanan tepat di depan wajah Cesa.



"Aku tidak punya rencana apapun, Tan," jawab Cesa dengan mata tajamnya, "Lepaskan tangan, Tante!"



Cesa tak ingin siapapun merendahkannya, termasuk Diandra.



Diandra yang melihat keberanian Cesa semakin menyeringai dan melepaskan tangannya sekaligus memberikan satu tamparan keras.



Plak!



"Ups, sorry!" kata Diandra.



Cesa meredam amarahnya sambil memegang pipinya yang terasa panas.



Dicobanya mengerti perasaan Diandra yang sangat sakit.



"Kali ini aku memafkan kelancangan, Tante! Perlu tante ingat, aku juga istri Om Zevin!" tegas Cesa sambil berdiri.



Tanpa memperdulikan apapun, Cesa berdiri dan keluar dari bathup.



Hanya saja, Diandra ternyata tersulut.



Lagi-lagi, istri pertama Zevin itu menarik kembali rambut Cesa.



"Kurang ajar! Kau tidak akan tenang tinggal disini, Jalang!" desis Diandra.



"Auuu, Sakit!" teriak Cesa.



Cesa merasakan sakit di pangkal rambutnya, seakan semua rambutnya akan lepas dari kepalanya.



Mendapat perlakuan yang menyakitkan, Cesa berusaha menarik rambut Diandra juga.



Dan terjadilah tarik menarik rambut di atas bath up.



"Pelacur gatal!" geram Diandra.



"Aku bukan pelacur!"



Cukup lama keduanya bertengkar, hingga pintu kamar mandi terbuka.



Zevin berdiri di depan sana dengan tatapan tajam "Apa yang kalian lakukan?"



Dengan cepat, Diandra berdiri dan berlari memeluk suaminya, "Kepalaku sakit, Sayang! Dia menjambakku karena cemburu melihat pertempuran panas kita di malam pertama kalian!" rengeknya.



Mendengar itu, Cesa hampir tertawa.



Tak dia sangka, istri pertama suaminya itu Ratu Drama!



Hanya saja, Zevin malah merengkuh Diandra dan membawa keluar dari kamar mandi tanpa menjawab sepatah katapun.



Keduanya meninggalkan Cesa seorang diri.



Kali ini gadis itu tertawa–miris.



Dia takjub akan takdir hidupnya luar biasa!



Meski dia tak mencintai Zevin, siapa sangka jadi istri kedua sesakit ini?



Tanpa sadar, air mata Cesa menetes di pipi. "Kenapa harus aku yang mengalami penderitaan seperti ini, Tuhan?" lirihnya, pedih.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
zahwanda Asri
padahal lagi seru eh bonusnya habis cuma smpe sini aja ......
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Kecil Presdir Dingin   113. Arganata Vinsa Atmaja

    "EVE! MENYENTUH ISTRIKU SAMA SAJA MENGALI KUBURMU SENDIRI!" teriak Zevin marah. Marah, kesal, khawatir menjadi satu memenuhi dada Zevin hingga naik turun, pasalnya Eve tengah menggunakan rompi Bom. Zevin juga bisa melihat controlnya ada di genggaman tangannya. Entah dimana otak Eve dan kejahatan apa lagi yang dia rencanakan, hingga melakukan hal senekad ini. "Bahkan aku sudah menggali kuburanku sendiri, Zevin! Hingga kau tak perlu susah payah menyiapkannya untukku!" jawab Eve tanpa rasa takut. "Apa maumu?" tanya Zevin. Tidak!Apapun yang terjadi, Cesa dan anak-anak harus aman! Zevin tidak akan biarkan Eve atau siapapun menyentuh mereka. "Aku tidak ingin apa-apa! Aku hanya menjemput sepupuku untuk pulang bersama!" jawab Eve santai. "Kau gila! Kau tidak waras!" pekik Zevin kemudian menoleh sekejap, "Masuk, Sayang! Aku mohon masuklah, kau dan bayi kita harus selamat!" lirih Zevin. "Gak, Dad! Kau juga harus selamat! Ayo kita masuk bersama!" ajak Cesa. "Iya, Masuklah dulu, Saya

  • Istri Kecil Presdir Dingin   112. Menggali kuburmu sendiri

    Cesa tiba-tiba teringat saat suaminya bermandikan darah saat tertabrak truk untuk menyelamatkannya. "Ya, kejarlah mereka dan jangan pernah lepaskan, Dad!" ucap Cesa. "Iya, Daddy harus melakukan itu! Agar tidak ada lagi korban dan juga keluarga kita aman, Sayang!" "Iya, Dad! Maafkan Mommy ya! Mommy hanya takut Daddy kenapa-napa? Semuanya bertubi-tubi dan daddy selalu terluka!" lirih Cesa. "Tapi Daddy tetap kuat dan masih bersama kamu, Sayang!" lirihnya. "Ya, Benar! Daddy sangat kuat menggendong Dares sepanjang memasuki hutan! Daddy keren! Daddy hebat!" timpal Dares. "Benar, Vista juga sangat bangga pada Daddy!" lanjut Vista. Semuanya mendukung Daddy mereka dan itu membuat Cesa tersenyum bahagia. Bersama dengan anak-anak dan suami yang sangat dia cintai adalah sebuah kebahagiaan yang tak ternilai. "Ya, Daddy hebat!" jawab Cesa. Zevin pun demikian, tersenyum manis saat kedua buah hatinya membelanya. Hatinya menghangat saat seluruh keluarganya merasa aman dalam perlindungannya

