Beranda / Romansa / Istri Keempat / 08. Calon Istri Baru vs Istri Lama

Share

08. Calon Istri Baru vs Istri Lama

Penulis: Asia July
last update Terakhir Diperbarui: 2021-03-16 18:38:19

Dia seperti sebuah kuncup mawar. Sakha sudah memutuskan untuk memetiknya dan merawat kuncup mawar di dalam vas bunga dengan bebungaan yang lain. Dan di dalam vas itu, Sakha memperlakukan setiap bunga dengan cara yang sama dan adil.

Tapi, kuncup mawar ini masih belum mekar, siapa yang tahu keindahan macam apa yang dia miliki di dalam? Dan siapa yang bisa menjamin, bahwa Sakha tidak akan tertarik pada keindahan yang dimiliki bunga itu?

Hal inilah yang dikhawatirkan oleh ketiga istri Sakha ketika mereka duduk berhadap-hadapan di ruang tamu dengan seorang gadis muda yang akan menjadi saudari mereka untuk berbagi suami. Gadis itu jelas masih lugu dan tampak sangat lemah, tapi dia dengan berani dan dipenuhi ketenangan balas menatap ke arah ketiga wanita yang jauh lebih tua darinya. Yang mana hal itu membuat mereka merasa risi sekaligus juga merasa tidak dihormati.

Sementara itu, Airin dengan tatapan datarnya menilai satu per satu istri Sakha. Galih sudah memberitahu nama-nama mereka dan bagaimana sikap mereka saat di rumah, setidaknya semua informasi itu Galih dapatkan dari apa yang pernah dia lihat saja, belum tentu bahwa begitulah sebenarnya sikap mereka. Dari cara mereka menatapnya saja, Airin sudah tahu bahwa dia akan menjadi satu di antara yang paling dibenci.

Airin menebak wanita yang duduk di tengah adalah si istri pertama, Safitria atau yang kerap dipanggil Ria, usianya seumuran dengan Sakha, 32 tahun. Ria memiliki kecantikan khas nyonya rumah. Sekalipun usia sudah berkepala tiga, tapi dia tampak awet muda. Dari ketiga istri Sakha, bisa dibilang kalau Ria adalah yang tercantik dan mungkin yang paling bisa merawat kecantikannya. Galih bilang bahwa Ria adalah anak dari rekan kerja Sakha, mereka menikah karena perjodohan keluarga lima tahun lalu.

Lalu istri kedua kemungkinan ada di sebelah kanan, namanya Agistia, atau Tia. Usianya lebih tua satu tahun dari Sakha. Dia seorang janda saat Sakha menikahinya. Mereka juga dijodohkan.

Dan si istri ketiga, yang duduk di sebelah kiri, yang menatap Airin dengan tatapan paling tidak suka, namanya Henia atau Nia. Sebelum menikah dengan Sakha, Nia pernah menikah dua kali sebelumnya. Dia adalah seorang guru SD, usianya 28 tahun, istri termuda yang sebentar lagi predikatnya akan digantikan oleh Airin. Wajar pikir Airin kalau Henia lebih tidak menyukainya. Dan tidak seperti dua istri Sakha yang lain, Henia menikah dengan Sakha karena kemauannya sendiri. Galih juga bilang, bahwa sempat ada drama picisan sebelum itu. Keluarga Henia juga memiliki hutang besar pada Sakha sama seperti Airin. Lalu karena tidak sanggup membayarnya, mereka memohon pada Sakha untuk menikahi putri mereka, tapi Sakha menolaknya mentah-mentah karena status Henia yang saat itu masih menjadi istri orang. Henia yang sudah terlanjur kepincut pada ketampanan Sakha, akhirnya bercerai dengan suaminya dan dituduh selingkuh. Lagi-lagi, keluarganya memohon pada Sakha untuk menikahi Henia demi menutupi aib mereka, yang juga Sakha ikut bertanggung jawab di dalamnya. Sakha pun akhirnya menikahi Henia.

Sebenarnya masih ada beberapa hal yang Galih beritahukan padanya, tapi intinya bagi Airin sekarang adalah... bahwa dia tidak boleh terlalu ikut campur atau mencari gara-gara dengan ketiga istri Sakha ini. Airin harus memendam diri dan kalau bisa, menjadi istri bayangan saja. Menikah dengan Sakha saja sudah cukup mengguncang ketenangan Airin, dia tidak ingin membuat hidupnya yang rumit semakin rumit dengan berurusan dengan wanita-wanita ini.

