‘Ting Tong!’"Ya ampun, apa yang harus aku lakukan? Kenapa orang kaya aneh itu benar-benar datang ke rumahku?" keluhnya sendiri. Merasa bingung dengan maksud Aaron yang datang ke sini. Apalagi saat mengingat kalimat konyol yang Aaron ucapkan kemarin dengan mudahnya.‘Ting tong!’ Suara bel pintu kembali terdengar. Alexa mau tidak mau harus membukakan pintu untuknya.Setelah pintu terbuka, Alexa sedikit dikejutkan dengan penampilan si kecil Axel yang memakai piyama tidur, bukan pakaian biasa yang seharusnya dikenakan saat bertamu. Axel juga terlihat tertidur di pelukan papanya yang kini berdiri di hadapannya.“Kau?” seperti berakting kaget, itulah yang Alexa tunjukkan saat ini.“Hai, Nona Alexa. Maaf mengganggumu malam-malam begini. Aku tahu ini bukan jam untuk bertamu, tapi anakku terus murung seharian tanpa makan karena merindukanmu. Aku khawatir, Nona.” Aaron langsung bicara. Tapi Alexa belum bisa menanggapi."Apa kami boleh masuk? Aku sedikit pegal karena terus memeluknya yang tidur
Jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Meskipun sudah selesai makan, Aaron belum terlihat akan berpamitan. Padahal, sebelumnya sudah jelas kalau Alexa hanya mengundang si kecil untuk menginap.'Apa dia sengaja mengulur waktu? Ah, tidak. Tidak mungkin. Untuk apa dia ingin berlama-lama di sini?' tanya Alexa dalam batinnya, 'Tapi tunggu, bisa saja dia mengulur waktu karena si kecil. Atau aku tanya saja, ya?' Alexa melirik aneh pada Aaron yang dengan tenang menyesap botol soda di tangannya.Alexa memikirkan kalimat apa yang akan ia ucapkan untuk menanyakan maksud Aaron berlama-lama di sini, tanpa harus menyinggung dan membuatnya merasa terusir. Itu memang kurang sopan, tapi berbasa-basi bukanlah keahlian Alexa.“Hmm, maaf Tuan Aaron, sepertinya ini sudah larut sekali untuk si kecil. Aku akan membawanya ke kamarku untuk tidur.” Alexa dengan ragu mengucapkan kalimatnya.Tampak Aaron terdiam tanpa ekspresi di wajahnya, seakan tengah memikirkan sesuatu. Dan beberapa deti
“Kenapa reaksimu seperti itu? Harusnya aku yang kaget dan merasa rugi karena ciuman pertamaku direnggut seperti itu. Astaga, aku ternodai…” Aaron berdesis menunjukkan wajah berpura-pura telah kehilangan sesuatu yang berharga dari hidupnya.‘Apa kau bilang? Aku mencuri ciumanmu? Hai, pria konyol, di sini aku yang rugi, itu ciuman pertamaku! Kegilaanmu tidak tertolong.’ umpat Alexa dalam hati sambil menghela napas kesal.“Apa kau tidak salah? Siapa yang mencuri ciuman siapa? Kau yang menahanku lalu tubuhku terjatuh sampai ciuman itu terjadi. Harusnya aku yang mengeluh karena itu adalah ciuman pertamaku, dan karenamu aku melepaskannya. Ya ampun…” Alexa menepuk dahinya sendiri.‘Bohong, Babe. Itu bukan ciuman pertamamu karena dulu kita melakukan itu, bahkan lebih panas.’ Aaron bergumam penolakan dalam hati.“Itu artinya kita sama-sama kehilangan ciuman pertama kita dengan kesan yang kurang baik. Lalu, bagaimana kalau kita melakukannya dengan benar dan penuh suka cita? Ayolah, kurasa ini t
“Ekspresi yang wajar ketika mendengar seperti ini. Tapi aku akan menceritakan sedikit kisah konyol yang nyatanya kualami.” Aaron tersenyum memandang wajah kaget Alexa.“Kenyataan kalau aku tidak mengetahui siapa ibu kandung Axel itu benar. Tapi Axel memang benar-benar putraku. Aku sudah melakukan tes DNA dan hasilnya menyebutkan dia memang darah dagingku. Tapi aku tidak tahu siapa ibunya.”Aaron mulai bercerita tentang pagi yang kacau lima tahun lalu. Hari itu masih terlalu pagi untuknya menerima sebuah keranjang berisi bayi yang dibawa penjaga gerbang rumahnya. Bersamaan dengan bayi yang masih merah, terdapat kertas bertuliskan tangan yang menyebutkan kalau bayi itu adalah bayinya. Tentu saja ia kaget setengah mati.Namun, tentu saja Aaron tidak menerima hal itu dengan mudah. Pengujian tes DNA yang diusulkan orang tuanya langsung dilakukan. Itu mereka lakukan karena mereka melihat kemiripan bayi Axel dan Aaron. Selain itu orang tuanya juga sudah sangat menginginkan cucu dari Aaron y