  • Istri Kecil Presdir Dingin   111. Kejarlah mereka

    Dengan cepat Arga menggendong Dares dan Vista, walaupun mereka berontak dan menangis. "Daddymu akan di gendong uncle Jack, Daddy harus mendapat pertolongan! Jadi jangan menangis, ayo segera keluar dari hutan ini!" ucap Arga. Sontak keduanya terdiam! Mereka mengerti dan membiarkan Daddy nya di gendong oleh seseorang berbadan kekar dan besar. Menempuh beberapa jam untuk keluar dari dalam hutan. Beruntung, kembar sangat kooperatif sekali, walaupun sesekali Vista masih menangis dipundak Arga, "Daddymu sangat kuat, tidak mungkin Daddy kalah dengan tembakan itu, Sayang!" lirih Arga. "Daddy pernah tidur lama dan tidak bangun, Uncle! Vista takut!" "Percayalah padaku!" Arga terus meyakinkan gadis kecil itu jika Daddy nya akan baik-baik saja. Empat jam lebih waktu yang digunakan untuk bisa keluar dari dalam hutan itu, dan mereka langsung menuju rumah sakit karena Zevin masih belum sadar. Hari sudah hampir petang saat mereka keluar dari dalam hutan, dan mau tidak mau, Arga harus menelp

  • Istri Kecil Presdir Dingin   110. Tertembak

    Deg! "Kau juga bukan ayahku, Demon!" Tes! Air mata Vista tak bisa lagi ditahan saat mendengar kata-kata menyakitkan itu, sambil menatap ke atas melihat Demon. Demon pun secara reflek menatap mata tajam gadis kecilnya dulu, "Vista!" Telihat jelas jika putri kecilnya yang selama hampir lima tahun dia rawat berdua dengan Cesa.Tidak! Hatinya seperti tergerak melihat bola mata Cesa pada mata Vista. Mata itu penuh gurat kesakitan. "Kau juga bukan Ayah Zetian lagi, Kau Demon yang nakal! Kau menculikku dan akan membunuhku! Kau jahat!" ucap Vista. Dan itu membuat Demon terpaku! Bohong, jika mata itu tidak mempengaruhi Demon saat ini! Bohong, jika tidak ada rasa cinta setelah membantu Cesa merawat kembar selama empat tahun lebih. Glek! Tanpa mereka sadari, saat adegan itu membuat semua orang membeku, Zevin masuk ke dalam air pantai dan menyelam. Tujuannya adalah naik ke kapal putrinya! Zevin tidak membiarkan kesempatannya hilang begitu saja. Beruntung, kapal tak jauh dari bibir

  • Istri Kecil Presdir Dingin   109. Membunuh mereka.

    Kemudian Dares mengambil sebuah japit warna merah muda yang cukup jauh dari jalan tempatnya, "Ini jepit, Adek, Dad!" Deg! "Kita harus ke sana!" seru Zevin menunjuk ke arah yang ditunjukan putranya. Satu yang Zevin lupakan, jika Dares dan Vista telah tumbuh di dalam rahim Cesa berdua, bersama bahkan sejak belum berbentuk. Ikatan batin antara mereka tak akan pernah berkhianat! Setidaknya, Zevin akan mempercayai itu saat ini. Disaat semua alat pelacak telah hilang dari tubuh putrinya, kini hanya Dares yang Zevin percaya akan membawanya menuju tempat Vista. Mereka kemudian terus berlari mengikuti Dares dan Zevin yang sudah memimpin rombongan. Beberapa juga sudah berpencar ke arah lain dari hutan ini sesuai instruksi dari Zevin. Hampir satu jam, mereka sudah berlari semakin masuk dan masuk lagi ke dalam hutan. Semakin dalam dan jauh. Zevin mulai mengkhawatirkan putranya yang sudah beberapa kali tersungkur. Dares tetaplah anak kecil yang belum terbiasa dengan keadaan fisik yang

  • Istri Kecil Presdir Dingin   108. Kesana!

    "Kalau di Dusseldorf?" tanya Zevin pada Dares. "Demon yang mengajari!" Deg! "Demon?" lirih Zevin. Selain terkejut Demon mengajari anaknya yang masih tergolong kecil untuk senjata yang berbahaya itu. Zevin juga terkejut jika Dares tidak lagi memanggil Demon dengan 'Ayah Zetian' lagi. "Apa, Mommy tau jika Dares dan Ayah Zetian, belajar menggunakan senjata api itu?" tanya Zevin mencoba memancing Dares. Dares menggeleng, "Tidak, Dad! paman Demon selalu bilang untuk tidak memberitahu, Mommy!" "Paman?" tanya Zevin. "Yah, dia bukan lagi Ayahku! Dia jahat! Dia menculik Vista!" jawab Dares marah. Terlihat jelas wajah penuh kekecewaan Dares. Zevin kemudian sejenak merengkuh sang putra untuk masuk ke dalam pelukannya. Zevin tau jika putrnya sedang kecewa. Tidak bisa Zevin rubah, jika putranya memilik

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status