Dalam arti, sebisa mungkin Airin akan hidup dengan tenang di tengah kekacauan kehidupan rumah tangganya nanti.

Kemudian, kebisuan di antara empat wanita itu dibuyarkan oleh suara Henia, "Jadi kamu, yang namanya Ririn Airin itu?"

Airin tersenyum ramah. "Iya. Dan tolong, panggil saya Ririn saja." Karena tidak banyak yang tahu nama asli Airin, orang-orang desa mengenalnya dengan panggilan Ririn. Airin menduga bahwa Henia sebelumnya telah mencari tahu terlebih dahulu tentang dirinya.

"Ririn,' panggil Ria.

Airin lantas menoleh padanya.

"Aku yakin kamu sudah mengenal kami siapa 'kan?" tanya Ria dengan nada yang terdengar angkuh, seolah ingin memperjelas siapa yang seharusnya Airin paling hormati di antara mereka.

Airin mempertahankan ekpresi ramah di wajahnya, lalu menggeleng pelan.

Ketiga istri Sakha itu membelalak terkejut.

"Apa maksud kamu belum?!" seru Henia.

"Tuan Sakha belum pernah bercerita apapun tentang ketiga istrinya kepada saya," ucap Airin untuk memperjelas jawabannya.

Jangankan membicarakan tentang mereka, berbicara saja mereka belum pernah, bahkan bertatap empat mata pun juga tidak. Airin merasa begitu geli, bagaimana bisa dia akan menikah dengan pria seperti itu? Tapi apa Airin punya pilihan lain? Karena jawabannya tentu saja tidak.

Agistia tampak menghela napas. "Mas juga belum sempat memperkenalkanmu pada kita. Dia hanya pernah bilang hendak menikah lagi dan meminta persetujuan kami, dia tidak pernah berbicara apapun tentangmu. Jadi, mungkin saja Mas sengaja melakukannya."

Airin mengangguk setuju, walau di dalam dia terkekeh geli. Sakha tidak pernah membicarakannya karena semata-mata pria itu tidak sedikit pun mengenalnya selain fakta bahwa dia anak Pak RT yang memiliki hutang begitu banyak padanya. Jadi apa yang mau dibicarakan?

Saat Ria hendak kembali berucap, tiba-tiba saja datang sebuah suara di belakang Airin.

"Maaf, Nyonya, saya diperintah Tuan buat antar Ririn ke kamarnya. Sekalian juga beres-beres karena besok akad nikahnya akan diselenggerakan."

Itu suara Galih. Airin begitu lega mendengarnya. Karena itu artinya dia akan segera terbebas dari tatapan penuh penilaian dari tiga wanita di hadapannya. Sebenarnya, walau Airin tampak tenang di luar, dia sedikit cemas di dalam. Seperti yang Airin bilang, dia ingin sebisa mungkin menjadi bagian yang pasif dalam keluarga ini agar hidupnya bisa lebih tenang, tapi mana tahu apa yang akan dilakukan oleh ketiga wanita di hadapannya kalau mendapati Airin tidak sesuai dengan ekspektasi mereka. Ya 'kan?

"Ya sudah! Bawa dia pergi!" suruh Ria kemudian.

Airin segera bangkit dan tersenyum ramah. "Mari, Kak, saya pergi dulu."

Tiga pasang mata mengekori pergerakan Airin. Namun sebelum Airin benar-benar menjauh, Tia memanggil Galih dan menghentikan langkah mereka.

"Kapan Mas bakal pulang, Galih?"

"Sepertinya nanti malam beliau bakal pulang malam sekali, ada beberapa persiapan untuk besok yang harus diurus."

Ketiga wanita itu nyaris berdecak secara bersamaan.

Tia lalu mengangguk mengerti. "Nanti malam, biar saja Ririn istirahat di kamarnya. Biar nanti makan malamnya diantar," kata wanita itu.

Airin tidak mengerti kenapa Tia mengatakannya pada Galih dan terkesan seolah dia enggan berbicara pada Airin sekalipun Airin sendiri ada di sana. Tapi Airin tidak terlalu memusingkannya. Itu hal yang wajar, bukan? Mereka sekarang tengah kesal pada Airin, cemburu dan cemas.