Dering ponsel Alexa di dalam kamar dengan nada notifikasi khusus terdengar. Alexa langsung beranjak dari meja makan.“Kalian sarapan saja dulu. Aku akan menerima panggilan.” Alexa berucap lalu segera berlari kecil menuju kamarnya lagi.‘Bos, pemimpin World Shadow abal-abal dari Fresno kemarin meminta bertemu. Bos besar juga sudah memberitahu agar mendengar kemauannya dan permintaan maafnya. Bagaimana, Bos? Apa kau ingin menemuinya?’ itu adalah Vin yang melaporkan.“Terima saja dan kabari aku di mana alamatnya. Setelah tamuku pulang, aku akan ke sana. Aku matikan teleponnya.” Alexa menjawab tenang dan mengakhiri panggilan. Ia bergegas mandi dan mempersiapkan penampilan untuk bekerja.Aaron dan Axel baru saja selesai menyantap sarapan yang dibuat Aaron dengan tenang. Mereka bertiga saling berpandangan, saat Alexa keluar dari kamar dengan jeans denim dan kaus putih. Di tangannya, Alexa membawa jaket denim senada dengan celananya yang ia sampirkan di kursi yang ia duduki.Aaron memandang
Sementara Alexa baru saja duduk di kursi yang disediakan Kay untuknya. Tanpa suara dan tanpa ekspresi, Alexa memperhatikan seseorang yang ada di hadapannya kali ini.“Selamat datang Bos Rain. Aku baru tahu, kalau Bos Rain ternyata wanita berpenampilan cantik seperti ini, hahaha!” ucap seorang lelaki paruh baya berambut ikat dan berbadan tidak terlalu besar sambil tertawa.Di belakangnya ada pria yang pernah hampir mati dihajar Alexa di bar hotel Fresno malam itu. Ternyata, dia hanya seorang bawahan dari pria yang merupakan dalang di balik penyalahgunaan nama World Shadow.“Maaf karena aku memilih tempat seperti ini. Keamananku harus kujaga dengan baik. Dan tentunya tidak mungkin Bos Rain akan membuat kekacauan di tempat seramai ini, kan?" pria itu menarik senyumnya. Ia tahu kelemahan petinggi World Shadow yang tidak akan bergerak di tempat ramai untuk menjaga nama baik perusahaan.Pria itu terus mengoceh, sementara Alexa masih diam memperhatikan lelaki di depannya itu, sambil mencicip
"Kau lihat sendiri dengan matamu, Kak. Aku sedikit menyesal mengarahkanmu untuk menjadi klien World Shadow. Apalagi menjadi saksi kedekatan kakak dan keponakanku dengan wanita itu. Sumpah demi apapun, wanita itu mengerikan sekali, Kak. Aku tidak berbohong."Austin yang baru kembali dari kejadian tidak menyenangkan di restoran tempatnya bertemu investor, langsung mengabari kakaknya tentang wanita yang mereka sama-sama kenal—Alexa.Tapi saat ini Aaron terlihat lebih tenang. Dia tidak sepenuhnya ingin mempercayai apa yang dikatakan Austin, tetapi dia sendiri sudah melihat bagaimana Alexa beraksi di Fresno pada malam itu. Jadi, tidak ada penyangkalan yang dapat ia ajukan pada adiknya yang jelas cemas“Kenapa kau diam? Apa kau tidak mendengarkanku dari tadi? "Austin menunggu jawaban.“Aku mendengarkan semua yang kau sampaikan. Tapi aku tidak bisa mengatakan apapun karena aku memang sudah tahu seperti apa wanita bernama Alexa itu.”“Sebelumnya di Fresno aku melihat dengan mata kepalaku send
“Alexa, kenapa terburu-buru sekali, Nak? Kita jarang sekali makan malam dengan formasi lengkap seperti ini. Lagi pula setelah kepulanganmu, kita belum pernah duduk berbincang santai karena pekerjaanmu yang sangat sibuk sekali.” Harley membujuk Alexa dengan rayuannya.“Duduk dan santailah dulu, makan malam masih disiapkan. Kebetulan di sini ada Tuan Darwin, ajaklah beliau bicara berdua, kurasa kau bisa merekomendasikan tempat kerjamu padanya. Itu satu hal yang saling menguntungkan, bukan? Setidaknya temani tamu kita. Tidak baik mengabaikan tamu yang berkunjung, Nak.” rayuan manis diucapkan Harley pada Alexa.Melihat tingkah ibunya barusan membuat Alexa merasa jijik dan mual. Mengingat perlakuan padanya sejak kecil hingga sebelum malam ini, bagaimana mungkin ibunya bisa semanis itu padanya?‘Ok, mari kita lihat ke mana rencana kalian? Apa sesuai tebakanku atau tidak.’ Alexa bergumam dalam hati, tapi senyuman simpulnya tetap ia torehkan pada semuanya, “Baik, aku akan mengajak Tuan Darwin