Airin yakin itu hanya akan bertahan selama beberapa hari ke depan saja. Karena cepat atau lambat Sakha akan mengabaikannya dan ketiga istri Sakha yang lain juga pasti akan ikut mengabaikannya karena merasa bahwa Airin bukanlah sebuah ancaman dalam posisi mereka di hati sang suami.

Airin tidak sabar menunggu hal itu terjadi.

*to be continued*

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Ctz Rie
koinnya lumayan menguras ...
goodnovel comment avatar
Ita Ayu R FACEBOOK
emang bener sih alurnya lambat tapi mau nerusin lagi jadi males. mahal amat. alur lambat habisin koin lagi. dah lah males.
goodnovel comment avatar
Ayu Umy ZaKa
ada bonus kok gk bisa di pakek bukak bab slnjutnya see😏😒😒
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Istri Keempat   EXTRA PART 15 - Keluarga

    Beberapa bulan kemudian.Satu per satu impian Airin selama ini akhirnya tercapai. Tidak lama setelah dia lulus dari kuliah, dia berhasil membuka sebuah brand dan toko parfum hasil buatan dan racikannya sendiri, yang selama ini selalu dia idam-idamkan untuk lakukan. Bisnisnya masih bertaraf bisnis kecil, tapi dia melakukan semuanya dengan sukacita.“Semua adalah hasil jerih payah kamu,” kata Sakha ketika di hari pembukaan toko Airin yang ramai dikunjungi oleh orang-orang, berkat promosi dan iklan yang dia lakukan di mana-mana.“Tuan juga sudah membantu banyak,” sahut Airin, menggoda suaminya itu.Airin tidak ingin bersikap naif dengan melupakan bahwa tanpa Sakha dia tidak mungkin sampai di titik ini. Tapi Sakha bersikukuh bahwa dia tidak melakukan apa pun selain menginvestasikan uangnya ke bisnis Airin. Pria itu ingin sang istri bangga sepenuhnya kepada dirinya sendiri, yang mana sudah cukup Airin lakukan.“Aku benar-benar bangga padamu,” bisik Sakha di telinga Airin saat orang-orang t

  • Istri Keempat   EXTRA PART 03 - Henia Maulida

    EXTRA PART 03 – Henia MaulidaSuara pintu berderit terbuka terdengar menggema di rumah besar yang sepi itu. Henia melangkah masuk ke dalam, sepatunya dia lepas dan kakinya berjinjit di lantai. Sebisa mungkin dia tidak menimbulkan suara apa pun supaya tidak membangunkan orang rumah.Namun, saat langkah kakinya baru saja menginjak satu anak tangga terbawah, sebuah suara terdengar di atasnya.“Habis ke mana kamu jam segini baru pulang?”Itu suara ibunya. Henia menghela napas kasar lalu menapakkan kakinya lagi ke lantai. Lampu menyala dan raut muak di wajah Henia tampak semakin jelas.Dia melanjutkan lagi langkahnya menaiki tangga, memutuskan untuk tidak memedulikan ocehan ibunya.“Wanita tidak bersuami seperti kamu seharusnya nggak keluyuran malam-malam dan pulang pagi seperti ini.”Henia mengepalkan tangannya kuat dan menatap bayangan ibunya di atas tangga dengan tatapan tajam.“Aku bukan anak kecil lagi yang jam pulang aja harus diatur-atur,” balas Henia.“Henia! Kamu nggak dengar apa

  • Istri Keempat   EXTRA PART 02 - Amira Agistia

    “Bunda!”Tia mengangkat pandangannya dari majalah yang tengah ia baca, lalu menatap putranya yang berlari ke arahnya dengan seragam SMP berwarna putih dan biru tua. Senyum Tia mengembang, merentangkan tangan dan merangkul remaja itu dengan kasih sayang keibuan.“Bagaimana sekolah kamu?”Dean melepas ranselnya lalu mengambil sebuah kue dari atas meja. “Aku ada tugas kelompok. Rencananya, aku mau ngerjainnya di rumah temenku hari sabtu nanti,” jawabnya sembari mengunyah.Tia mengangguk. “Kamu boleh pergi.”Pandangan Dean langsung tertuju ke arah ibunya itu. “Benar?” tanyanya hati-hati.“Ya. Memang kenapa? Selama ini Bunda nggak pernah ngelarang, kan?”Kedua bahu Dean lantas tampak lesu. “Apa akhir pekan nanti Bunda bakal ada di sini sama aku?”Pertanyaan itu menyentil Tia dan membuatnya merasa sedih. “Dean, mulai sekarang Bunda bakal selalu ada sama kamu.”Dean menatap ibunya itu dan terdiam. Dia mencari kejujuran di kedua mata sang bunda, namun masih juga belum yakin atas ucapannya. Ap

  • Istri Keempat   EXTRA PART 01 - Fitria Ferdinan Putri

    Setelah bercerai dengan mantan suaminya, Ria memutuskan untuk pindah tempat tinggal ke negara tetangga, di mana di sana dia memulai kehidupan baru dengan seorang pria yang mencintainya. Ria teringat ucapan Sakha di malam saat pria itu menceraikannya, bahwa hati Ria tidak pernah berlabuh sepenuhnya kepada pria itu. Ria tidak pernah bisa mencintai Sakha. Mungkin memiliki sedikit perasaan padanya memang benar, tapi tidak pernah sampai tahap dia mencintai pria itu. Namun, ada satu pria, yang tidak pernah bisa Ria lupakan dan hilangkan dari hatinya semenjak remaja. Gani Akbar Hartono. Ria tidak pernah bilang bahwa dia mencintai Gani, tapi cinta yang diberikan Gani padanya terpampang dengan begitu jelas sehingga Ria luluh tanpa dia sadari. Sakha terlalu dingin. Gani hangat seperti matahari. Bahkan sampai sekarang, Ria kesusahan untuk berhenti membeda-bedakan dua orang itu. Dia telah hidup bahagia dengan Gani, pria yang kini telah menjadi suaminya, tapi dalam beberapa waktu pikiran Ria a

  • Istri Keempat   DEAR PEMBACA

    Halo, teman-teman pembaca semua. Kenalkan, saya Asia July, penulis kisah si istri keempat. (Sebenarnya saya dan Sakha sudah menikah siri, saya jadi istri kelimanya. :) Kisah Istri Keempat saya akhiri di bab 95. Itu karena saya sebagai istri kelima sudah saatnya bereaksi di balik layar merebut Sakha dari Airin. Jangan marah yaaa ;) Tapi, tenang saja, semuanya belum benar-benar berakhir. Akan ada EXTRA PART yang lumayan banyak! >,< Menceritakan tentang kisah Airin dan Sakha selanjutnya. Ada 1 konflik yang saya lempar, semoga nanti pembaca suka. Juga di extra part nanti, akan ada kisahnya Ria, Tia, dan Nia. Dan diakhiri dengan kisah Airin dan Sakha menanti kehamilan anak kedua. Lalu, di HIDDEN PART akan ada kisah saya sebagai istri kelima. (Ck! Sudah dibilang jangan iri!-_-) *ini becanda, gak ada hidden part!* Ucapan terima kasih saya sampaikan dengan tulus kepada teman-teman pembaca semua yang sudah membaca karya saya yang sangat penuh kekurangan

  • Istri Keempat   95. Akhir Istri Keempat [TAMAT]

    “Sekarang?” Sakha menjauhkan tubuh mereka dan menatap istrinya itu tepat di mata. “Tentu saja semuanya sudah berubah. Kamu merubah banyak hal dalam diriku dan duniaku.”Airin menangis. Dan Sakha mengusap pelan air matanya yang mengalir di pipi.“Airin?”“Hm?”“Apa kamu … mencintaiku?”“ …!”“Karena aku sangat mencintaimu.”Sontak tangisan Airin langsung terhenti. Dia menatap mata yang berwarna karamel itu, yang memantulkan cahaya lembut dari lampu di atas mereka. Airin mencari-cari, tapi dia tidak menemukan kebohongan.“Tidak masalah lagi dengan anak. Aku tidak pernah marah padamu saat tahu bahwa kita kehilangan bayi kita, harapanku saat itu hanya satu; mengambil semua rasa sakit yang kamu rasakan dan melimpahkannya padaku.“Dan tidak, Airin. Kalau kamu berpikir bahwa aku akan berpaling, maka kamu salah. Satu-sat

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status